Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 3

etika sosial
nama
dewi
yusuf sihite
fali kumune
oranus ilbit
evander ortua
marison bosawer
Etika sosial

Etika sosial merujuk pada seperangkat prinsip, nilai, dan norma yang mengatur perilaku dan
interaksi sosial individu dalam masyarakat. Etika sosial berfokus pada pertimbangan moral
dan nilai-nilai yang terkait dengan hubungan antara individu dan masyarakat, serta
kewajiban dan tanggung jawab sosial yang dimiliki oleh individu.
Etika sosial membahas masalah seperti keadilan sosial, kesetaraan, toleransi, penghargaan
terhadap hak asasi manusia, saling menghormati, dan tanggung jawab terhadap
lingkungan. Prinsip-prinsip etika sosial memberika
n panduan bagi individu dalam mempertimbangkan dampak sosial dari tindakan dan
keputusan mereka.
Fungsi etika sosial

Menjaga ketertiban sosial: Etika sosial membantu menjaga ketertiban dan


stabilitas dalam masyarakat dengan menetapkan norma dan nilai-nilai yang
mengatur perilaku individu. Prinsip-prinsip etika sosial membatasi tindakan
yang merugikan atau merusak orang lain dan mendorong perilaku yang
mempromosikan kebaikan bersama.
Mempromosikan keadilan sosial: Etika sosial berperan dalam
memperjuangkan keadilan sosial dan kesetaraan dalam masyarakat. Prinsip-
prinsip etika sosial memastikan bahwa setiap individu diperlakukan dengan
adil dan setara, tanpa memandang faktor-faktor seperti ras, agama, jenis
kelamin, atau status sosial.
Membangun hubungan sosial yang baik: Etika sosial membantu membangun
hubungan sosial yang baik antara individu dan kelompok dalam masyarakat.
Nilai-nilai seperti saling menghormati, kejujuran, dan empati mendorong
interaksi yang sehat, pengertian, dan saling mendukung antara sesama
individu.
Jenis jenis etika sosial

Terdapat beberapa jenis etika sosial yang telah dikembangkan oleh para ahli dan
filosof. Berikut ini adalah beberapa jenis etika sosial yang umum dikenal.
1 Etika Deontologis: Etika deontologis menekankan pada kewajiban dan ketaatan
terhadap aturan moral yang tetap dan tidak dapat dikompromikan. Fokusnya adalah
pada keputusan moral yang didasarkan pada prinsip-prinsip moral universal, terlepas
dari konsekuensi yang mungkin terjadi. Contohnya adalah etika Kantian, yang
berlandaskan pada imperatif kategoris dan prinsip otonomi.
2 Etika Konsekuensialis: Etika konsekuensialis, juga dikenal sebagai etika akibat atau
etika teleologis, menekankan pada konsekuensi dari suatu tindakan dalam
menentukan kebaikan moral. Pendekatan ini berfokus pada hasil atau akibat yang
dihasilkan oleh suatu tindakan, dan mencoba untuk memaksimalkan kebaikan atau
kesejahteraan yang diperoleh. Contoh etika konsekuensialis termasuk utilitarianisme
dan etika kontraktualisme.
Sejarah etika sosial

Sejarah etika sosial melibatkan perkembangan dan evolusi pemikiran manusia


sehubungan dengan masalah moral dan sosial. Berikut adalah gambaran umum
tentang sejarah etika sosial
1 Filsafat Yunani Kuno: Pemikiran etika sosial memiliki akar yang kuat dalam filsafat
Yunani kuno. Tokoh-tokoh seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles membahas masalah
moral, keadilan, dan kebaikan hidup yang baik. Plato mengembangkan teori keadilan
dalam "Negara" dan "The Republic", sementara Aristoteles menjelaskan etika
keutamaan dan konsep eudaimonia (kebahagiaan) dalam karyanya "Etika
Nikomakhos".
2 Etika Agama: Etika sosial juga dipengaruhi oleh ajaran agama. Agama-agama seperti
Hinduisme, Buddhisme, Yahudi, Kristen, dan Islam mengajarkan nilai-nilai moral dan
prinsip-prinsip etis yang membentuk perilaku dan hubungan sosial. Kitab-kitab suci
seperti Al-Qur'an, Taurat, dan Injil memberikan panduan moral yang penting bagi
penganut agama tersebut.
Kesimpulan

Dapat di simpulkan bahwa dalam negara kita ini mempunyanyi etika sosial
yang baik antara sesama kita dan hal ini patut di sanjungkan karena hampir
semua orang yang tingal di negara kita ini mempunyai atitut yang baik
antara sesama sekalipun ada beberapa orang yang melangar aturan dan
melakukan semuanya dia .

Anda mungkin juga menyukai