Anda di halaman 1dari 33

MENGEKSPLORASI TEKS AKADEMIK

DALAM GENRE MAKRO

Dr. Indra Perdana, S.Pd, M.Pd.


A Membangun Konteks Teks Akademik

B Menelusuri dan Menganalisis Model Teks

Membangun Teks Akademik Secara


C Bersama-sama
A. Kegiatan 1: Membangun Konteks Teks Akademik

Teks akademik atau teks ilmiah dapat berwujud dalam berbagai je-
nis, misalnya buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan
penelitian, laporan praktikum, dan artikel ilmiah.

Konteks teks akademik, kata-kata tidak lagi merupakan kata-kata


sehari-hari, tetapi telah menjadi istilah teknis yang perlu dijelaskan
secara akademik berdasarkan teori yang dapat dipertanggung-
jawabkan (Wiratno, 2012). Dengan penjelasan yang memadai secara
linguistik, orang tidak lagi menduga-duga atau mendasarkan diri
pada naluri
yang tidak dapat diukur.- genre mikro adalah subgenre-subgenre yang lebih
kecil yang terdapat didalamnya.

- genre makro adalah genre yang digunakan untuk


menamai sebuah jenis teks secara keseluruhan,
B. Kegiatan 2: Menelusuri dan Menganalisis
Model Teks Akademik
1. Mengidentifikasi ciri-ciri teks akademik dan teks non akademik

Perbedaan antara teks akademik dan teks non akademik perlu dijelaskan
secara memadai dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada. Secara umum
teks akademik ditandai oleh sifat- sifat baku, logis, lugas, dan objektif. Namun
demikian, definisi teks akademik dengan ciri-ciri di atas belum memadai,
karena
sebuah teks yang dikatakan tidak akademik sekalipun, dalam hal tertentu,
menunjukkan ciri-ciri akademik, dan sebaliknya, teks yang dikatakan
akademik
masih menampakkan ciri-ciri nonakademik.

Jika demikian halnya, sebuah teks (apa pun jenisnya) memiliki kedua ciri
tersebut dalam beberapa aspeknya. Perbedaan antara teks akademik dan
teks nonakademik dilihat dari kecenderungan ciri-ciri yang dikandung oleh teks
tersebut.
Ciri Teks Akademik
Tergolong Genre
Sederhana dalam Faktual
Struktur Kalimat Memanfaatkan Istilah
Teknis
Memanfaatkan Proses
Bersifat Taksonomik
Relasional Identifikatif dan
dan Abstrak Padat Kata Leksikal Proses Relasional Atributif

Padat Informasi Bersifat Monologis


Banyak Memanfaatkan
Sistem Pengacuan Es-
fora
Banyak Memanfaatkan Bentuk
Memanfaatkan Pasif untuk Menekankan
Nominalisasi Pokok Persoalan
Jenis Teks Akademik
Teks Deskripsi Teks Prosedur
Teks yang berisi cara, tujuan untuk
Paragraf dimana gagasan utamanya
membuat atau melakukan sesuatu
disampaikan dengan cara
hal dengan langkah demi langkah
menggambarkan secara jelas objek,
yang tepat secara berurutan sehingga
tempat, atau peristiwa yang sedang
menjadi topik kepada pembaca. 01 02 menghasilkan suatu tujuan yang di-
inginkan

Teks Eksplanasi Teks Diskusi


Teks yang berisi tentang proses- Teks yang memberikan dua pendapat
proses yang berhubungan den-
gan fenomena-fenomena alam, 03 04 berbeda mengenai suatu hal (pro dan
kontra) yang mengakibatkan kedua be-
sosial, ilmu pengetahuan, bu- lah pihak menjadi saling membicarakan
daya, dan lainnya. masalah yang menjadi persoalan
(diskusi).
Ciri Teks Non Akademik

Ditulis berdasarkan fakta Fakta yang disimpulkan Gaya bahasa konotatif Tidak memuat hipotesis
pribadi subyektif dan populer

Penyajian dibarengi dengan Bersifat Imajinatif dan Situasi didramtisir Tanpa adanya dukungan
sejarah Persuasif bukti
Jenis Teks Non Akademik
Dongeng
Novel
Kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif
dan Sebuah karya fiksi prosa yang ditulis
kisah nyata, menjadi suatu alur secara naratif; biasanya
perjalanan hidup dengan pesan moral dalam bentuk cerita.
yang mengandung makna hidup dan cara
berinteraksi dengan makhluk lainnya.
Cerpen
Roman Bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek
cenderung padat dan langsung pada
Karya sastra dalam bentuk prosa tujuannya dibandingkan karya-karya
atau fiksi yang lebih panjang, seperti
gancaran yang isinya melukiskan novella (dalam pengertian modern)
perbuatan pelakunya menurut watak dan novel.
dan isi jiwa masing-masing.
2. Menganalisis Pentingnya Teks Akademik

Insan yang berada di Lingkungan masyarakat


akademik, terutama dosen dan mahasiswa seperti kita,
tidak dapat terlepas dari teks akademik.
Mereka, termasuk Anda, harus membaca dan menciptakan
Teks akademik, dan karenanya mereka dan Anda atau kita
Dianggap lebih mengetahui seluk beluk teks akademik.
Dengan demikian, insan akademik harus betul-betul
Memahami pengertian dan ciri-ciri teks akademik.
Perbedaan Teks Akademik dan Non Akademik

Teks a (cendrung lisan, non akademik, Teks b (cendrung tulis, akademik,


non ilmiah) ilmiah)

Pada buku ini kita bertujuan untuk Tujuan telaah pada buku ini adalah untuk
menelaah bagaimana menerapkan metode menerapkan metode empiris analisis percakapan
empiris agar kita dapat menganalisis cara orang yang dapat menguak asumsi social yang mendasari
bercakap-cakap. Kita berusaha dapat men- proses komunikasi verbal dengan memusatkan
guak sesuatu yang di asumsikan orang ketika perhatian kepada penggunaan tuturan oleh
mereka berkomunikasi dengan cara bercakap- penutur untuk berinteraksi, yaitu menciptakan
cakap. Kita akan memusatkan perhatian kepada dan memperhatikan definisi “situasi sosial” secara
bagaimana penutur menggunakan tuturan untuk khusus.
berinteraksi, yaitu bagaimana mereka mencip-
takan dan memperhatikan apa yang mereka defin-
isikan sebagai “makna situasi sosial” .
Perbedaan Teks Akademik dan Non Akademik
Ciri lisan atau tulisan yang menonjol dari teks a dan b adalah bahwa untuk mengungkapkan
peristiwa, teks a menggunakan verba sedangkan teks b mengubah verba itu menjadi
nomina. Berikut merupakan tabel perubahan verba menjadi nomina untuk menyatakan
proses pada teks akademik.

Verba Nomina
Bertujuan Tujuan
Menelaah Telaah
Menganalisis Analisis
Bercakap-cakap Percakapan
Diasumsikan Asumsi
Berkomunikasi Komunikasi
Menggunakan Penggunaan
Didefinisikan Definisi
Ciri lisan pada Teks 1a dan ciri tulis pada Teks 1b yang segera dapat diidenti-
fikasi adalah penggunaan kata kita (dicetak tebal-miring) sebagai subjek
kalimat pada Teks 1a dan ketiadaan kata tersebut pada Teks 1b.

Keadaan ini menunjukkan bahwa seakan-akan penulis Teks 1a mengajak


berdialog dengan pembaca. Kata kita pada teks tersebut juga digunakan oleh
penulis untuk mengajak pembaca berada pada satu titik pandang. Dari sini
diketahui, bahwa jarak antara penulis dan pembaca pada Teks 1a terasa
dekat. Diketahui pula bahwa kebersamaan antara “siapa (penulis). berbicara
kepada siapa (pembaca)” menjadi sesuatu yang dipentingkan.
a. Teks Akademik Bersifat Sederhana dalam Struktur Kalimat

Kesederhanaan teks akademik terlihat dari struktur


kalimat yang sederhana melalui penggunaan kalimat
simpleks. Perbedaan antara kalimat simpleks dan
kalimat kompleks tidak
diukur dari panjang pendeknya,tetapi dari jumlah aksi
atau peristiwa yang dikandung.
b. Teks Akademik Padat Informasi
Bukti bahwa nominalisasi berdampak pada pemadatan informasi
dapat ditunjukkan dengan ilustrasi sebagai berikut. Kata
komunikasi atau interaksi pada teks bahasa (beratha, 2004)
sesungguhnya merupakan pemadatan dari
“serangkaian proses tentang aktifitas seseorang (orang pertama) yang
sedang berbicara kepada orang lain (orang kedua), dan
orang kedua tersebut mendengarkan sambil memberikan
tanggapan, sehingga orang pertama yang sebelumnya berperan
sebagai penutur kemudian berperan sebagai pendengar yang
juga akan memberikan tanggapan untuk didengarkan kembali
oleh orang kedua”.

Apabila proses tersebut diungkapkan dengan kalimat, akan


dibutuhkan sejumlah kalimat, tetapi sejumlah kalimat
tersebut dapat diungkapkan dengan hanya satu kata,
komunikasi atau interaksi.
c. Teks Akademik Padat Kata Leksikal
Kepadatan leksikal dapat dijelaskan sebagaiberikut.
Teks akademik lebih banyak mengandung kata leksikal
atau kata isi (nomina,verba-predicator, adjektiva, dan
Adverbial tertentu) daripada kata struktual (konjungsi,
kata sandang, preposisi dan sebagainya). Halliday
menyatakan bahwa semakin ilmiah suatu teks,
semakin besar pula kandungan kata-kata leksikalnya.
d. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Nominalisasi

Ditemukan bahwa dalam realisasi leksis pada


teks-teks akademik yang dicontohkan nominalisasi
digunakan untuk memadatkan informasi. Sebagai
upaya pembendaan, nomnaisasi ditempuh dengan
mengubah leksis non benda (antara lain verba,
adjectival,adverbial, konjungsi) menjadi leksis
benda(nomina).
e. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Metafora
Gramatika Melalui Ungkapan Inkongruen
Metafora gramatika adalah pergeseran dari satu jenis leksis
ke leksis lain atau dari tataran gramatika yang lebih tinggi ke-
tataran gramatika yang lebih rendah.

Teks akademik banyak memanfaatkan metafora gramatika


dalam ungkapan yang inkongruen, dari segi tersebut
menunjukkan ciri keilmiahan baik secara idesional maupun
tekstual.
f. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Istilah Teknis

• Teknis merupakan penamaan kepada sesuatu dengan menggunakan


• nomina yang antara lain dibangun melalui proses nominalisasi.istilah
teknis merupakan bagian yang esensial pada teks akademik.
• Contoh, apabila istilah morfologi digunakan dibidang linguistik, maka
mengandung makna “ilmu yang berkenaan dengan pembentukan kata”.
Tetapi apabila ada istilah yang sama digunakan dibidang biologi/
pertanian/fisika, maka mengandung makna “struktur, susunan,
komposisi, atau tata letak”. Teks ini cenderung lebih sulit dipahami oleh
pembaca kareananya pembaca harus mengecek kamus istilah teknis
dibidang ilmu yang dimaksud.
g. Teks Akademik Bersifat Taksonomik dan Abstrak
Pada dasarnya taksonomi adalah pemetaan pokok
persoalan melalui klasifikasi terhadap sesuatu.
Oleh Wignell, Martin, Eggins, masalah taksonomi
pada teks akademik dibahas dalam konteks bahwa
perpindahan dari pemaparan peristiwa duniawi
dengan bahasa sehari-hari menuju penyusunan
ilmiah yang sistematis dengan bahasa yang lebih
teknis adalah perpindahan dari deskripsi menuju
klasifikasi.
h. Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Sistem Pengacuan Esfora
Sebagai pengacuan didalam KN,pengacuan esfora
dimanfaatkan pada teks akademik untuk
menunjukkan prinsip generalitas, bahwa benda
yang disebut didalam kelompok nomina tersebut
bukan benda yang mengacu kepada penyebutan
sebelumnya(martin,1992:138).
i. Teks akademik banyak memanfaatkan proses relasional
identifikatif dan proses relasional atributif
Terdapat dua jenis proses relasional, yaitu proses
relasional identifikatif dan proses relasional atributif.
Proses relasional identifikatif merupakan alat yang
baik untuk membuat definisi atau identifikasi
terhadap sesuatu, sedangkan proses relasional
atributif merupakan alat yang baik untuk membuat
deskripsi dengan menampilkan sifat, ciri,atau
keadaan benda yang dideskripsikan tersebut.
Contoh
1. Proses relasional yang mengidentifikasi
Proses relasional menggunakan kata kerja relasional untuk
mengidentifikasikan suatu hal. Berikut contohnya:
•Paman menjadi orang nomor satu di kantor ini.
•Paman adalah kepala kantor cabang ini.
•Penguin termasuk karnivora karena pemakan daging.
•Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo
Strigiformes.

2. Proses relasional atributif


Proses relasional atributif menggunakan kata kerja untuk memperjelas
karakteristik suatu hal.
Berikut contoh kata kerja relasional atributif:
•Sekolah itu bercat ungu.
•Paman merupakan orang penting.
•Orang itu tampak sakit.
•Pejabat itu berpenampilan seperti pegawai sederhana.
j. Teks akademik bersifat monologis dengan banyak
mendayagunakan kalimat indikatif-deklaratif

Sifat monologis pada teks akademik mengandung arti


bahwa teks tersebut memberikan informasi kepada
pembaca dalam satu arah.
Untuk memenuhi sifat monologis tersebut teks
akademik mendayagunakan kalimat indikatif-deklaratif
yang berfungsi sebagai proposisi-memberi, berbeda
dengan kalimat indikatif-interogatif yang berfungsi
sebagai proposisi-meminta atau kalimat imperatif yang
berfungsi sebagai proposal-meminta pada teks
akademik penulis tidak meminta kepada pembaca
untuk melakukan sesuatu (jasa), dan tidak meminta
informasi, tetapi memberi informasi.
k. Teks akademik memanfaatkan bentuk pasif
untuk menekankan pokok persoalan, bukan
pelaku; dan akibatnya, teks akademik menjadi
objektif, bukan subjektif Ciri bahwa teks
akademik memanfaatkan bentuk pasif sudah
lama dibahas tetapi kenyataan ini hendaknya
tidak dipahami sebagai kebalikannya bahwa
teks akademik tidak memanfaatkan bentuk aktif.
Penggunaan bentuk pasif pada teks akademik dimaksudkan untuk
menghilangkan pelaku manusia, sehingga unsur kalimat yang
berperan sebagai subjek dijadikan pokok persoalan yang
dibicarakan di dalam teks tersebut.

Menganggap pelaku itu tidak penting, subjek atau pokok pembicaraan


yang bukan pelaku dianggap lebih penting, dan karenanya ditemakan.
Pelaku yang dihilangkan dapat berupa
aktor ,pengindera , pewicara (untuk
proses verbal), dan pemerilaku (untuk
proses perilaku).
CONTOH

Isolat C. cassiicola yang diketahui paling virulen


(dari?) hasil pengujian sebelumnya (Suwarto et
al.1996) digunakan sebagai inokulum. (Teks
Biologi, Hartana & Sinaga, 2004)
Bentuk pasif merupakan sarana untuk menyajikan
aksi, kualitas, dan peristiwa dengan menganggap
bahwa aksi, kualitas, dan peristiwa tersebut
sebagai objek .
l. Teks akademik seharusnya tidak mengandung kalimat minor
Kalimat minor adalah kalimat yang tidak lengkap.
Kalimat berkekurangan salah satu dari unsur
pengisi subjek atau finit atau predikator.
Akibatnya kalimat tersebut dapat dianalisis
Dari sudut pandang leksikodramatika, serta tidak
dapat pula dianalisis menurut jenis dan fungsinya.
m. Teks akademik seharusnya tidak mengandung kalimat tak gramatikal

Kalimat tak gramatikal adalah kalimat yang secara


gramatikal mengandung kekurangan atau kelebihan
unsur-unsur tertentu, misalnya kata-kata leksikal seperti
nomina (yang berfungsi sebagai subjek) dan verba(yang
berfungsi sebagai finit atau predikator) atau
kata-kata structural, seperti konjungsi danpreposisi.
CONTOH

Wanita [[yang bekerja di tobong gamping [dalam kenyataan hidup


sehari-harinya (mereka*)] ]] disibukkan dengan bekerja mencari
nafkah dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. (Teks Sosial,
Wahyuningsing & Poerwanto, 2004)
n. Teks akademik tergolong kedalam genre faktual bukan genre fiksional

Sebagian teks akademik yang dikutip sebagai tugas pada poin-poin


Di atas adalah artikel ilmiah. Teks akademik yang demikian itu
tergolong kedalam genre factual, bukan genre fiksional. Teks-
teks tersebut dikatakan faktual karena teks-teks tersebut ditulis
berdasarkan
pada kenyataan empiris, bukan pada rekaanatau khayalan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai