Anda di halaman 1dari 11

PEMANFAATAN DAUN KELOR

PADA BALITA STUNTING

Oleh : Indra Bintoro Kusuma Astuti


NIM : 2311060111
Alamat Domisili : Desa Danasari Lor Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap
Pemanfaatan herbal dalam kebidanan : Efektivitas daun kelor untuk balita
stunting
Artikel yang mendukung
No Judul Identifikasi Tujuan Populasi Intervensi Comparation outcome
Peningkatan Status Pada masa balita Mengetahui Sampel dalam Pemberian Cara penelitian Hasil uji statistik
Gizi Balita Stunting pertumbuhan dan pengaruh penelitian ini cookies daun dilakukan yaitu dengan uji
Dengan Pemberian perkembangan terjadi pemberian adalah balita kelor pada pada kelompok simple t test
Cookies Tepung Daun sangat cepat sehingga cookies tepung yang kelompok intervensi diperoleh nilai p
Kelor Di Desa Percut diperlukan asupan zat gizi daun kelor mengalami eksperimen diberikan 0,005 < 0,05 yang
Kec Percut Sei Tuan yang tinggi. Pertumbuhan terhadap stunting perlakuan menunjukkan ada
yang cepat dan peningkatan dengan Teknik sebanyak 2x sehari pengaruh pemberian
Pratiwi Nasution, hilangnya kekebalan pasif status gizi balita purpose pada pagi hari dan cookies daun kelor
Rauda, Novy Ramini berada dalam periode stunting di Desa sampling sore hari selama 60 terhadap peningkatan
Harahap, Syahroni sejak mulai disapih sampai Percut sebanyak 16 hari secara status gizi balita
Damanik usia lima tahun, yang Kecamatan balita. berturut-turut, stunting
merupakan masa-masa precut Sei Tua Penelitian ini sedangkan untuk
1.
Malahayati Nursing rawan dalam siklus hidup. menggunakan kelompok kontrol
Journal (2023) Vol 5. Apabila seorang anak tidak tekhnik total tidak diberikan
No 4 mendapatkan perhatian sampling perlakukan apapun.
khusus, maka masalah gizi
akan sangat mudah terjadi
pada anak tersebut. Oleh
karena itu, anak harus
diberikanpenanganan berupa
perawatan dan
pengasuhan yang tepat,
khususnya dalam pemenuhan
kebutuhan pangan dan gizinya
MORINGA OLEIFERASEBAGAI Pemberian makanan Mengetahui Populasi dalam Pemberian Tidak terdapat
MAKANAN PENDAMPING ASI pendamping dengan Pengaruh pemberian penelitian ini adalah serbuk daun kelor kelompok
PADA BALITA STUNTING kecukupan gizi pada serbuk daun kelor semua balita stunting sebagai makanan kontrol dalam
masa balita sangat terhadap yang ada di Kecamatan pendamping asi penelitian ini
Urwatil Wusqa Abidin1, Andi menunjang tumbuh pertambahan tinggi Mapilli nilai Sig. (2-tailed) kedua variabel
Liliandriani kembangnya. Makanan badan pada balita sebanyak 104 anak sebesar
pendamping ASI dapat stunting balita stunting. Jumlah 0,000. Nilai ini < 0,05, sehingga
Jurnal Kesehatan masyarakat berupa bubur pabrikan sampel yang dapat disimpulkan bahwa
(2021) atau dibuat sendiri digunakan dalam terdapat pengaruh pemberian
dengan menambahkan penelitian ini serbuk Moringa Oliferaterhadap
zat-zat gizi lain. sebanyak 18 Berat Badan (BB) dan Tinggi
Konsumsi makanan responden Badan (TB) balita. Oleh
pendamping yang telah karena hal tersebut, pemberian
dicampur dengan bubuk Moringa Olifera, dapat
suplemen mikronutrien meningkatkan BB dan TB
terbukti dapat pada balita.
menambah Sedangkan Mean untuk Berat
2
bobot dan ukuran tubuh Badan (BB) bernilai positif, yakni
anak, selain itu terdapat 0,71667 serta Mean
banyak penelitian untuk Tinggi Badan (TB) yakni -
bahwa suplementasi 2,95556. Hal ini memberikan arti
dapat meningkatkan bahwa terjadi
perkembangan kognitif kecenderungan peningkatan BB
anak dan TB sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan
pemberian bubuk Moringa
Olifera. Adapun rata-rata
peningkatann BB adalah 0,71
(3,42%) dan TB adalah -2,96
(0,02%).
Olahan Daun Kelor Prevalensi stunting anak untuk Populasi dalam Pemberian 15 anak stunting terdapat
Untuk Perbaikan balita di Indonesia cenderung mengetahui penelitian ini semua olahan tidak diberi olahan perbedaan rata-
Status Gizi Balita statis. Hasil Riset Kesehatan perbedaan anak umur 12 – 60 daun kelor daun kelor. rata status gizi
dalam Upaya Dasar (Riskesdas) tahun 2021 frekuensi bulan yang tercacat di (TB/U) balita
Pencegahan Stunting menunjukkan prevalensi mual Puskesmas Pangkajene sebelum dan
stunting di Indonesia pada muntah Kabupaten Sidenreng sesudah
2021 sebesar 24,4%, atau sebelum dan Rappang sebanyak 30 pemberian olahan
Nasrayanti Nurdin, menurun 6,4% dari angka sesudah balita. Sampel yang daun kelor.
Sunandar, Ariyana 30,8% pada 2018. diberikan digunakan adalah Sehingga dapat
Berdasarkan hasil seduhan semua yang menjadi disimpulkan
Jurnal ilmiah Pemantauan Status Gizi (PSG) jahe di populasi dalam bahwa terdapat
kesehatan Masyarakat tahun 2015, prevalensi wilayah penelitian sehingga hubungan antara
vol 1 no 4 stunting di Indonesia adalah kerja untuk kelompok olahan daun kelor
29%. Angka ini mengalami Puskesmas perlakuan 15 balita dan dengan upaya
3 penurunan pada tahun 2016 Batunadua kelompok kontrol 15 pencegahan
menjadi 27,5%, namun Kota balita stunting pada
kembali meningkat menjadi Padangsidim balita
29,6% pada tahun 2017. Di puan Tahun
tahun 2019 angka prevalensi 2019
stunting nasional turun
menjadi 27,67%.
Definisi : Tanaman Kelor (MoringaOleifera) merupakan salah satu bahan pangan
yang memiliki sejuta manfaat untuk kesehatan yang memiliki sumber protein
tinggi, sedangkan daun kelor (moringa oleifera) merupakan sumber bahan
makanan yang memiliki nilai gizi tinggi. Kandungan gizi daun kelor kering
mengandung lebih dari 40 antioksidan alami, protein 26,2 g, kalsium 2.095 mg,
besi 27,1 mg, dan β-karoten 16800 mg
Keunggulan : Tepung Moringa Olifera mengandung Nutrisi pada ekstrak daun kelor yang begitu banyak, sangat
bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita. Melihat kandungan kalsium yang begitu
tinggi dapat menjadikan salah satu cara untuk meningkatkan tinggi badan balita sebagai makanan tambahan
atau pendamping ASI. Komsumsi ekstrak daun kelor dapat dilakukan dengan ditaburkan pada makanan atau
diminum langsung dengan air putih atau air 4 Seperti penjelasan Kemenkes RI (2018) bahwa daun kelor
merupakan tanaman yang kaya akan vitamin dan mineral. Terdapat berbagai kandungan zat dalam daun
kelorsegar diantaranya seperti kalsium (1077 mg), zat besi (6 mg), protein (5,1 g), zinc(0,6), vitamin A (6,78 mg),
vitamin B1 (0,3 mg), vitamin C (22 mg). Sedangkan menurut Kurniasih (2013), kandungan daun kelor yaitu
mengandung vitamin A 10kali lebih banyak dibanding wortel, vitaminE 4 kali lebih banyak dibanding minyak
jagung, protein 2 kali lebih banyak dan kalsium 17 kali lebih banyak dibanding susu, serta zat besi 25 kali lebih
banyak dibanding bayam sesuai dengan kandungan gizi per100 gram6
Mekanisme/bahan yang dibutuhkan :

1. Daun kelor
2. Nampan untuk menjemur
3. Blender
4. Saringan
Manfaat : Kalsium yang terkandung tinggi di dalamnya dapat dijadikan sebagai
salah satu cara meningkatkan tinggi badan anak
Tatalaksana pembuatan tepung daun kelor
1. Petik daun kelor yang masih segar
2. Cuci daun kelor dengan air bersih
3. Keringkan daun kelor selama 2 hari
4. Blender halus daun kelor yang sudah kering
5. Saring hasil blenderan daun kelor
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai