C: Perbandingan antara pemberian ASI dengan fototerapi pada bayi dengan hiperbilirubinemia
O: Bagaimana perbandingan antara pemberian ASI dengan fototerapi pada bayi dengan
hiperbilirubinemia?
A. ANALISIS VIA
JURNAL VALIDITY IMPORTANCY APPLICABILITY
Judul: Efektifitas V1: Hiperbilirubinemia Berdasarkan hasil
Pemberian ASI Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif adalah kadar bilirubin penelitian tersebut dapat
terhadap Penurunan dengan kuasi eksperimen pre-test dan post-test with yang dapat menimbulkan disimpulkan bahwa
Kadar Bilirubin control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah efek patologi, Untuk semakin sering frekuensi
Penulis: Indanah, Sri bayi cukup bulan yang mengalami hiperbilirubinemia mengendalikan kadar pemberian ASI maka
Karyati , Yusminah pada masa rawat September sampai Desember 2017 bilirubin pada bayi baru semakin besar penurunan
Jurnal : The 10th sejumlah 122 bayi. Responden dalam penelitian ini adalah lahir dapat dilakukan kadar biliirubin pada
University Research bayi hiperbilirubinemia yang dirawat di Ruang Peristi di pemberian ASI sedini bayi yang mengalami
Colloqium 2019 RS X Kabupaten Pati pada masa rawat September sampai mungkin. Dengan hiperbilirubinemia.
Sekolah Tinggi Ilmu Desember 2017 sejumlah 92. Dari 92 responden rata rata Pemberian ASI yang
Kesehatan berusia 4 hari, lahir dengan usia gestasi 39 minggu, lebih sering mencegah
Muhammadiyah dengan berat badan lahir 3123 gram, sebagian besar (57 Bayi mengalami
Gombong responden / 62%) berjenis kelamin Laki laki dan sebagian dehidrasi dan
besar (34/37%) merupakan anak pertama kekurangan asupan
V2: kalori
Teknik pengambilan sampel menggunakan Teknik
purposive Random Sampling dengan jumlah 92
responden, dengan 46 responden mendapatkan ASI tiap 2
jam dan sebagai kontrolnya adalah bayi
hiperbilirubinemia yang diberikan ASI tiap 3 jam.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang
didapatkan dari rekam medis pasien.
V3:
Penelitian ini tidak dijelaskan faktor perancu
V4:
penelitian menunjukan bahwa rata rata penurunan kadar
bilirubin bayi yang diberikan ASI tiap 2 jam adalah 7,17
mg/dl. Pada bayi yang diberikan ASI tiap 3 jam, rata rata
penurunan kadar bilirubin bayi adalah 7,01 mg/dl, Hal
tersebut menunjukkan Pemberian ASI tiap 2 jam efektif
dalam menurunkan kadar bilirubin bayi dengan
hiperbilirubinemia dengan p value 0,000 ( α : 0,05)
V5:
Menurut Sunar dkk (2009) ASI merupakan nutrisi terbaik
bagi bayi karena dalam ASI mengandung antibody,
protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin. Sebagian bahan
yang terkandung dalam ASI yaitu beta glukoronidase akan
memecah bilirubin menjadi bentuk yang larut dalam
lemak sehingga bilirubin indirek akan meningkat dan
kemudian akan direabsorbsi oleh usus. Pemberian ASI ini
akan meningkatkan motilitas usus dan juga menyebabkan
bakteri introduksi ke usus.
Judul: Hubungan V1: Bayi baru lahir Frekuensi menyusui ASI
Pemberian Asi Penelitian ini adalah Case control. Jumlah sampel menderita ikterus yang dapat mempengaruhi
Dengan Kejadian penelitian ini sebanyak 86 berkas RM dengan kriteria dapat dideteksi secara terjadinya
Ikterus Bayi inklusi 1) Rekam Medis lengkap dan 2) diambil dari data klinis dalam minggu hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia Di RM dari bulan Januari sampai dengan Juni tahun 2020 pertama kehidupannya. termasuk juga lama
Rsia Puri Bunda pada neonatus yang mengalami kejadian ikterus bayi Pemberian ASI secara menyusui ASI.
Denpasar hiperbilirubinemia yang dirawat di Ruang Intensif RSIA dini pada neonatus dapat
Penulis: Nyoman Puri Bunda Denpasar. mengurangi terjadinya
Sulendri, Komang V2: ikterus fisiologis.
Yogi Triana, Desak Peneliti menggunakan data sekunder berupa data Rekam
Putu Risna Dewi, Medik RSIA Puri Bunda Denpasar tahun Januari – Juni
Sutresna 2020, dari data sekunder tersebut peneliti ingin
Jurnal : Jurnal mengetahui hubungan pemberian ASI terhadap kejadian
Keperawatan Priority, Ikterus dan hiperbilirubinemia. Dalam penelitian ini, data
4(2), 138-148 bayi yang mengalami ikterus dan hiperbilirubinemia
diidentifikasi pada saat ini kemudian dihubungkan dengan
faktor risiko pemberian ASI yang mengalami ikterus dan
hiperbilirubinemia
V3:
Penelitian ini tidak dijelaskan faktor perancu
V4:
Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p = 0,023
berarti terdapat hubungan yang signifikan antara
pemberian ASI dengan kejadian ikterus pada bayi
hiperbilirubinemia.
V5:
Penelitian yang dilakukan oleh Dasnur dan Sari (2018)
dimana pemberian ASI >8 kali sehari dapat mengurangi
bilirubin dalam darah dan dapat mengatasi kuning pada
bayi. Pada penelitian yang dilakukan Rana (2018)
pemberian ASI sedini mungkin pada bayi untuk
mendapatkan kolostrum sehingga memiliki kemampuan
untuk mengeluarkan bilirubin yang tinggi pada saat bayi
BAB
Judul: Pengaruh V1 Pada penelitian ini Pada penelitian ini
Pemberian Asi Awal Jurnal ini menggunakan sampel penelitian bayi baru lahir memiliki kontribusi dijelaskan mengenai
Terhadap Kejadian umur 0-7 hari di RSUD Cicalengka . Jumlah populasi dalam menurunkan kegunaan dari pemberian
Ikterus Pada Bayi pada 6 bulan terakhir adalah sebanyak 206 bayi, dalam ikterik pada bayi. Ikterus asi untuk menurunkan
Baru Lahir 0-7 Hari penelitian ini peneliti mengambil jumlah sampel sebanyak merupakan penyakit ikterik pada bayi
Penulis: Yanti 46 responden yaitu bayi baru lahir usia 1 sampai dengan 7 yang sangat rentang
Herawati , Maya hari . Untuk data pemberian ASI awal diambil pada bayi terjadi pada bayi baru
Indriati usia 1 ± 3 hari. Data ikterus pada bayi usia 1 ± 7 hari. lahir, terutama dalam 24
Jurnal : midwife V2 jam setelah kelahiran,
journal Volume 3 No. Pada penelitian ini menggunakan case control dengan pemberian ASI
01,Januari 2017 V3 yang sering, bilirubin
Penelitian ini tidak dijelaskan faktor perancu yang dapat menyebabkan
V4 terjadinya ikterus akan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa bayi yang dihancurkan dan
tidak diberi ASI awal dan mengalami ikterus adalah dikeluarkan melalui
sebanyak 10.80%, sedangkan yang tidak mengalami urine. Oleh sebab itu,
ikterus sebanyak 13.12%, kemudian bayi yang diberi ASI pemberian ASI sangat
awal dan mengalami ikterus yaitu sebanyak 8.76%, baik dan dianjurkan guna
sedangkan yang tidak ikterus sebanyak 67.32% yaitu mencegah terjadinya
terdapat pengaruh antara pemberian ASI awal terhadap ikterus pada bayi baru
kejadian ikterus pada bayi baru lahir 0-7 hari. lahir
V5
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang di sampaikan
oleh Sunar yaitu salah satu manfaat pemberian ASI bagi
bayi adalah menjadikan bayi yang diberi ASI lebih
mampu menghadapi efek penyakit kuning (ikterus).
Jumlah bilirubin dalam darah bayi banyak berkurang
seiring diberikannya kolostrum yang dapat mengatasi
kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui sesering
mungkin dan tidak diberi pengganti ASI (Anderson
JW,1999)
Judul: Efektivitas V1 Pada penelitian ini Pada penelitian ini
Fototerapi Terhadap Jurnal ini menggunakan sampel penelitian dengan bayio memiliki kontribusi dijelaskan mengenai
Penurunan Kadar kuning di RSUP Sanglah Denpasar. Kriteria eksklusi dalam menurunkan kegunaan dari pemberian
Bilirubin Total pada adalah bayi dengan kadar hiperbilirubinemia yang ikterik pada bayi. Tujuan fototerapi untuk
Hiperbilirubinemia memerlukan tindakan tranfusi tukar, bayi dengan kelainan fototerapi adalah menurunkan ikterik pada
Neonatal di RSUP kongenital mayor, riwayat asfiksia saat lahir, bayi dengan mengonversi bilirubin bayi
Sanglah sepsis neonatorum, bayi dengan penyakit hemolitik menjadi photoisomers
Penulis: Ayu Ketut (diagnosis inkomptabilitas ABO, Rhesus). kuning dan produk
Surya Dewi, I Made V2 oksidasi tidak berwarna
Kardana, Ketut Suarta Desain penelitian kohort dilakukan di Sub-Bagian yang kurang lipofilik
Jurnal : Vol. 18, No. Neonatologi / SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unud/ dari bilirubin dan tidak
2, Agustus 2016 RSUP Sanglah pada bulan Februari sampai dengan memerlukan konjugasi
Oktober 2015. hepar untuk ekskresi.
V3 Photoisomers
Kriteria inklusi yaitu bayi dengan bayi kuning dan kriteria diekskresikan terutama
ekslusinya yaitu bayi dengan kadar hiperbilirubinemia dalam empedu dan
yang memerlukan tindakan tranfusi tukar, bayi dengan produk oksidasi terutama
kelainan kongenital mayor, riwayat asfiksia saat lahir, di urin
bayi dengan sepsis neonatorum, bayi dengan penyakit
hemolitik (diagnosis inkomptabilitas ABO, Rhesus).
V4
Penurunan kadar bilirubin total setelah dilakukan
fototerapi dalam 24 jam sebesar 2,5±0,8 mg/dL,
mengalami penurunan sebesar 16,3% dalam 24 jam
V5
makin efektif untuk menurunkan kadar bilirubin. Silva
dkk melaporkan penurunan kadar bilirubin total setelah
fototerapi 24 jam pada single fototerapi 4,3±2,1 mg/dL.
Penurunan kadar bilirubin ini lebih tinggi dibandingkan
dengan penelitian kami karena usia inklusi lebih lebar,
yaitu usia lebih dari 1 hari dan kurang dari 7 hari.
Berdasarkan kurva buthani, kadar bilirubin saat usia ≥5
hari bilirubin cenderung mengalami penurunan.
Dewi, A. K. S., Kardana, I. M., & Suarta, K. (2016). Efektivitas Fototerapi terhadap Penurunan
Kadar Bilirubin Total pada Hiperbilirubinemia Neonatal di RSUP Sanglah. Sari
Pediatri, 18(2), 81-6.
Dian A, dkk. 2021. Pengaruh Fototerapi Terhadap Penurunan Tanda Ikterus Neonatorum
Patologis Di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam. Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi
(JKF), e-ISSN 2655-0830.
Herawati, Y., & Indriati, M. (2017). Pengaruh Pemberian ASI Awal Terhadap Kejadian Ikterus
pada Bayi Baru Lahir 0-7 Hari. Jurnal Bidan, 3(1), 234035
Indanah, Dkk. 2019. Efektifitas Pemberian ASI Terhadap Penurunan Kadar Bilirubin. The 10th
University Research Colloqium 2019 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong
Nyoman, S., Komang Yogi Triana, Desak Putu Risna Dewi, & Nyoman Sutresna. (2021).
Hubungan Pemberian Asi Dengan Kejadian Ikterus Bayi Hiperbilirubinemia Di Rsia Puri
Bunda Denpasar. Jurnal Keperawatan Priority, 4(2), 138-148.
Https://Doi.Org/10.34012/Jukep.V4i2.1572
Triana I, Amelia R.2019. Hubungan Fototerapi Dengan Penurunan Kadar Billirubin Total Pada
Bayi Baru Lahir Di RS Aulia Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2019. Jurnal Kebidanan
dan Keperawatan Vol 10 No. 1 Juli 2019 ( ISSN: 2086-3454 EISSN: 2549-4058)