PENANGGULANGAN BENCANA
SUBHAN HARIS
Sekretaris BPBD kota Palu
TANGGUNGJAWAB PEMERINTAH DALAM
PENANGGULANGAN BENCANA
PERLINDUNGAN PENJAMINAN
MASYARAKAT PEMENUHAN
PERLINDUNGAN TERDAMPAK MASYARAKAT
MASYARAKAT DIPENGUNGSIAN
TERDAMPAK
ANGGARAN SIAP DOKUMENTASI/
PAKAI PENGARSIAPAN PEMULIHAN
YANG OTENTIK DARI KONDISI PASCA
DAMPAK BENCANA BENCANA
TANGGUNGJAWAB PEMERINTAH DAERAH DALAM
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA
KOORDI-
NASI
KOMANDO
KENDALI
KOORD.
KOORDI-
PENCEGAHAN NASI
MITIGASI
KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT
PEMULIHAN
Politik
Perencanaan
Situasi Tidak Pencegahan
Ada Bencana Pengurangan Risiko
Pendidikan
Pelatihan
Penetapan Penelitian
Prabencana
Kebijakan Penaatan Tata Ruang
Pem- Situasi Terdapat Mitigasi
Potensi Bencana Peringatan Dini
bangunan Kesiapsiagaan
Pentahapan
Ekonomi
Kajian Cepat
Sosial
6
Contoh BAHAYA
Mendadak Berangsur-angsur
Kebakaran Wabah Penyakit
Gejala Alam
Keracunan massal
Bom • HIV/AIDS Konflik warga SARA
Tawuran Pengungsi
Kecelakaan lalu lintas Kelaparan
Wabah penyakit karena banjir Polusi udara
Perang
Kebocoran gas
Pemogokan sopir angkot/naker
MENGAPA KOTA PALU
RAWAN GEMPA BUMI
Seismo-Tektonik Indonesia
Wilayah Indonesia rawan terhadap gempabumi, baik dari jalur subduksi maupun sesar yang ada di daratan.
Penataan ruang pada daerah rawan gempa sangat berperan penting. Sebab bukan gempa yang
menyebabkan korban, tapi kualitas bangunan yang menyebabkan korban jiwa.
Bagaimana kita akan membangun negara dengan wilayah
yang rawan gempa seperti ini?
• 129 Gunungapi aktif (13% dari jumlah • 3 gn. api bawah laut (Buana Wuhu/Sangir,
Hobalt dan Emperor of China /Flores)
gunungapi di dunia) • 65 gn. api, dipantau dari 74 Pos
• 80 gunungapi sangat aktif, ditandai pernah
meletus sejak 1600 – kini
Aktivitas Tektonik
Kajian Risiko Bencana Kota Palu 2016-2020
Bahaya
No. Jenis Bahaya Luas
Kelas
(Ha)
1. Banjir 10.797 Tinggi Renstra
2. Banjir Bandang 4.558. Tinggi
2015-2019,
3. Cuaca Ekstrim 20.673 Tinggi
4. Gelombang Ekstrim dan Abrasi 764 Sedang Kota Palu
5. Gempa Bumi 38.786 Tinggi IRB 181,2
6. Kebakaran Hutan dan Lahan 25.655 Sedang Klasifikasi
7. Kekeringan 38.786 Sedang Tinggi)
8. Tanah Longsor 21.345 Tinggi
9. Tsunami 1.735 Tinggi
Status
1. Pusat Kegiatan Nasional dan
2. Pusat Kawasan Strategis Nasional (PKSN) KEK sesuai dengan PP
Kota Palu merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah, kota ini berada di garis edar
khatulistiwa yang secara geografis 119045’–121001’ Bujur Timur dan 0036’– 0056’ Lintang
Selatan, Kota Palu berpenduduk 362 202 jiwa yang tersebar di 8 (delapan) Kecamatan
dan 45 (empat puluh lima) Kelurahan, dengan luas wilayah yang mencapai 395,6 km
persegi
Fota Radar Sesar
Palu-Koro dan Sesar
Poso SRTM (Shuttle
Radar Topographic
Mission)) serta
model mekanisme
gempa yang terjadi
di sekitarnya.
Morfologi Kota Palu
Morfologi Daerah Kota Palu merupakan hasil Deformasi Tektonik Sesar Palu Koro dan
dan proses geomorfologis Denudasi
Penampang Stratigrafi Lembah Palu dan
Sekitarnya (Adjat Sudradjat, 1981)
Alluvium
Gamping Koral
Endapan Klastik Kasar
Unconformity
Intrusi: Andesit, Gabro, Diorit,Monzonit
Endapan Klastik
Unconformity
Batuan Metamorfik
Klasifikasi peta gempa bumi
(berdasarkan data makro atau intensitas gempa di lokasi pengamat berada, (Jaya Murjaya dan Gunawan
1998).
• Rambatannya dapat
mencapai jarak yang
sangat jauh dari pusat
gempa
Kerusakan Akibat Gempa Susulan
• Gempa Susulan (After Shock) biasanya terjadi setelah
gempa utama (Main shock)
• Ada ribuan gempa susulan yang terjadi dalam kurun
waktu bulan hingga tahun
• Meskipun magnitudonya berkurang seiring waktu, tapi
gempa susulan potensioal menyebabkan kerusakan
yang signifikan pada material lemah (seperti : batuan,
tanah, bagunan dan saluran pipa)
Pembagian daerah aktifitas gempa bumi (SEASEE,
Vol.5, 1985) berdasarkan sejarah kegempaan.
Dampak Sesar dan Gempa
Sesar minor, Gerakan Tanah (fall, slide, flow dan subsidence),
retakan pada tanah (Ground rupture), getaran tanah (ground
shaking), Perubahan air tanah, kebakaran dan Gelombang
Pasang Tsunami, munculnya jouvenile Water dan Ignimbrit.
Rock fall
Landslide
Flow
Subsidence
Mengapa Banyak Korban NAD
• Ketidak-siapan masyarakat
• Umumnya pddk bermukim di daerah Pesisir
• Tidak adanya sistem peringatan dini, Komunikasi
hancur
• Konstruksi Bangunan (hancur pada saat gempa)
• Material terangkut tsunami
• Tidak adanya penghancur gelombang, dll.
TSUNAMI
Tsunami
Terjadi bila :
1. Gempabumi dengan pusat di
tengah lautan.
2. Gempabumi dengan magnitude >
6.0 SR.
3. Gempabumi dengan pusat gempa
dangkal, < 33 Km.
4. Gempa bumi dengan pola
mekanisme dominan adalah sesar
naik atau sesar turun.
5. Lokasi sesar (rupture area) di
lautan.
6. Morfologi (bentuk) pantai terbuka
dan landai atau berbentuk teluk.
Potensi Tele, Mid dan Local Tsunami
SETELAH GEMPA :
1. PANDUAN PRAKTIS PERBAIKAN RUMAH PASCA GEMPA
2. PENYULUHAN TRAUMATIS PSIKILOGIS PASCA GEMPA
3. PERBAIKAN SARANA UMUM SCR SWADAYA JIKA MEMUNGKINKAN
TERIMA KASIH