Anda di halaman 1dari 11

Presentasi Tugas

- Kelompok PAI APL4-


Anggota Kelompok
Gilang muhamad iqbal
Deandra afrisya
Arlisa Eka Putri
Rahma anggi Putri
Hukum Asuransi Syariah
Di Indonesia
Apa itu asuransi syariah
Asuransi Syariah (Takaful) adalah bentuk asuransi yang sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam. Ini melibatkan saling berbagi risiko,
menghindari bunga (riba), perjudian (maysir), dan ketidakpastian
berlebihan (gharar). Dana premi diinvestasikan sesuai dengan
hukum Islam, dan hasilnya dibagi antara nasabah dan perusahaan
asuransi. Tujuan utamanya adalah melindungi nasabah dari risiko
finansial dengan cara yang sesuai dengan syariah.
Bidang yang mencakup syariah
• Ibadah: Aturan dan tata cara untuk menjalankan ibadah, seperti shalat, puasa,
zakat, dan haji.
• Muamalah: Aturan-aturan yang mengatur transaksi keuangan dan perdagangan
yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Ini mencakup larangan riba (bunga),
perdagangan yang mengandung unsur ketidakadilan, dan praktik-praktik bisnis
lainnya.
• Hukum Pidana: Syariah juga mencakup hukum pidana yang mengatur
pelanggaran-pelanggaran seperti pencurian, zina, dan hukuman mati dalam kasus
tertentu.
• Etika dan Moral: Panduan tentang perilaku yang baik dan etika dalam kehidupan
sehari-hari, seperti sopan santun, kejujuran, dan kasih sayang terhadap sesama.
• Keluarga dan Warisan: Aturan tentang pernikahan, perceraian, hak dan kewajiban
suami istri, serta pembagian warisan.
Rukun, syarat dan larangan asuransi syariah
Imam Hanafi menyebutkan bahwa rukun asuransi hanya ada satu yaitu ijab dan kabul.
Sedangkan menurut ulama fikih yang lain, rukun asuransi adalah terdiri dari empat hal yaitu:

1) Kafil; yaitu orang yang menjamin (baligh, berakal, bebas berkehendak, tidak tercegah
membelanjakan hartanya).
2) Makful lah; yaitu orang yang berpiutang disarankan sudah dikenal oleh kafil.
3) Makful ‘anhu; yaitu orang yang berhutang.
4) Makful bih; yaitu utang, baik barang maupun uang disyaratkan diketahui dan jumlahnya
tetap.
syarat dan larangan
Adapun syarat dan larangan bagi orang yang akan melaksanakan
asuransi syariah adalah:
1) Baligh
2) Berakal
3) Bebas berkehendak (tidak dalam paksaan)
4) Tidak sah transaksi atas sesuatu yang tidak diketahui (gharar)
5) Tidak sah transaksi jika mengandung unsur riba
6) Tidak sah transaksi jika mengandung praktik perjudian (maisir)
Dasar Hukum Asuransi Syariah
1. Hukum Asuransi dalam Al-Qur`an dan Hadis a) QS. al-
Maidah/5: 2 Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong
menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan

QS. an-Nisa’/4: 9 Artinya: “Dan hendaklah takut (kepada Allah Swt.) orang-
orang yang sekiranya meninggalkan keturunan yang lemah di belakang
mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu
hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”
. Hukum Asuransi Menurut Para Fuqaha

• Pandangan Haram (Dilarang): Sebagian ulama menganggap asuransi


konvensional yang melibatkan bunga dan perjudian sebagai haram
(dilarang) dalam Islam karena bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
• Pandangan Halal (Diperbolehkan): Sebagian ulama lainnya mengizinkan
asuransi syariah (Takaful) yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,
seperti berbagi risiko dan menghindari riba serta perjudian.
Hukum Asuransi syariah di
indonesia
Di Indonesia, asuransi syariah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan diizinkan
beroperasi. Berikut penjelasan singkat tentang hukum asuransi syariah di Indonesia:

Asuransi syariah di Indonesia adalah bentuk asuransi yang beroperasi sesuai


dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Ini mencakup saling berbagi risiko,
menghindari riba (bunga), perjudian, dan memastikan dana premi
diinvestasikan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. OJK mengawasi industri
asuransi syariah untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah.
Masyarakat Indonesia dapat memilih produk asuransi syariah sebagai alternatif
yang sesuai dengan keyakinan agama mereka.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai