Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 9

Dewi Wahyuningsih,Am.keb
Nadia Patonah A.Md.,Keb
Deranti Melandri A.Md.,Keb
Adillah Gustini A.Md., Keb
Yuliani, A.Md.Keb
Nesti Apriza, A.Md. Keb
Umiati Fitri Prilia, A. Md. Keb
Yanis Muniarni, Am.Keb
Misharwati,Am. Keb
Duyung panca warni, Am.keb
Mardalena,Am.keb
Irma Maharani, A.Md. Keb
KAJI KEBUTUHAN PASCA BENCANA
(JITUPASNA) BIDANG KESEHATAN
INSTRUMEN PENILAIAN KAPASITAS UNTUK
MEMASUKI MASA PEMULIHAN

 Untuk mempertajam analisis penkajian kebutuhan


pascabencana maka dibuat instrumen penilaian
kapasitas memasuki masa pemulihan.
 Dari hasil penilaian akan mengidentifikasi tingkat
kapasitas fisik dan non fisik saat pra dan pasca
bencana serta rekomendasinya.
FRAMEWORK JITUPASNA TOOLS
UNTUK SEKTOR KESEHATAN
Data informasi yang dikumpulkan meliputi

SEBELUM SEKARANG SETELAH


DINAS KESEHATAN :
Sebagai Dilihat Skoring program yang menjadi
pembanding perubahan prioritas prioritas nasional
seberpaa kapasitas untuk dasar
menurunnya dan perencanaan
kapasitas kapasitas selanjutnya Dasar RUMAH SAKIT : standar
Kesehatan yang tersisa Rujukan nasional akreditasi rumah
setelah untuk masa sakit
bencana pemulihan

PUSKESMAS : program
wajib dan pengembangan
Puskesmas
Terdapat 4 form penilaian yang digunakan
1. Form sarana dan prasarana (bangunan, alat
Kesehatan, kendaraan)
2. Form sumber daya manusia Kesehatan
3. Form program Kesehatan
4. Form pembiayaan Kesehatan
KAJI KEBUTUHAN PASCA BENCANA
(JITUPASNA) BIDANG KESEHATAN
Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitupasna) adalah
suatu rangkaian kegiatan pengkajian dan penilaian akibat,
analisis dampak, perkiraan kebutuhan, dan rekomendasi
awal terhadap strategi pemulihan yang menjadi dasar
penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca
Bencana ( Peraturan BNPB no 05 tahun 2017)
Kegiatan Jitupasna bidang kesehatan meliputi:
 Persiapan
 Pengumpulan data
 Analisis data.
 Menyusun dokumen laporan Jitupasna
Persiapan

 PENYUSUNAN KAK Jitupasna Nasional/ Provinsi/Kabupaten/Kota (sesuai skala bencana) yang dikoordinasikan
oleh BNPB/BPBD. Komponen KAK terdiri dari: latar belakang, kegiatan yang dilaksanakan, maksud & tujuan,
indikator keluaran & keluaran, cara pelaksanaan kegiatan, tempat pelaksanaan, pelaksana kegiatan, jadwal
kegiatan, dan penganggaran.
 PEMBENTUKAN TIM
Anggota Tim Jitupasna bidang Kesehatan terdiri dari lintas program dan lintas sektor terkait serta tenaga ahli,
lembaga usaha, masyarakat, asosiasi profesi.
-Tim Jitupasna Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Kadinkes Kabupaten/Kota.
-Tim Provinsi ditetapkan oleh Kadinkes Provinsi.
- Tim Jitupasna Pusat ditetapkan oleh pejabat minimal setingkat eselon 2 dari unit
yang tugas dan fungsi untuk mengkoordinasikan penyelenggaraan rehabilitasi dan
rekonstruksi kesehatan pascabencana di Kementerian Kesehatan.
 MEMPERSIAPKAN METODE
 ALAT YANG DIGUNAKAN
Pengumpulan data
 sebelum bencana (data dasar), serta dampak bencana di bidang kesehatan (data
kerusakan, kerugian, gangguan akses, gangguan fungsi dan peningkatan risiko).
 Pengumpulan data meliputi aspek fisik (sarana fisik) dan non fisik (program,
SDM, pembiayaan, risiko kesehatan, dsb). Sasaran pengumpulan data meliputi
institusi kesehatan baik milik pemerintah maupun non pemerintah, yaitu:
fasilitas pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu,
poskesdes/polindes, klinik, praktik dokter/dokter gigi), dinas kesehatan,
Poltekkes/Stikes, instalasi farmasi, rumah dinas tenaga kesehatan, laboratorium.
 Pengumpulan Data Perkiraan Kebutuhan Pascabencana Bidang Kesehatan
 Perbaikan/ pembangunan kembali
Analisis data
 Verifikasi Dan Validasi Data
 Penilaian Kerusakan
Nilai Kerusakan = Jumlah unit fisik yang rusak X tingkat kerusakan X harga (biaya satuan)

 Penilaian Kerugian
Nilai Kerugian = (D x E) + (D xF)
Ket : D:Jangka waktu untuk pemulihan (hari, bulan, tahun)
E: Biaya tambahan (Rp)
F : Potensi kehilangan pendapatan (Rp)
 Analisis Gangguan Akses
 Analisis Gangguan Fungsi
 Analisis Risiko Bidang Kesehatan
 Analisis Dampak Bencana
Pengkajian kebutuhan
Penilaian kebutuhan adalah menilai kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi sesuai
dengan prinsip build back better, safer, & sustainable.
Rumus nilai kebutuhan
Nilai Kebutuhan = G x H
Keterangan: G = Tindakan rehabilitasi dan rekonstruksi berdasarkan kategori pembangunan,
stimulus ekonomi, penyediaan, akses, pemulihan fungsi dan pengurangan risiko bencana bidang
kesehatan , H = Harga satuan (biaya standar) daerah
Laporan hasil
 Gambaran bencana akibat dan dampak bencana mortalitas,
morbiditas, disabilitas, KLB
 Kerusakan dan kerugian bidang kesehatan
 Gangguan akses, gangguan fungsi, peningkatan risiko, dan
analisis dampak bencana terhadap bidang kesehatan.
 Perkiraan kebutuhan dan gambaran awal pemulihan bidang
kesehatan
 Kesimpulan
 Lampiran
Contoh tabel penilaian kebutuhan pascabencana
bidang kesehatan
INSTRUMEN PENILAIAN KAPASITAS UNTUK MEMASUKI MASA PEMULIHAN

Terdapat 4 form penilaian yang digunakan, dengan sasaran Dinkes, RS, dan Puskesmas, yaitu:
1. Form 1: Sarana dan prasarana (bangunan, alat kesehatan, kendaraan)
2. Form 2: Sumber daya manusia kesehatan
3. Form 3: Program kesehatan
4. Form 4: Pembiayaan kesehatan.
RENCANA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
BIDANG KESEHATAN
Hasil kaji Rencana rehabilitasi dan Rekonstruksi
Kesehatan bidang kesehatan merupakan pendetailan
hasil Jitupasna bidang kesehatan sehingga siap untuk
diimplementasikan oleh pihak-pihak terkait sesuai
dengan azas desentralisasi dan otonomi daerah.
Rencana rehabilitasi dan rekonstruksi bidang kesehatan disusun untuk jangka waktu
paling lama 3 (tiga) tahun dan setelah itu dapat ditinjau kembali. Penyusunan Rencana
rehabilitasi dan rekonstruksi bidang kesehatan bertujuan untuk

a. membangun kesepahaman dan komitmen para pemangku kepentingan,


termasuk komitmen pendanaan.
b. menyelaraskan dengan kegiatan lintas-sektor lain dan/atau pihak-pihak lain
yang terlibat di bawah koordinasi pemerintah daerah untuk level Provinsi
dan Kabupaten/Kota, dan di level nasional dikoordinasikan oleh BNPB;
c. menyelaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMN, RPJMD), Rencana Strategis (Kementerian/Lembaga dan SKPD),
dan perencanaan tahunan yang dituangkan dalam Rencana Kerja
Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
d. memberikan gambaran yang jelas tentang perencanaan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi pascabencana bidang kesehatan kepada para pemangku
kepentingan sehingga tidak terjadi tumpang tindih kegiatan serta sebagai
alat bantu dalam pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian atas
kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kesehatan pascakrisis kesehatan
Penyusunan dokumen Rencana rehabilitasi dan rekonstruksi bidang
kesehatan dilaksanakan dengan memperhatikan:
1) hasil Jitupasna bidang kesehatan
2) harus selaras dengan kebijakan dan strategi Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Kesehatan yang dikoordinasikan oleh BNPB/BPBD.
3) penentuan prioritas dengan mempertimbangkan kebutuhan bagi
kelompok rentan dan penyandang disabilitas;
4) pengalokasian sumberdaya dan waktu pelaksanaan;
5) dokumen rencana kerja pemerintah baik pusat maupun daerah;
6) dokumen perencanaan pembangunan terkait lainnya;
7) standar pelayanan minimal kesehatan dan Standar Nasional
Indonesia yang berlaku.
Langkah-langkah Penyusunan Rencana Rehabilitasi
& Rekonstruksi:
a. Verifikasi dan konsolidasi kegiatan
b. Perincian kegiatan
c. Pengelompokan/Pemaketan Kegiatan
d. Penetapan komitmen pelaksanaan dan pendanaan
kegiatan.
Penyusunan Rencana Rehabilitasi dan Rekontruksi
Pascabencana (R3P)
Penetapan
Konsultasi oleh Kepala
Penyajian / Finalisasi BNPB/Gubern
persiapan Penyusunan
rancangan
rancangan konsolida ur/Bupati/wali
si Kota

Tim JITUPASNA Tim penyusun R3P terdiri :


a. Pengkajian dan penilaian a. BNPB/BPBD
akibat Bencana b. Bapennas/Bappeda
b. Analisis dampak bencana c. Kementrian/Lembaga/
c. Perkiraan kebutuhan Perangkat
pascabencana d. Masyrakat
d. Rekomendasi awal e. Dunia usaha
terhadap strategi R3P

Anda mungkin juga menyukai