z=L
Tekanan : ( p0 1p (k2 2 R 1
2
) R)
Gaya berat : (k2 R 12 2
g
R )L
Dari data-data di atas maka neraca momentumnya dapat disusun sbb :
d (zv
(k2 2 R 12 2 r L L
( p 2 2
(k R 2
R 2 2
) 2
1 (k g
) dt rz r R rz r1 0 1 1
R)L 2 r kR p ) R R )L
Kalau dibagi dengan volume-banding (kR 1R serta semua selisih dan r
2 2 2
)L
dibuat sekecil mungkin maka menjadi ;
(k 2 R 2 1R menjadi dr
2
2
)
r menjadi d (r
rz
1
r R rz r r
kR
sehingga persamaanrz dapat
) disusun kembali menjadi ;
Untuk
p1 ) keadaan
g
dt mantap
dr 2 persamaan
L (2) menjadi
d (r rz ) ( p 0 p1
0
) r dr L
g
d (r rz ) ( p 0 p1 )
d r dr p pL gL
g
rz ) 0 1
r
(r L
p0 1p
rrz r2
gL 2L 1
C
gL C1dr
r
2L r
p0 1p
vz r 2 1 ln r 2 ……………..….. (4)
4L
g CL Dari hasil integrasi memberikan
C
K.B 1 : pada r = R ; vz = 0
K.B 2 : Pada r = kR ; vz = 0
( p 0 p1 2
rz gL)R r – (k 1)R
(
2L
R) 2 ln k r
besarnya kecepatan distribusi adalah
(p p k2
r ln r
v
z 0 1
1
gL)R42 2R
ln
R
L k
1
5. Aliran tangensial dalam anulus
Ruang anulus antara dua silinder tegak terisi
oleh
cairan. Kedua silinder tertutup pada satu ujungnya.
Mula-mula kedua silinder dan cairan itu diam, Ω0
Penyelesaian :
Accumulasi : (k 2 R 2 R 2 )L d (
dt
r v )
Masuk : (rr ) 2
L
r
r kR
Keluar : (rr ) 2 L
r
r R
Dengan menggunakan persamaan (1.2) maka neraca
momentumnya menjadi;
…..….. (5.1)
rdv()
L
– (r
r ) 2
L
(k 2 R 2 R 2 )L dt (rr ) rk r
R r R
2 r
Dalam hal ini dipakai tanda rτr dan bukan τr, dengan maksud memberikan
dimensi kecepatan linier kepada v (kecepatan sudut dinyatakan dalam
satuan rad/t). karena τr merupakan fungsi v , maka τr juga mempunyai
dimensi yang sesuai dengan itu.
Untuk merubah dimensi τr, maka v dinyatakan sebagai kecepatan linier rv
dan τr menjadi rτr. Dengan demikian maka ruas kiri persamaan neraca
momentum di atas mempunyai dimensi yang sama dengan ruas kanan.
Perlu diingat bahwa tidak ada pengaruh selisih tekanan dan gravitasi.
d (rr ) L
r kR– (r ) L
r
2r r 2 r R
(dt
rv (k R 2 2
) R 2 )L
Sekarang semua selisih dan r dibuat kecil sekali ( mendekati nol), maka
persamaan menjadi.
d (rv ) 2d (r 2r)
dt dr 2
Untuk keadaan mantap maka menjadi
2d (r 2 )
r
dr 2 0
2d (r 2 ) d (r2
Menjadi r )
r
2rdr 0
2
2
dr 0
d (r 2 ) diintegralkan d (r 2
0
r )
0 (r
r ) 1
2
C r
……………..….. (5.2)
r
2
C r
1
r
dv dr
Dalam hal ini kecepatan sudut harus diubah menjadi kecepatan linier yaitu
dengan cara memasukkan unsur r ke persamaan Newton, sehingga :
r r d (
v
) ……………..
dr r
….. (5.3)
Maka persamaan (5.2) menjadi
C1
– dr
d v
r ( r ) 2 → d v
r dr( r )
C
1
rr 2
d v
dr( r )
C1 r3
Hasil integrasi memberikan ;
C1
v 2 2
C r r
K.B 1 : pada r = R ; vθ = 0
K.B 2 : Pada r = kR ; vθ = Ω0kR
C1 20 2
k2 2
k
R
1
C2 k2
0
k2
1 R
r k2 2
k 2 1
2 0 .
( )
r
v k2
( r ) R(
2
0 k 1 R r
)
Besarnya momen (M) untuk memutar silinder luar adalah gaya x jarak
M 2kRL ( r ) r
kR kR
M 4 0 2 k2
LR k 2
1
PR :
Suatu lapisan cairan Newton mengalir ke bawah pada bidang tegak lurus.
Tebal lapisan cairan adalah δ. Ambil lebar bidang = B dan perpotongan sumbu
koordinat pada bidang. Turunkan persamaan penyebaran tegangan geser dan
distribusi kecepatan aliran.