Anda di halaman 1dari 5

Sebuah partikel bermuatan +q berada pada posisi yang tetap di titik terbawah suatu cincin berjari-

jari R yang terletak pada bidang vertikal xy. Partikel kedua bermuatan +q dan bermassa m dapat
bergerak sepanjang cincin tanpa gesekan. Abaikan interaksi gravitasi antara dua muatan tersebut.
Percepatan gravitasi g ke bawah.
a. Tentukan seluruh vektor gaya yang bekerja pada partikel kedua, serta vektor torka total terhadap
pusat cincin.
b. Tentukan sudut  yang menyatakan posisi kesetimbangan untuk partikel kedua, dinyatakan
dalam besaran-besaran di atas.
c. Jika di sekitar titik kesetimbangan tersebut, partikel kedua diberi simpangan kecil, tentukan
kecepatan sudut osilasi partikel kedua tersebut.

Jawaban no 1
(1a)
 Posisi partikel pertama r1  xˆi  yˆj  zkˆ  ( x, y, z )  (0,  R, 0)  R(0, 1, 0)

 Posisi partikel kedua r2  ( R sin  ,  R cos  , 0)  R(sin  ,  cos  , 0)

 Vektor jarak antara kedua partikel r  r2  r1  R(sin  ,1  cos  , 0)

 Jarak antara kedua partikel r  r  R(2  2cos  )1/2  2 R sin( / 2)

1
Vektor-vektor gaya pada partikel kedua adalah
 Vektor gaya Coulomb yang dirasakan oleh partikel kedua sejajar dengan vektor satuan r̂ ,
yaitu
kq 2 kq 2 kq 2
ˆ
FC  2 r  3 r  2 3 (sin  ,1  cos  , 0)
r r 8R sin ( / 2)
 Vektor gaya berat partikel kedua mengarah ke sumbu y negatif, yaitu
Fg  mg (0, 1, 0)

 Gaya normal yang dirasakan oleh partikel kedua akibat bersinggungan dengan cincin
mengarah ke O, yaitu
N  N Rˆ   N rˆ2  N ( sin  , cos  , 0)
Torka total terhadap O akibat gaya yang bekerja pada partikel kedua adalah
τ total  r2  (FC  Fg  N )

 kq 2 (sin  ,1  cos  , 0) 
 R (sin  ,  cos  , 0)   2 3
 mg (0, 1, 0)  N ( sin  , cos  , 0) 
 8 R sin ( / 2) 
Disini, r2  N  0 , karena kedua vektor sejajar.

 kq 2 (0, 0, (1  cos  ) sin   sin  cos  ) 


τ total  R 2 3
 mg (0, 0,  sin  ) 
 8 R sin ( / 2) 
 kq 2 
τ total  2 3  mg  R (0, 0,sin  )
 8 R sin ( / 2) 

(1b)
Cara pertama

2
Dalam kondisi setimbang, maka total gaya sama dengan nol  FC  Fg  N  0 .

Jika diuraikan ke dalam komponen x dan y adalah


kq 2 sin  kq 2
Sumbu x:  N sin   0  N  2 3
8R 2 sin 3 ( / 2) 8R sin ( / 2)

kq 2 (1  cos  ) kq 2
Sumbu y:  mg  N cos   0  mg 
8 R 2 sin 3 ( / 2) 8R 2 sin 3 ( / 2)
1/3
3 kq 2  kq 2 
sin ( / 2)      0  2 arcsin  2 
.
8mgR2  8 mgR 
Cara kedua
Karena partikel kedua hanya dapat bergerak sepanjang cincin, maka agar berada pada keadaan
seimbang, maka total komponen gaya tangensial sama dengan nol. Gaya normal N tidak memiliki
komponen tangensial karena arahnya radial (menuju O).
Sesuai dengan gambar di atas, sudut antara FC dengan FCt (Komponen tangensial gaya FC ) adalah

 / 2 . Besar FC adalah

kq 2 sin 2   (1  cos  ) 2 kq 2
FC  
8 R 2 sin 3 ( / 2) 4 R 2 sin 2 ( / 2)

kq 2 cos( / 2)
sehingga FCt  FC cos( / 2) 
4 R 2 sin 2 ( / 2)
Besar komponen tangensial gaya Fg adalah

Fgt  mg sin   2mg sin( / 2) cos( / 2)

Total komponen gaya tangensial sama dengan nol.


kq 2 cos( / 2)
 2mg sin( / 2) cos( / 2)  0
4 R 2 sin 2 ( / 2)
1/3
3 kq 2  kq 2 
 sin ( / 2)      0  2 arcsin  2 
.
8mgR 2  8mgR 

Cara ketiga
Agar partikel kedua berada pada keadaan setimbang, maka torka total sama dengan nol.
1/3
kq 2  kq 2 
 mg  0     0  2 arcsin  2 
.
8 R 2 sin 3 ( / 2)  8mgR 

3
(1c)
Misalnya partikel kedua diberi simpangan kecil sebesar   0 sehingga sudutnya terhadap garis

vertikal adalah   0   .

Cara pertama (metode gaya)


Ditinjau komponen gaya tangensial FCt dan Fgt .

kq 2 cos( / 2) kq 2 sin 
FCt   dan Fgt  mg sin 
4 R 2 sin 2 ( / 2) 8R 2 sin 3 ( / 2)
Selisih kedua gaya tersebut adalah gaya pemulih untuk gerak osilasi partikel kedua
F   ma   mR

kq 2 sin   kq 2 
F  mg sin   2 3
 sin( 0   ) mg  2 3 
8 R sin ( / 2)  8 R sin (( 0  ) / 2) 
 kq 2 
 (sin 0 cos   cos 0 sin  )  mg  2 3 
 8 R (sin 12 0 cos 12   cos 12 0 sin 12  ) 
 kq 2 
 (sin 0   cos 0 )  mg  2 (sin 12 0  12  cos 12 0 ) 3 
 8R 
 kq 2 
 (sin 0   cos 0 )  mg  2 (sin 3 12 0 )(1  23  cot 12 0 ) 
 8R 
 kq 2 3 kq 2 cos 12 0 
 (sin 0   cos 0 )  mg  2 3 1  
 8 R sin 2 0 16 R 2 sin 4 12 0 
3 kq 2 cos 12 0 21 kq 2
 (2sin 12 0 cos 12 0 )  3 cos 
2 0
 3 mgcos 2 12 0
16 R 2 sin 4 12 0 8 R 2 sin 3 12 0

Untuk menyederhanakan persamaan di atas telah digunakan beberapa identitas:


kq 2
sin( x  y )  sin cos y  cos x sin y , cos   1 , sin    , mg  .
8 R 2 sin 3 12 0
Persamaan gaya:
2 1
3g cos 0
 mR  3 mg cos 2 12  0     2

R
3g cos 2 12 0
2 
R

Cara kedua (Lagrangian)


Energi kinetik partikel pertama: T1  0

4
Energi kinetik partikel kedua: T2  12 m( R ) 2  12 mR 2 2

Energi potensial gravitasi partikel pertama: V1  mgR

Energi potensial gravitasi partikel kedua: V2  mgR cos   mgR cos(0   )

kq 2 kq 2
Energi potensial listrik Vq  
r 2 R sin( 12 0  12  )
Lagrangian:
kq 2
L  T  V  0  12 mR 2 2  ( mgR  mgR cos(0   )  )
2 R sin( 12 0  12  )
kq 2
 12 mR 2 2  mgR (1  cos(0   )) 
2 R sin( 12 0  12  )

Persamaan Euler-Lagrange:
d L L

dt  
d kq 2 cos( 12 0  12  )
(mR 2)  mgR sin( 0   ) 
dt 4R sin 2 ( 12 0  12  )

kq 2 1 cos 12 0
mR 2   mgR (sin 0   cos 0 )  (cos 12 0  12  sin 12 0 ) 2 1 (1   )
4R sin 2 0 sin 12 0
kq 2 cos 2 12 0 1
  mgR (2 sin 12 0 cos 12 0   (cos 2 12 0  sin 2 12 0 )  2 1
(cos 1

2 0
   2  sin 12 0 )
4 R sin 2 0 sin 2 0
1

kq 2
Dengan mengingat mg  2 3 1 maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi
8 R sin 2 0

kq 2 (2 cos 2 12 0  sin 2 12 0 )
mR 2   mgR (cos 2 12 0  sin 2 12 0 ) 
8 R sin 3 12 0
  mgR (cos 2 12 0  sin 2 12 0 )  mgR (2 cos 2 12 0  sin 2 12 0 )
 3mgR cos 2 12 0

Akhirnya
2 1
3g cos 0
   2

R

23g cos 2 12 0
 
R

Anda mungkin juga menyukai