Anda di halaman 1dari 10

KSR PMI

(KORPS SUKARELA)
SEJARAH KSR PMI
Masuknya tentara Belanda (NICA) bersama dengan tentara Sekutu
membuat kota Jakarta sebagai ibukota dan pusat pemerintahan
semakin tegang dan rawan. Hal ini menyebabkan PMI tidak
dapat menjalankan kegiatannya. Seiring dengan
dipindahkannya ibukota Indonesia ke Yogyakarta, maka pada
tanggal 16 – 17 Oktober 1946 dalam kongres PMI di
Yogyakarta diambil satu keputusan untuk memindahkan
Markas Besar PMI ke Yogyakarta.

Saat meletusnya pertempuran perebutan Kido Butai (benteng


pertahanan Jepang) di Kota Baru pada tanggal 6 – 7 Oktober
1945.Pada saat itu PMI terjun dalam regu-regu kecil yang
dikenal dengan Mobile Cologne (MC).
MC sendiri adalah pasukan gerak cepat yang member pertolongan
darurat, MC terdiri dari pemuda dan mahasiswa yang tidak
tergabung dalam kesatuan bersenjata. Dalam tugasnya MC
bergerak dalam regu-regu (terdiri atas 5 orang).Pada awal
pembentuk kannya MC terdiri dari 2 regu, meliputi 1 regu besar dan
1 regu kecil. Pada masa itu kegiatan PMI dipusatkan di Jl. Jendral
Sudirman 50 Yogyakarta (Kantor PMI Pusat).
Semakin beragam dan banyaknya kasus menuntut pemekaran MC,
sehingga pada tahun 1950 dibentuklah Palang Merah Pemuda (PMP).
Apabila pada MC diprioritaskan kepada para mahasiswa, maka PMP
melibatkan remaja, pemuda dan mahasiswa. Memasuki era 60-an
PMP merubah nama menjadi Keluarga PPPK. Perubahan nama ini
mempunyai nilai strategis, yaitu berkonsentrasi pada tugas-tugas
PPPK serta fungsi pembinaan palang merah melalui PMP.
Perkembangan palang merah tidak pernah
lepas dari perubahan yang terjadi di Negara
ini, ketika Tri Komando Rakyat (Trikora)
dikumandangkan tahun 1962. PMI dengan
Calon Kesatuan (Cakes) siap diterjunkan di
medan tempur.
•Perkembangan palang merah tidak pernah
lepas dari perubahan yang terjadi di Negara
ini, ketika Tri Komando Rakyat (Trikora)
dikumandangkan tahun 1962. PMI dengan
Calon Kesatuan (Cakes) siap diterjunkan di
medan tempur.
Pada tahun 1955 ditetapkan untuk pertama kalinya di Bandung dengan
nama Corps Sukarela (CSR) tepatnya 17 September 1955 berikut
lambang dan sumpah setia yang dipertahankan hingga sekarang.
Memasuki era 70-an tantangan yang dihadapi PMI bukan lagi
menyangkut medan tempur, oleh karena itu PMI melakukan mobilisasi
terhadap mantan-mantan keluarga PPPK dan Cakes dalam wadah baru
yang dikenal dengan Corps Suka Rela (CSR). Disebut Corps karena
dalam setiap penugasan dalam bentuk Kesatuan/unit yang terkoordinir
dan mempunyai kualifikasi khusus/tertentu.
Adanya perubahan Ejaan Bahasa Indonesia (EYD) pada tahun 1974
menyebabkan nama CSR Berubah menjadi Korps Suka Rela (KSR).
Sejak masa perang kemerdekaan Korps Sukarela telah banyak
berkiprah melaksanakan tugas-tugas penyelamatan, pengawalan serta
penjagaan. Dimulai dengan penanganan korban perang,
penanggulangan bencana, operasi SAR, penanggulangan kecelakaan
jalan raya, serta kejadian-kejadian yang bersifat darurat yang terjadi
sesuai kondisi jaman, termasuk diantaranya juga adalah pembinaan
Palang Merah Remaja disekolah-sekolah serta pelatihan Pertolongan
Pertama di berbagai instansi.
Lambang PMI Menurut Undang-undang No 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan

Anda mungkin juga menyukai