Anda di halaman 1dari 21

Nurul Hanifah

Sirah Nabawiyah Sejak Lahir


Hingga Bi’tsah
Agenda

A
Nasab, Kelahiran, dan
Penyusuan Nabi

Perjalanan Nabi Muhammad


Ke Syam

Pernikahan dengan Siti


Khadijah

Menyendiri di Gua Hira

Presentation title Awal Permulaan Wahyu 2


Nasab
Muhammad SAW bin Abdullah bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin
Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luay
bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadr bin Kinanah bin Khuzaimah
bin Mudrikah bin Nabi Ilyas AS bin Mudlar bin Nizar bin Ma'ad bin
Adnan.

Presentation title 3
Kelahiran
• Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun Gajah
atau 570 Masehi, tepatnya pada hari Senin, di Kota Mekah.
• Beliau terlahir dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib, seorang
saudagar yang sering bepergian ke Negeri Syam, dan Aminah bin Wahab.

• Abdullah meninggal dunia saat Aminah mengandung Nabi Muhammad


yang saat itu baru berusia 2 bulan.

Presentation title 4
Penyusuan Nabi Muhammad SAW
Aminah, mengutus seseorang untuk mengabarkan tentang kelahiran anaknya kepada Abdul Muthalib,
kakek Rasulullah. Abdul Muthalib sangat senang dengan kelahiran Nabi Muhammad.
Abdul Muthalib membawa bayi Nabi Muhammad SAW ke Kakbah. Hal ini dilakukannya untuk berdoa
sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas kelahiran Nabi Muhammad.

Kakek Rasulullah SAW kemudian menyerahkan bayi Muhammad kepada salah seorang ibu susuan dari
Bani Sa'ad bin Bakar. Ibu susuannya bernama Halimah binti Abi Dzuaib.
Para perawi Sirah telah sepakat bahwa pedalaman Bani Sa,d pada waktu itu-sedang mengalami musim
kemarauyang menyebabkan keringnya ladang peternakan dan pertanian. Tidak iama Setelah
Muhammad saw berada di rumah Hilimah, tinggal di kamarnya dan menyusu darinya, menghijaulah
kembali taniilran-tanaman"di sekitar rumahnya, sehingga kambing-kambingnya pulang kendang
dengan perut kenyang.

Presentation title 5
Muhammad kecil saat berusia 5 tahun sudah kembali ke rumahnya. Ia mulai
kembali hidup bersama ibunda dan kakeknya. Namun tak lama setelah itu
tepatnya saat berusia 6 tahun, Nabi Muhammad juga kehilangan sang Ibu,
Siti Aminah, yang meninggal dunia.
Dua tahun kemudian, Nabi Muhammad kembali kehilangan seseorang yang
istimewa baginya, yakni sang kakek, Abdul Muthalib.
Pengasuhan Muhammad kecil kemudian diserahkan kepada pamannya yang
bernama Abu Thalib. Disebutkan dalam sejumlah sirrah bahwa Abdul
Muthalib mewasiatkan hal tersebut kepada Abu Thalib, mengingat Abdullah
dan Abu Thalib adalah saudara seibu.

Presentation title 6
Perjalanan Nabi Muhammad Ke Syam
ketika berusia 12 tahun, Rasulullah saw diajak pamannya Abu Thalib pergi ke Svam dalam
suatu kafilah dagang. Pada waktu kafilah di Bashra, mereka melewati seorang pendeta
bernama Bahira. la adalah seorang pendeta yang banyak mengetahui Injil dan ahli tentang
masalah-maslah kenasranian Kemudian Bahira melihat Nabi saw. Lalu ia mulai mengamati
Nabi dan mengajak berbicara. Kemudian Bahira menoleh kepada Abu Thalib dan menanyakan
kepadanva, "Apa status anak ini di sisimu?" Abu Thalib menjawab, "Anakku (Abu Thalib
memanggil Nabi saw dengan panggilan anak karena kecintaannya yang mendalam)". Bahira
bertanya kepadanya, "Dia bukan anakmu. Tidak sepatutnya ayah anak ini masih hidup." Abu
Thalib berkata," Dia adalah anak saudaraku." Bahira bertanya," Apa yang dilakukan ayahnya?
"Abu Thalib menjawab, " Dia telah meninggal ketika ibu anak ini mengandungnya." Bahira
berkata, "Anda benar, bawalah dia pulang ke negerinya, dan jagalah dia dari orang-orang
Yahudi. Jika mereka melihatnya di sini, pasti akan dijahatinya. Sesungguhnya anak saudaramu
ini akan memegang perkara besar." Kemudian Abu Thalib cepat-cepat membawanya pulang.

Presentation title 8
Memasuki masa remaja, Rasulullah saw mulai berusaha mencari
rejeki dengan menggembalakan kambing. Rasulullah saw pernah
bertutur tentang dirinya, "Aku dulu mengembalakan kambing
penduduk Mekkah dengan upah beberapa girath“. Selama masa
mudanya, Allah telah memeliharanya dari penyimpangan yang
biasanya dilakukan oleh para pemuda seusianya, seperti berhura-
hura dan permainan nista lainnya.

Presentation title 9
Perniagaan, dan Menikahnya dengan Siti Khadijah
Khadijah, menurut riwayat Ibnul Atsir dan Ibnu Hisyam, adalah seorang wanita
pedangan yang mulia dan kaya. Beliau sering mengirim orang kepercayaannya untuk
berdagang. Ketika mendegar tentang kejujuran Nabi saw. dan kemuliaan akhlaknya,
Khadijah mencoba memberi amanat kepada Nabi saw. dengan membawa
dagangannya ke Syam (sekarang Palestina, Syria, Lebanon, dan Yordania)

Khadijah membawa barang dagangan yang lebih baik daripada apa yang dibawakan
kepada orang lain. Dalam perjalanan dagang ini Nabi Muhammad saw. ditemani oleh
Maisarah, seorang pria kepercayaan Khadijah. Nabi saw. menerima tawaran ini dan
berangkat ke Syam bersama Maisarah dan membawa keuntungan yang berlipat ganda
sehingga kepercayaan Khadijah bertambah kepada beliau. Selama perjalanan itu
Maisarah sangat terkesan dengan akhlak dan kejujura Nabi saw., dan hal itu
dilaporkannya kepada Khadijah.

Presentation title 11
Khadijah merasa tertarik dan terkejut dengan keberkahan dari perniagaan
Nabi saw. Khadijah kemudian menyatakan hasratnya untuk menikah dengan
Nabi saw. dengan perantaraan Nafisah binti Muniyah. Nabi saw
menyetujuinya dan menyampaikan hal tersebut kepada paman-pamannya.
Khadijah dipinang untuk Nabi saw. dari paman Khadijah bernama Amr bin
Asad. Ketika menikahinya Nabi berusia 25 tahun dan Khadijah berusia 40
tahun.

Presentation title 12
Keikut sertaan Nabi dalam Membangun Ka’bah
KA'BAH adalah 'rumah'yang pertama kali dibangun atas nama Allah, untuk meyembah
Allah dan mentauhidkan-Nya. Dibangun oleh_bapak para Nabi, Ibrahim as, setelah
menghadari "perang berhala" dan penghancuran tempat-tempat peribadatan yang didirikan
di atasnya.
Setelah itu Ka’bah mengalami beberapa kali serangan yang mengakibatkan kerapuhan
bangunannya Diantaranya adalah, serangan banjir yang menenggelamkan-Makkah beberapa tahun
sebelum bi’tsah sehingga menambah kerapuhan bangunannya. Hal ini memalsa orang-orang
quraisy harus membangun Ka’bah kembali demi menjaga kehormatan dan kesucian bangunannya
Rasulullah saw sebelum bi'tsah pernah ikut serta dalam pembangunan Ka’bah dan pemugarannya.
Beliau ikut serta aktif mengusung batu di atas pundaknya. Pada waktu itu Rasulullah saw berusia
35 tahun
Nabi saw memiliki pengaruh besar dalam menyelesaikan, kemelut yang timbul akibat perselisihan
antar kabilah tentang siapa yang berhak mendapatkan kehormatan meletakkan haiar aswad
ditempatnya. Semua pihak tunduk kepada usulan yang diajukan Nabi Muhammad, Karena mereka
mengenalnya sebagai Al-Amin (terpercaya) dan mencintainya

Presentation title 14
Menyendiri di Gua Hira
Mendekati usia empat puluh tahun, mulailah tumbuh pada diri Nabi saw
kecenderungan untuk melakukan 'uzlah. Allah menumbuhkan pada dirinya
rasa senang untuk melakukan ikhtila' (Menyendiri) di Gua Hira' (Hira'
adalah nama sebuah gunung yang terletak di sebelah barat laut kota
Mekkah). Ia menyendiri dan beribadah di gua tersebut selama beberapa
malam. Kadang sampai sepuluh malam, dan kadang lebih dari itu, sampai
satu bulan. Kemudian beliau kembali ke rumah sejenak hanya untuk
mengambil bekal baru untuk melanjutkan ihhtila'-nya di gua Hira'.
Demikianlah Nabi saw terus melakukannya sampai turun kepadanya wahyu
ketika beliau sedang 'uzlah

Presentation title 16
Permulaan Wahyu
Aisyah berkata: ''Wahyu yang diterima Rasulullah dimulai dengan suatu mimpi yang benar. Dalam
mimpi itu beliau melihat cahaya terang laksana fajar menyingsing di pagi hari.
Kemudian, beliau digemarkan untuk melakukan khalwat ('uzlah). Beliau melakukan khalwat di Gua
Hira selama beberapa malam, kemudian pulang kepada keluarganya (Khadijah) untuk mengambil bekal.
Hingga akhirnya, turunlah wahyu Allah SWT.
Demikianlah berulang kali hingga suatu saat beliau dikejutkan dengan datangnya kebenaran didalam
gua Hira'. Pada suatu hari datanglah Malikat lalu berkata, "Bacalah." Beliau meniawab. "Aku tidak
dapat membaca." Rasulullah saw menceritakan lebih lanjut Mahlaikat itu lalu mendekati aku dan
memelukku sehingga aku merasa lemah sekali, kemudian aku dilepaskan. Ia berkata lagi, "Bacalah. "
Aku menjawab, "Aku tidak dapat membaca. " Ia mendekati aku lagi dan mendekapku, sehingga aku
merasa tak berdaya sama sekali, kemudian aku dilepaskan. Ia. berkata lagi, "Bacalah. " Aku menlwab,
"Aku tidak dapat membaca. " Untuk ketiga kalinya ia mendekati aku dan memelukku hingga aku
merasa lemas, kemudian aku dilepaskan“ selanjutnya ia berkata lagi, “Bacalah dengan nama Rabb-mu
yang telah menciptakan menciptakan manusia dai segumpal darah....." dan seterusnya.

Presentation title 18
• Perbedaan yang jelas antara al-Qur'an dan al-Hadits. Nabi saw memerintahkan para
sahabatnya agar mencatat al-Qur'an segera setelah diturunkan. Sementara untuk hadist,
Nabi saw hanya memerintahkan agar dihapal saja. Bukan karena hadist itu sebagai
perkataan dari dirinya sendiri yang tidak ada kaitanya dengan kenabian, tetapi karena al-
Qur'an itu diwahyukan kepadanya dengan makna dan lafazh-nya dari Rasulullah SAW.
Beliau memperingati para sahabatnya agar jangan sampai mencampur-adukkan kalam
Allah dengan sabdanya

• Nabi saw sering ditanya tentang beberapa masalah, tetapi beliau tidak langsung
menjawabnya. Kadang Nabi saw menunggu lama hingga apabila telah diturunkan suatu
ayat al-Qur'an mengenai apa yang ditanyakan tersebut, barulah Nabi saw memanggil si
penanya kemudian membacakan ayat al-Qur'an yang baru diturunkan. Kadang dalam
beberapa hal Nabi saw melakukan tindakan tertentu, kemudian diturunkannya beberapa
ayat al-Qur'an, dan kadang berupa teguran atau koreksi.

Presentation title 19
• Kejujuran Nabi saw selama empat puluh tahun bergaul bersama kaurnnya sehingga dikenal
di kalangan mereka sebagai orang yang jujur dan terpercaya, membuat kita yakin akan
kejujurannya terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itu, selama pengamatannya terhadap
fenomena wahyu, pasti Nabi saw telah berhasil mengusir keraguan yang membayangi
kedua matanya atau pikirannya. Seolah ayat berikut ini merupakan jawaban terhadap
penelitian dan kajiannya yang pertama tentang wahyu:

Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami
turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab
sebelum kami. Sesungguhnya telah datang kebenaran hepadamu dari Rabb-mu, sebab
itu janganlah sehali-hali hamu tervnasuh orang-orang yang ragu." (Yunus:94)

Presentation title 20
Thank you

Anda mungkin juga menyukai