Anda di halaman 1dari 16

PERSPEKTIF DAN INOVASI PEMBANGUNAN

KETAHANAN PANGAN PROVINSI


JAWA TENGAH

Dr. Rohadi, M.P. Staf Pengajar Fakultas Teknologi Pertanian


Universitas Semarang

DISAMPAIKAN PADA ACARA RAPAT SINKRONISASI OPERASIONAL KEGIATAN (SOK)


PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2019
KENDAL, 6-7 FEBRUARI 2019
OUT LINE PRESENTATION
INTRODUCTION
Ketahanan Pangan (food security) bersifat lintas sektoral, multi
disiplin, dimensi, terkait perilaku manusia, bersifat global bahkan
terkait keberlanjutkan eksistensi planet (bumi).

Kasus obesitas, kelaparan, kesenjangan akses pangan, prevalensi


penyakit degeneratif meningkat, anak kunthet (stunting), anemia ibu
hamil, komoditas pertanian rusak, demontrasi petani cabai, kelapa
dan tebu, NTP rendah (101,94), skor PPH nasional/lokal yang belum
ideal (90.4), konversi lahan pertanian 50-60 ribu ha/tahun, jumlah
penduduk miskin (9,82%), indeks gini rasio nas/Jateng (0,389/0,38),
bukti bahwa masih ada masalah pada Ketahanan Pangan.

Tak satupun entitas yang mampu bekerja sendiri. Diperlukan


kerjasama (partnerships), Antara sektor swasta, akademisi, petani dan
pembudidaya, konsumen, pemerintah, industri dan komunitas lain
dalam upaya SDGs

Tanpa ada integrasi diantara elemen (parsial), semua kebijakan dan


program hanya akan berakhir pada pelemahan ketahanan pangan
(food insecurerity) dimasa depan. Perlu kerjasama diantara mereka
dan model-2 inovasi pd semua aspek
THE OBJECTIVES
1. Meningkatkan rasa keberpihakan bahwa Ketahanan Pangan (food
security) merupakan tanggungjawab bersama
2. Menemukan dan mengidentifikasi akar masalah pada kondisi
Ketahanan Pangan di Jawa Tengah terkini (existing) dalam rangka SDGs
di bidang Ketahanan Pangan.

3. Memberi masukan kepada pemerintah daerah untuk pembangunan


ketahanan pangan dengan alternative model (bentuk) kebijakan, inovasi
teknologi, regulasi yang mampu memperkuat Ketahanan Pangan di
Jawa Tengah dalam upaya SDGs di bidang Ketahanan Pangan

4. Memperkuat pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan (RAD-TPB)

5. Memperkuat kerjasama lintas sektoral dalam upaya SDGs di bidang


Ketahanan Pangan
KETAHANAN PANGAN DALAM KONTEKS MDGs
Amanat UU No. 18/2012:
Ketahanan Pangan sebagai kondisi terpenuhinya
Pangan bagi negara sampai dengan
perseorangan, yang tercermin dari tersedianya
Pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan
terjangkau serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat,
untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif
secara berkelanjutan.
FOODS AVAILABILITY (KETERSEDIAAN PANGAN)

Mestinya menghela
produksi pangan
DN, bukan impor

Citra satelit untuk estimasi produksi tanaman


(hamparan), lebih akurat, akurasi 85%
UU 23/2014
Pasal 12(2): Pangan merupakan urusan pemerintahan wajib yang
tidak
berkaitan dengan pelayanan dasar……>menolak import ?
Pasal 12(3): Pertanian, kehutanan, kelautan, perikanan, urusan
pemerintahan pilihan
PENDEKATAN KONSUMSI PANGAN PERKAPITA
ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN
JAWA TENGAH
PROGNOSA (ARAM) _SEPTEMBER 2016
A. Metode Kualitatif: Konsumsi Faktor
No Komoditi Prod Penyediaan Kebutuhan +/- (ton) per kapita Konversi
1. Dietary history (100-angka
(Ton) (ton) (ton) (kg/kap/th) susut)
2. Food frequenci 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Padi 10.183.556 6.050.538 3.238.936 2.811.601 95,90 *)
3. Food List 2 Jagung 2.878.287 2.561.675 27.019 2.534.656 0,80 89,00%
3 Kedelai 91.162 86.294 337.741 -251.447 10,00 94,66%
111.115 96.103 3.377 92.726 0,10 86,49%
B. Metode Kuantitatif.
4 K. Tanah
5 K. Hijau 99.875 92.884 6.755 86.129 0,20 93,00%
6 Ubi Kayu 3.621.595 3.472.023 219.532 3.252.491 6,50 95,87%

1. Metode Neraca Bahan Makanan (NBM) 7 Ubi Jalar 153.515 135.093 33.774 101.319 1,00 88,00%
8 Gula 120.740 119.556 358.005 -238.449 10,60 99,02%
2. Survei Konsumsi Pangan Tingkat Individu 9 Daging 288.447 274.025 212.777 61.248 6,30 95,00%

a.l. recall 24, inventories methods; Food 10


11
Telur
Susu
289.330
97.214
283.399
81.951
229.664
70.926
53.735
11.026
6,80
2,10
97,95%
84,30%
List Methods; (Mandiri atau BPS-Susenas) 12 Ikan 711.046 689.715 526.876 162.839 15,60 97,00%
Keterangan:
3. Gabungan (1) + (2-recall 24) Ketersediaan beras dihitung dengan asumsi :
*) GKG tersedia = GKG (ARAM _2016) dikurangi penggunaan gabah 5,3%, untuk benih 0,9%; pakan 0,44%; industri non makanan 0,56%; tercecer/susut 3,4%
Konversi GKG tersedia ke beras (62,74%) , **) Angka Tercecer : gula 0,98% ( sumber NBM 2011 ), ***) termasuk supply daging dalam bentuk ternak hidup,
termasuk dalam bentuk susu olahan. Konsumsi Susu dalam Liter = 6,52 Ltr /kap/th, BJ Susu 1,028 = 6,70 kg/kap/th
proyeksi jumlah penduduk th 2015 = 33.774.100,00 jiwa (SUPAS Data Statistik Indonesia 2013, kerjasama BPS, ANU dan LDUI)
sumber : 1-7 : Dinpertan TPH (ARAM _2016), 8 : Gula = Prediksi Produksi s/d bulan Desember 2016 (Dinbun -Jateng)

Sutiyadi, (2016). Catatan tidak ada arus


barang dr/ke luar Provinsi sudah pula
Skor PPH dipertimbangkan jumlah CPD+CPM
OUT PUT SURVEI KONSUMSI PANGAN RUMAH TANGGA

Skor PPH dikategorikan sangat rendah (<


55), rendah (55-70), cukup (71-84), dan
tinggi (>85).

Konsumsi perkapita rata-rata individu/mengabaikan usia tiap jenis kelompok pangan


REPRESENTASI CAPAIAN MDGs

Meskipun telah terjadi perbaikan keseluruhan


situasi ketahanan pangan dan gizi, tetapi terlihat
jelas pada data-data yang ada bahwa ketahanan
gizi masih jauh tertinggal. Bahkan, pencapaian
REPRESENTASI
pada beberapa tujuan MDGs terkait kesehatan dan
CAPAIAN MFGs
gizi kurang mengalami kemajuan, seperti
meningkatnya persentase balita stunting pada
tahun 2010-2013; meningkatnya kematian ibu
melahirkan; dan jumlah angka kematian bayi yang
relatif masih tinggi. Selain itu, pencapaian
Indonesia untuk target MDGs dalam hal higiene
(kebersihan) masih memerlukan perhatian serius, Temuan
mengingat bahwa status kesehatan yang buruk
dan kekurangan gizi akan membentuk lingkaran
setan (DKP, Kementerian Pertanian dan World
Food Programme, 2015)
EKSISTENSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

1. UU No. 41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan


Berkelanjutan, dengan turunan empat (4) Peraturan Pemerintah;
PP No. 1/2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan; PP No. 12/2012 tentang insentif
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; PP No.25/2012
tentang Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; PP
No. 30/2012 tentang Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan
2. Perda No. 2/ 2013 Provinsi Jawa Tengah tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan Povinsi Jawa Tengah, dilengkapi
dengan 3 Peraturan Gubernur
3. Perda No.6/2010 tetang RT-RW Provinsi Jawa Tengah
PERDA No. 6/ 2010 tentang RTRW
Provinsi Jawa Tengah-LP2B
1.022.570,86 HA
Masih Terjadi Alih Fungsi Lahan Ancaman Serius Produksi Pangan, Berapa Kabupaten/Kota yang sudah
Ketahanan Pangan Dan Kedaulatan Pangan menetapkan Perda RT-RW?
PENGEMBANGAN CADANGAN PANGAN DAERAH

Kebutuhan CPN per tahun= 18% Kebutuhan


Konsumsi Total [Penduduk X konsumsi/kapita-tahun
x koefisien kebutuhan CPP]

CPP = Kebutuhan CPN – CPM –CPPD


CPPD = [CPPD Prov+CPPD Kab/Kot+CPPD Des]

Kebutuhan CPPD dengan asumsi daerah Rumah tangga-pedagang kecil


bertanggungjawab mengembangkan 10% CPP

CPM = CP i.e. RT petani, penggilingan, pedagang,


institusi penyedia makanan, RT non-petani.

siapa yang memiliki data akurat 11


komoditas pangan? Pedagang besar
Gudang swasta
KONSEP KETAHANAN PANGAN DALAM KONTEKS SDGs
1. Zero kemiskinan dalam segala bentuk
2. Zero kelaparan, tercapai ketahanan
pangan, perbaikan nutrisi [kualitas
pangan], mengembangkan pertanian
berkelanjutan
3. Jaminan hidup sehat, dan
mengembangkan kesejahteraan di segala
usia
12. Menjamin keberlanjutan pola
konsumsi dan produksi yang sudah baik

Lancet Series on Planetary Health (29):


Penurunan dan kerusakan ekosistem alam
diidentifikasi sebagai faktor utama ancaman
keanekaragaman hayati, dengan begitu
stabilitas sistem pangan global terancam

Pemerintah Ikut Menandatangani Kesepakatan


SDGs 2017-Sidang KTT G-20 Hamburg pun
pula sudah mengeluarkan Perpres N0.59/2017
tentang pelaksanaan pencapaian TPB
FAKTOR PENGARUHI KETAHANAN PANGAN
①Low per capita income (Rp/kapita/tahun)
②Low and unequal distribution of income
③Poor and highly unstable growth performance
especially in agriculture
④Unemployment and underemployment
⑤Low and declining farm size
⑥Inequalities in land distribution
⑦Low land utilization
⑧Social discrimination
⑨Population growth
⑩Access to market
⑪Food taboos:
⑫Poverty
⑬Climate induced insecurity: climate change,
deforestation, landslide, declining soil fertility
⑭Political instability
⑮Poor, marginalized, ethnic group & lower caste groups
⑯High maternal and infant mortalities
RENCANA AKSI DAERAH-TUJUAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN (RAD-TPB)
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, ditetapkan di Jakarta 4 Juli 2017

Ps 15(1). Untuk pencapaian sasaran TPB Daerah, Gubernur menyusun RAD TPB 5 (lima)
tahunan bersama Bupati/Walikota di wilayahnya masing-masing dengan melibatkan Ormas,
Filantropi, Pelaku Usaha, Akademisi, dan pihak terkait lainnya.

Ps 17(2). Gubernur menyampaikan setiap tahun laporan pencapaian atas pelaksanaan sasaran
TPB Daerah kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Ps. 17(3) Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan


Pembangunan Nasional selaku Koordinator Pelaksana melaporkan pencapaian atas
pelaksanaan sasaran TPB tingkat nasional dan daerah kepada Presiden 1 (satu) tahun sekali
dan sewaktu-waktu bila diperlukan.

Ps 20(c). Paling lama 12 (dua belas) bulan, RAD TPB tahun 2017-2019, telah ditetapkan
gubernur
PROGRAM APA YANG MESTI DILAKUKAN?

1. Memajukan sistem pertanian berkelanjutan


2. Mereduksi kehilangan pangan
2.1. Sistem produksi pada lahan (on farm) dan pasar,
karena praktek budidaya pertanian, distribusi dan
penyimpanan yang buruk.
2.2. Perilaku dalam mengonsumsi pangan yang Mina Padi
buruk (i.e. makanan sisa besar)-gerakan piring bersih
3. Sistem teknologi informasi bidang kerentanan
pangan (food insecurity) yang modern utamanya Tanaman Pangan DAS
pada saat kejadian bencana, kelaparan, gizi buruk
4. Perbaikan Gizi Ibu Hamil dan anak Usia Dini
5. Keberlanjutan Program Diversifikasi Pangan
6. Politik dan Kebijakan Pangan - Gizi
7. Pemberdayaan komunitas masyarakat spesifik
8. Pangan Halal dan Higeinis., i.e. Perda Halal dan Higein
9. Mutu dan Keamanan Pangan, i.e. PSAT
Komunitas Spesifik Mereduksi Pangan Hilang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai