Anda di halaman 1dari 93

STATISTIKA

Oleh :
Andung Triwibowo,S.Pd

TEAM TEACHING MATEMATIKA


SMK YPE CILACAP
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti kegiatan ini siswa diharapkan dapat :
1. Menentukan Ukuran Pemusatan data :
a. Rata – rata hitung
b. Modus
c. Median
2. Menentukan Ukuran Penyebaran data :
a. Jangkauan
b. Simpangan rata – rata
c. Simpangan Baku
d. Kuartil
e. Desil
f. Persentil
g. Varian, Koesien Variasi dan Angka Baku
MATERI
A. Ukuran Pemusatan

B. Ukuran Penyebaran
A. Ukuran Pemusatan

Kembali ke
Menu Utama
Kembali ke

A. Ukuran Pemusatan Menu Utama

Setelah kita bisa menyajikan Banyak Siswa


Nilai
data dengan tabel maupun (f)
diagram, kini kita mengada- 3 1
kan pengolahan data tersebut 4 2
agar kumpulan data yang kita 5 6
punya dapat diambil manfaat- 6 12
nya. 7 10
Misalnya : 8 5
Pada data nilai tes matematika 9 4
sebagai tabel di samping :  f = 40
Dari tabel tersebut sudahkah bisa disimpulkan berdasarkan nilai tesnya
pembelajaran matematika tersebut sudah berhasil apa belum ? karena
masih ada anak yang mendapatkan nilai 3 dan 4 walau ada juga yang
nilainya 9.
Banyak
Nilai yang bisa mewakili data tersebut mengacu
Nilai Siswa pada pertanyaan umum misalnya :
(f) 1. Nilai siswa rata – rata berapa ?
3 1 Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata– rata
suatu kumpulan data bisa mewakili data ter-
4 2 sebut. Nilai rata – rata ini selanjutnya dise-
but dengan Rata – rata Hitung.
5 6 2. Nilai berapa yang banyak didapat siswa ?
Pertanyaan ini mempnyai makna nilai yang
6 12 paling sering muncul (frekuensinya tertinggi)
bisa juga menjadi wakil suatu kumpulan da-
7 10 ta. Suatu data/nilai yang mempunyai frekuen
si tertinggi ini disebut Modus
8 5
3. Bisa juga ditanyakan berapa nilai tengahnya
9 4 dari kumpulan data tersebut ?
Nilai tengah selanjutnya disebut dengan
 f = 40 Median.

Kembali ke
Menu Utama
Nilai – nilai ini menjadi wakil suatu kumpulan data atau menjadi pu-
sat perhatian pada suatu kumpulan data, ( Rata – rata hitung,
. Modus dan Median ) sering dinamakan Ukuran Pemusat-
an data

A. Rata – rata hitung ( Mean )


Konsep rata – rata hitung adalah membagi sama rata dari semua
nilai yang ada diberikan kepada semua anggotanya.Rata – rata
hitung ( Mean ) dilambangkan dengan x.

Secara umum dapat dituliskan sebagai berikut :


Nilai/data : x1 , x2 , x3 , x4 , ...... , xn

x
x1  x2  x3  ...  xn x

disingkat dengan x
n n
Contoh :
a. Tentukan rata – rata Jawab :
hitung data tunggal : Nilai rata – rata (rata – ra ta
Seorang siswa mempu- hitung) siswa tersebut
nyai nilai untuk : adalah :
Bahasa Indonesia 8 8
8  10  9  6  7
Matematika 1010
x
5
Bahasa Inggris 9 40
x
9 6 5
Sejarah 7 x8
6
Olahraga 7 Lanjut ?
Kembali ke Klik di sini
Menu Utama
Ada cara lain untuk mendapatkan rata – rata hitung ter-sebut
yaitu dengan menggunakan ”rata – rata dugaan ” atau ” guessed
mean ” ada juga yang menyebut ” rata – rata sementara ” kita
tulis dengan A

Contoh :
Pada nilai – nilai ulangan tersebut 8, 10, 9, 6, 7 kita misalkan
du-gaan rata – ratanya adalah 7 ( A = 7 ).
Dari nilai yang ada bila dibanding dengan rata – rata dugaan
tentunya ada selisihnya (simpangan atau deviasi dilambang-
kan dengan ” d ”), maka nilai rata – rata hitungnya bisa dida-
pat dengan menam-bahkan rata – rata selisih (simpangan)
nilai tadi dengan rata – rata dugaan kita.

Mean = Rata – rata dugaan + rata – rata deviasi


Kembali ke
Menu Utama
Mean = Rata – rata dugaan + rata – rata deviasi

Nilai Bahasa Indonesia 8 dugaannya 7 ada simpangan : d = (8 – 7)


Nilai Matematika 10 dugaannya 7 ada simpangan : d = (10 – 7)
Nilai Bahasa Inggris 9 dugaannya 7 ada simpangan : d = (9 – 7)
Nilai Sejarah 6 dugaannya 7 ada simpangan : d = (6 – 7)
Nilai Olahraga 7 dugaannya 7 ada simpangan : d = (7 – 7)

Rata – rata deviasinya = (8  7)  (10 = 71)  (9  7)  (6  7)  (7  7)


5

Maka : = 7 + 1 = 8 (hasilnya sama dengan pakai cara I)

Kesimpulannya :
Menghitung rata – rata dengan cara langsung maupun dengan rata –
rata dugaan hasilnya tidak berbeda.
Kembali ke Lanjut ?
Menu Utama Klik di sini
Rata – rata Hitung pada data tunggal berbobot.

Untuk menghitung rata – rata data berbobot, jumlah


masing – masing data tidak hanya satu, rumus :

x
 x
n
masih bisa dipakai tetapi kurang praktis, maka perlu
dimodifikasi agar bentuknya lebih sederhana dan lebih
mudah menghitungnya sebagai berikut :

x
 f.x

Kembali ke
f
Menu Utama
Contoh : Data berbobot :
Tentukan rata – rata hitung data pada tabel berikut !
Banyak Jawab : (cara langsung)
Nilai
f.x
(x)
Siswa
(f) Kita gunakan rumus : x
 x
3 3 1 1 X3 = 3 n
4 4 2 2 X8 = 8
X30 =30
3  4  4  5  5  .....  9  9  9  9
5 5 6 6 x
6 6 12 12 X72 =72 40
7 7 10 10 X70 = 70  .....
8 8 5 5 X40 = 40
9 9 4 4 X36 =36 Cara ini terlalu menjemukan karena harus
 f = 40  f.x = 259 menjumlah semua data sampai 40 kali dan
bila ditulis terlalu panjang.
259
x  Maka bisa kita gunakan cara lain yaitu
40 rumus :
 6,475 x 
f.x
f
Lanjut ?
Kembali ke Klik di sini
Menu Utama
Rumus untuk menghitung rata – rata (mean) pada data kelompok mengguna-
kan rumus yang sama dengan perhitungan sebelumnya yaitu :

x
 x
maupun yang x
 f.x Dengan x diambil dari
n f titik tengan kelas

Contoh :
Tentukan rata – rata hitung dari data pada tabel berikut :
Data Frekuensi
a. Dengan rata – rata biasa
40 – 44 4 b. Dengan rata – rata sementara
( dengan “d” )
45 – 49 7
c. Dengan rata – rata sementara
50 – 54 12 (dengan “” )
55 – 59 9
60 – 64 5
65 – 69 3

Kembali ke
 f = 40
Menu Utama
a. Penyelesaian dengan rata – rata biasa :
Untuk menyederhanakan perhitungan pada tabel kita lengkapi kolom untuk titik
tengah ( x ) dan kolom untuk f.x !

Data f x f.x Rata – rata diperoleh dengan


rumus :
40 – 44 4 42 x 84= 84
45 – 49 7 47 x329=329
x
 f.x
50 – 54 12 52 x624=624
f
55 – 59 9 57 x513=513
x310=310
60 – 64 5 62 x 
65 – 69 3 67 x201=201
 f = 40  f.x =1977.

x  48,425
Kembali ke Lanjut ?
Menu Utama Klik di sini
b. Penyelesaian dengan rata – rata dugaan :
Kita ambil rata – rata dugaan “A” adalah 52 (A = 52
52) pada tabel kita lengkapi
kolom untuk deviasi (d) ingat d = x – A dan kolom untuk f.d !

Data f x d=x–A f.d Rata – rata diperoleh


dengan rumus :
40 – 44 4 42 ––10= –10 x – 40= – 40
45 – 49 7 47 ––5 = –5 x – 35= – 35
x  xo 
 f .d
50 – 54 12 52 – 0=0 x 0= 0 f
55 – 59 9 57 –5 = 5 x 45 = 45
60 – 64 5 62 – 10 = 10 x 50 = 50 x  
65 – 69 3 67 – 15 = 15 x 45 = 45
 f = 40
40  f.x = 65.

x  48,425
Kembali ke Lanjut ?
Menu Utama Klik di sini
c. Penyelesaian dengan rata – rata dugaan cara lain :

Kita ambil rata – rata dugaan “A” adalah 52 (A = 52) pada tabel kita lengkapi
kolom untuk deviasi (d) ingat d = x – A,  = (d : i) dan kolom untuk f. !

Data f x d =d:i f.


40 – 44 4 42 –10
–10 :– 2 = – 2 x – 8 = –8

45 – 49 7 47 –5 :–51= – 1 x – 7 = –7
50 – 54 12 52 0 :050 = 0 x 0 = 0
55 – 59 9 57 5 1
: 51 = 1 x 9 = 9
60 – 64 5 62 10 2
: 52 = 2 x 15 = 10
65 – 69 3 67 15 3
: 53 = 3 x 9 = 9
 f = 40  f.x = 13 .

Interval kelas ( i ) antara 40 – 44 adalah 5

Kembali ke
Menu Utama
Kita ambil rata–rata dugaan “A” adalah 52 (A = 52
52)
Rata – rata diperoleh
Data f =d:i f. dengan rumus :
40 – 44
45 – 49
4
7
–2
–1
–8
–7 x  A
 f .d
i
50 – 54 12 0 0 f
55 – 59 9 1 9
60 – 64 5 2 10 x  
65 – 69 3 3 9
 f = 40  f.x = 13
x  48,425
Interval kelas ( i ) antara 40 – 44 adalah 5

Kembali ke
Menu Utama
Soal Latihan :
Tentukan rata – rata hitung dari data berikut dengan dua cara
(lengkapi kolom – kolom tabel yang diperlukan ):

3. Data penimbangan
1. Data : 3, 5, 6, 8, 9, 11
balita adalah :
2. Data : Berat Badan Banyak
( kg.) Anak
Nilai 4 6 7 8 10 11
4–6 8
F 3 7 10 9 6 5
7–9 13
10 – 12 11
13 – 15 6
16 – 18 2

Kembali ke
Menu Utama
Kembali ke
Menu Utama
MODUS
Modus adalah nilai yang paling sering muncul atau data yang mempunyai
frekuensi tertinggi.
Modus pada data tunggal dan data berbobot :
Modus pada data tunggal maupun data berbobot cara mendapatkannya sama.

Contoh :
1. Pada kumpulan data berikut tentukan modusnya !
a. 2, 2, 3, 5, 5, 5, 6, 7, 7, 9
b. 2, 3, 4, 5, 7, 10
c. 3, 4, 5, 5, 6, 7, 7, 7, 8, 9, 9, 9, 11

Jawab :
a.2, 2, 3, 5, 5, 5, 6, 7, 7, 9 mempunyai modus = 5
b. 2, 3, 4, 5, 7, 10 data tersebut tidak mempunyai modus
karena frekuensi setiap datanya sama
besar.
c. 3, 4, 5, 5, 6, 7, 7, 7, 8, 9, 9, 9, 11
Pada data ini mempunyai dua modus yaitu 7 dan 9
Kembali ke
Menu Utama
2. Dari tabel data berikut tentukan modusnya !

Banyak
Nilai (x) Siswa
(f) Jawab :
Kita cari data yang frekuensinya tertinggi
3 1
4 2
Modus 5 6
66 12
12
7 10
8 5 Modusnya adalah 6
9 4 (karena 6 mempunyai frekuensi tertinggi
diantara nilai yang lain)
 f = 40

Kembali ke Lanjut ?
Menu Utama Klik di
sini
3. Dari tabel data berikut tentukan modusnya !

Banyak Jawab :
Nilai Siswa
Pada tabel terlihat bahwa frekuensi
(f)
tertingginya 16 untuk data yang terletak
135 – 139 1 dikelas interval 145 – 149.
140 – 144 4
145 – 149 16 Kelas yang mengandung modus
adalah 145 – 149, untuk menghitung
150 – 154 10 modusnya ada 2 pendekatan yaitu :
155 – 159 6
1). Pendekatan kasar :
160 – 164 3 Modus diambil titik tengah dari
 f = 40 kelas yang mengandung modus.
Sehingga modus kasar pada tabel
tersebut adalah 147

2). Pendekatan perhitungan :


Pendekatan ini menggunakan Histogram dari data tersebut !
Ikuti uraian berikut !
Kembali ke
Menu Utama
AB = lebar kelas = i
M = Modus yaitu proyeksi titik
P hasil perpotongan EC
f dan DF
A = Tepi bawah kelas yang
16 E D mengandung Modus
B = Tepi atas kelas yang
mengandung Modus
d2 EF = AE– AF = 16–4 = 12(disebut d1 )
P d1 = selisih frekuensi kelas yang meng
10 d1
andung modus dengan frekuensi
C
kelas yang mendahuluinya
DC = BD–BC = 16–10 = 6 (disebut d2 )
6 d2 = selisih frekuensi kelas yang
mengandung modus dengan fre-
4 kuensi dari kelas berikutnya
F
2
Nilai
0 A M B
134,5 139,5 144,5 149,5 154,5 159,5 164,5

Perhatikan Histogram di atas, segitiga PFE dan segitiga PCD adalah 2 segitiga yang
kungruen (sebangun) akibatnya didapat hubungan :
Kembali ke Ulangi ? Lanjut ?
Menu Utama Kilik di sini Klik di sini
AM EF d1 AM d1
  atau 
MN CD d2 AM  MB d1  d2

AM d1 d1
 AM  AB
AB d1  d2 d1  d2

d1
AM  i
d1  d2
Sehingga didapat rumus modus adalah :

d1 dengan :
Mo  L  i Mo = Modus
d1  d2 L = Limit bawah kelas modus
i = panjang/interval kelas
d1 = selisih antara frek kelas modus dengan

Kembali ke frek kelas sebelum modus


Menu Utama
d2 = selisih antara frek kelas modus dengan
Sehingga dari tabel data di atas jawabannya sebagai berikut :
Banyak Pada tabel terlihat bahwa frekuensi
Nilai Siswa tertingginya 16 untuk data yang terletak
(f) dikelas interval 145 – 149. maka
135 – 139 1 didapat :
L = 144,5  149,5
140 – 144 4
d1 = = 12ditambah
dikurangi

145 – 149 16
16
d2 = –
0,5 = 60,5
150 – 154 10 i = 139135
136
137
138
5 1
2
3
4
5
155 – 159 6
160 – 164 3 d1
Mo  L  i
 f = 40 d1  d2
12
Mo  

Kembali ke Lanjut ? 12
Menu Utama Klik di sini Mo  144,5  5  147,83
18
Soal latihan :
1. Pada kumpulan data berikut tentukan modusnya !
a. 4, 2, 4, 5, 5, 4, 6, 7, 7, 8
b. 12, 8, 14, 5, 7, 17
c. 2, 3, 5, 5, 6, 7, 8, 8, 8, 9, 9, 10, 10, 10, 11

d. Nilai (x) 3 4 5 6 7 8 9

f 2 3 5 9 11 6 4
e. Banyak Siswa
Nilai
(f)
35 – 39 3
40 – 44 4
45 – 49 10
50 – 54 13
55 – 59 6
Kembali ke 60 – 64 4
Menu Utama
 f = 40
Kembali ke
Menu Utama
Median
Median sekumpulan data adalah nilai yang ada persis di tengah – tengah dfata
tersebut (membagi data menjadi 2 kelompok yang sama banyak) setelah data
disusun berurut.
Cara mendapatkan median adalah :
1.Data diurutkan dahulu.
2.Carilah nilai yang letaknya di tengah – tengah.
a. Median data tunggal dan data berbobot.
(1). Banyaknya data ganjil : 1
Letak median adalah pada urutan ke (n+1)
2
Contoh :
Tentukan median dari : 3, 4, 4, 5, 6, 6, 8, 8, 9 , 9, 9, 10, 12
Jawab : 1
Jumlah data 13, sehingga median terletak pada urutan ke ( 13 + 1 ) = 7
2
3, 4, 4, 5, 6, 6, 88, 8, 9, 9, 9, 10, 12

Data urutan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Mediannya = Ulangi ? Lanjut ?


Kembali ke Kilik di sini Klik di sini
Menu Utama
(2). Banyaknya data genap :
Letak median adalah pada urutan ke ½ (n + 1) menunjukan bilangan tidak
bulat berarti mediannya adalah rata – rata dari dua data tengahnya.

Contoh :
Tentukan median dari : 4, 4, 5, 6, 6, 7, 8, 9 , 9, 9, 10, 11

Jawab :

Jumlah data 12, sehingga median terletak pada urutan ke ½ (12 + 1) = 6½


4, 4, 5, 6, 6, 7 87, 8, 9, 9,
9, 10, 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
data ke :

Mediannya terletak ditengah – tengah antara data ke 6 dan data ke 7


+
= 7,5
Mediannya adalah : 2
Ulangi ? Lanjut ?
Kembali ke Kilik di sini Klik di sini
Menu Utama
(2). Data berbobot :
Cara mendapatkan median sama dengan cara di atas, hanya saja masing –
masing data frekuensinya ada beberapa. Bila jumlah frekuensinya relatif
banyak untuk mempermudah menentukan letak median gunakan frekuensi
kumulatif kurang dari.

Contoh :
Tentukan median dari data pada tabel berikut :

Nilai (x) f
3 1
4 2
5 6
6 14
7 8
8 5 Catatan :
Mengingat jumlah frekuensinya ada 40
9 4 Gunakan kolom baru untuk frekuensi
 f = 40 kulumylaif kurang dari
Kembali ke
Menu Utama
Jawab :

Nilai (x) f fk ≤
3 1 1
4 2 1 +2 = 3
3
5 6 3 + 6 = 9
3
9
6 14 23 9 + 9 = 23
7 8 31 23 + 8 = 31
3
8 5 31 + 5 = 36
3
36
36 + 4 = 40
9 4 3
40
 f = 40

data ke 20  data ke 21 
Median = Median = = 6
2 2

Lanjut ?
Kembali ke Klik di sini
Menu Utama
b. Data kelompok (data majemuk) :
Median pada data kelompok dapat dipahami dengan histogram datanya.

Contoh :
Tentukan median dari data pada tabel berikut :

Banyak
Nilai Siswa
(f)
40 – 44 4
45 – 49 7 Catatan :
Agar mudah memahami dimana letak median
50 – 54 12 yang kta cari, kita gambar dulu Histogram data
55 – 59 9 tersebut.
60 – 64 5 Selanjutnya untuk menghitung nilai median
(tanpa menggambar Histogramnya), tabel kita
65 – 69 3 lengkapi dengan kolom tepi bawah masing –
 f = 40 masing kelas.
Kembali ke
Menu Utama
f
N C
12 D Garis MN membagi dae-
rah histogram menjadi
10
dua daerah yang sama
luasnya, hal ini dimaksud
8 9 3 M adalah Median.
12 Luas persegipanjang–2
6 tersebut sebanding dgn
7 9 frekuensi sebab lebar
4 persegipanjang–2 sama.
5 KM = ML = 20 (setengah
2 4 jumlah frekuensi)
3
Nilai
0 A M B
39,5 44,5 49,5 54,5 59,5 64,5 69,5

Luas AMND = 20 – 4 – 7 = 9 9 3
Luas MBCN = 20–9 – 5 – 3 = 3 Didapat AM = AB = . 5 = 3,75
12 4
( AB = interval kelas = 5 )

Kembali ke Sehingga nilai mediannya = 49,5 + 3,75 = 53,25


Menu Utama
Dari penjelasan dengan histogram tersebut dapat diturunkan rumus umum
median pada data kelompok sebagai berikut :

1
 f  fkMe
Me  L  2 i
fMe

Dengan : Me = Median
L = Tepi kelas yang mengandung median
fk Me = Frekuensi kumulatif sebelum Median
f Me = Frekuensi kelas median

Kembali ke
Menu Utama
Apabila soal tersebut di atas kita kerjakan tanpa menggambar histogram datanya
adalah sebagai berikut :

1

Banyak L
Nilai Siswa (tepi ba- f  fkMe
(f) wah kelas) Me  L  2 i
40 – 44 4 39,5 fMe
45 – 49 7 44,5
50 – 54 12 49,5 1
40  1 1
55 – 59 9 54,5
Me  44,5  2 5
60 – 64 5 59,5 12
65 – 69 3 64,5
 f = 40 9
Me  44,5  5
12
Jadi Median = 48,25
Me  44,5  3 ,7 5  48,25
Lanjut ?
Kembali ke
Menu Utama
Klik di sini
Soal latihan :
Dari kumpulan data berikut tentukan Mediannya :

1. 3, 4, 4, 5, 5, 5, , 6, 6, 7, 8, 8, 9, 9, 10, 11, 12
2. 7, 8, 9, 14, 13, 12, 10, 6, 7, 5, 11, 9, 10, 7, 9

3. Data berbobot : 4. Data majemuk :


Nilai (x) f Nilai f
13 2 31 – 40 3
14 4 41 – 50 5
15 5 51 – 60 10
16 12 61 – 70 6
17 8 71 – 80 4
18 6 81 - 90 2
19 3  f = 30
 f = 40
Kembali ke
Menu Utama
Soal latihan :
Dari kumpulan data berikut tentukan Mean, Mediandan Modusnya :

1. 2, 3, 3, 3, 4, 4, 6, 6, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 11, 13
2. 8, 9, 11, 13, 12, 14, 6, 7, 5, 11, 9, 10, 7, 7, 9

3. Data berbobot : 4. Data majemuk :


Nilai (x) f
Nilai f
45 3
32 – 40 2
50 4
41 – 49 6
55 6
50 – 58 9
60 7
... – ... 7
65 9
... – ... 4
70 6
... - ... 2
75 5
 f = 30
 f = 40

Kembali ke
Menu Utama
Soal latihan lanjutan :

5. Tuliskan bagaimana caranya mendapatkan median untuk data yang


telah diurutkan yang jumlahnya :
a. 73
b. 80

6. Nilai tes ulangan umum semester untuk matematika kelas 1 didapat data
sebagai berikut :
Kelas 1A banyak siswa 36 siswa, rata – ratanya nilai 72
Kelas 1B banyak siswa 35 siswa, rata – ratanya nilai 65
Kelas 1A banyak siswa 29 siswa, rata – ratanya nilai 70
Berapakan nilai rata – rata matematika kelas 1 ?

7. Brama mengikuti tes bahasa Inggris yang terdiri dari Reading,


Comprehension, Translation, Dictation dan Conversation, mendapatkan
nilai masing – masing 80, 65, 85, 70, 80, 60. Bobot masing – masing
mata uji 1, 3, 1, 2, dan 2 berapakah nilai rata – rata bahasa Inggris
Brama ?

Kembali ke
Menu Utama
Kembali ke
Menu Utama
Rata – rata hitung (Mean) ada kalanya kurang cocok untuk jenis data tertentu,
sehingga diperlukan model perhitungan “rata – rata” lain yang lebih cocok.

Misal :
data jenis kecepatan yang menghubungkan antara jarak dan waktu, Kecepat-
an rata – rata kurang cocok dicari dengan rata – rata hitung (mean).

Contoh :
Seorang pedagang kelontong dari Yogyakarta akan mencari dagangan ke
Semarang yang berjarak (misalnya) 200 km. Saat berangkat bisa berkendara-
an kecepatan rata – ratanya 80 km perjam, waktu kembali ke Yogyakarta laju
kendaraannya hanya 50 km perjam. Berapakah kecepatan rata – rata laju
kendaraan pedagang tersebut dari Yogyakarta ke Semarang dan kembali lagi
ke Yogyakarta ?

Kembali ke
Menu Utama
Jawab :
Kecepatan rata – rata saat berangkat dari Yogyakarta ke Semarang :
V1 = 80 km/jam dan
Kecepatan rata – rata saat kembali dari Semarang ke Yogyakarta :

V2 = 50 km/jam
Dengan rata – rata hitung (mean) kecepatan rata – rata dari Yogyakarta ke
Semarang dan kembali lagi ke Yogyakarta ( Vr ) didapat :
V1  v 2  80  50
Vr  Vr  km/jam  65 km/jam
2 2
Waktu tempuh Yogyakarta ke Semarang adalah ( t1 ) :
200 km
t1   t1  2,5 jam
80 km/jam
Waktu tempuh Semarang ke Yogyakarta adalah ( t 2 ) :
200 km
t2   t 2  4 jam
50 km/jam
Waktu tempuh seluruhnya ( t ) = 2,5 jam + 4 jam = 6,5 jam.

Jarak tempuh seluruhnya (Yogyakarta – Semarang – Yogyakarta ) : (S) = 400 km.


Kembali ke
Menu Utama
Sampai disini sepertinya tidak ada masalah, tetapi jika kita kembalikan
dengan kecepatan rata – rata tersebut dikalikan waktu tempuh apakah sama
dengan jarak tempuh yang 400 km ?
Jarak tempuh = kecepatan x waktu tempuh :
atau S = Vr x t
S = 65 km/jam x 4,5 jam = 422,5 km
( jarak tempuh Yogyakarta – Semarang – Yogyakarta menurut perhitungan )
Hal ini tidak cocok dengan jarak tempuh sebenarnya yaitu 400 km.

Sekarang nampak ketidak cocokannya, maka cukup jelas bahwa jenis data
yang berhubungan dengan kecepatan tidak cocok digunakan rata – rata
hitung biasa (mean) .

Muncul gagasan dengan Rata – rata Harmonis (RH) yang bertujuan untuk
meng-harmonis-kan kasus tersebut.
Rata – rata harmonis adalah perbandingan banyaknya data dengan jumlah
kebalikan data – datanya, yang dituliskan sebagai :
n
Rh 
1 1 1 1
   ... 
Kembali ke x1 x 2 x3 xn
Menu Utama
Kembali ke
Menu Utama n
Rh 
1 1 1 1
   ... 
x1 x 2 x3 xn

Pada persoalan di atas :


Kecepatan rata – rata saat berangkat dari Yogyakarta ke Semarang :
V1 = 80 km/jam  x1 = V1 = 80
Kecepatan rata – rata saat kembali dari Semarang ke Yogyakarta :

V2 = 50 km/jam  x2 = V2 = 50
Rata – rata harmonis ( Rh ) kecepatan rata – rata dari Yogyakarta ke Semarang dan
kembali lagi ke Yogyakarta ( Vr ) didapat :

2
 
Rh  2
1 1 Vr  4000
 1 1 Vr  61,538
 65
x1 x 2 80 50

Menurut rata – rata harmonis (Rh), kecepatan rata – rata perjalanan dari Yogyakarta
ke Semarang dan balik lagi ke Yogyakarta adalah :
4000
Vr  km/jam atau Vr = 61,538 km/jam
65
Vr ini cocok/benar apa tidak kita hitung S (jarak) apakah = 400 km.
4000
Kita hitung jarak tempuh selama 6,5 jam dengan kecepatan Vr  km/jam
(=61,538 mk/jm) 65

Hal ini menunjukkan bahwa Rata – rata Harmonis ( Rh ) awalnya digunakan untuk
menghitung rata – rata pada data yang menyangkut tentang kecepatan, namun
pada perkembangan selanjutnya segala macam data boleh dihitung rata – rata
harmonisnya.

Rh 
f Dan apabila datanya majemuk
Apabila datanya berbobot : 1 x diambil titik tengah masing –
 f x  masing kelas.
Contoh : 2. Nilai (x) f
Tentukan Rata – rata harmonis
3 2
dari :
1.2, 5, 6 4 6
5 8
Kembali ke
Menu Utama 6 4
Jawab : 2.
1. 2,
2 55, 6 x f (1/x) f
3 2 0,333 0,666
n=3
4 6 0,25 1,500
3n
R hh 
R 5 8 0,2 1,600
1 1 1 11 1 1
    ...  6 4 0,167 0,667
x1x 1 x 2 xx2 3 x 3 x n
f 20  f.(1/x) 4,434
Rh = __________
1 1 1
+ + f
Rh 
1
  x 
f
 Rh ________
Rh= 
20
4 ,434
3 3
Rh  
5.6 2.6 2.5 52
 
60 60 60 60  Rh = 4,511
60
Rh 3   3 ,46
52

 Rh = 3,46
Kembali ke
Menu Utama
Selain Rata – rata hitung (Mean) dan Rata – rata harmonis ( Rh ) ada lagi jenis
Rata – rata lain yaitu Rata – rata Geometri (sering ditulis dengan simbol Ru ).
Rata – rata Geometri awalnya diperuntukkan data yang menyerupai barisan geo-
metri atau data dengan perbandingan tiap dua data berurutan tetap atau hampir
tetap, bisa juga dikatakan rata – rata ukur adalah untuk pengrata – rataan rasio.

Rata – rata Ukur ( Ru ) dirumuskan sebagai berikut :

Ru  n x 1 . x 2 . x 3 ... x n

Contoh :
Tentukan rata – rata ukur dari data : 2, 4, 8
Jawab :
Data : 2, 4, 8
N =3 Ru 
Ru  n x 1 .x 2 . x3 ... x n
x1 = 2
2, 1
x2 = 4
4, Ru  3 64  Ru  64  3
1
 
1
x3 = 8
8, 6
 Ru  2 6 3
2 3
 22  4
Kembali ke
Menu Utama  Rata – rata Ukur (Ru) nya = 4
Rata – rata ukur ( Ru ) untuk data berbobot :

Ru   f . x . f . x . f . x ... fn . x n
f
1 1 2 2 3 3

 Ru  f1. x 1 . f2 . x 2 . f3 . x 3 ... fn . x n 
f


1

Ru  f1. x 1 . f2 . x 2 . f3 . x 3 ... fn . x n 
f

Diambil logaritmanya didapat :


1
 Log Ru  log f1. x 1  f2 . x 2  f3 . x 3  ...  fn . x n 
f
log f1. x 1  f2 . x 2  f3 . x 3  ...  fn . x n 
 Log Ru 
f
 f . log x 
 Log Ru 
f Kembali ke
Menu Utama
Contoh :
Tentukan rata – rata ukur dari data :
x 3 4 5 6
f 2 6 8 4

Jawab :
Tabel kita lengkapi dengan kolom – kolom yang diperlukan :

x f Log x f . Log x
 f . log x 
3 2 0,4771 0,9542 Log Ru 
4 6 0,6021 3,6126
f
5 8 0,6990 5,5920 13 ,6712
6 4 0,7782 3,1128
Log Ru 
20
f 20  (f.logx) 13,2716
Log Ru = 0,6636
Dengan proses antilog didapat :
Ru =

Kembali ke
Menu Utama
Soal latihan :

1. Tentukan rata – rata harmonis data berikut :


a. 1, 3, 9
b. 2, 4, 5, 8
c. Kecepatan 50 km/jam, 40 km/jam dan 30 km/jam
2. Tentukan rata – rata geometri data berikut :
a. 1, 3, 9
b. 4, 5, 8, 10

3. Tentukan Rh dan Ru dari data berikut :

a. Nilai Nilai
f b. f
(x) (x)
6 4 4–8 2
7 2 9 – 13 3
8 8 14 – 18 4
9 6 19 – 23 3
Kembali ke
Menu Utama
 f = 20  f = 12
Kembali ke
Menu Utama
Awal pemahaman Rata – rata hitung, Modus dan Median adalah nilai – nilai
yang bisa mewakili sekumpulan data. Namun pada kasus tertentu ternyata
ketiganya belum bisa menjadi wakil yang ” baik ” .
Contoh :
Di kampung saya mampunyai warga yang beragam profesinya, ada warga yang
pekerjaan-nya penarik becak, penjual bakso, PNS, pengusaha perak dll.
Suatu pengamatan secara sampel tentang penghasilan keluarga perbulan
ditunjukan dengan tabel berikut :
Pekerjaan Penghasilan/Bln (ribuan rup) f f.x
Penarik becak 300 4 1.200
Penjual Bakso 500 5 2.500
PNS 1500 10 15000
Tukang Batu 700 2 1400
Juru Parkir 400 2 800
Pengusaha Perak 40.000 2 80.000
25 100.900
Jika dihitung rata pendapatan perbulan dari warga kampung tersebut adalah :

x 
f. x
 x 
100 .900
 4 .036
f 25 Kembali ke
Menu Utama
Artinya rata – rata pendapatan keluarga perbulan Rp. 4.036.000,00
Rata – rata hitung ini tidak bisa mewakili kumpulan data tersebut sebab bilangan-
nya sangat jauh dari kenyataan data yang ada, mengapa hal ini bisa terjadi ?
Penyebabnya antara lain selisih data terkecil dengan data terbesar (range) sangat
jauh, tingkat keberagaman pendapatan yang mencolok, dsb.
Oleh karena itu agar pengolahan data lebih baik dan didapat suatu nilai yang bisa
mewakili sekumpulan data selain Ukuran Pemusatan juga diperlukan ukuran lain
yaitu Ukuran Penyebaran (dispersi) data.

Ukuran penyebaran data ada beberapa macam antara lain :


1. Rentangan (jangkauan/range) data.
2. Simpangan/deviasi rata – rata.
3. Simpangan Baku (Simpangan Standar/Standar Deviasi).
4. Nilai perempatan (Kuartil)
5. Jangkauan Kuartil dan Jangkauan Semi Inter Kuartil
6. Nilai Persepuluhan ( Desil )
7. Nilai Perseratusan (Persentil)
8. Jangkauan Persentil.
9. Angka baku ( Z skore)

Kembali ke
Menu Utama
Contoh :
Pada data berikut tentukan rangenya !
3, 3, 4, 5, 5, 7, 7’ 8, 10, 11, 13, 14

Jawab :
Data terbesr = 14 dan data terkecil = 3
Range = 14 – 3 = 11

Kembali ke
Menu Utama
b. Untuk Data Kelompok :
Range ( R ) = Tepi atas kelas dari kelas tertinggi dikurangi tepi bawah kelas
terkecil.
R = Tmaks – Tmin

Contoh :
Pada data berikut tentukan rangenya !

Banyak Siswa
Nilai
(f) Jawab :
40 – 44 4 Kelas terkecil 40 – 44 mempunyai Tepi
45 – 49 7 bawah kelas = 39,5
50 – 54 12 Kelas terbesar 65 – 69 mempunyai
55 – 59 9 Tepi atas kelas = 69,5
60 – 64 5
Range = 69,5 – 39,5 = 30
65 – 69 3
 f = 40

Kembali ke
Menu Utama
2. Simpangan/deviasi rata – rata ( SR ).
Simpangan rata – rata adalah rata – rata hitung dari selisih atau simpangan
(dispersi) nilai – nilai data terhadap rata – ratanya.
Jika kumpulan datanya : x1 , x2 , x3 , x4 , ... , xn , dan mempunyai mean ,
maka : x
dengan SR = Simpangan rata – rata
xi  x n = Banyak data
Sr 
n = harga mutlak dari xi –
xi  x x

Misal :  2 – 5  = 3 , harga mutlak artinya diambil nilai positifnya


6–2=4

Contoh :
Tentukan simpangan rata – rata dari :
3, 3, 4, 7, 7, 8, 8, 8
Kembali ke
Menu Utama
Jawab :
3 3 4 7 7 8 8 8
x 6
8
xi  x
Sr 
n

3 6  3 6  4 6  7 6  7 6  8 6  8 6  8 6
Sr 
8
3  3  2  1  1  2  2  2 16
Sr   2
8 8

Apabila datanya berbobot maka :

Sr 
 f. x  x i

f
Pada data kelompok/majemuk, xi adalah titik tengah masing – masing kelas.

Kembali ke
Menu Utama
Contoh :
Tentukan simpangan rata – rata dari data pada tabel berikut :

a. Nilai Nilai f
f b.
(x)
50 – 54 5
6 4
7 2 55 – 59 10
8 8 60 – 64 12
9 6 65 – 69 9
 f = 20 70 – 74 8
75 – 79 6
50

Kembali ke
Menu Utama
Jawab :

a. Nilai (x) f f.x xi  x f. x i  x .


5 4 20 2,5 10
6 2 12 1,5 18
4
8 8 64 0,5
9
9 6 54 1,5  f. =
 f = 20 150 xi  x
41

 f. x 150
x
 f
 x
20
 7 ,5

Sr 
 f. x  x i
 Sr 
41
 2 ,05
f 20

 Simpangan rata – rata ( Sr ) = 2,05


Kembali ke
Menu Utama
Jawab :

b. Nilai f x d=x–A f.d xi  x f. x i  x .


50 – 54 5 52 – 10 – 50 12,7 63,5
55 – 59 10 57 –5 – 50 7,7 77
60 – 64 12 62 0 0 2,7 32,4
65 – 69 9 67 5 45 2,3 20,7
70 – 74 8 72 10 80 7,3 58,4
75 – 79 6 77 15 90 12,3 73,8
50 135 325,8
Rata – rata dihitung dengan rata – rata sementara yaitu A = 62

x  A
 f .d
 x  62 
135
 64 ,7
50
f

Sr 
 f. x  x i
 Sr 
325 ,8
 6 ,516
50
f
Kembali ke
 Simpangan rata – rata ( Sr ) = 6,516 Menu Utama
Soal latihan :
Tentukan simpangan rata – rata dari :
a. 3, 3, 4, 7, 7, 8, 8, 8

b. Nilai (x) f c. Nilai F


5 3 40 – 44 5
6 4 45 – 49 8
8 7 50 – 54 10
9 6 55 – 59 9
 f = 20 60 – 64 6
65 – 69 2
40

Kembali ke
Menu Utama
3. Simpangan Baku /Simpangan Standar/Standar Deviasi ( Ss ).
Simpangan baku adalah simpangan rata – rata yang dibakukan, untuk mem-
bayangkan seperti apa maksudnya, kita ambil contoh ukuran baju yang secara
umum sudah kenal yaitu ukuran :
S (smal),
M (medium),
L (large), XL dll.

Simpangan baku/simpangan standar ( S ) adalah :


akar pangkat dua dari jumlah deviasi kua-drat dari sekumpulan bilangan dibagi
dengan banyaknya bilangan.
Jika sekumpulan bilangan tersebut : x1 , x2 , x3 , x4 , ... , xn , dan mempunyai
mean x , maka simpangan bakunya :

 x  x 
2

S
n

Untuk data berbobot rumusnya menjadi : S



 f. x  x 
2

Kembali ke
Menu Utama
f
Contoh :
1. Tentukan simpangan baku dari :
3, 3, 4, 7, 7, 8, 8, 8

Jawab :

3 3 4 7 7 8 8 8
x 6
8

 x  x 
2

S
n

S
3  6 2  3  6 2  4  6 2  7  6 2  7  6 2  8  6 2  8  6 2  8  6 2
8

9  9  4  1 1 4  4  4 36 9 3 1
S S   1 2
8 8 2 2 2

1
Simpangan bakunya S = 1 2
Kembali ke 2
Menu Utama
Simpangan baku dari :

x f f.x x– x x  x  2
 
f. x  x 2.
4 1 4 –2,5 6,25 6,25
5 8 40 –1,5 2,25 18
6 14 84 –0,5 0,25 3,5
7 8 56 0,5 0,25 2
8 5 40 1,5 2,25 11,25
9 4 36 2,5 6,25 25
 40 260 66

260
x  6 ,5
40

 f. x  x 
2

S  S
66

33

1
165
f 40 20 10

1
Simpangan bakunya S = 165 Kembali ke
10 Menu Utama
Penyederhanaan bentuk simpangan baku.
Kesulitan mencari nilai simpangan baku umumnya adalah pada harga mean yang
tidak selalu berupa bilangan bulat (bahkan umumnya adalah bilangan pecah) hal
ini menyebabkan perhitungan menjadi semakin rumit karena harus menghitung
kuadrat bilangan pecah.
Untuk mempermudah perhitungan tersebut kita bisa mencari bentuk lain dari
rumus simpangan baku sebagai berikut ;

Kita ambil rumus :

 x  x 
2

S
n

Kedua ruas dikuadratkan didapat :

S 2

 x  x
2

 S 2

 x 2
 2x. x  x
2

n n

  2x. x x
2 2
x
Kembali ke S2   
Menu Utama n n n
 x 2
 2x. x  x
2

x
x
S 2
   mengingat
n n n n

 x2 x x
2

 S2 
n
2
n
.
n

n.x
n

 x  x 
2 2


2
x
S 2
 2 
 n   
 n 
n    

 x 
2 2


x
S2   
 n 
n  

 x2 x 
2

 S 
n
 
 n 
 

 x2 x 
2

 x  x  
2
Didapat : S   
 n 
S n
Kembali ke n  
Menu Utama
 x  x  x x 
2 2


2
S   
 n 
S n
n  

Untuk data berbobot rumusnya menjadi :


 f.x   f.x 
2
2

S   
f  f 
 

Untuk efisiensi perhitungan (mencegah bilangan yang cukup besar karena hasil
dari x2 ) kita gunakan deviasi sementara “d = x – A” dimana A : rata–2 sementara.
Sehingga rumusnya menjadi :
 f.d 2   f.d 
2

S   
f  f 
 

Pada data kelompok bisa juga meman-


faatkan hubungan panjang/interval
kelas ( “ i ” ) dengan “d” yaitu : μ  d
i
Sehingga rumusnya menjadi :
 f. 2   f.
2

S i  
f  f 
Kembali ke
Menu Utama
 
 f.x  f.x 
2
Simpangan baku soal di atas dihitung
2

S  
dengan rumus : f 
  f 
x f f.x x2 f . x2
4 1 4 16 16
5 8 40 25 200
6 14 84 36 504
7 8 56 47 392
8 5 40 64 320
9 4 36 81 324
 40 260 1756

 f.x  f.x  
2
2
 1756  260 
2

S   S  
f 
  f  40  40 

S  43 ,9  42 ,25  1,65  1,28

 Simpangan bakunya S = 1,28


Kembali ke
Menu Utama
 f.d 2  f.d 
2

Simpangan baku soal di atas dihitung S  
dengan rumus : f 
  f 

x f d f.d d2 f . d2 Dimisalkan A = 7
4 1 –3 –3 9 9 d =4–7=–3
5 8 –2 – 16 4 32
6 14 –1 – 14 1 14
7 8 0 0 0 0
8 5 1 5 1 5
9 4 2 8 4 16
 40 – 20 76

 f.d 2  f.d  
2 2
 76   20 
S   S   
f 
  f  40  40 

S  1,9  0 ,25

 Simpangan bakunya S = 1,28 S  1,65  1,28


Kembali ke
Menu Utama
 f.   f.
2
2

Simpangan baku soal di atas dihitung S i  
dengan rumus : f  f



Data f x  f. 2 f . 2 Dimisalkan A = 23
11 – 15 2 13 –2 –4 4 8 d = 13 – 23 = – 10
16 – 20 8 18 –1 –8 1 8
21 – 25 12 23 0 0 0 0 µ = – 10 : 5 = – 2
26 – 30 9 28 1 9 1 9
31 – 35 5 33 2 10 4 20
36 – 40 4 38 3 12 9 36
40 19 71
2
71  19 
 f.   f.

2
2
 S 5 
S i   
f  f



40  40 

 S  5 1,776  0 ,225625

k unya
S = 6,22  S  5 1,549375  5 .1,244739
ba
gan
 Simpan
 S  6 ,223695 Kembali ke
Menu Utama
Soal latihan Simpangan baku :
Contoh :
Tentukan simpangan baku dari :
1. 4, 5, 4, 6, 7, 7, 8, 8

2. (dengan 3 cara/rumus) 3. (dengan 2 cara/rumus) :


x f a. dengan “d”
2 3 b. dengan “µ”
3 6 Data f x
5 10 41 – 45 3
7 12 46 – 50 7
8 5 51 – 25 12
10 4 56 – 60 8
 40 61 – 65 6
66 – 70 4
40

Kembali ke
Menu Utama
4. Nilai perempatan (Kuartil)
Nilai perempatan (kuartil) adalah suatu nilai yang membagi sekelompok data
menjadi 4 bagian sama banyak dilambangkan dengan Qn . atau kuartil dapat
dipahami sebagai berikut :
Median adalah nilai yang membagi sekelompok data menjadi 2 bagian sama
banyak (sama lebar), jika di sebelah kiri atau kanan median datanya dibagi lagi
menjadi 2 bagian sama banyak nilai inilah yang disebut kuartil ( Qn ). Kuartil yang
ada di sebelah kiri median disebut kuartil bawah atau kuarti pertama ( Q1 ) dan
kuartil yang ada di sebelah kanan median disebut kuartil atas atau kuarti ketiga
( Q3 ) dengan demikian median bisa juga disebut kuartil yaitu kuartil tengah atau
kuartil kedua ( Q2 ).
Median
50 % 50 %

25 % 25 % 25 % 25 %
Q1 Q2 Q3
Kuartil –1 Kuartil –2 Kuartil –3
Kembali ke ( Median )
Menu Utama
Kembali ke
Menu Utama
a. Kuartil untuk data tunggal :
x
Letak Kuartil ke – x ( Qx ) adalah pada urutan ke (n + 1), dengan x = 1, 2, 3
4
Contoh :
Tentukan Kuartil 1, 2 dan 3 dari data : 3, 4, 4, 5, 6, 6, 8, 8, 9 , 9, 9, 10, 12
Jawab :
dari data : 3, 4, 4, 5, 6, 6, 8, 8, 9 , 9, 9, 10, 12, ada 13 buah data ( n = 13 )
Kuartil – 1 (Q1) terletak pada urutan ke 1 ( 13  1 )  3 1
4 2
Data : 3, 4
4, 4,
4 5,
5 6, 6, 8, 8, 9, 9
9, 99, 10, 12

Urutan ke : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Letak Q1

Q1 = data ke–3 + ½ ( D4 – D3) Maka besarnya Q1 = + ( – ) = 4,5

Kuartil – 2 (Q2) terletak pada urutan ke : 2 ( 13  1 )  7 Maka besarnya Q2 = 8


4

Kuartil – 2 (Q3) terletak pada urutan ke : 3 ( 13  1 )  10 1 Letak Q3


4 2

Q3 = data ke–10 + ½ ( D11 – D10) Maka besarnya Q3 = + ( – ) = 9


b. Kuartil untuk data kelompok :
Rumusan kuartil data kelompok analog dengan median pada data kelompok,
hanya saja kuartil adalah membagi sekelompok data menjadi 4 bagian sama
banyak, untuk itu rumus Kuartil dapat diturunkan dari rumus median.

Median Kuartil

x
1
 f  fkMe  f  fk Qx
Me  L  2 i Qx  L  4 i
fMe fQx

Qx : kuartil ke – x
Me : Median
L : tepi bawah kelas dari Qx
L : tepi bawah kelas dari Me
 f : jumlah frekuensi
1 1 1
 f : jumlah frekuensi
1 1 1 ( 13  1 )  3 2
( 13  1 )  3 2 fkQx 4 sebelum kelas
: frek. Kumulatif 2 Qx
4 sebelum kelas
fkMe : frek. Kumulatif 2 Me
fQx : frek. Kelas Qx
fMe : frek. Kelas Me
i : interval/panjang kelas
i : interval/panjang kelas
Kembali ke
Menu Utama
Contoh :
Besarnya kuartil pertama (Q1) dan kuarti ketiga (Q3) dari data berikut adalah :
Nilai f L fk≤ 1
Letak Q1 : 40  1 10 ,25
40 – 44 4 39,5 4 4
45 – 49 7 44,5 11 Kelas yang mengandung Q1
50 – 54 12 49,5 23 x
55 – 59 9
54,5 32 f  fkQx
60 – 64 5 Qx  L  4 i
59,5 37 fQx
65 – 69 3
64,5 40 1
f=  10  4
40 Q1  4  4 4 ,5  5
7
3
Letak Q3 : 40  1 30 ,75 Q1  44 ,5  2 ,14  46 ,64
4
Kelas yang
mengandung 3
 30  2 3
Q3 Q3  4  5 4 ,5  5
9

Q 3  54 ,5  0 ,78  55 ,28
Kembali ke
Menu Utama
5. Jangkauan Kuartil dan Jangkauan Semi Inter Kuartil
Jangkauan adalah rentang (range) sehingga :
Jangkauan Kuartil ( JK ) adalah selisih Kuartil atas dengan kuartil bawah

JK = K3 – K1

Sedangkan jangkauan semi inter kuarti (semi artinya setengah) adalah


setengah Jangkauan kuartil. Jangkauan semi inter kuartil dilambangkan
dengan JSQ ada kalanya jangkauan semi inter kuartil disebut Simpangan
Kuartil ditulis dengan Qd .

1
1
JSQ  Q 3  Q 1  atau Q d  Q 3  Q 1 
2 2
Contoh :
Pada kuartil di atas K1 = 46,64 dan K3 = 59,5 maka didapat :
Jangkauan kuartilnya : JK = 59,5 – 46,64 = 12,86

Jawab : 1
Jangkauan semi inter kuartilnya : Q d  5 5 ,28  4 6 ,64 
2
1
Kembali ke
Q d   8 ,54  4 ,27
Menu Utama 2
Soal latihan :
1. Tentukan Kuartil –1, Kuartil – 2, dan Kuartil – 3 dari :
3, 4, 4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 9, 9, 9, 10, 12, 16
2. Tentukan K1, K2, dan K3 dari : Nilai f
23 4
25 7
27 12
29 8
31 6
33 3
f=
40

3. Tentukan K1, K2, dan K3 dari : Nilai f


50 – 54 6
55 – 59 7
60 – 64 14
65 – 69 11
70 – 74 8
75 – 79 4
Kembali ke f=
Menu Utama
50
6. Nilai Persepuluhan ( Desil )
Nilai persepuluhan disebut Desil adalah suatu nilai yang membagi sekelompok
data menjadi 10 bagian sama banyak dilambangkan dengan Dx . Desil perta-ma
(D1) dan Desil kedua (D2) dan seterusnya sampai Desil kesembilan (D9).

10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10%
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9

a. Desil untuk data tunggal :


Letak Desil ke – x ( Dx )adalah pada urutan ke x ( n + 1 ), x = 1, 2, 3, ... ,9
10

Contoh :
Tentukan Desil ke 1, 4 , dan 9 dari data : 3, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 9 , 9, 9, 10, 12

Kembali ke
Menu Utama
Kembali ke
Menu Utama
Jawab :
data : 3, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 9 , 9, 9, 10, 12
mempunyai n = 13, maka :

1
13  1 1 2
10 5
4
13  1 5 3
10 5
9
13  1 12 3
10 5
Data :
3
3, 5 5, 5, 7 6, 7 7, 7, 8, 8, 10 9, 12
9, 9, 10, 12
2 2
D1  d 1  d 2  d 1  D1       Besarnya Desil–1 = 3,8
5 5
3 3
D4  d 4  d 5  d 4  D4       Besarnya Desil–4 = 7
5 5
3 3
D9  d 11  d12  d11  D9       Besarnya Desil–4 = 11,2
5 5
Kembali ke
Menu Utama
b. Desil untuk data kelompok :
Rumusan Desil analog dengan median maupun Kuartil, hanya saja Desil adalah
membagi sekelompok data menjadi 10 bagian sama banyak, untuk itu rumus Kuartil
dapat diturunkan dari rumus median.

Median Kuartil

x
1
 f  fkMe  f  fk Dx
Me  L  2 i Dx  L  10 i
fMe fDx

dengan :
Me : Median Dx : Desil ke – x
L : tepi bawah kelas dari Me L : tepi bawah kelas dari Dx 1
 f : jumlah frekuensi 2
 f : jumlah frekuensi
fkMe : frek. Kumulatif sebelum kelas Me fkDx : frek. Kumulatif sebelum kelas Dx
fMe : frek. Kelas Me fDx : frek. Kelas Dx
i : interval/panjang kelas i : interval/panjang kelas
Kembali ke
Menu Utama
Contoh :
Data pada tabel berikut di samping tentukan besarnya : Desil 1, Desil 4 dan Desil 8

Nilai f
40 – 44 4
45 – 49 7
50 – 54 12
55 – 59 9
60 – 64 5
65 – 69 3
f=
40

Jawab :
Pada data di atas n = 40, maka perkiraan :
1
40  1 4 1
10 10
4
40  1 16 2
10 5
8
40  1 32 4
10 5
Besarnya : Desil 1, Desil 4 dan Desil 8 dapat dicari sebagai berikut :
Kembali ke
Nilai f L fk≤ Rumus Desil : Menu Utama

0
x
40 – 44 4 39,5 4  f  fk Dx
45 – 49 7 44,5 11 Dx  L  10 i
50 – 54 12 fDx
49,5 23
55 – 59 9
54,5 32
60 – 64 5
59,5 37
65 – 69 3
f= 64,5 40
4040

1 1 4
 f  fkD1  D1  39 ,5  5
4
D1  L  10 i D1   10 5
fD1 D1 = 44,5

4 4 5
D 4  49 ,5 
 f  fk D4  23
5
D 4  L  10 i D4   10 5
fD4 D4 = 50,59

4 8 9
D8  54 ,5 
 f  fk D8  32
5
D8  L  10 i D8   10 5
f8 D4 = 55,91
1. Tentukan nilai Desil –1, Desil – 2, dan Desil – 3 dari :
3, 4, 4, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 9 , 9, 9, 10, 12, 16
2. Tentukan D3, D4, dan D8 dari : Nilai f
23 4
25 7
27 12
29 8
31 6
33 3
f=
40

3. Tentukan D2, D6, dan D9 dari : Nilai f


50 – 54 6
55 – 59 7
60 – 64 14
65 – 69 11
70 – 74 8
75 – 79 4
f=
Kembali ke
Menu Utama
50
7. Nilai Perseratusan (Persentil)
Nilai perseratusan disebut Persenil adalah suatu nilai yang membagi sekelompok
data menjadi 100 bagian sama banyak dilambangkan dengan Px . Persentil
pertama ( P1 ) dan Persentil kedua (P2) dan seterusnya sampai Persentil
kesembilanpuluh ( P90 ).

Pada umumnya Persentil tidak ditanyakan sampai Persentil pertama tetapi


persentil terkecil adalah Persentil ke sepuluh (P10) dan Persentil terbesarnya
persentil kesembilan puluh ( P90 ).

10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10%
P10 P20 P50 P90

x
n  1
100
Kembali ke
Menu Utama
Kembali ke
Contoh : Menu Utama
Tentukan Persentil ke 1, 4 , dan 9 dari data : 3, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 9 , 9, 9, 10, 12

Jawab :
data : 3, 5, 5, 6, 7, 7, 8, 8, 9 , 9, 9, 10, 12 ; mempunyai n = 13, maka :
10
13  1 1 2
100 5
40
13  1 5 3
100 5
90
13  1 12 3
100 5

Data :
3,
3 5 5, 5, 7 6, 7 7, 7, 8, 8, 10 9, 12 9,
9, 10, 12
2 2
P10  d 1  d 2  d 1  P10       Besarnya P10 = 3,8
5 5
3 3
P 40  d 4  d 5  d 4  P 40       Besarnya P40 = 7
5 5
3 3
P90  d 11  d12  d11  P90       Besarnya P90 = 11,2
5 5
Kembali ke
Menu Utama
Contoh :
Data pada tabel berikut di bawah tentukan besarnya : P10, P40 dan P80

Nilai f
40 – 44 4
45 – 49 7
50 – 54 12
55 – 59 9
60 – 64 5
65 – 69 3
f=
40

Jawab :
Pada data di atas n = 40, maka perkiraan :
10
40  1 4 1
100 10
40
40  1 16 2
100 5

80
40  1 32 4
100 5
Besarnya : P10, P40, dan P80, dapat dicari sebagai berikut : Kembali ke
Menu Utama
Nilai f L fk≤ Rumus Persentil :
0
x
40 – 44 4 39,5 4  f  fk Px
45 – 49 7 44,5 11 P x  L  100 i
50 – 54 12 fPx
49,5 23
55 – 59 9
54,5 32
60 – 64 5
59,5 37
65 – 69 3
f= 64,5 40
4040

10 10 4
 f  fkP10  P10  39 ,5  5
4
P10  L  100 i P10   100 5
fP10 P10 = 44,5
40 40 5
 f  fkP40  P 40  49 ,5  5
23
P 40  L  100 i P 40   100 5
fP 40 P40 = 50,59
80 80 9
 f  fkP80  P80  54 ,5  5
32
P80  L  100 i P80   100 5
fP80 P80 = 55,91
9. Varian, Koefisien Variasi dan Angka Baku
Pada ukuran penyebaran adalah untuk mngetahui tingkat penyebaran data, maka
ukuran varian, koefisien variasi dan angka baku bisa untuk melengkapi hasil
olahannya.

a. Varian (var)
Varian yang dimaksud adalah variabilitas atau tingkat penyebaran data
ditulis dengan lambang Var. , dirumus-kan sebagai berikut :
Varian adalah kuadrat dari simpangan baku.

Var. = ( S )2 dengan :
S : simpangan baku

Contoh apabila sekumpulan data diketahui simpangan bakunya 2,5 maka :


Vaiannya Var = Ss2
Var = 2,52 = 6,25

Kembali ke
Menu Utama
b. Koefisien Variasi
Koefisien Variasi yang ditulis dengan lambang KV adalah perbandingan sim-
pangan baku terhadap rata – rata hitungnya yang dinyatakan dalam persen.
s dengan :
Kv  .100% S : Simpangan baku
x
x : rata – rata hitung
Bilangan koefisien variasi semakin besar maka data semakin heterogen dan se-
baliknya semakin kecil nilai koefisien variasi tentunya data semakin homogen.

Contoh :
Jika diketahui rata – rata dan simpangan baku suatu kumpulan data berturut –
turut adalah 12 dan 4,5
4,5. tentukan besarnya koevisien variasi data tersebut !

Jawab :
dengan :
s
Kv  .100% S : 4,5
x x : 12

Kv  . 100% Kv  3 7 ,5 %

Kembali ke
Menu Utama
c. Angka Baku ( Nilai Baku )
Angka baku atau bilangan baku atau bilangan standar atau ”Z score” yang
ditulis dengan notasi Z adalah nilai penyimpangan data terhadap rata – rata
hitungnya dalam satuan simpangan baku atau indeks pengukuran jarak
terhadap simpangan baku dari suatu nilai data.

x-x dengan : x : nilai suatu data


Z  x : rata – rata hitung
s S : Simpangan baku

Contoh :
Dalam suatu penimbangan padi dalam kilogram diperoleh keterangan, rata –
32,75
ratanya 7,5
32,75 kg, simpangan bakunya 7,5 kg. Berapakah angka baku untuk
pengukuran 35,8 kg ?
35,8

Jawab :
diketahui x: = 35,8 ; x  32,75 dan s = 7,5

x-x - 3,05
Z  Z  Z
s 7 ,5
Kembali ke
Menu Utama
Z  0 ,41
Soal latihan :
1. Kumpulan data :
56, 69, 69, 70, 45, 80, 70, 69,
45, 70, 56, 80, 69, 45, 70, 56,
69, 70, 70, 69, 69, 45

2. Pada tabel disamping tentukan : Banyak Siswa


a. Mean dengan rata – rata dugaan 30 Nilai
(f)
b. Simpangan Rata – rata 41 – 45 3
c. Simpangan baku dengan 2 cara 46 – 50 6
d. Angka baku untuk x = 35
51 – 55 10
e. Varian
f. Koefisien variasi 56 – 60 12
61 – 65 5
66 – 70 4
Kembali ke  f = 40
Menu Utama
Soal – soal latihan

Kembali ke
Menu Utama
Soal Ukuran Pemusatan
Dari kumpulan data berikut tentukan Mean, Median dan modusnya :

1. 3, 4, 4, 5, 5, 5, , 6, 6, 7, 8, 8, 9, 9, 10, 11, 12
2. 7, 8, 9, 14, 13, 12, 10, 6, 7, 5, 11, 9, 10, 7, 9
3. Nilai (x) f 4. Nilai f
3 3 21 – 30 2
4 5 31 – 40 3
5 6 41 – 50 5
6 14 51 – 60 8
7 10 61 – 70 6
8 8 71 – 80 4
9 4 81 - 90 2

5. Tentukan rata – rata harmonis dan rata – rata ukur data berikut :
a. 1, 3, 9
b. 2, 4, 5, 8
c. Kecepatan 50 km/jam, 40 km/jam dan 30 km/jam
Kembali ke Kembali ke
Menu Utama Soal latihan
Soal Ukuran Penyebaran
Tentukan nilai – nali berikut dari dta yang diketahui pada soalnya :

1. 3, 4, 4, 5, 5, 5, , 6, 6, 7, 8, 8, 9, 9, 10, 11, 12
2. 7, 8, 9, 14, 13, 12, 10, 6, 7, 5, 11, 9, 10, 7, 9

3. Nilai (x) f 4. Nilai f


24 2 41 – 45 3
27 4 46 – 50 6
28 8 51 – 55 10
30 12 56 – 60 12
35 10 61 – 65 5
41 4 66 – 70 4
 f = 40
5. Jika angka baku sekumpulan data dan untuk nilai data = 7 adalah 1,2
dengan simpangan baku 2,5. Tentukan rata – rata hitungnya !
Kembali ke Kembali ke
Menu Utama Soal latihan

Anda mungkin juga menyukai