Anda di halaman 1dari 12

Harmonisasi Agama Dan Budaya

Di Kalimantan Barat:
Studi Tentang Toleransi
Kehidupan Beragama
Melalui Kearifan Lokal
Sil*i*o*a S*p*i A*u
Ringkasan
Pendahuluan Metode Penelitian Kajian

Penerapan Nilai – Nilai Keharmonisan Agama dan


Budaya Dalam Kehidupan Bertoleransi di Kalimantan Barat

Kesimpulan
Pendahuluan
Budaya dan agama mirip dengan dua sisi mata uang yang
sama. Agama adalah bagian dari budaya, dan budaya
adalah bagian dari agama

Perkembangan budaya masyarakat setidaknya dapat


dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu:
Kemajuan ilmu pengetahuan Sistem nilai
dan teknologi yang diterima masyarakat

Gaya berpikir masyarakat

Untuk membangun, melestarikan, dan menularkan


solidaritas sosial—serta menumbuhkan cara hidup yang
mengurangi konflik dalam komunitas Wasisto—nilai-
nilai kearifan lokal harus dimasukkan (Raharjo jati, 2013)
Metode Penelitian
Fokus Penelitian
harmoni agama dan budaya Strategi penelitian
dalam kearifan lokal , Studi kasus
dengan fokus penelitian di
Kalimantan Barat

Penelitian ini adalah


tradisi – tradisi yang
Pendekatan masih dilestarikan
pendekatan kualitatif yang berkaitan
dengan paradigma dengan agama dan
kritis kehidupan
bertoleransi
Kajian Agama & Budaya
Agama yang dimaksudkan disini meliputi holistik sistem
kepercayaan, baik yang bersumber pada agama-
kepercayaan akbar juga yang bersumber pada tata cara
norma tradisional suatu rakyat eksklusif. meskipun antara
kepercayaan serta budaya mampu dibedakan tetapi sulit
atau bahkan tidak mungkin dipisahkan

Harmonisasi Agama dan Budaya


Harmoni agama serta budaya dibangun atas asumsi bahwa
kehidupan umat insan diatas bumi hanya akan mampu
diselamatkan Bila insan mampu membangun korelasi
serasi menggunakan Tuhannya juga menggunakan sesama
insan
Manifestasi Harmoni
Agama dan Budaya dalam kearifan Lokal
Kearifan lokal yang dibangun atas harmonisasi antara
agama dan budaya bisa dijadikan modal untuk memperkuat
toleransi kehidupan beragama manakala ia tidak diganggu
oleh kekuatan-kekuatan luar yang akan atau dikhawatirkan
akan merusaknya

Kearifan Lokal Sebagai


Pilar Toleransi Kehidupan Beragama
Sejarah telah menandakan bahwa umat Islam bisa
mengakomodir budaya dimana mereka hayati. sang sebab
itu lumrah Bila terdapat Islam Jawa , Islam Sunda , Islam
Minang dan seterusnya. Islam lokal merupakan Islam yg
akomodatif terhadap budaya atau kearifan lokal
Penerapan Nilai – Nilai Keharmonisan Agama dan Budaya Dalam
Kehidupan Bertoleransi di Kalimantan Barat

Tradisi Upacara Cap Go Meh Tradisi Naik Dango atau Gawai


Menyambut Tahun Baru Imlek Masyarakat Dayak Di Kabupaten
(Umat Budha) di Kota Singkawang Sanggau
Penerapan Nilai – Nilai Keharmonisan Agama dan Budaya Dalam
Kehidupan Bertoleransi di Kalimantan Barat

Tradisi Robo – Robo Masyarakat Tradisi Makan Saprahan


Mempawah Menyambut Tahun Baru di Kota
Pontianak
Kesimpulan
Adanya saling dukung atau saling menguatkan antara
kepercayaan serta budaya mirip menggunakan apa
yang dikatakan oleh Albert Einstein, “Science without
religion is lame, religion without science is blind.”

Maka cara yang paling simpel buat menciptakan hubungan


serasi antara manusia dengan Tuhannya selain melalui
ritual yg bersifat privat, artinya menggunakan menjaga
hubungan harmonis antara manusia menggunakan alam
Kesimpulan
Mengingat keterbatasan insan buat mampu mengenal
serta menggambarkan Tuhannya ad interim pertanda –
pertanda yang kuasa lebih praktis atau mampu dikenali
melalui alam semesta sebagai cerminan yang kuasa,

Maka cara yang paling simpel buat menciptakan


hubungan serasi antara manusia dengan Tuhannya selain
melalui ritual yg bersifat privat, artinya menggunakan
menjaga hubungan harmonis antara manusia
menggunakan alam
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai