Anda di halaman 1dari 51

PEDOMAN

PELAKSANAAN INSEMINASI BUATAN


PERANAN SP-IB DALAM MENUNJANG
UPSUS SIWAB

oleh:
Drh. Vierman

Disampaikan pada:
PENDAHULUAN

Dalam
Dalam pelayanan
pelayanan IB,
IB, dibutuhkan
dibutuhkan Organisasi
Organisasi yang
yang ideal
ideal guna
guna menunjang
menunjang
kegiatan
kegiatan pelayanan IB secara optimal dan memberikan pelayanan IB
pelayanan IB secara optimal dan memberikan pelayanan IB yang
yang
memuaskan konsumen, khususnya peternak sebagai pelayanan.
memuaskan konsumen, khususnya peternak sebagai pelayanan.

Struktur
StrukturOrganisasi
OrganisasiPelayanan
PelayananInseminasi
InseminasiBuatan
Buatandilaksanakan
dilaksanakanmelalui
melaluiSatuan
Satuan
Pelayanan
Pelayanan Inseminasi Buatan (SP-IB), yang bertingkat yaitu SP-IB
Inseminasi Buatan (SP-IB), yang bertingkat yaitu SP-IB
Kecamatan/KUD/Puskeswan,
Kecamatan/KUD/Puskeswan, SP-IB Kabupaten dan SP-IB Provinsi. Selainitu
SP-IB Kabupaten dan SP-IB Provinsi. Selain itu
Struktur Organisasi dibentuk untuk tujuan pengawasan penggunaan
Struktur Organisasi dibentuk untuk tujuan pengawasan penggunaan saranasarana
prasarana,
prasarana,pengawasan
pengawasankualitas
kualitassemen
semenbeku
bekupada
pada
setiap jenjang, serta pengawasan terhadap kualitas
setiap jenjang, serta pengawasan terhadap kualitas
SDM
SDMpelaksana
pelaksanapelayanan.
pelayanan.

setiap
setiapProvinsi
Provinsiwajib
wajibmembentuk
membentukOrganisasi
Organisasi
Pelayanan
PelayananIBIB
PETUGAS TEKNIS INSEMINASI BUATAN
Inseminator
Adalah petugas yang berhak melakukan inseminasi.
Syarat pendidikan minimal SMU atau sederajat, telah mengikuti pelatihan inseminasibuatan dan
memenuhi kualifikasi serta memiliki SIM-I

Pemeriksa Kebuntingan (PKb)


Adalah petugas yang berhak melakukan pemeriksaan kebuntingan, menetapkan apakah ternak sapi
betina tersebut bunting atau kosong.
Syarat pendidikan minimal D-3 atau sederajat, telah mengikuti pelatihan Inseminator, telah mengikuti
pelatihan pemeriksa kebuntingan dan memenuhi kualifikasi serta memiliki SIM-A2

Asisten Teknis Reproduksi (ATR)


Adalah petugas yang berhak melakukan pemeriksaan kebuntingan dan kelainan/gangguan reproduksi,
menetapkan apakah ternak sapi betina tersebut steril atau
produktif (sterility control)
produktif (sterility control)
Syarat pendidikan minimal D-3 atau sederajat, telah
Syarat pendidikan minimal D-3 atau sederajat, telah
mengikuti pelatihan Inseminator, telah mengikuti pelatihan
mengikuti pelatihan Inseminator, telah mengikuti pelatihan
pemeriksa kebuntingan, telah mengikuti pelatihan asisten
pemeriksa kebuntingan, telah mengikuti pelatihan asisten
teknis reproduksi dan memenuhi kualifikasi serta memiliki
teknis reproduksi dan memenuhi kualifikasi serta memiliki
SIM-A1.
SIM-A1.
PETUGAS TEKNIS INSEMINASI BUATAN
Penanganan (handling) Semen Beku
Adalah petugas yang berhak melakukan pengawasan, penanganan, pengujian mutu semen beku dan
menetapkan apakah semen beku tersebut baik untuk dingunakan di lapangan.
Syarat petugas fungsional pengawas bibit ternak, atau petugas yang ditunjuk, pendidikan minimal D-3
atau sederajat, telah mengikuti pelatihan Penanganan (handling) Semen dan memenuhi kualifikasi serta
memiliki SIM-C
Selektor
Adalah petugas yang berhak melakukan penilaian, menyeleksi dan menetapkan apakah ternak sapi hasil
Inseminasi Buatan tersebut baik untuk dingunakan sebagai bibit baik pejantan maupun induk.
Syarat pendidikan minimal S-1 atau sederajat, telah mengikuti pelatihan Inseminator, telah mengikuti
pelatihan pemeriksa kebuntingan, telah mengikuti pelatihan asisten teknis reproduksi dan memenuhi
kualifikasi serta memiliki SIM-B.

Instruktur
Adalah petugas yang berhak melatih keterampilan pada pelatihan Inseminator, Pemeriksa
Kebuntingan, Asisten Teknis Reproduksi, Handling Semen Beku dan Selektor.
Syarat pendidikan minimal D-3, memiliki keahlian di bidang IB, PKb, ATR, Handling Semen, dan
Reproduksi serta memenuhi kualifikasi.
Supervisor
Adalah petugas yang telah dididik khusus tentang pengelolaan Satuan Pelayanan Inseminasi Buatan (SP-
IB).
Syarat pendidikan minimal S-1 atau sederajat, telah mengikuti pelatihan Supervisor.
PETUGAS TEKNIS INSEMINASI BUATAN

Untuk dapat melakukan kegiatan inseminasi buatan di masyarakat,


petugas teknis inseminasi buatan harus memiliki Surat Izin
Melakukan Iseminasi Buatan (SIM) yang dikeluarkan oleh Dinas yang
menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi
setempat.

Masa berlaku SIM adalah selama 4 (empat) tahun dan dapat


diperpanjang setiap kali untuk masa 4 tahun setelah yang
bersangkutan dapat menunjukan catatan keberhasilan kegiatan
inseminasi buatan 4 tahun terakhir.
Logo Logo
Dengan ini menerangkan bahwa

Telah mengikuti Pelatihan Inseminasi Buatan pada Ternak Sapi/Kerbau


Yang disesenggarakan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Jawa Barat dengan baik sehingga yang bersangkutan
diperkenankanMelaksanakan tugas sebagai
Inseminator pada ternak sapi/kerbau
SIMI ini berlaku 4 tahun
selama yang bersangkutan
melaksanakan Inseminasi Buatan
Bandung, Juni 2011
pada ternak sapi/kerbau
dengan baik dan diperbarui Dinas Peternakan
bilamana diusulkan oleh Kepala,
Kepala Dinas Peternakan
setempat Berlaku s.d. Juni 20120
ORGANISASI INSEMINASI BUATAN
INSTANSI PEMBINA ORGANISASI INSTANSI TERKAIT TENAGA

DISNAK SP-IB ASSOSIASI PETERNAKAN/ SUPERVISOR


PROVINSI SUPERVISOR I KOPERASI SEKUNDER PKb/ATR
HANDLING SEMEN
SELEKTOR

DISNAK SP-IB SUPERVISOR


KAB/KOTA SUPERVISOR II PKb/ATR
HANDLING SEMEN
SELEKTOR

KCD KAB/KOTA SP-IB SP-IB SP-IB KOPERASI PRIMER PKb/ATR


KOPERASI/KUD HANDLING SEMEN
PUSKESWAN ATR INSEMINATOR
KADER INSMNTR

PKb PKb

INSEMINATOR INSEMINATOR

POS IB POS IB
KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK
OPTIMALISASI INSEMINASI BUATAN
pemeriksaan status reproduksi

kondisi reproduksi sapi betina

buntin Tidak
buntin bermasalah
g
g

normal

Terhadap sapi-sapi yang tidak bunting dan memiliki kondisi reproduksi normal
serta memiliki corpus luteum dapat langsung dilakukan gertak birahi

Sedangkan sapi-sapi yang bermasalah dilakukan pengobatan atau diputuskan


untuk diafkir.
PERALATAN IB
ARTIFICIAL INSEMINATION GUN

Kegunaan:
Alat untuk memasukkan semen kedalam
saluran kelamin (corpus uteri) sapi betina

Spesifikasi Teknis:
1. AI Gun Cuickclock Type Classic dan 2000
2. Bahan plastik dan stainless steel
3. Panjang pistolette 440 mm
4. Panjang Piston 447 mm
5. Dapat digunakan untuk medium dan atau mini straw
(dual purpose)

Produk:
Mini Tüb (Jerman)
ARTIFICIAL INSEMINATION GUN

Kegunaan: Spesifikasi Teknis:


Alat untuk memasukkan semen kedalam 1. AI Gun IMV
saluran kelamin (corpus uteri) sapi betina 2. Bahan stainless steel dan cicin plastik
3. Panjang pistolette 440 mm
Produk: 4. Panjang Piston 447 mm
IMV (Perancis) 5. Ukuran untuk mini straw
ARTIFICIAL INSEMINATION GUN

Kegunaan:
Alat untuk memasukkan semen kedalam
saluran kelamin (corpus uteri) sapi betina

Spesifikasi Teknis:
1. AI Gun FHK
2. Bahan stainless steel
3. Panjang pistolette 450 mm
4. Panjang Piston 457 mm
5. Berat 60 Gr
6. Ukuran untuk mini straw
7. Ukuran untuk medium straw

Produk:
FHK (Jepang)
PLASTIC SHEATH

Kegunaan:
Alat untuk menyelubungi AI Gun sebelum Spesifikasi Teknis:
dimasukkan kedalam saluran kelamin (corpus 1. Tabung terbuat dari bahan plastik
uteri) sapi betina 2. Steril
3. Warna transparan
Produk: 4. Panjang 445 mm
Mini Tüb (Jerman) 5. Diameter 4,5 mm
IMV (Perancis) 6. Kemasan isi 50 batang
FHK (Jepang)
CUTTER STRAW

Kegunaan:
Untuk memotong straw pada ujung sumbat
laboratorium persis sepanjang 10 mm
sehingga pada saat diselubungi plastik sheat
tidak ada udara yang tersisa

Spesifikasi Teknis:
1. Gunting khusus pemotong straw
2. Bahan plastik dengan mata pisau
Produk:
3. Bentuk bulat, diameter 55 mm
CITO CUTTER (USA)
4. Dapat memotong Medium/Mini Straw
GLOVE

Kegunaan:
Dipakai saat melakukan eksplorasi rektal

Spesifikasi Teknis:
1. Terbuat dari bahan plastik dan elastis
2. Steril
3. Bentuk 5 jari
4. Kemasan 100 lembar/pak

Produk:
Mini Tüb (Jerman)
IMV (Perancis)
FHK (Jepang)
CONTAINER IB
CYROGENIC CONTAINER STORAGE

Kegunaan:
Untuk menyimpan Nitrogen Cair suhu –1960 C,
proses prefreezing, freezing, dan menyimpan
semen beku dalam jumlah besar

Spesifikasi Teknis Model


CF170 CF230 CF320 CF350 CF400

Laju Penguapan Statis (Lt/hr) 4,7 6,3 6,5 6,8 9


Kapasitas Nirogen Cair (Lt) 166 235 350 438 400

Produk: Berat Kosong (Kg) 112 115 160 180 184


Cryo Diffusion (Perancis) Tinggi (mm) 1.136 1.160 1.130 1.241 1.160
Diameter Leher (mm) 462 635 770 770 895
Jumlah Canister (bh) 33 80 104 104 163
Tingkat Canister 4 4 4 5 3
CYROGENIC CONTAINER OPERASIONAL

Kegunaan:
Untuk menyimpan Nitrogen Cair suhu –1960 C, dan
semen beku

Terdiri Dari:
1. Tutup
2. Tutup Slot dengan alur tangkai Canister
3. Leher tabung
4. Sumbat khusus untuk mengurangi penguapan
5. Bahan Alumunium anti karat
6. Super Isolasi
7. Penyanggah Canister
CYROGENIC CONTAINER OPERASIONAL

Spesifikasi Teknis:
Spesifikasi Teknis Model
Kegunaan:
10HCL 18HC 21HCL 34HC 35HC
Untuk menyimpan Nitrogen Cair suhu –1960 C,
dan semen beku Laju Penguapan Statis (Lt/hr) 0,20 0,23 0,30 0,17 0,27
Kapasitas Nirogen Cair (Lt) 10 18 21 34 35
Berat Kosong (Kg) 8,8 10,2 13,7 16,1 16,0
Produk:
Taylor-Wharton (USA) Tinggi (mm) 442 579 452 648 648
Diameter Leher (mm) 91 91 91 91 119
Jumlah Canister (bh) 6 6 6 6 10
Kapasitas Straw (dosis) 4.920 9.840 7.380 9.840 16.400
CYROGENIC CONTAINER OPERASIONAL

Spesifikasi Teknis:
Spesifikasi Teknis Model
Kegunaan: 3XTL 8XTL 10XT 20XT 34XT
Untuk menyimpan Nitrogen Cair suhu –1960 C, Laju Penguapan Statis (Lt/hr) 0,11 0,10 0,10 0,09 0,10
dan semen beku Kapasitas Nirogen Cair (Lt) 3 8 10 20,7 34
Berat Kosong (Kg) 2,9 8,8 5,9 12,2 15,1
Produk:
Tinggi (mm) 432 442 564 655 648
Taylor-Wharton (USA)
Diameter Leher (mm) 51 51 51 51 51
Jumlah Canister (bh) 6 6 6 6 6
Kapasitas Straw (dosis) 1.200 1.200 2.400 2.400 2.400
CYROGENIC CONTAINER OPERASIONAL

Spesifikasi Teknis:
Spesifikasi Teknis Model
Kegunaan: SC2/1 SC3/3 SC20/20 SC36/32 SC33/26
Untuk menyimpan Nitrogen Cair suhu – Laju Penguapan Statis (Lt/hr) 0,10 0,12 0,09 0,10 0,13
1960 C, dan semen beku Kapasitas Nirogen Cair (Lt) 1,6 3,6 20,5 36,5 33
Berat Kosong (Kg) 0,8 3,6 11,8 15,4 15,4
Produk:
Tinggi (mm) 343 406 652 690 657
Taylor-Wharton (USA)
Diameter Leher (mm) 35 51 51 51 51
Jumlah Canister (bh) 1 6 6 6 6
Kapasitas Straw (dosis) 182 - - - -
CYROGENIC CONTAINER OPERASIONAL

Spesifikasi Teknis:
Spesifikasi Teknis Model
Kegunaan: B2002 B2008 B2036 B2020
Untuk menyimpan Nitrogen Cair suhu – Laju Penguapan Statis (Lt/hr) 0,10 0,12 0,09 0,10
1960 C, dan semen beku Kapasitas Nirogen Cair (Lt) 2 8,6 21,7 35,9
Berat Kosong (Kg) 2,7 7,1 9,8 16
Produk:
Tinggi (mm) 407 533 660 652
Taylor-Wharton (USA)
Diameter Leher (mm) 35 51 51 51
Jumlah Canister (bh) 1 2 2 2
TANDA BERAHI
PERUBAHAN PADA VULVA

TIDAK BERAHI
Vulva relatif kecil
Keriput
Pucat
PERUBAHAN PADA CERVIX

TIDAK BERAHI
Merah pucat
Mukosa basah, berkaca-kaca
PERUBAHAN PADA VULVA

MENJELANG BERAHI
Vulva membesar
Lipatan jadi halus
Merah pucat
PERUBAHAN PADA CERVIX

MENJELANG BERAHI
Mukosa merah mengkilat
Terdapat lendir transparant
PERUBAHAN PADA VULVA

SAAT BERAHI
Vulva membengkak
Merah
Keluar lendir tansparan
PERUBAHAN PADA CERVIX

SAAT BERAHI
Cervix bengkak
Merah
Mulut cervix terbuka
Banyak terdapat lendir hinga
keluar dari vagina
PERUBAHAN PADA VULVA

AKHIR BERAHI
Bibir vulva mengecil
Kadang-kadang keluar darah
PERUBAHAN PADA CERVIX

AKHIR BERAHI
1-2 hari setelah berahi terlihat ada
bercak darah disekitar mulut
cervix hingga keluar vagina
PERUBAHAN PADA VULVA

KEADAAN BUNTING
Bibir vulva mengecil
Keriput
PERUBAHAN PADA CERVIX

KEADAAN BUNTING
Mulut cervix tertutup rapat
Mukosa pucat, basah dan
berkaca-kaca
TANDA BERAHI
Prilaku Ternak Perubahan di Kontraksi Uterus
Sekitar Vulva

BERAHI NORMAL :
+ + +
BERAHI SINKRON :   +
TEKNIK IB
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN
DALAM PELAKSANAAN INSEMINASI BUATAN

TEKNIK IB
1. Pelatihan Inseminator
2. Waktu IB
3. Posisi IB
4. Metode Thawing
5. Peralatan IB
6. Peluang Terinfeksi

AKSEPTOR IB
1. Dara atau Induk SEMEN
2. Interval Beranak 1. Kualitas Semen
3. Kondisi Tubuh (BCS= 2,8 2. Konsentrasi Semen
– 3,4) 3. Semen Beku (BIB)
4. Siklus Berahi 4. Semen Cair (BIBD)
5. Berahi/Estrus 5. Penanganan/Handling
6. Kondisi Uterus Semen, Storage
7. Singkronisasi Ovulasi
TEKNIK IB

Memasukan straw pada Gun

Memegang Straw
TEKNIK IB

Menggunting Straw

Sisakan ± 0,5 Cm
TEKNIK IB

Yg baik seperti ini

Yg tdk baik seperti ini

Memasukkan Plastick Sheath


TEKNIK IB
TEKNIK IB
TEKNIK IB

Pertama kali terlihat Harus diinseminasi Terlambat


tanda-tanda birahi pada

Pagi Hari yang sama Hari berikutnya

Sore Hari berikutnya (pagi Sesudah jam 15:00


dan paling lambat besoknya
siang hari)

Pos IB No. 1 2 3 4 5
Jam kunjungan pagi hari 7.00 7.45 8.30 9.15 10.00

Jam kunjungan sore hari 14.30 15.15 16.00 16.45 17.30


TEKNIK IB
CONTOH SOP
PELAYANAN TEKNIS INSEMINASI BUATAN
Petugas Teknis Inseminator
Pakaian wearpack, sepatu boot, topi,memiliki SIMI

Peralatan dan Bahan: AI Gun, Plastik Sheath, Glove, Gunting/Cutter Straw,


Pinset, Tissue, Handuk, Container Lapangan, Nitrogen cair, semen beku

Sapi betina yang berahi dimasukkan dalam kandang jepit

Melakukan pemeriksaan tanda2 berahi, eksplorasi rektal untuk mengetahui


ada tidaknya kontraksi uterus

Tidak Berahi Berahi

Melakukan proses Thawing dengan memilih jenis semen beku yg


sesuai, memasukkan ujung Gun kedalam posisi IV

Kesulitan memasukkan ujung Gun kedalam posisi IV Mudah memasukkan ujung Gun kedalam posisi IV

Tidak dilanjutkan Semprotkan

Catat

Selesai Selesai
SISTEM PENCATATAN INSEMINASI BUATAN
Informasi/catatan/data inseminasi buatan yang dibuat oleh Petugas
Inseminator untuk setiap individu sapi betina dan untuk kelompok sapi
betina yang diinseminasi dalam satu kandang, satu desa atau satu
wilayah kerja inseminasi
Informasi berupa:
1. Nama dan alamat peternak atau pemilik ternak;
2. Nama sapi;
3. Nomor telinga/registrasi;
4. Bangsa sapi;
5. Gambar warna/foto;
6. Nama induk dan ayah hewan betina yang diinseminasi;
7. keadaan birahi;
8. Tanggal inseminasi pertama, kedua dan ketiga;
9. Nama atau nomor kode pejantan;
10. Nama inseminator;
11. Tanggal dan hasil pemeriksaan kebuntingan;
12. Tanggal melahirkan dan kelamin serta nama atau nomor anak; dan
13. Tanggal serta keterangan tentang pemeriksaan dokter hewan atau kejadian abortus yang mungkin
terjadi.
Model C –I dan C-II KARTU SAPI POTONG/PERAH
Namor Urut Akseptor : 0001
Nama Sapi : Julia Perrez
Ras/Bangsa : Bali
Nomor Register/Telinga : XIII TA A 1782
Tanggal Lahir : 3 Maret 2008
Nama Bapak : Pecalang
Nomor Kode Bapak : 10010
Nama Induk : Juwita
No. Register Induk : XIII JE G 0082
KETERANGAN PEMILIKAN
Nama Pemilik Pertama Pemilik Kedua Pemilik Ketiga
I Wayan Mijik Arsa
Alamat Parean Kangin, Baturiti,
Tabanan
Tgl. Memiliki 3 Maret 2008
Asal Jembrana

PELAYANAN INSEMINASI/PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN/KESEHATAN


INSEMINASI PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN
Tanggal Kode Semen Petugas Tanggal Diagnosa Vaksinasi Pengobatan
30/07/2010 10322 Wayan 22/09/2010 +
Model C –I V KARTU KEGIATAN INSEMINASI BUATAN

Dari tanggal : 01/09/2010 s/d 30/09/2010


Nama Inseminator : Wayan No. Kode : 05
SP-IB : Baturiti SP-IB Kab/Kota : Tabanan

No Tanggal No Inseminasi Ke Tingkat Kode Inseminasi Pemilik


Urut Registrasi Berahi Semen Sebelumnya
I II III Tgl Kode Nama Alamat
Semen
01 02 Ayu x ++ 10322 Ketut Sudimara
02 07 Ajeng x +++ 10322 21/08 10322 Made Bongan
03 11 Melati x ++ 10320 25/08 10010 Gde Parean K
PENILAIAN HASIL INSEMINASI BUATAN
1. Angka Kebuntingan atau Conception Rate (CR)
adalah prosentase sapi betina yang bunting pada inseminasi pertama,
ditentukan berdasarkan hasil diagnosa kebuntingan oleh Dokter Hewan
atau petugas PKB/ATR dalam waktu 40 sampai 60 hari sesudah
inseminasi.

Jumlah sapi bunting pada IB pertama


CR = ----------------------------------------------------------------------
X 100%
Jumlah sapi yang didiagnosa secara rektal
Angka CR ditentukan oleh 3 faktor yaitu:
1. kesuburan pejantan,
2. kesuburan betina
3. teknik inseminasi
PENILAIAN HASIL INSEMINASI BUATAN
2. Service per Conception (S/C)
adalah penghitungan jumlah pelayanan inseminasi (service = straw)
yang dibutuhkan oleh seekor betina sampai terjadinya kebuntingan.

Jumlah straw yang digunakan


S/C =
----------------------------------------------------------
Jumlah sapi yang bunting

Angka S/C ditentukan oleh 3 faktor yaitu:


1. kesuburan pejantan,
2. kesuburan betina
3. teknik inseminasi
REKAPITULASI KEGIATAN IB
SP-IB: ................
Bulan: ............... s.d ..............
Inseminator: .............................
JUMLAH HASIL PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN
KODE DIPERIKSA INSEMINASI KE JUMLAH POSITIF BUNTING CR
NO
BULL S/C
(EKOR) I II III DOSIS I II III JUMLAH (%)

1 60044 209 179 29 1 240 164 20 1 185 78.47 1.30

TOTAL

Junlah Dosis: (179 x 1) + (29 x 2) + (1 x 3) = 240


Petugas PKb
CR = (164/209) x 100% = 78.47 %

S/C = (240/185) = 1,30

Anda mungkin juga menyukai