Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

PUSKESMAS LEMAHABANG

PUSKESMAS LEMAHABANG

JL.RAYA CITARIK NO. 1 . DESA JATIBARU. KECAMATAN CIKARANG TIMUR.

KABUPATEN BEKASI

EMAIL : sp3.pkmlemahabang@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota , yang
merupakan ujung tombak penyelenggara pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di
wilayah kerjanya. Dalam rangka mendukung penyelenggaraan Puskesmas perlu pengelolaan
melalui pencapaian manajemen Puskesmas secara optimal.

Manajemen Puskesmas yang terdiri dari Perencanaan (P1), Pelaksanaan - Pengendalian (P2),
dan Pengawasan – pertanggungjawaban (P3) tertuang dalam Buku Pedoman Manajemen
Puskesmas yaitu seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 44 Tahun
2016 tentang Manajemen Puskesmas.

Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Puskesmas Lemahabang disusun sebagai upaya


pelaksanaan Manajemen Puskesmas yang baik, diharapkan dapat dijadikan acuan bagi
Puskesmas dalam evaluasi kinerja penyelenggaraan pelayanan dan kegiatannya, dan hasilnya
juga dapat dipergunakan oleh Puskesmas, serta dalam menetapkan kebijakan dan menyusun
perencanaan tingkat Puskesmas.

Ucapan terima kasih kami sampaikan pada teman-teman Bidan Desa/Pembina Desa dan para
pemegang program terkait di Puskesmas Lemahabang. Demikian pula kami ucapkan
terimakasih atas bimbingan dan feed back dari Kepala Puskesmas dan teman- teman,
sehingga Penilaian Kinerja Program KB Puskesmas Lemahabang sebagian besar cakupan
sudah mencapai target .

Bekasi, Januari 2022


PENANGGUNG JAWAB PROGRAM KB
PUSKESMAS LEMAHABANG

Ida Farida S. Tr. Keb


NIP. 19680202 199302 2 001

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4
I. LATAR BELAKANG..........................................................................................4
II. IDENTIFIKASI MASALAH.................................................................................4
III. TUJUAN..........................................................................................................4
IV. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PROGRAM KB..........................5
BAB II STANDAR KETENAGAAN.............................................................................6
I. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA.......................................................6
II. JADWAL KEGIATAN.........................................................................................6
BAB III STANDAR FASILITAS....................................................................................7
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN.....................................................................8
BAB V LOGISTIK.......................................................................................................17
BAB VI KESELAMATAN PASIEN............................................................................18
BAB VII KESELAMATAN KERJA.............................................................................19
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU............................................................................20
BAB VIII PENUTUP..................................................................................................21

3
BAB I PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program


pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan
ekonomi,spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat di capai
keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional
(DepKes,1999). Sejak PELITA V, Program KB nasional berubah menjadi
gerakan KB nasional yaitu gerakan masyarakat yang menghimpun dan
mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam
melembagakan dan membudayakan NKKBS dalam rangka meningkatkan
mutu sumber daya manusia Indonesia (Sarwono,2009). Oleh karena itu, perlu
disusun program peningkatan pelayanan KB di Puskesmas Lemahabang
yang menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan pelayanan program KB.

Masalah kependudukan di indonesia menjadi isu yang sangat penting,


sangat kompleks dan memerlukan penanganan secara komprehensif. Dalam
sembilan agenda prioritas (nawa cita) pemerintah tahun 2015-2019, BKKBN
mendukung agenda prioritas ke 5, meningkatkan kualitas hidup manusia
indonesia yaitu “ pembangunan kependudukan dan keluarga berencana”.

Undang-undang nomor 52/2009 tentang “ perkembangan


kependudukan dan pembangunan keluarga”, pemerintah daerah mempunyai
kewenangan dan tanggungjawab mewujudkan pertumbuhan penduduk yang
seimbang dan keluarga berkualitas.

II. IDENTIFIKASI MASALAH


1. Kurangnya pencapaian cakupan Kb IUD.
2. Kurangnya pencapaian KB MOP.
3. Kurangnya pencapaian Kb Implan

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum

4
KB sebagai pedoman pelaksana program KB
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mendapatkan data khusus terhadap PUS dan WUS di


lingkungan kerja puskesmas Lemahabang.

b. Peningkatan pemeliharaan PUS dan WUS pada usia produktif

c. Tersedianya data dan informasi data PUS dan WUS

d. Dapat memonitoring dan evaluasi tentang permasalahan PUS dan WU

IV. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PROGRAM KB


NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN

1. Pelayan KB di  Konseling KB
puskesmas  Pelayanan KB pil
 Pelayan KB kondom
 Pelayanan KB suntik 3
bulan
 Pelayanan KB implan
(pemasangan)
 Pelayanan KB implan
(pencabutan)
 Pelayanan KB IUD
(pemasangan)
 Pelayanan KB IUD
(pencabutan)
 Pelayanan KB rujukan

2. Pelayanan safari KB  Konseling KB


 Pelayanan KB implan
(pemasangan)
 Pelayanan KB IUD
(pemasangan)

5
3. Penyuluhan KB Melakukan penyuluhan KB
lapangan

BAB II STANDAR KETENAGAAN

I. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


-Petugas pada pelayanan keluarga berencana Puskesmas lemahabang .Dua orang
tenaga bidan penanggung jawab di dalam gedung puskesmas Dokter puskesmas
lemahabang.
-1 orang pelaksana pelayanan di dalam gedung puskesmas yaitu bidan minimal
lulusan D3 yang sudah pernah mengikuti pelatihan atau yang mendapatkan
pendelegasian wewenang dari dokter puskesmas lemah abang.

II. JADWAL KEGIATAN

Penyelenggaraan upaya pelayanan keluarga berencana di laksanakan setiap hari sebelum jam
pelayanan untuk mempersiapkan sarana dan prasarana .saat jam pelayanan hingga setelah
pelayanan untuk mencatat dan mengentri data untuk ke bpjs bagi akseptot KB yang bisa di klaim ke
bpjs serta pengelola peralatan yang telah di gunakan agar di sterilkan kembali .

6
BAB III STANDAR FASILITAS

Fasilitas dan kelengkapan


Pada balai pengobatan keluarga berencana kelengkapan fasilitas di UPT
Puskesmas Lemahabang sebagai berikut:
- Ruangan
Standart Ruangan :
 Arah angin harus dari belakang petugas
 Mempunyai cross ventilation (ventilasi cukup dan terbuka)
 Mempunyai fasilitas air mengalir untuk cuci tangan
Kondisi riil :
 Luas poli KB UPT Puskesmas Lemahabang adalah 9 M2
 Tidak ada air yang mengalir atau tempat cuci tangan
 Memiliki cross ventilation
- Peralatan
Standart peralatan :
 Set pemasangan IUD
 Set pemasangan IMPLAN
 Set Pelepasan IMPLAN
 Bahan habis pakai
(Daftar standart peralatan terdapat dalam lampiran 1)

Kondisi Riil :
 Berdasarkan daftar infventaris poli KB peralatan yang tersedia seperti
pada daftar terlampir (lampiran 2)
Masih terdapat kesenjangan peralatan yang harus dipenuhi oleh UPT Puskesmas
Lemahabang demi peningkatan kualitas pelayanan di poli Keluargaa berencan

7
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN

Tata laksana pasien KB merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan


yang langsung diberikan kepada pasien pada tatanan pelayanan kesehatan dengan
menggunakan proses, berpedoman pada standar, dilandasi etik dan etika, dalam
lingkup wewenang seta tanggung jawab.

Proses tersebut meliputi tahap:

 Pengkajian
 Diagnosis
 Perencanaan
 Pelaksanaan/pengobatan
 Evaluasi

Proses tersebut sebagai salah satu pendekatan utama dalam proses pengambilan
keputusan dan penyelesaian masalah.

1. Tujuan
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan seseorang yang berkunjung ke
Puskesmas, apakah keadaan seseorang tersebut sehat atau sedang sakit.

2. Standar Asuhan
 Standar I : Pengkajian
 Standar II : Diagnosa
 Standar III: Pengobatan
 Standar IV: Pendokumentasian

A. Standar I (Pengkajian)

Pengkajian memerlukan data yang lengkap tentang keadaannya untuk


menentukan kebutuhan pengobatan. Komponen pengkajian meliputi :

a. Keluhan pasien
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan penunjang
c. Pemeriksaan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

8
1) Keluhan Pasien (anamnesa)
Berisi keluhan utama maupun keluhan penyerta yang sering
disampaikan oleh pasien maupun keluarga pasien. Penelusuran
riwayat penyakit yang di derita saat ini, penyakit lainnya yang
merupakan faktor resiko, riwayat keluarga, riwayat social, dan riwayat
alergi menjadi informasi lainnya pada bagian ini. Pada beberapa
penyakit, bagian ini memuat informasi spesifik yang harus diperoleh
dokter dari pasien atau keluarga pasien untuk menguatkan diagnosis
penyakit.

Wawancara terhadap pasien atau keluarganya meliputi :

 Identifikasi Data
 Mengidentifikasi data seperti usia, jenis kelamin,
pekerjaan, status perkawinan (biasanya saat
pendaftaran, hal ini sudah ditanyakan oleh petugas
pendaftaran)
 Sumber riwayat medis, biasanya pasien, tetapi dapat
juga anggota keluarga, surat rujukan atau rekam medis
 Keluhan Utama
Satu atau lebih gejala atau kekhawatiran yang menyebabkan
pasien pergi berobat

 Riwayat Penyakit Sekarang


Memperjelas keluhan utama, menguraikan bagaimana setiap
gejala itu terjadi. Gejala utama harus di terangkan secara jelas
dengan menyebutkan lokasi, kualitas, kuantitas atau intensitas,
waktu termasuk awitan, durasi dan frekuensi, situasi ketika
gejala tersebut timbul, faktor yang memperberat atau
meringankan gejala, dan manifetasi yang menyertainya.

 Riwayat Penyakit Dahulu

9
 Daftar penyakit yang dialami pada waktu kanak-kanak
 Daftar penyakit pada usia dewasa beserta tanggal
kejadiannya, setidaknya meliputi empat kategori, medis,
pembedahan, obstetric ginekologi (wanita), dan psikiatri.
 Meliputi praktek pemeliharaan kesehatan seperti
imunisasi, tes skrening, masalah gaya hidup, dan
keamanan dirumah.
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Membuat diagram mengenai usia dan kesehatan, atau
usia dan penyebab kematian saudara sekandung, orang
tua, dan kakek atau nenek.
 Catatan tentang ada atau tidaknya penyakit spesifik
dalam keluarga, seperti hipertensi, penyakit jantung
coroner, dan lain-lain.
 Lamanya Sakit
Lamanya dia menderita sakit sekarang. Jika sakit yang
sekarang dikeluhkan merupakan kembuhan, maka ditanyakan
juga lamanya sakit mulai terjangkit.

 Pengobatan yang sudah dilakukan


Daftar obat-obatan yang sudah digunakan selama ini.

 Riwayat alergi obat


Riwayat terjadinya alergi terhadap obat-obatan yang pernah
dikonsumsi selama ini. Ini merupakan catatan buat petugas
kesehatan sehingga tidak memberikan obat dari golongan yang
sama.

2) Pemeriksaan tanda – tanda vital


Pemeriksaan vital sign meliputi :

 Pengukuran tekanan darah


 Pengukuran suhu tubuh
 Pengukuran nadi

10
 Pengukuran pernapasan
3) Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi).
Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan tubuh untuk menentukan
adanya kelainan dari suatu system atau organ bagian tubuh.

Tujuan pemeriksaan adalah :

 Menentukan kelainan fisik yang berhubungan dengan penyakit


pasien.
 Mengklarifikasi dan memastikan kelianan sesuai dengan
keluhan dan riwayat kesehatan pasien.
 Mendapatkan data untuk menegakkan diagnose medis dan
keperawatan/kebidanan.
 Mendapatkan data fisik untuk menentukan status kesehatan
pasien.

Cara pemeriksaan meliputi :

 Inspeksi
Adalah memeriksa dengan melihat dan mengingat.

Hasil pemeriksaan yang didapat :

 Kesan umum penderita


 Warna permukaan tubuh
 Bentuk dan postur tubuh
 Ukuran tubuh dan bagiannya
 Gerakan dan gaya tubuh

Langkah kerja :

 Atur pencahayaan yang cukup


 Atur suhu dan suasana ruangan nyaman
 Posisi pemeriksa sebelah kanan pasien

11
 Buka bagian yang diperiksa
 Perhatikan kesan pertama pasien : perilaku, ekspresi,
penampilan umum, pakaian, postur tubuh, dan gerakan
dengan waktu cukup.
 Lakukan inspeksi secara sistemis, bila perlu bandingkan
bagian sisi tubuh pasien.
 Palpasi
Adalah pemerksaan dengan perabaan menggunakan rasa
propioseptif ujung jari dan tangan.

Hasil pemeriksaan :

 Permukaan : halus/kasar, menonjol/datar, keras/lunak,


dingin dll.
 Getaran dan denyutan : denyut nadi dan vena, pukulan
jantung, dll.
 Keadaan organ dibawah permukaan : keadaan hepar,
massa abnormal, dll.
Cara kerja :

 Daerah yang diperiksa bebas dari gangguan yang


menutupi
 Yakinkan tangan hangat tidak dingin
 Lakukan perabaan secara sistematis, untuk menetukan
ukuran, bentuk, konsistensi dan permukaan :
 Jari telunjuk dan ibu jari untuk menentukan
besar/ukuran
 Jari 2,3,4 bersama untuk menentukan konsistensi
dan kualitas massa atau organ
 Sedikit tekanan untuk menetukan rasa sakit
 Perkusi
Dengan perkusi diketahui isi jaringan dibawah permukaan
tubuh.

Ada 5 kualitas dasar bunyi perkusi :

12
 Pekak : massa padat
 Redup : suara perkusi hati
 Sonor : suara perkusi paru normal
 Hypersonor : paru emfisematous
 Tympani : suara normal abdomen
Cara kerja :

 Lepas pakaian sesuai dengan keperluan


 Luruskan jari tengah kiri, dengan ujung jari tekan pada
permukaan yang akan diperkusi
 Lakukan ketukan dengan ujung jari tengah kanan diatas
jari kiri, dengan lentur dan cepat, dengan menggunakan
pergerakan pergelangan tangan
 Lakukan perkusi secara sistematis sesuai dengan
keperluan
 Auskultasi
Adalah pemeriksaan mendengarkan suara dalam tubuh dengan
menggunakan alat stetoskop.

Hasil pemeriksaan :

Bunyi dalam tubuh normal dihasilkan oleh :

 Paru : bunyi nafas


 Jantung : bunyi karena menutupnya katup
jantung
 Usus/abdomen : bunyi bising dan peristaltic usus
 Pembuluh darah : bunyi aliran darah
Cara kerja :

 Ciptakan suasan tenang dan aman


 Pasang ear piece pada telinga
 Pastikan posisi stetoskop tepat dan dapat didengar
 Pada bagian sisi mebran dapat digosok biar hangat
 Lakukan pemeriksaan dengan sistematis sesuai dengan
kebutuhan

13
Pemeriksaan fisik dari atas ke bawah (Head to Toe) :

a. Kulit dan system musculoskeletal


b. Kepala, mata, telinga, hidung, dan tenggorokan
c. Leher
d. Punggung
e. Thorax termasuk paru dan jantung
f. Abdomen
g. Ekstremitas (atas dan bawah)

Bagian ini berisi hasil pemeriksaan fisik dan penunjang yang


spesifik, mengarah pada diagnose penyakit. Meskipun tidak
memuat rangkaian pemeriksaan fisik lainyya, pemeriksaan tanda
vital dan pemeriksaan fisik menyeluruh tetap harus dilakukan oleh
dokter layanan primer untuk memastikan diagnostic serta
menyingkirkan diagnostic banding.

B. Standar II : Diagnosa

Bagian ini berisi diagnosis yang sebagian besar dapat ditegakkan dengan
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Beberapa penyakit membutuhkan hasil
pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis atau karena telah menjadi
standar algoritma penegakan diagnosis. Selain itu bagian ini juga memuat
klasifikasi penyakit, diagnosis banding dan komplikasi penyakit.

C. Standar III : Pengobatan

Bagian ini berisi sistematika rencana penatalaksanaan berorientasi pada


pasien yang terbagi atas dua bagian yaitu : penatalaksanaan non farmakologi
dan farmakologi. Selain itu bagian ini juga berisi edukasi dan konseling terhadap

14
pasien dan keluarga, aspek komunitas lainnya serta kapan dokter perlu merujuk
pasien (kriteria rujukan).

Dokter akan merujuk pasien apabila memenuhi salah satu kriteria berikut :

1. Time : jika perjalanan penyakit dapat digolongkan kepada


kondisi kronis atau melewati golden time standard
2. Usia (age) : jika usia pasien dalam kategori yang dikawatirkan
meningkatkan resiko komplikasi serta resiko kondisi penyakit lebih berat
3. Complication : jika komplikasi yang ditemui dapat memperberat kondisi
pasien
4. Comorbidity : jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang
memperberat kondisi pasien.

Selain empat kriteria di atas, kondisi fasilitas pelayanan juga dapat


menjadi dasar bagi dokter untuk melakukan rujukan demi menjamin
keberlangsungan penatalaksanaan dengan persetujuan pasien.

Terapi diberikan sesuai dengan diagnose dan hasil pemeriksaan


penunjang (jika ada). Pemberian terapi meliputi :

a. Pemberian terapi supportif, seperti meningkatkan daya tahan tubuh


b. Pemberian terapi farmakologis, berupa terapi symptomatis dan atau
terapi kausatif
c. Konseling dan edukasi

Prognosis

Kategori prognosis :

1. Ad vitam : menunjuk pada pengaruh penyakit pada proses


kehidupan
2. Ad functionam : menunjuk pada pengaruh penyakit terhadap
fungsi organ atau fungsi manusia dalam melakukan tugasnya

15
3. Ad sanationam : menunjuk pada penyakit yang dapat sembuh
total sehingga dapat beraktifitas seperti biasa
Prognosis digolongkan sebagai berikut :

1. Sanam : sembuh
2. Bonam : baik
3. Malam : buruk/jelek
4. Dubia : tidak tentu/ragu-ragu
Dubia ad sanam : tidak tentu/ragu-ragu, cenderung sembuh/baik

Dubia ad malam : tidak tentu/ragu-ragu, cenderung memburuk/jelek

Untuk menentukan prognosis sangat ditentukan dengan kondisi pasien


saat diagnosis ditegakkan.

D. Standar IV : Pendokumentasian

Catatan pemeriksaan, pengobatan rawat jalan ditulis di rekam medis


sehingga dapat digunakan sebagai bahan bukti informasi, tindakan dan
laporan

Penulisan catatan medis dilakukan sesegera mungkin sebelum data


hilang dari ingatan. Jika ditulis dengan tangan, sebuah rekam medis yang
baik selalu dianggap sah secara hukum

a. Urutan Rekam Medis


Urutannya harus konsisten dan jelas sehingga prang yang membaca
di kemudian hari dapat dengan mudah menemukan informasi
tertentu yang diperlukan

b. Tingkat kerincian

Kerincian dalam rekam medis harus memiliki kaitan dengan subjek atau
permasalahannya tetapi jangan sampai berlebihan.

16
BAB V LOGISTIK

Petugas penanggung jawab pelayanan upaya pengobatan wajib memastikan


logistik peralatan dan bahan habis pakai terpenuhi dengan cara melakukan
perencanaan kebutuhan, melakukan pengecekan secara berkala dan segera
membuat permintaan kebutuhan logistik yang diperlukan.

17
BAB VI KESELAMATAN PASIEN

Program upaya pengobatan harus memperhatikan keselamatan dengan


cara melakukan identifikasi terhadap potensi yang mungkin terjadi yaitu :
- Kesalahan diagnosis
- Kesalahan identifikasi pasien/salah orang
- Kesalahan pemberian terapi
- Kesalahan pemberian resep
- Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
- Monitoring pengobatan atau tindakan yang kurang baik
- Insiden tertusuk jarum bekas pakai
- Limbah medis berceceran
- Paparan dengan luka terbuka atau cairan tubuh pasien
- Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
- Menggunakan peralatan tidak steril

Untuk mencegah terhadap potensi yang mungkin terjadi seperti yang telah
disebutkan diatas maka dilakukan :
- Pelaksanaan prosedur identifikasi dan kesesuaian dengan identitas pasien
- Umpan balik dari unit pelayanan tentang kesesuaian identifikasi pasien
dengan Rekam Medis
- Monitoring secara berkala oleh tim mutu UPT Puskesmas Lemahabang
Adapun untuk Penanganan/ tindak lanjut Hasil identifikasi, temuan audit
internal, pelaporan dan keluhan atau pengaduan dibahas dan ditindak lanjuti oleh
Tim Mutu dalam Rapat Tim Mutu atau Rapat Tinjauan Manajemen. Dan hasil rapat
dilakukan umpan balik kepada penanggung jawab pelayanan balai pengobatan
umum

18
BAB VII KESELAMATAN KERJA

Program keselamatan kerja petugas pelayanan balai pengobatan


dilaksanakan dengan memperhatikan lingkungan kerja yang nyaman dan aman
serta fasilitas kerja yang aman. Program keselamatan kerja yang dimaksud melalui
program pencegahan dan pengendalian infeksi, meliputi :
1. Cuci tangan
2. Penggunaan APD yang baik dan benar
3. Penanganan dekontaminasi alat

19
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU

Pengaduan dan keluhan pasien terkait dengan pelayanan upaya bengobatan


umum dilaporkan kepada Tim Mutu UPT Puskesmas Lemahabang. Sasaran mutu
upaya pengobatan umum ditetapkan oleh Tim Mutu Puskesmas dan dipantau
melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Pencapaian sasaran mutu dibahas
dalam rapat tinjauan manajemen dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas. Setiap
adanya kesalahan dalam upaya pelayanan pengobatan umum dilaporkan kepada
Tim Mutu UPT Puskesmas Lemahabang

20
BAB VIII PENUTUP

Pelayanan upaya pengobatan yang baik merupakan salah satu tolak ukur kinerja
Puskesmas dan diperlukan untuk peningkatan mutu pelayanan UPT Puskesmas
Lemahabang

21

Anda mungkin juga menyukai