Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN PROGRAM KELUARGA

BERENCANA
No.Dokumen :

No.Revisi :
PEDOMAN
Tanggal Terbit : 5 Januari 2016

Halaman : 1/12
BOJONEGORO
dr.FIFIN ERLIANA
UPTD PUSKESMAS
NIP.1979220 200501 1 001
TANJUNGHARJO

PEDOMAN PROGRAM KALUARGA


BERENCANA

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO


DINAS KESEHATAN KABUPATEN
BOJONEGORO
UPTD PUSKESMAS TANJUNGHARJO
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayahNya, kami dapat menyelesaikan pedoman Program keluarga berencana.
Buku ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan kemudahan dalam
pelaksanaan pelayanan program keluarga berencana di Puskesmas
TANJUNGHARJO.

Akreditasi mempersyaratkan adanya pembuktian pelaksana seluruh kegiatan


pelayanan melalui dokumentasi dan penelusuran, karena pada prinsip akreditasi,
seluruh kegiatan harus tertulis dan apa yang tertulis harus dikerjakan dengan sesuai.
Buku ini berisi contoh dokumen perencanaan program keluarga berencana di
puskesmas TANJUNGHARJO.

Pada kesempatan ini perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih


dan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyususnan
Pedoman Penyusunan pedoman keluarga berencana Puskesmas TANJUNGHARJO
tahun 2016.

Semoga dengan digunakan buku ini dapat mempermudah pembaca dalam


menyiapkan program keluarga berencana

BOJONEGORO,

Kepala UPTD Puskesmas TANJUNGHARJO

dr.Fifin Erliana
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. PENGERTIAN
B. MAKSUD DAN TUJUAN

C. SASARAN

D. DASAR HUKUM

BAB II STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


BAB III TATALAKSANA PELAYANAN

BAB IV MONITORING DAN EVALUASI

BAB V KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

BAB VI SISTEM RUJUKAN

BAB VII PENGENDALIAN MUTU

LAMPIRAN
PEDOMAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA UPTD
PUSKESMAS TANJUNGHARJO

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pedoman kerja merupakan gambaran bagi petugas mengenai cara kerja atau tata
kerja yang dapat dipakai sebagai pedoman apabila pergantian/ perubahan petugas.

Indonesia merupakan salah satu Negara yang ikut menyepakai hasil konferensi
Internasional mengenai kependudukan dan pembangunan (ICPD) pada tahun 1994 di
Kairo. Pada konferensi tersebut telah terjadi perubahan paradigma dalam pengelolaan
kependuduk, dimana tidak lagi semata-mata penurunan fertilitas, tetapi pengelolaan
masalah kependudukan dan penurunan fertilitas menjadi bagian tak terpisahkan.

Dengan kesepakatan ini maka pemberian pelayanan kb yang berkualitas dengan


menghormati hak individu dan memperhatikan kepuasan klien menjadi hal yang
utama, sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan derajat kesehatan reproduksi
individu.Kesepakatan global tersebut telah pula ditindak lanjuti ditingkat Nasional
dengan menyepakai pelaksaaan pelayanan kb merupakan komponen dari paket
kesehatan reproduksi yang diberikan secara terpadu pada pelayanan kesehatan dasar.

B. TUJUAN PEDOMAN
Pedoman ini disusun untuk memberikan petunjuk teknis mengenai: pelayanan,
pencatatan, pelaporan KB, bagi petugas kesehatan mulai dari tingkast polindes,
ponkesdes hingga mengelola program di tingkat puskesmas. Sehingga diharapkan
dapat memahami pedoman pelayanan KB.
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran pedoman ini di tujukan untuk pelaksana kegiatan program KB bagi
puskesmas, polindes, poskesdes dan pustu.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan pelayanan KB di puskesmas TANJUNGHARJO
meliputi:
1. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
2. Konseling
3. Pelayanan kontrasepsi
E. BATASAN OPERASIONAL
Untuk dapat menganalisa suatu data dan menghasilakan data yang dapat di baca
secara umum maka diperlukan pemahaman yang sama terhadap batasan operasional
pada seluruh petugas yang terlibat dalam pelayanan.

Istilah-istilah dalam pelayanan KB:

1. PUS (Pasangan Usia Subur)


Pasangan yang istrinya berumur antara 15-49 tahun, dalam hal ini termasuk
pasangan yang istrinya berumur lebih dari 49 tahun tetapi masih mendapat
mentrusasi.
2. Peserta Kb Baru
Peserta Kb baru adalah PUS yang baru pertama kali menggunakan metode
kontrasepsi termasuk mereka yang paska keguguran, sesudah melahirkan atau
paska istirahat minimal 3 bulan.
3. Peserta Kb Aktif (Contraseptive Prevalance Rate/ CPR)
Peserta Kb Aktif (PA) adalah peserta Kb baru dan lama yang masih aktif
memakai alokon terus menerus hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan
atau mengakhiri kesuburan.
4. Jumlah Komplikasi
Jumlah komplokasi adalah jumlah peserta Kb baru atau lama yang
mengalami gangguan kesehatan mengarah pada keadaan patologis, sebagai akibat
dari proses tindakan atau pemberian atau pemasangan alat kontrasepsi yang
digunakan seperti: perdarahan, infeksi atau abses, flour albus bersifat patologis,
perforasi, translokasi, hematoma, tekanan darah meningkat, perubahan HB,
expulsi.
5. Kegagalan Kontrasepsi
Kegagalan kontrasepsi adalah peserta Kb yang mengalami kehamilan pada
akseptor Kb aktif yang pada saat tersebut menggunakan metode kontrasepsi.
6. Kasus Efek Samping
Kasus Efek Samping adalah jumlah kasus efek samping dari peserta KB baru
atau lama dengan keluhan berupa tanda, gejala yang secara medis sebagaiakbiat
metode kontrasepsi yang digunakan, seperti: spotting, amenore, pusing, mual,
muntah, perubahan berat badan, nyeri tempat insisi, nyeri perut, erosi. Dalam
periode 1 tahun di hitung 1 kali.
7. Peserta KB Drop Out (DO)
Peserta Do adalah peserta yang tidak melanjutkan penggunaan kontrasepsi
dalam 1 tahun kalender dibanding jumlah peserta KB aktif diwilayah kerja
tertentu. Kasus DO tidak termasuk mereka yang ganti cara.
8. PUS dengan 4T
PUS yang istrinya memenuhi salah satu kriteria “4 Terlalu” berikut:
1. Berusia kurang dari 20 tahun.
2. Berusia lebih 35 tahun.
3. Telah memiliki anak hidup lebih dari 3 orang atau.
4. Jarak lahirnya antar satu anak dengan lainnya kurang dari 2 tahun.
9. PUS dengan penyulit Kronik
PUS yang istrinya menderita salah satu penyakit kronis, antara lain: kencing
manis, jantung, asma berat, malaria, TBC, anemia, KEK (Kurang Energi Kalori)
atau LILA < 23,5 cm.
10. KB paska bersalin
KB paska bersalin adalah ibu yang mulai menggunakan alat kontrasepsi
langsung sesudah melahirkan (sampai dengan 42 hari sesudah melahirkan).
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pelaksana program KB :
 Dokter umum yang telah terlatih CTU
 Bidan yang telah terlatih CTU
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
 Koordinator KB
- Irma Qurniawati, Amd. Keb
 Pelaksana unit
- Irma Qurniawati, Amd. Keb
- Puji Rahayu, SST
- Yuliati, Amd. Keb
- Kusmini, Amd. Keb
- Winarti Utami, Amd. Keb
- Novita Kumalasari, Amd. Keb
 Pelaksana KB di Polindes, ponkesdes, dan pustu
- Desi medis, Amd. Keb : Pustu Sumengko
- Linda Nur, Amd. Keb : Ponkesdes Mlaten
- Novita Megawati, Amd. Keb : Ponkesdes Talok
- Dian Noralita, Amd. Keb : Ponkesdes Grebekan
- Ngatiah, Amd. Keb : Ponkesdes Wotanngare
- Erliana, Amd. Keb : Ponkesdes Panjunan
- Heksi Handayani, Amd. Keb : Polindes Mayanggeneng
- Lilik Inayati, Amd. Keb : Ponkesdes Mayangrejo
C. JADWAL KEGIATAN
 Pelayanan KB di Puskesmas TANJUNGHARJO dilaksanakan setiap hari
kerja.
 Pelayanan KB di pustu, ponkesdes, polindes, di laksanakan setiaphari
kerja.
BAB III
STANDART FASILITAS

A. DENAH RUANG
Denah ruangan terlampir

10
3
2

9
5
1

7
8

Keterangan gambar:

1. Kursi Tunggu 6. Almari obat


2. Timbangan Badan 7. Tempat Tidur Pasien
3. Gyn Bad 8. Wastafel
4. Troli 9. Meja Kursi Koseling
5. Alat Sterilisator 10. Rak Tempat Arsip Lap.

B. STANDART FASILITAS
 Fasilitas Dan Sarana
Pelayanan KB di Puskesmas TANJUNGHARJO di laksanakan di ruang
poli KB yang terdiri atas:
- Gyn bad
- Meja kursi
- Lemari alat
 Peralatan
Peralatan yang seharusnya ada di poli KB sesuai permenkes no 75 th 2014
tentang puskesmas.
Daftar peralatan poli Kb terlampir

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
1. Promotif
2. Preventif
3. Kuratif
B. METODE
1. Pendaftaran pasien dipoli KB di laksanakan ditempat pendaftaran,
selanjutnya petugas pendaftaran akan menuliskan kartu rekam medik pasien
dan mengantarkan rekam medik ke poli KB.
2. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut pendaftaran dan mengecek
identitas pasien.
3. Petugas mempersilahkan masuk di ruang poli KB
 Pasien baru
1) Tanyakan jenis kontrasepsi apa yang di gunakan
2) Jelaskan tentang KB yang di sediakan.
3) Pemeriksaan fisik.
4) Pastikan ibu tidak hamil dengan pemeriksaan laborat.
5) Ibu dengan masalah, di konsulkan di unit terkait: poli umum,
laborat, atau rujuk ke RS.
6) Bantu ibu memilih alat kontrasepsi yang tepat sesuai dengan
kondisinya dengan menggunakan ABPK (Alat Bantu Pengambilan
Keputusan).
7) Pastikan ibumantap dengan kontrasepsi yang dipilih.
8) Jelaskan tentang cara kerja, efek samping, dan cara pemasangan.
9) Pasien tanda tangan inform consent
10) Persilahkan pasien masuk ke ruang periksa dan selanjutnya
dilakukan pemeriksaan umum.
11) Menyiapkan alkon sesuaidengan jenis kontrasepsi yang di pilih
pasien.
12) Tindakan pemasangan alat kontrasepsi.
13) Konseling pasca pelayanan.
14) Petugas menulis resep.
15) Memberi tahu pasien setelah dari unit kasir pasien bisa mengambil
obat di unit pengambilan obat.
16) Catat semuahasil di kartu status, kartu peserta KB, askeb KB,
register KB, dan kohort KB.
 Pasien lama
1) Melakukan pemeriksaan fisik
- Jika ditemui masalah konsulkan dengan unit terkait sesuai
masalah yang ditemukan, misalnya poli umum jika ada
komplikasi atau init laboratorium jika ada kecurigaan hamil.
- Jika tidak ada ditemukan masalah jelaskan pada pasien tersebut
bahwa ia bisa melanjutkan KB pilihannya.
2) Menyiapkan alkon sesuai dengan jenis kontrasepsiyang di pilih
pasien.
3) Melakukan pelayanan sesuai alkon yang dipilih pasien.
4) Koseling pasca pelayanan.
5) Petugas menulis resep.
6) Menyelesaikan administrasi di unit kasir.
7) Pasien mengambil obat di unit pelayanan obat.
8) Catat semua hasil di kartu KB, kartu status peserta Kb, askeb Kb,
dan kohort KB.

BAB V
LOGISTIK

Logistik yang diperlukan dalamkegiatan poli KB


 Register harian
 Kartu status peserta KB
 Inform consent
 Asuhan kebidanan soap KB
 Kartu peserta KB K I
 Lembar balik ABPK (Alat Bantu Pengambilan Keputusan)
 Format pelaporan KB (Laporan bulanan, indicator cakupan pelayanan, alakon, kb
pasca salin, AMP KB, PWS KB, PPIA, PPKTP)
 Laporan semster sarana dan tenaga, laporan tahunan, data PUS, by name, by
addres.
 Buku penghubung rujukan.
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM

 APD dilengkapi sesuai standart.


 Pencegahan infeksi dilaksanakan sesuai prosedur.
 SOP di jalankan dengan benar.

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

 APD dilengkapi sesuai standart.


 Pencegahan infeksi dilaksanakan sesuai prosedur.
 SOP di jalankan dengan benar.
 Logistik dipenuhi denagn benar.

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Kegiatan pengendalian mutu/monitoring evaluasi merupakan kegiatan penting


dalam setiap pengelolaan program monitoring dilaksanakan secara berkala salah
satunya yaitu telah bulanan. Pada waktu minilokakarya puskesmas yang dihadiri oleh
seluruh staf dan pengelola program guna mengetahui hasil yang telah dicapai,
dibandingkan dengan rencana standart yang harus dicapai, serta membahas
permasalahan dan menentukan rencana tindak lanjut.

BAB IX

PENUTUP

Demikian pedoman program KB di susun guna menjadi pedoman bagi bidan


pengelola KB baik di puskesmas, polindes, ponkesdes, maupun pustu.

Saya menyadari pedoman ini jauh dari sempurna, maka kritik saran yang
membangun kami harapkan.

Anda mungkin juga menyukai