PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi
tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan serta
berkedudukan sebagai unsur aparatur negara. Dalam pasal 12 UU No.5
Tahun 2014, ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
ASN dalam peranannya sebagai pelayan publik tidak hanya dituntut
untuk melayani dirinya sendiri namun juga melayani masyarakat. Peraturan
tentang secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebutsebagai
birokrasi bukan sekedar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada
sebuah profesi pelayanan publik. Untuk menjadi seorang pelayan publik
yang professional diperlukan pembekalan kepada ANS dengan nilai-nilai dasar
profesi ASN yang dikenaldengan ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu danAnti Korupsi) dan Whole of Goverment.
UU No 5 Tahun 2014 tentang ASN menjelaskan bahwa Calon PNS wajib
menjalani masa percobaan, yang dilaksanakan melalui proses pendidikan dan
pelatihan terintegrasi untuk membangun integritas, moral, kejujuran, semangat
dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Diklatsar CPNS dilakukan untuk membentuk sikap dan perilaku agar sesuai
dengan tuntutan perannya sebagai abdi negara sekaligus pelayan bagi masyarakat.
Diklatsar CPNS yang terintegrasi oleh pemerintah dilakukan agar ketika
menjadi PNS, para CPNS ini telah memiliki bekal yang mumpuni untuk bekerja
di tempat kerjanya masing-masing dan mampu meningkatkan daya saing negara
dalam persaingan global.
1
Pelaksanaan kegiatan diklatsar dibagi menjadi kegiatan on campus dan off
campus. Kegiatan on campus dilaksanakan di Kampus II BPSDM Provinsi
Sulawesi Selatan dengan pemaparan materi dan pola untuk menginternalisasi
nilai-nilai dasar ANEKA serta peran dan kedudukan ASN di pemerintahan,
sedangkan kegiatan off kampus berupa habituasi dilaksanakan pada unit kerja
masing-masing.
Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi sebagai Aparatur Sipil Negara
merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai perwujudan dari 5 (lima) nilai dasar
yang harus dimiliki Aparatur Sipil Negara dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya terutama dalam pelaksanaan tugas di lingkup Birokrasi (Dinas
Pertanian). Sebagai rancangan pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi Nilai-Nilai
DasarProfesi Aparatur Sipil Negara oleh CPNS pada tempat kerja (off campus),
maka Rancangan Aktualisasi dan Habituasi ini disusun dengan isu yang
merupakan permasalahan pada lingkup bidang penyuluhan pertanian.
Kabupaten Enrekang, sebagai daerah dengan penduduk yang sebahagian
besar berprofesi sebagai petani, dibutuhkan penyuluh-penyuluh pertanian yang
handal dalam mendampingi para petani. Peran penyuluh pertanian sangat
menetukan keberhasilan pembangunan pertanian.Peran penyuluh pertanian dapat
dikatakan sebagai garda terdepan untuk meningkatkan kualitas petani saat ini.
Selain dalam melakukan pedampingan kepada petani, penyuluh juga
diwajibkan memiliki rencana kerja tahunan dalam pengembangan karirdan
potensinya.Namun saat ini sangat sulit untuk diidentifikasi rencana kerja tahunan
penyuluh pertanian sehingga sulit diketahui program kerja yang yang telah
terealisasi.Oleh karena itu, penulis mengangkat sebuah rancangan aktualisasi
dengan gagasan penyediaan database rencana kerja tahunan penyuluh pertanian.
Diharapkan dengan adanya database ini, Dinas Pertanian terutama Bidang
Penyuluh Pertanian mudah dalam mengidentifikasi program/rencana kerja yang
telah teralisasi pertahun.
2
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Aktualisasi
Tujuan penyusunan rancangan aktualisasi ini adalah untuk
membentuk ASN profesional yang berkarakter yaitu ASN yang
karakternya dibentuk oleh sikap dan perilaku disiplin PNS, nilai-nilai
dasar PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran ASN dalam
NKRI serta menguasai bidang tugasnya sehingga mampumelaksanakan
tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat.
Dengan nilai-nilai dasar profesi ASN, peserta diharapkan mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA dalam menjalankan tugas
sebagai ASN antara lain :
- Accountable dalam menjalankan tugas;
- Memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi;
- Menjaga etika publik pada saat bekerja bahkan dapat menjadi contoh
atau inspirasi bagi masyarakat;
- Mempunyai komitmen mutu sehingga dapat menciptakan suatu inovasi
yang bermanfaat bagi banyak orang;
- Memiliki rasa ikhlas bekerja dan menumbuhkan jiwa anti korupsi
2. Manfaat Aktualisasi
Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan Pelatihan Dasar Calon
PNS Golongan III dapat memberi manfaat dalam membentuk PNS
Profesional dalam mengaktualisasikan sikap dan perilaku disiplin PNS,
nilai-nilai dasar PNS, dan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI, serta menguasai bidang tugasnya sehingga mampu
melaksanakan tugasnya dan perannya secara profesional sebagai pelayan
masyarakat.
3
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan pelatihan dasar CPNS Kabupaten Enrekang berlangsung
selama 51 hari mulai tanggal 05 Agustus s/d 03Oktober 2019, dengan tahapan
kegiatan :
1. Tahapan internalisasi nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) serta peran dan
kedudukanASN, dilaksanakan tanggal 05 s/d 28 Agustus 2019, bertempat
di BPSDM Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Pelaksanaan aktualisasi dan habituasi dilaksanakan tanggal 29 Agustus s/d
02 Oktober 2019 di Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang, pada Bidang
Penyuluhan selama 30 hari.
4
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI
A. Gambaran Umum Organisasi
Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang adalah Dinas Pertanian yang terletak
di Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan. Struktur
organisasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Enrekang terdiri atas:
1. Kepala Dinas ,
2. Sekretaris yang membawahi 3 (tiga) Sub Bagian yaitu :
• Sub Bagian Perencanaan
• Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
• Sub Bagian Keuangan
3. Bidang Tanaman Pangan yang membawahi 3 (tiga) Seksi yaitu :
• Seksi Pembenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan
• Seksi Produksi Tanaman Pangan
• Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan
4. Bidang Hortikultura membawahi 3 (tiga) seksi yaitu:
• Seksi Pembenihan dan Perlindungan Hortikultura
• Seksi Produksi Hortikultura
• Seksi Sarana dan Prasarana Tanaman Pangan
5. Bidang Perkebunan membawahi 3 (tiga) Seksi yaitu;
• Seksi Pembenihan dan Perlindungan Perkebunan
• Seksi Produksi Perkebunan
• Seksi Sarana dan Prasarana Perkebunan
6. Bidang Penyuluhan Pertanian membawahi 3 (tiga) Seksi yaitu;
• Seksi Kelembagaan Penyuluhan
• Seksi Ketenagaan Penyuluhan
• Seksi Metode dan Informasi Penyuluhan
7. Kelompok Jabatan Fungsional
Untuk mendukung penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Dinas
Pertanian, khususnya di lapangan maka dibantu oleh tenaga fungsional
penyuluh. Fungsional penyuluh terdiri atas fungsional Kabupaten,
5
fungsional Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan dan
Penyuluh pada tingkat Desa/kelurahan. Adapun gambar Bangunan
Dinas Pertanian, dan gambaran Struktur organisasi Dinas Pertanian
Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
6
B. STRUKTUR ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PERTANIAN KABUPATEN ENREKANG
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
a.KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KASUBAG PERENCANAAN KASUBAG UMUM &
KASUBAG KEUANGAN
KEPEGAWAIAN
KABID PENYULUHAN
PERTANIAN KABID PERKEBUNAN KABID HORTIKULTURA KABID TANAMAN PANGAN
SEKSI KELEMBAGAAN SEKSI PERBENIHAN DAN SEKSI PERBENIHAN DAN SEKSI PERBENIHAN DAN
PENYULUHAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PERLINDUNGAN HORTIKULTURA PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN
SEKSI KETENAGAAN
SEKSI PRODUKSI PERKEBUNAN SEKSI PRODUKSI SEKSI PRODUKSI TANAMAN
PENYULUHAN PANGAN
HORTIKULTURA
SEKSI METODE DAN INFORMASI SEKSI SARANA DAN PRASARANA SEKSI SARANA DAN PRASARANA SEKSI SARANA DAN PRASARANA
PENYULUHAN PERKEBUNAN HORTIKULTURA TANAMAN PANGAN
8
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
9
memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka
mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas
kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan
akuntabilitas kebijakan.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap
tanggung jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens menyatakan
bahwa akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan
akuntabilitas terdiri dari 5 (lima) tingkatan sebagai berikut:
a. Akuntabilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Kepemimpinan: dengan cara memberikan contoh pada orang lain (lead
by example), adanya komitmen yang tinggi dalam meakukan pekerjaan
sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk turut
berkomitmen.
b. Transpansi: bertujuan untuk mendorong komunikasi yang lebih besar
dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal, memberikan
perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi
dalam pengambilan keputusan, meningkatkan akuntabilitas dalam
keputusan-keputusan, meningkatkan kepercayaan dan keyakinan
kepada pimpinan secara keseluruhan.
10
c. Integritas: dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-
undang, kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku.
d. Tanggung Jawab: adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak disengaja tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban.
e. Keadilan: landasan utama dalam akuntabilitas yang harus dipelihara dan
dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan organisasinya.
f. Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan,
yang akan menghasilkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan: untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas. Setiap individu harus dapat
menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja.
h. Kejelasan: agar individu dan kelompok dapat melaksanakan wewenang
dan tanggung jawabnya, mereka harus memiliki gambaran yang jelas
tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
i. Konsistensi: diperlukan untuk menjamin stabilitas. Penerapan yang
tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur dan sumber daya akan
memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak
akuntabel akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota
organisasi.
a. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai ASN.
Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang
kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan
kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada
kepentingan publik menjadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap
11
pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila
demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme.
Sedangkan dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa
cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati
bangsa lain.
b. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di
dalam institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik
atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan
pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik. Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat
publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan
kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
yakni sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
12
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
c. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam
menjamin mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang
digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil
kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur
dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan.
Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya
empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
13
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber
daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme
yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
d. Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya,
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah
satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:
1.Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
14
2.Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan;
3.Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
4.Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya;
5.Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa
mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui
harapannya. Manajemen mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan
melibatkan seluruh komponen organisasi, untuk senantiasa melakukan
perbaikan mutu agar dapat memuaskan pelanggan. Bill Creech
memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu produk,
proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki
keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga target mutu dapat
diwujudkan bahkan dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan.
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja
aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini masih
banyak yang tidak mengindahkan peraturan perundang-undangan.
e. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015).
15
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk
bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri
maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk
berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak
mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa
sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang
tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan
selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan
pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
16
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara
yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan
baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan
yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan
Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan
nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan
berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa
mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu
pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya
karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta
sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia
juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan
teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal
17
yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau
ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan
maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai
dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi
masyarakat dan bangsanya.
18
e. Kemudahan akses dan kenyamanan pelayanan meningkat sehingga
kepuasan publik juga meningkat.
b. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa Inggris adalah “service” A.S. Moenir
mendefinisikan “pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan landasan tertentu di mana tingkat
pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani,
tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan
pengguna.” Pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena
itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan,
meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang
dimaksudkan dilakukan sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan
antara penerima dan pemberi pelayanan. Selanjutnya A.S. Moenir (2002: 16)
menyatakan bahwa proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain
yang langsung inilah yang dinamakan pelayanan. Jadi dapat dikatakan
pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu menyiapkan atau
mengurus apa yang diperlukan orang lain.
Dari definisi tersebut dapat dimaknai bahwa pelayanan adalah aktivitas
yang dapat dirasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi
pelayanan yang menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga
perusahaan. Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik
dirumuskan sebagai berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.
b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli
barang dan jasa.
c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam
hubungannya dengan pencegahan, diagnosa dan pengobatan suatu
gangguan kesehatan tertentu.
d. Publik berarti orang banyak (umum)
19
Adapun tujuan dari pelayanan publik adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik;
2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai
dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik;
3. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
4. Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
c. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi
bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan yang dimaksud
Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai negeri sipil
untuk menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Dalam Konsep Manajemen ASN ini dikenal apa yang
disebut dengan sistem merit. Sistem Merit adalah kebijakan dan manajemen
ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil
dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit,
agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi
kecacatan.
Manajemen PNS meliputi: penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan, pangkat dan Jabatan; pengembangan karier, pola karier;
promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; penghargaan;
disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan
perlindungan.
20
B. IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISU
1. ISU
Adapun masalah-masalah yang diangkat sebagai isu yang
berhubungan dengan Bidang Penyuluh di Dinas Pertanian Kabupaten
Enrekang antara lain:
a. Belum ada database rencana kerja tahunan penyuluh pertanian
b. Penyuluh belum maksimal dalam menyusun angka kredit
c. Masih rendahnya pengetahuan petani dalam penerapan SOP pada
komoditi Hortikultura
d. Masih rendahnya pendidikan dan kesadaran petani dalam pengembangan
pangan lokal untuk diversifikasi pangan.
e. Belum optimalnya pemanfaatan pekarangan rumah oleh KWT (kelompok
Wanita Tani)
Kelima isu di atas dianggap penting namun hanya dipilih satu isu
yang dianggap sangat prioritas untuk segera ditangani. Oleh karena itu
diperlukan analisis isu untuk menentukan isu mana yang harus menjadi
prioritas.
2. ANALISIS ISU
analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan rancangan
aktualisasi ini adalah analisis AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematika,
Kelayakan), sedangkan penentuan kualitas isu dilakukan dengan
menggunakan alat analisa USG (Urgency, Seriousness, Growth).
Tabel 3.1
Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu AKPL dan USG
Bobot Keterangan
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
21
Alat bantu penetapan kriteria kualitas isu adalah adalah sebuah alat
bantu untuk menilai isu dari empat kriteria yaitu:
1. Aktual : yaitu isu benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2. Kekhalayakan : yaitu isu yang menyangkut kepentingan yang melibatkan
banyak orang.
3. Problematik : yaitu isu yang ada memiliki dimensi masalah yang kompleks
4. Kelayakan : yaitu isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Tabel 3.2
Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPL
A K P L
NO ISU JML RANK
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5)
1. Belum ada database rencana
kerja tahunan penyuluh 5 4 5 5 19 1
pertanian
2. Penyuluh belum maksimal
4 4 3 4 15 2
dalam menyusun angka kredit
3. Masih rendahnya pengetahuan
petani dalam penerapan SOP 4 3 4 3 14 3
pada komoditi Hortikultura
Dari analisis kriteria isu dengan alat analisis APKL di atas, diambil tiga
nilai tertinggi, yaitu:
1. Belum ada database rencana kerja tahunan penyuluh pertanian
2. Penyuluh belum maksimal dalam menyusun angka kredit
3. Masih rendahnya pengetahuan petani dalam pe
4. Penerapan SOP pada beberapa komoditi Hortikultura .
22
Dari ketiga isu di atas, dilakukan analisis lanjutan, yaitu analisis kualitas
isu dengan alat analisis USG, yang meliputi kriteria:
1. Urgency : seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis,dan
ditindaklanjuti
2. Seriousness : seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan
3. Growth : seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya
Penilaian secara USG dilakukan dengan menggunakan nilai rentang 1-5.
Nilai yang semakin tinggi menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan
sangat serius untuk segera ditangani.
Tabel 3.3
Analisis Kualitas Isu Menggunakan USG
Penilaian Kriteria
No U S G JML RANK
Masalah
(1-5) (1-5) (1-5)
1 Belum ada database rencana
kerja tahunan penyuluh 5 5 5 15 1
pertanian.
Dari analisa isu dengan menggunakan USG, isu yang berada pada
peringkat I adalah belum ada database rencana kerja tahunan penyuluh
pertanian.
23
3 Core Issue (Prioritas Isu)
Core isu atau inti issu yang diangkat adalah hasil tapisan dari teknik
analisa AKPL dan USG sehingga menghasilkan satu isu yaitu “Belum ada
database rencana kerja tahunan penyuluh pertanian.
4. Deskripsi Isu
24
b. Relevansi Core Issue Terhadap Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Tabel 3.4 Relevansi isu terhadap kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
ISU Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
NO
Whole Of Governmnet Pelayanan Publik Manajemen ASN
1. Belum ada database Dalam memaksimalkan data Pendataan merupakan salah satu Setiap ASN harus
rencana kerja tahunan rencana kerja tahunan (RKT) pelayanan publik yang melibatkan memberikan pelayanan yang
professional dan berkualitas,
penyuluh pertanian. penyuluh, dibutuhkan koordinasi beberapa pihak. Untuk memenuhi
sesuai dengan kompetensi
dalam satu instansi maupun dengan kebutuhan informasi diharapkan yang dimiliki
instansi lain untuk mencapai suatu terlaksananya tugas pokok dan fungsi
tujuan. Dalam hal ini melibatkan ASN sesuai dengan tata kelola
Dinas Pertanian dengan BPP. pemerintahan yang baik serta dapat
Pengelolaan database yang tidak mewujudkan pelayanan publik yang baik
baik seringkali mengalami kendala terhadap masyarakat. Dengan adanya
yang muaranya adalah keterbatasan interaksi saat pendataan pada diharapkan
informasi yang menjadikan terciptanya nilai respectful yaitu adanya
pengumpulan berkas akan selalu sikap saling menghormati.
berulang dan dalam pencarian data
juga sangat sulit dilakukan..
25
D. Rancangan Aktualisasi
26
1. Kegiatan I
27
2. Kegiatan II
Menemui mentor untuk berkonsultasi.
N Kegiatan Tahapan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Terhadap
o. Kegiatan Pelatihan Visi & Misi Organisasi Nilai Organisasi
2. Konsultasi a. Melakukan a. Persetujuan/kes • Dalam melakukan Setelah berkonsultasi, Melalui kegiatan ini,
dengan mentor konsultasi epakatan judul konsultasi, ASN melakukan diharapkan ASN dapat peserta dituntut untuk
dengan mentor dan kegiatan komunikasi interaktif berkontribusi membantu bermusyawarah dengan
terkait judul dan aktualisasi dengan mentor dalam mencapai misi atasan dalam
kegiatan menggunakan bahasa yang Dinas Pertanian yakni bermusyawarah, akan
aktualisasi. santun, sikap sopan, dan Mengembangkan menunjukkan sikap
b. catatan hasil jujur (Etika Publik). kelembagaan petani dan profesional
b. Mencatat seluruh konsultas dari • Untuk menghasilkan suatu kelembagaan penyuluh
hasil konsultasi mentor rancangan aktualisasi yang pertanian serta
dari mentor. matang, ASN berkerjasama Meningkatkan system
dengan baik bersama mentor pendidikan, standarisasi
dan menghormati pendapat dan sertifikasi profesi
mentor tanpa memaksakan pertanian. Karena dengan
kehendak pribadi berkonsultasi dengan
(Nasionalisme). mentor, ASN berusaha
• bertanggung jawab dalam untuk merancang rencana
melaksanakan kegiatan pelaksanaan aktualisasi
aktualisasi (Akuntabilitas). dengan baik untuk
• Adanya kooordinasi antara mencapai tujuan yang
mentor dalam berkonsultasi maksimal.
tentang aktualisasi (WoG)
28
3. Kegiatan III
Mengunjungi BPP Cendana untuk pengambilan data RKT
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Terhadap
Pelatihan Visi & Misi Organisasi Nilai Organisasi
3 Mengunjungi a. Menyampaikan a. Persetujuan • ASN bersikap sopan, santun Melalui langkah ini, ASN Melalui kegiatan ini,
BPP Cendana maksud dan tujuan secara lisan dalam berkomunikasi (Etika berupaya untuk peserta dituntut untuk
untuk aktualisasi. oleh penyuluh Publik). membantu Dinas bermusyawarah dengan
pengambilan Pertanian dalam tertib atasan dalam
data yang b. Menyerahkan surat b. data Rencana • tidak menunda-nunda pengadministrasian data bermusyawarah, akan
dibutuhkan rekomendasi dari kerja pekerjaan , kegiatan RKT Penyuluh sesuai menunjukkan sikap
(RKT) dinas pertanian penyuluh pendataan/ pemgambilan data misi dinas pertanian profesional.selain itu
untuk pengambilan dilaksanakan secara jujur dan nomor enam dan tujuh juga memuat nilai
data yang transparan(Anti Korupsi), Komunikatif :
dibutuhkan. menyampaikan maksud
• Adanya koordinasi dengan dan tujuan kepada
penyuluh tiap BPP dalam penyuluh.
berkonsultasi dan
pengambilan data (WoG)
29
4. Kegiatan IV
Menyusun rencana pembuatan database
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Terhadap Nilai
Pelatihan Visi & Misi Organisasi Organisasi
4 Pembuatan a. Penyusunan a. Konsep data • kejelasan target sehingga Pelaksanaan tahapan Pada tahap kegiatan ini
database RKT konsep database base penyelesaian bisa tepat kegiatan mendukung peserta diharuskan untuk
penyuluh guna sebagai bentuk tercapainya misi Dinas berkoordinasi dengan
pertanian tanggung jawab Pertanian yakni di poin pembuat data base, dalam
b. Menetapkan model b. model (Akuntabilitas) enam dan tujuh hal ini tercipta kerjasama
database database • Selama proses membuat yang baik serta rasa
rancangan database, ASN tanggung jawab dalam
wajib mempertimbangkan melaksanakan tugas.
sisi keefektifitasan,
efisiensi, dan inovasi
database tersebut melalui
pemilahan data dan model
database (Komitmen
Mutu).
• Dalam pembuatan database
bekerjasama dengan
pembuata database,
Adanya kolaborasi dan
tujuan bersama dalam
penyelesaian database
(WOG)
30
5. Kegiatan V
Penginputan data ke dalam database.
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Terhadap Visi & Penguatan Terhadap
Substansi Mata Misi Organisasi Nilai Organisasi
Pelatihan
5 Penginputan a. Kursus singkat a. Keahlian • ASN menanamkan menumbuhkan semangat Dalam tahap penginputan
data ke dalam penginputan database meningput sikap kemandirian belajar.selain itu dapat kedalam database peserta
database. database dan bertanggung mendorong dan membantu dituntun bekerja secara
jawab terhadap dalam tertib profesional dan
tugas yang pengadministrasian. Sehingga berintegritas. Hal ini
b. Menginput data ke b.Database diberikan (Anti dapat memenuhi misi dibuktikan dengan
dalam database RKT Korupsi). Meningkatkan system melakukan kursus singkat
penyuluh • ASN mengarahkan pendidikan, standarisasi dan sebelum menginput data .
untuk bekerja sertifikasi profesi pertanian
disiplin dengan
mematuhi aturan
selama
pembelajaran dan
tepat waktu dalam
menyelesaikan
tugas yang diemban
(Komitmen Mutu,
Etika Publik).
31
6. Kegiatan VI
Pelaporan hasil aktualisasi
6 Pelaporan hasil a. Menyusun laporan a. Laporan • Membuat laporan Pelaksanaan tahapan Menunjukkan sikap
aktualisasi hasil aktualisasi aktualisasi pertanggung jawaban kegiatan mendukung bertanggung jawab
kepada dengan jujur, tanpa tercapainya misi setelah melakukan
stakeholder b. Melaporkan hasil b. Surat tekanan, mematuhi Dinas Pertanian yakni aktualisasi, sikap
akhir dari kegiatan Dukungan aturan, dan cermat, di poin enam dan profesionalime dengan
pembuatan database Selalu bertutur kata tujuh melaksanakan tugas
santun (Akuntabilitas) sesuai dengan tupoksi
c. Membuat testimoni c. Video dan menunjukkan sikap dan nilai-nilai organisasi
capaian hasil testimoni yang sopan ketika
aktualisasi berkomunikasi
khususnya kepada atasan,
Mematuhi aturan/kaidah
penulisan laporan
aktualisasi. (Etika
Publik).
• Tidak menunda-nunda
pekerjaan dalam
menyusun laporan hasil
(Anti Korupsi)
32
JADWAL KEGIATAN PEMBUATAN DATABASE RENCANA KERJA TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN
29 AGUSTUS -2 OKTOBER 2019
WAKTU
PELAKSANAAN
NO KEGIATAN
(SEPTEMBER) Ket
I II III IV
Melapor kepada pimpinan organisasi (kepala Dinas) perihal telah selesai melaksanakan tugas latihan
1
dasar on-campus dan meminta persetujuan pimpinan dalam rencana kegiatan
2 Menemui mentor untuk berkonsultasi
3 Mengunjungi 12 BPP untuk mengetahui keadaan awal sekaligus memperoleh data yang dibutuhkan
4 Melakukan konsultasi dengan mentor terkait data yang telah diambil
5 Menyusun rencana pembuatan database
6 merancang dan membuat database.
7 Pelaporan hasil aktualisasi kepada stakeholder
Mengetahui,
Mentor Pelaksana
33
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI
A. Capaian Pelaksanaan Aktualisasi
1. Kegiatan I
• Pelaksanaan Kegiatan I
Kegiatan 1 Melapor kepada pimpinan organisasi (kepala Dinas)
perihal telah selesai melaksanakan tugas latihan
dasar on-campus dan meminta persetujuan
pimpinan dalam rencana kegiatan
Tanggal Senin, 2 September 2019
Lampiran Dokumentasi kegiatan, surat izin, surat rekomendasi
• Tahapan Kegiatan
a. Tahapan awal yang dilakukan pada kegiatan ini adalah menyampaikan
maksud dan tujuan aktualisasi kepada pimpinan organisasi dengan
Menginformasikan bahwa akan melanjutkan kegiatan latsar di kantor Dinas
Pertanian kab. Enrekang. Untuk menyampaikan maksud dan tujuan
aktualisasi kepada pimpinan, seorang ASN harus menggunakan bahasa dan
perilaku yang baik dan mencerminkan sikap sopan santun yang merupakan
salah satu wujud dari etika publik sehingga akan terjalin komunikasi yang
baik dengan pimpinan.
b. Tahapan Selanjutnya yaitu meminta persetujuan dari kepala Dinas Pertanian
Kab. Enrekang untuk mendapatkan surat rekomendasi dan surat izin. Kegiatan
ini merupakan bentuk kerjasama dengan pimpinan yang merupakan salah
satu wujud pengaplikasian dari nilai Whole of Goverment dan untuk
menjalin kerjasama yang baik dibutuhkan komunikasi dan sikap sopan santun
sebagai wujud dari Etika Publik.
c. membuat surat rekomendasi yang ditanda tangani oleh pimpinan sebagai bukti
bahwa pimpinan memahami dan mendukung untuk melanjutkan kegiatan
aktualisasi di kantor dinas pertanian kab. Enrekang, dalam pembuatan surat
rekomendasi dibutuhkan penyusunan surat dengan menggunakan bahasa dan
kalimat yang baku untuk menunjukkan kualitas seorang ASN (etika publik,
Akuntabilitas).
34
• Analisis Dampak
2. Pelaksanaan Kegiatan 2
35
a. Melakukan konsultasi dengan mentor terkait judul dan kegiatan aktualisasi
untuk memperoleh arahan dan masukan dalam melaksanakan kegiatan
pembuatan database rencana kerja tahunan penyuluh pertanian. kegiatan
merupakan bentuk kerjasama dengan pimpinan yang merupakan suatu bentuk
pengaplikasian dari nilai Whole of Goverment. Untuk melakukan konsultasi
dengan mentor, seorang ASN harus menggunakan bahasa dan perilaku yang
baik dan mencerminkan sikap sopan santun yang merupakan salah satu wujud
dari etika publik sehingga akan terjalin komunikasi yang baik dengan atasan.
b. Mencatat seluruh hasil konsultasi dengan mentor dengan memahami dan
menghargai saran dan kritikan yang diberikan (Nasionalisme). Catatan yang
diperoleh kemudian dijadikan pedoman dan tanggung jawab untuk
melaksanakan kegiatan selanjutnya (Akuntabilitas).
• Analisis Dampak
36
Gambar 4.2
Melakukan Konsultasi dengan mentor terkait rencana pembuatan database
37
• Dokumentasi kegiatan
4. Pelaksanaan Kegiatan IV
38
• Tahapan Kegiatan
a. Menyusun konsep database : pembuatan konsep model database dilakukan
dengan penuh tanggung jawab. Konsep database yang disusun diperoleh dari
hasil konsultasi dengan atasan yang selanjutnya dievaluasi sehingga harus
diselesaikan sebagai bentuk tanggung jawab dengan (Akuntabilitas). selama
proses pembuatan database, ASN wajib mempertimbangkan sisi keefektifan
dan efisiensi serta inovasi tahap penyusunan konsep (Komitmen mutu).
b. Koordinasi dengan pembuat database untuk Menetapkan model database
dengan sopan dan baik serta menggunakan bahasa yang baku dalam
menjelaskan konsep database (etika publik) sehingga diperoleh masukan
dan model database yang efektif, efisiens, serta inovatif (Komitmen Mutu).
selain itu, adanya kolaborasi dengan melibatkan programer dalam pembuatan
database merupakan wujud dari whole of goverment
• Analisis Dampak
39
model database yang sesuai dengan data RKT.
5. Pelaksanaan Kegiatan V
a. Mempelajari cara menginput data kedalam database, pada tahap ini peserta
melakukan simulasi penginputan data RKT penyuluh pertanian sebelum
disosialisasikan kepada penyuluh pertanian, dalam hal ini dibutuhkan
komitmen mutu untuk memperoleh ASN yang berkualitas dan
Profesionalisme dalam bekerja.
b. Sosialisasi dan pembuatan account pada masing-masing penyuluh
merupakan tahap kedua dari kegiatan ini dimana komunikasi yang baik
sangat dibutuhkan dalam sosialisasi yang dikerjakan (Etika Publik). Apabila
tidak terjalin komunikasi maka penyuluh sulit untuk memahami maksud dan
tujuan yang akan disampaikan.
c. Penginputan data ke dalam database oleh penyuluh harus dilakukan dengan
ketelitian dan kejujuran (Anti Korupsi) karena akan mempengaruhi
kebenaran data yang tersajikan. Jika selama penginputan terjadi kesalahan
maka akan tersajikan data yang tidak valid. Selain itu, dalam menginput data
rencana kerja, orientasi mutu ditunjukkan dengan hasil penginputan data
dengan menjaga kualitas data yang baik dan tanpa adanya kesalahan
(Komitmen Mutu).
d. Mengevaluasi hasil penginputan data oleh penyuluh, kegiatan ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang
dimasukkan sesuai dengan data yang telah disusun oleh masing-masing
penyuluh sehingga diperoleh data yang valid (komitmen mutu).
• Analisis Dampak
40
Kegiatan penginputan data kedalam database merupakan salah satu fokus
dalam pelaksanaan aktualisasi. Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakan maka
tidak ada penyajian database rencana kerja penyuluh pertanian yang menjadi
salah satu tolak ukur pencapaian aktualisasi. Data yang dimasukkan harus sesuai
dengan data yang telah disusun, apabila terjadi manipulasi data maka data yang
tersajikan tidak valid.
• Dokumentasi
6. Pelaksanaan Kegiatan VI
41
memperoleh respon dan surat dukungan dari staf dan jabatan fungsional
penyuluh. Tahapan kegiatan ini merupakan suatu bentuk pelayanan publik
dan etika publik dalam tahap pelaporan.
• Analisis Dampak
Apabila kegiatan ini tidak dilaksanakn maka tidak ada bukti yang diberikan
kepada staf dan stakeholder bahwa telah menyelesaikan seluruh kegiatan
aktualisas. Selain itu, dampak yang timbul adalah tidak adanya respon serta
informasi terkait hasil dari kegiatan aktualisasi.
• Dokumentasi
BAB V
42
PENUTUP
A. Kesimpulan
43
DAFTAR PUSTAKA
44
LAMPIRAN
Kegiatan ini dilaksanakn pada Senin 2 September 2019, dengan output Surat rekomendasi
dan surat izin dari kepala Dinas Pertanian Kab. Enrekang
Output
45
Kegiatan II. Melakukan Konsultasi dengan mentor terkait rencana
pembuatan database
Pertemuan dengan mentor untuk berkonsultasi terkait Gambar. Lembar Konsultasi dengan
kelanjutan kegiatan aktualisasi Mentor
Setelah memperoleh persetujuan dari kepala Dinas Pertanian Kab. Enrekang, tahap
selanjutnya dalah melakukan konsultasi dengan mentor terkait judul dan kegiatan
aktualisasi sehingga diperoleh arahan dan masukan dalam melaksanakan kegiatan
pembuatan database rencana kerja tahunan penyuluh pertanian pada hari Selasa,
3 September 2019 di Bidang Penyuluhan.
46
Kegiatan III. Mengunjungi BPP Kec. Cendana untuk pengambilan data
yang dibutuhkan.
Pertemuan dengan Koord BPP Cendana untuk menyampaikan maksud dan tujuan
melaksanakan kegiatan aktualisasi pada kamis, 5 September 2019 di BPP
Cendana untuk mendapatkan persetujuan secara lisan pengambilan sample
(data RKT )
47
RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN
TAHUN : 2019
NAMA : AMZAH, SP
NIP : 19710914 200604 1 003
WIALAYAH KERJA : DESA KARRANG KEC. CENDANA
Sasaran
Metode/Kegiatan
Pelaku Petuga
Pelaku Utama Penyuluhan Biaya Sumber Penaggung
Tujuan Masalah uasaha s Lokasi Waktu Pelaksana Ket
(Rp) Biaya Jawab
Wanita Taruna Petani
L P L P Jenis Vol/frek
Tani Tani Dewasa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
meningkatkan rendahnya minat petani √ √ √ Pertemua 5 X Desa Januari APBN BPP Penyuluh
pemanfaatan lahan tentang pemanfaatan n/ Diskusi Karrang s/d 550.000, APBD Distan dan
pekarangan sebagai lahan pekarangan Desem - Swadaya Dinas Tan Petani
sumber gizi keluarga dari sebagai sumber gizi 2019 Pangan
45 % menjadi 70 % keluarga terutama
komoditi sayuran
50 % limbah tanaman padi keterampilan petani √ √ Pertemua 7X Desa Januari 250.000, APBN BPP Penyuluh
dan jagung termanfaatkan terbatas dalam hal n/ Diskusi Karrang s/d - APBD Distan / dan
sebagai pupuk organik di pemanfaatan limbah Desem Swadaya Disnakin Petani
tahun 2019 pertanian 2019
Pelaku Utama dapat Produksi dan mutu hasil √ √ Pertemua 10X Desa Januari APBN DISTAN Penyuluh
memahami dan menguasai masih rendah n/ Karrang s/d 500.000, APBD BPP dan
semua paket teknologi Diskusi/ Desem - Swadaya Petani
Budidaya Demcar 2019
Menimngkatkan PKS Rendahnya PKS dalam √ √ Pertemua 8X Desa Januari APBN BPP Penyuluh
pelaku utama dalam Pembuatan Limbah n/ Diskusi Karrang s/d 500.000, APBD Distan dan
pemanfaatan limbah ternak Ternak / Desem - Swadaya Diskepang Petani
sebagai pupuk organik dan Demcar 2019
Biogas
Tanaman kakao yang ada petani kurang modal yang √ √ Pertemua 4X Desa Januari APBN BPP Penyuluh
di tingkat petani perlu untuk melakukan n/ Diskusi Karrang s/d 500.000, APBD Distan dan
peremajaan tanaman, peremajaan kakao serta / Desem - Swadaya Petani
varietas yang baik ditahun tanaman yang baru Demcar 2019
48
Kegiatan IV. Pembuatan database rencana kerja tahunan penyuluh pertanian
49
Kegiatan V. Penginputan data ke dalam database
50
Kegiatan VI. Pelaporan Hasil Capaian Aktualisasi
Pelaporan hasil kegiatan aktualisasi pada staf dan jafung di bidang penyuluhan untuk mendapatkan review
dan surat dukungan
Surat dukungan
51
52
53