Anda di halaman 1dari 64

TEORI –TEORI

KEBIDANAN
Teori –Teori yang Berhubungan
Dengan Praktik Kebidanan
 Teori Seperangkat konsep/pernyataan yang secara
jelas menguraikan hal penting dalam disiplin
 Teori yang berhubungan dengan praktek kebidanan :
Teori Reva Rubin
Teori Ramona T Mercer
Teori Ernestine Wiedenbach
Teori Ela Joy Lehrman
Teori Jean Ball
Teori Orem
Teori –Teori yang Berhubungan
Dengan Praktik Kebidanan

Teori Ramona T Mercer


Teori Reva Rubun “Stres antepartum dlm
“Pencapaian Peran Ibu” Pencapaian peran ibu”

Teori Ela Joy Lerhman


Teori Ernestine W “Aspek yg perlu diperhatikan
“Teori dlm mempersiapkan Bidan dlm memberikan asuhan
persalinan kebidanan
Teori Jean Ball
“Teori kursi goyang, Teori Orem
Keseimbangan emosional ibu” “Teori Self –Care Deficit”
TEORI REVA RUBIN
Penekanan pada pencapainan peran ibu  untuk
mencapai peran tsb seorang wanita membutuhkan
proses belajar melalui serangkaian aktivitas berupa
latihan – latihan.

Rubin mengatakan 4 harapan wanita sejak hamil :


kesejahteraan ibu, penerimaan masyarakat,
penentuan identitas diri dan mengerti tentang arti
memberi dan menerima
Perubahan yg terjadi pada wanita
pada waktu hamil
• Cenderung lebih tergantung dan
membutuhkan perhatian yang lebih untuk
dapat berperan sebagai calon ibu dan
mampu memperhatikan perkembangan
janinnya
• Membutuhkan sosialisasi
Tahapan Psikososial ( Psikososial Stage )
Anticipatory Stage
pada tahap ini ibu – ibu melakukan latihan peran dan
memerlukan interaksi dengan anak yang lain
Honeymoon Stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya, pada tahap
ini ibu memerlukan bantuan anggota keluarga yang lain
Plateu Stage
Pada tahap ini ibu akan mencoba sepenuhnya apakah ia telah
mampu menjadi ibu, tahap ini membutuhkan waktu beberapa
minggu dan ibu akan melanjutkan sendiri
Disengagement
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian dimana latihan peran
dihentikan. Pada tahap ini peran sebagai orang tua belum
jelas
Arti dan efek kehamilan pada pasangan

1.1. Pasangan
Pasangan merasakan
merasakan perubahan
perubahan tubuh
tubuh pasangannya
pasangannya padapada
kehamilan
kehamilan88bulan
bulansampai
sampai33bulan
bulansetelah
setelahmelahirkan
melahirkan
2.2. Pria
Pria juga
juga mengalami
mengalami perubahan
perubahan fisik
fisik dan
dan psikososial
psikososial selama
selama
pasangannya
pasangannyahamil
hamil
3.3. AnakAnak yang
yang akan
akan dilahirkan
dilahirkan merupakan
merupakan gabungan
gabungan daridari
perbedaan
perbedaanyang
yangada
ada: :
a.a.Hubungan
Hubunganibu
ibudengan
denganpasangan
pasangan
b.b.Hubungan
Hubunganibu
ibudengan
denganjanin
janin
yang
yangberkembang
berkembang
c.c.Hubungan
Hubunganibu
ibudengan
denganindividu
individu
yang
yangunik
unikdan
dananak
anak
Lanjutan ……………..

4. Ibu tidak pernah lagi menjadi sendiri


5. Tugas yang harus dilakukan seorang wanita atau
pasangan dalam kehamilan :
a. Percaya bahwa ia hamil dan berhubungan
dengan janin dalam satu tubuh
b. Persiapan terhadap pemisahan secar fisik
pada kelahiran janin
c.Penyelesaian dan identifikasi kebingungan
seiring dengan peran transisi untuk
mempersiapkan fungsi keluarga
Lanjutan *************
6. Rekasi yang umum pada kehamilan
a. Trimester I : ambivalen, takut, fantasi, khawatir

b. Trimester II :perasaan lebih enak, meningkatnya kebutuhan


untuk mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan
janin, menjadi narsistik, pasif, introvert, kadang – kadang
kelihatan egosentrik dan self centered

c. Trimester III : berperasaan aneh, sembrono, jelek,


menjadi lebih introvert, merefleksikan terhadap pengalaman
masa kecil
Aspek yang Diidentifikasi
Dalam Peran Ibu

Gambaran tentang Gambaran Tubuh


Idaman

Gambaran tentang
Diri
Gambaran diri seorang wanita adalah bagaiman
wanita tersebut memandang dirinya sebagai bagian
dari pengalaman dirinya. Gambaran diri ini yang
digunakan oleh wanita untuk menggambarkan
dirinya.

Gambaran tentang tubuh berhubungan dengan


perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan dan
perubahan yang spesifik yang terjadi selama
kehamilan dan setelah melahirkan
Rubin Melihat beberapa Tahap Fase
akitivtas penting sebelum seseorang
menjadi ibu :

TAKING - ON
TAKING - IN
LETTING - GO
Pada phase Taking – on, wanita meniru dan melakukan peran
ibu. Phase ini dikenal sebagai tahap meniru

Pada tahap Taking – in, fantasi wanita tidak hanya meniru


tetapi sudah mulai membayangkan peran yang dilakukannya
pada tahap sebelumnya. Introjection, projection dan rejection
merupakan tahap dimana wanita membedakan model –
model yang ada sesuai dengan pendapatnya.

Tahap Letting – Go, merupakan phase dimana wanita


mengingat kembali proses dan aktivitas yang sudah
dilakukannya. Pengalaman baik interpersonal maupun
situasional yang berhubungan dengan masa lalu dirinya
(sebelum proses) yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan, serta harapan untuk masa yang akan datang.
Pada tahap ini wanita akan meninggalkan perannya pada
masa yang lalu

Teori Kebidanan/Nurulicha
Adaptasi Psikososial pada Waktu
Post partum
A. Konsep Dasar :
1. Periode Post Partum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru,
bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yg hebat
2. Faktor – faktor yg mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi
orang tua pd masa post partum adalah :
a. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
b. Hubungan dari pengalaman melahirkan thd harapan dan aspirasi
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu
d. Pengaruh budaya
3. Periode ini diuraikan oleh Rubin terjadi dlm 3 tahap : Taking In, Taking
Hold, Letting GO

Teori Kebidanan/Nurulicha
B. Periode Taking - In
1. Periode ini terjadi 1 – 2 hari sesudah
melahirkan. Ibu baru pd umumnya pasif dan
tergantung, perhatiannya tertuju pd
kekhawatiran akan tubuhnya
2. Ia mungkin akan mengulang – ulang
pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan
3. Tidur tanpa gangguan sangat penting bila ibu
ingin mencegah gangguan tidur, pusing,
iritabel, interference dg proses pengembalian
ke keadaan normal
4. Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan
karena selera makan ibu biasanya bertambah,
kurangnya nafsu makan menandakan proses
pengembalian kondisi ibu tdk berlangsung
normal
C. Periode Taking - Hold
1. Periode ini berlangsung pd hari 2 – 4 post partum,
ibu menjadi perhatian pd kemampuannya menjadi
orang tua yg sukses dan meningkatkan tanggung
jawab thd janin
2. Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi
tubuhnya, bak, bab, kekuatan dan ketahanan
tubuhnya
3. Ibu berusaha keras utk menguasai ttg keterampilan
perawatan bayi misal : menggendong, menyusui,
memandikan dan memasang popok.
Pd masa ini ibu agak sensitif dan merasa tdk mahir
dlm melakukan hal – hal tsb cenderung menerima
nasehat/bidan perawat karena ia terbuka utk
menerima pengetahuan & kritikan yg bersifat
pribadi. Pd tahap ini Bidan penting
memperhatikan perubahan yg mungkin terjadi

Teori Kebidanan/Nurulicha
D. Periode Letting - Go
1. Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke
rumah, dan sangat berpengaruh thd waktu &
perhatian yg diberikan oleh keluarga
2. Ibu mengambil tanggung jawab thd perawatan
bayi, ia harus beradaptasi dengan kebutuhan bayi
yang sangat tergantung yang menyebabkan
berkurangnya hak ibu, kebebasan dan hubungan
sosial
3. Depresi post partum umumya terjadi pada periode
ini
E. Depresi Post partum
1. Banyak ibu mengalami perasaan “let – down”
setelah melahirkan, sehubungan dengan
seriusnya pengalaman waktu melahirkan dan
keraguan akan kemampuan untuk mengatasi
secara efektif dalam membesarkan anak

2. Umumnya depresi ini sedang dan mudah


berubah, dimulai 2 – 3 hari setelah melahirkan
dan dapat diatasi antara 1 – 2 minggu kemudian

3. Jarang, agak jarang depresi sedang menjadi


psikosis post partum atau menjadi patologis
TEORI RAMONA T. MERCER
Memfokuskan teorinya pada pengembangan teori
dengan menerapkan hasil penelitian dalam asuhan
terhadap ibu.
Dalam teorinya Mercer lebih menekankan pada stres
ante partum dalam pencapaian peran ibu
Ia mengidentifikasikan seorang wanita pada hari
awal post partum menunjukan bahwa wanita lebih
mendekatkan diri pada bayi dari pada melakukan
tugasnya sebagai seorang ibu.
Ada 2 pokok pembahasan dalam teori Mercer :
1. Efek stress ante partum
2. Pencapaian Peran ibu
Efek Stress Ante partum
• Tujuan : Memberikan dukungan selama hamil untuk
mengurangi lemahnya lingkungan serta dukungan
sosial dan kuranganya kepercayaan diri

• Penelitian Mercer : 6 faktor yang mempunyai hubungan


dengan status kesehatan; hubungan interpersonal, peran
keluarga, stress antepartum, dukungan sosial, rasa
percaya diri & penguasaan rasa takut, keraguan dan
depresi.

• Stress antepartum  komplikasi dari resiko kehamilan


& pengalaman negatif hidup
Pencapaian peran Ibu
• Pencapaian peran ibu  di capai dalam kurun
waktu tertentu, membutuhkan pendekatan yang
kompeten termasuk peran dalam mengekspresikan
kepuasan dan penghargaan peran
• Stress yang di sebabkan oleh karena adanya risiko
dlm kehamilan akan mempengaruhi penilian diri
terhadap status kesehatan
• Ada 4 tahap dlm pelaksanaan Peran ibu :
1. Anticipatory
2. Formal
3. Informal
4. Personal
 Anticipatory : suatu masa sebelum wanita menjadi ibu di
mana wanita memulai penyesuain sosial dan psikologis
terhadap peran barunya nanti dengan mempelajari apa
saja yang di butuhkan untuk menjadi seorang ibu
 Formal : di mulai dengan peran sesungguhnya seorang
ibu, pada masa ini bimbingan peran /secara formal
 Informal : pada saat ini wanita telah mampu menemukan
jalan yg unik dlm melaksanakan peran ibu yg tidak
disampaikan oleh sosial sistem
 Personal : wanita telah mahir melaksanakan perannya
sebagai ibu, mampu menentukan caranya sendiri dalam
melaksanakan peran barunya ini.
Mercer menemukan 11 faktor yg mempengaruhi
wanita dlm pencapaian peran ibu
 Faktor Ibu
1. Umur ibu pada waktu melahirkan
2. Persepsi ibu pada waktu melahirkan anak
pertama kali
3. Memisahkan ibu dan anak secepatnya
4. Stress sosial
5. Dukungan sosial
6. Konsep diri
7. Sifat Pribadi
8. Sikap terhadap membesarkan anak
9. Status kesehatan ibu
 Faktor Bayi
1. Temperamen
2. Kesehatan
Teori Kebidanan/Nurulicha
TEORI ERNESTINE W
Ernestine Wiedenbach
Wiedenbach sudah mengembangkan
pernah bekerja teorinya secara
dalam suatu induktive
proyek yang berdasarkan
mempersiapkan pengalaman dan
persalinan observasinya
berdasarkan Teori dalam praktek
Dr. Grantley Dick
Read.
Konsep yang luas menurut Wiedenbach
yang nyata
ditemukan dalam keperawatan

The Agent : Perawat, Bidan, atau orang


lain
The Recipient : Wanita, Keluarga,
Masyarakat
The Goal : Goal dari intervensi
The Means : Metode untuk mencapai tujuan
The Framework : Organisasi sosial, lingkungan
profesional
The Agent – The Midwife :

Filosofi Wiedenbach tentang Asuhan


Kebidanan dan tindakan kebidanan dapat
dilihat dalam uraiannya yang jelas pada
perawatan maternitas dimana kebutuhan ibu
dan bayi yang segera untuk mengembangkan
kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan ibu
dan ayah dalam persiapan menjadi orang tua
The Goal/Purpose :

Di sadari bahwa kebutuhan masing – masing


individu perlu diketahui sebelum menentukan
goal.

Bila sudah diketahui kebutuhan ini, maka dapat


diperkirakan goal yang akan dicapai dengan
mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional
atau fisiological yang berbeda dari kebutuhan
normal
Wanita, masyarakat
yang oleh sebab
tertentu tidak mampu
memenuhi
kebutuhannya,
Wiedenbach sendiri
berpandangan bahwa
recipient adalah
individu yang
berkompetensi dan
mampu menentukan
kebutuhannya akan
bantuan.
The Means
Untuk mencapai tujuan dari Askeb Wiedenbach
menentukan beberapa tahap, yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan klien
2. Ministration/memberikan dukungan dalam
mencari pertolongan yang dibutuhkan
3. Validation : bantuan yg diberikan sungguh
merupakan bantuan yg dibutuhkan
4. Co-ordination dengan ketenagaan yg
direncanakan untuk memberikan bantuan
Untuk mengidentifikasi kebutuhan
ini diperlukan :

• Pengetahuan
• Judgement
• Keterampilan
ERNESTINE WIEDENBACH
MODEL
Falsafah/ Maksud /
Maksud tujuan

THE MIDWIFE
THE AGENT

Art PRACTICE
KEBUTUHAN GOAL
AKAN BANTUAN
MEMPEROLEH
THE RECIPIENT THE MEANS
kebutuhan
( perempuan ) BIDAN

- PENGETAHUAN
- JUDGEMENT
- KETERAMPILAN
- SPIRITUAL + MATERIAL

Teori Kebidanan/Nurulicha
TEORI ELA – JOY LEHRMAN
Berdasarkan penelitian
Lehrman.
Lehrman melihat
luasnya tugas bidan.
Dalam Teori ini
Lehrman
menginginkan bidan
dapat melihat semua
aspek praktik asuhan
pada wanita hamil dan
memberikan
pertolongan pada
persalinan
Teori Kebidanan/Nurulicha
Macintryre (1980)

Menurut Lehrman menyelidiki bahwa


pelayanan Antenatal menunjukkan
perbedaan antara prosedur administrasi
yang dibebankan dengan manfaat
antenatal dan jenis pelayanan yang
dialami seorang wanita di klinik kebidanan
karena hubungan antara identifikasi
faktor resiko dan keefektifan dari
antenatal care terhadap hasil yang
diinginkan belum terpenuhi.
Lehrman dan koleganya ingin
menjelaskan :

perbedaan antara pengalaman seorang wanita


dengan kemampuan bidan untuk mengaplikasikan
konsep kebidanan dalam praktek
Lehrman mengemukakan 8 konsep yang
penting dalam pelayanan antenatal :
• Asuhan yang berkesinambungan
• Keluarga sebagai pusat asuhan
• Pendidikan dan konseling merupakan bagian
dari asuhan
• Tidak ada intervensi dalam asuhan
• Fleksibilitas dalam asuhan
• Keterlibatan dalam asuhan
• Advokasi dari klien
• Waktu
Asuhan Partisipative
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian,
evaluasi dan perencanaan. Pasien/klien ikut
bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan
antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palpasi
klien akan melakukan palpasi pada tempat tertentu atau
ikut mendengarkan denyut jantung.

Kedelapan komponen yang dibuat oleh Lehrman ini


kemudian diujicobakan oleh Morten (1991) pada
pasien/klien post partum.
Dari hasil penerapan tersebut Morten
menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8
komponen yang telah dibuat oleh Lehrman,
yaitu :

• Teknik Terapeutik
• Pemberdayaan
• Hubungan Sesama
Teknik Terapeutik
Proses komunikasi sangat bermanfaat
dalam proses perkembangan dan
penyembuhan, Misalnya :
• Mendengar aktif
• Mengkaji
• Klarifikasi
• Humor
• Sikap yang tidak menuduh
• Pengakuan
• Fasilitasi
• Pemberian ijin
Empowerment (Pemberdayaan)

Suatu proses memberi kekuasaan dan


kekuatan. Bidan melalui penampilan
dan pendekatannya akan
meningkatkan kemampuan pasien
dalam mengoreksi, memvalidasi,
menilai dan memberi dukungan

Teori Kebidanan/Nurulicha
Lateral Relationship

Menjalin hubungan yang baik terhadap klien,


bersikap terbuka, sejalan dengan klien,
sehingga antara bidan dan kliennya nampak
akrab. Misalnya, sikap empati atau berbagi
pengalaman.

Teori Kebidanan/Nurulicha
Hub konsep Askeb Menurut Lehrman & Morten

Pend. & Konseling


Asuhan yg sbg bag. Dari Asuhan
berkesinambungan Waktu

Keluarga sbg Empati


Pusat asuhan

Klien advokasi Pem-


Informasi Tindakan
berdayaan
Asuhan Kebidanan dengan
Tanpa intervensi Pem-
berdayaan
Fleksibilitas Keterlibatan Hubungan
dalam Asuhan dlm asuhan Lateral

Teori Kebidanan/Nurulicha
TEORI JEAN BALL
“Teori Kursi Goyang
Keseimbangan Emosional Ibu”

Tujuan Asuhan Maternitas :


Agar ibu mampu melaksanakan
tugasnya sebagai ibu baik fisik
maupun psikologis.
TEORI BALL :

• Teori Perubahan
• Teori Stress
• Teori Dasar
HYPOTESA BALL :

Respon emosional wanita terhadap


perubahan yang terjadi bersamaan
dengan kelahiran anak yang
mempengaruhi personality seseorang dan
dengan dukungan yang berarti mereka
mendapatkan system keluarga dan sosial.
Dalam Teori Kursi Goyang, Kursi yang
Dibentuk dalam 3 Elemen :
• Pelayanan Maternitas
• Pandangan Masyarakat Terhadap Keluarga
• Sisi Penyanggah/Support Terhadap
Kepribadian Wanita.
Kesejahteraan seorang wanita sangat tergantung
terhadap efektifitas ketiga element tersebut.
Jika kursi goyang tidak bisa ditegakkan, maka
tidak nyaman untuk diduduki
Teori Jean Ball dalam konsep :
• Women : Ball memusatkan perhatiannya
terhadap perkembangan
emosional, sosial dan
psikological
seorang wanita dalam proses
melahirkan.

• Health : Merupakan pusat dari model


Ball Tujuan dari postnatal care :
agar wanita mampu menjadi
seorang ibu.
Environment :
Lingkungan sosial dan organisasi dalam system
dukungan Asuhan postnatal misalnya
membutuhkan dukungan sangat penting
untuk mencapai kesejahteraan

Midwifery :
Penelitian asuhan postnatal misalnya ,
dikhawatirkan kurang efektif karena
kurangnya pengetahuan tentang kebidanan
Self :

Secara jelas kita dapat


melihat bahwa peran
bidan dalam
memberikan dukungan
dan membantu seorang
wanita untuk menjadi
yakin dengan perannya
sebagai seorang ibu.
Teori Orem
Orem menamakan teori self – care
deficit sebagai teori ilmu dalam
keperawatan
• Ada 3 teori yang terkait didalamnya, yaitu :
1. Self – Care Theory
2. Self – Care Deficit Theory
3. Nursing System Theory

Teori Kebidanan/Nurulicha
Self – Care adalah :

• Kontribusi yang terus menerus dari


seorang dewasa terhadap kelanjutan
eksistensi, kesehatan dan kesejahteraan.
• Individu pribadi yang memprakarsai dan
melaksanakan sendiri aktivitas yang
diperlukan untuk mempertahankan
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraanya.

Teori Kebidanan/Nurulicha
Self – Care model menekankan bahwa setiap
orang mempunyai kebutuhan untuk merawat
dirinya sendiri dan mereka mempunyai hak
untuk memenuhi kebutuhan itu sendiri kecuali
bila tidak memungkinkan.
Orang yang dapat memenuhi
kebutuhan self-care sendiri disebut Self-
Care Agent
Orang dewasa yang normal dan sehat
merupakan agent untuk dirinya sendiri.
Sedangkan untuk bayi, anak, orang
tidak sadar atau sakit berat, keluarga
atau perawat merupakan dependent-
care agent
Menurut Orem, kebutuhan self –
care dibagi 3 kategori :
1. Universal Self – Care
Berlaku untuk semua orang dan dikaitkan dengan fungsi dan
proses kehidupan sering disebut “Kebutuhan dasar Manusia”
2. Developmental Self – Care
Kebutuhan ini timbul menurut tahap perkembangan
individu dan lingkungan dimana individu tersebut
berada dan mempengaruhi perkembangan hidup
seseorang (dihubungkan dengan perubahan hidup
seseorang atau siklus kehidupan)
3. Health Deviation Self – Care
Kebutuhan ini dibutuhkan karena kesehatan
seseorang terganggu, misalnya keadaan sakit
atau ketidakmampuan yg mengakibatkan
perubahan dalam perilaku self – care.
Self-Care Deficit merupakan inti dari Orem
General Theory of Nursing sebab hal ini
menggambarkan kapan keperawatan ini
diperlukan
Self – Care Deficit merupakan inti kriteria
untuk mengidentifikasi apakah seseorang
memerlukan bantuan asuhan keperawatan.
Dengan demikian keperawatan diperlukan bila
terdapat ketidakmampuan atau keterbatasan
seseorang dewasa atau orang tua (untuk anak)
dalam memenuhi self – care yang diperlukan
secara terus – menerus atau bila timbul
kebutuhan untuk menggunakan teknik
khusus/menerapkan pengetahuan ilmiah dalam
merencanakan/menentukan asuhan.

Teori Kebidanan/Nurulicha
Tujuan untuk memenuhi kebutuhan self –
care dapat dicapai dengan :
• Menurunkan kebutuhan self – care ke tahap
dimana pasien dapat memenuhinya
• Meningkatkan kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan self – care
• Memperbolehkan keluarga/orang lain untuk
memberikan dependent care bila self-care
tidak dimungkinkan
• Apabila hal tersebut di atas tidak dapat
dilaksanakan maka perawat akan
melaksanakannya

Teori Kebidanan/Nurulicha
Untuk memenuhi kebutuhan self-care pasien,
dapat dilakukan oleh perawat dan/atau oleh
pasien sendiri melalui 3 macam sistem
keperawatan dengan 5 metode bantuan, yaitu :
1. Totally Compensatory Nursing System
Perawat mengambil alih tanggungjawab untuk
melakukan semua aktivitas yang untuk memenuhi
kebutuhan self – care
2. Partially Compensatory Nursing System
Perawat mengambil alih sebagian aktivitas untuk
memenuhi kebutuhan self – care dan aktivitas lain
masih dapat dilakukan oleh pasien/keluarga.
3. Educative/Supportive Nursing System
Pasien berpotensi untuk memenuhi kebutuhan self –
care aktivitas, perawat hanya memberi penyuluhan
dan dukungan kepada pasien sehingga diharapkan ia
dapat memenuhi kebutuhan self – care untuk dirinya
Teori Kebidanan/Nurulicha
5 Metode bantuan yang dapat
diberikan, adalah :
• Berperan/
melakukan untuk
• Mengajak/
Menyuluh
• Membimbing
• Mendukung
• Menciptakan
lingkungan yang
menunjang tumbuh
kembang

Teori Kebidanan/Nurulicha
Untuk dapat melaksanakan bantuan
kepada pasien, 5 aspek perlu diperhatikan :
• Menjalin hubungan yg baik dengan pasien keluarga,
kelompok sampai ia dapat melepaskan diri/melaksanakan
sendiri asuhan
• Menentukan bantuan yg bagaimana yg dibutuhkan
pasien dalam memenuhi kebutuhannya
• Memberikan bantuan sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan pasien
• Merencanakan bantuan langsung bersama
pasien/keluarga/org lain yg akan melaksanakan asuhan
• Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan asuhan
keperawatan dengan kegiatan pasien sehari – hari,
pelayanan kesehatan lain yg diperlukan/diterima dan
pelayanan sosial dan pendidikan yang
diperlukan/diterima

Teori Kebidanan/Nurulicha
Untuk mencapai tujuan pemenuhan
kebutuhan seperti diuraikan oleh Orem
perlu pengetahuan tentang :

Manusia
Kebutuhan Self – Care
Self – Care Deficit
Penerapan 5 Metode Bantuan
Proses Keperawatan Berdasarkan Self
– Care Model
Definisi Proses Keperawatan Menurut orem :
• Menentukan Mengapa Seseorang
Membutuhkan Asuhan Keperawatan
• Menentukan Sistem Bantuan Keperawatan
• Merencanakan Pelaksanaan Bantuan
Keperawatan yang Spesifik
• Memberikan dan Mengevaluasi Pelaksanaan
Bantuan Keperawatna
Langkah – Langkah :
Pengkajian
Tujuan : Menentukan kebutuhan self – care
individu,mengidentifikasi apakah ada/tidak ada self – care deficit
b. Perencanaan
Setelah mengidentifikasi self – care deficit maka data ini dapat
dipakai sebagai pernyataan masalah dalam rencana keperawatan.
Kemudian perawat menentukan sistem keperawatan yang
diperlukan : Totally Compensatory, Partially Compensatory atau
Educative/Supportive, serta tujuan yg telah ditentukan oleh
perawat – pasien untuk menghilangkan self – care deficit
c. Implementasi
Merupakan tindakan yang mengandung 5 bantuan, yaitu
melakukan untuk memberi penyuluhan, membimbing, mendukung
dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang
d. Evaluasi
Dilakukan terus menerus dengan membandingkan perilaku yang
diharapkan dalam tujuan dengan hasil tindakan yang dilakukan

Teori Kebidanan/Nurulicha
Perawat bekerja sama dengan
pasien/keluarga dalam merencanakan
strategi yg akan
mengurangi/menghilangkan deficit yg ada
dengan :
• Mengurangi kebutuhan self – care
• Meningkatkan kemampuan pasien
untuk memenuhi kebutuhan self – care
• Memperbolehkan keluarga/orang lain
memberikan dependent care
• Memenuhi langsung kebutuhan self -
care

Teori Kebidanan/Nurulicha
3 kategori kebutuhan self – care dapat
dipakai sebagai kerangka pengkajian :
• Universal
Menggunakan observasi, pengukuran dan
wawancara untuk mengidentifikasi pola normal
kebutuhan pasien sehari – hari, mengidentifikasi
dan menganalisa ketidakmampuan untuk
melakukan self – care
Developmental
Mengidentifikasi perubahan gaya hidup pasien atau
siklus kehidupan dan kebutuhan akan
pengembangan yang timbul dari perubahan
tersebut
Health Deviation
Pengaruh sakit atau penyakit terhadap atau
observasi perilaku yang dapat mengarah pada
penyakit
Selamat Belajar’

Anda mungkin juga menyukai