Anda di halaman 1dari 9

Penerapan TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN

GENG MOTOR DI KABUPATEN SORONG

MUHAMMAD ASEP ABDUL AZIZ


NIM. 18081277

PROGRAM STUDI HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN PAPUA SORONG
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (disebut UUD NKRI 1945). Salah satu kenakalan remaja yang merebak di Indonesia adalah
geng motor. Tidak hanya pelanggaran ringan seperti pelanggaran lalu lintas, bentrok antar sesama geng motor,
penganiayaan yang sampai merenggut nyawa orang lain, pemalakan, perampokan dan masih banyak kejahatan-
kejahatan lain yang dilakukan oleh kelompok geng motor ini yang sudah sangat meresahkan masyarakat.

Beberapa waktu belakangan fenomena geng motor dirasa semakin mencemaskan. Hal demikian
terutama dapat dirasakan dari berita-berita yang dimuat di media cetak dan media online.
Mencemaskan karena:
1. eksistensi mereka tampak semakin tersebar luas, terutama di kota-kota besar dan wilayah
sekitarnya;
2. populasi geng semakin banyak;
3. Tindakan mereka dinilai cenderung semakin nekat dan brutal. Kondisi demikian merupakan
persoalan yang cukup serius.
Penegakan hukum terhadap tindak pidana dengan kekerasan yang dilakukan oleh
sekelompok geng motor harus dijalankan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, walaupun dalam kenyataannya Undang-undang belum diatur secara khusus.
Seringkali aparat kepolisian dalam menangani tindak pidana pengeroyokan mengalami
kendala dan masalah terhadap para pelaku pengeroyokan.

Untuk itulah kemudian perlu dilakukan tinjauan terhadap tindak pidana yang
dilakukan oleh geng motor, agar kemudian dapat ditemukan solusi efektif untuk
menanggulangi dan memberantas atau paling tidak meminimalisir tindakan-
tindakan negatif yang dilakukan oleh geng motor guna Terwujudnya stabilitas
dalam setiap hubungan di tengah-tengah masyarakat. Berbagai upaya pencegahan
tindak pidana kejahatan dan penegakan hukum harus tetap dilakukan agar Geng
Motor tidak meresahkan warga masyarakat. Dalam penanganan masalah tindakan
pidana kejahatan yang dilakukan Geng Motor tersebut tentunya ada kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan oleh Kepolisian Polres Sorong.
C. Tujuan Penelitian
B. Rumusan Masalah 1. Untuk mengetahui
D. Manfaat Penelitiaan
1. Bagaimana penerapan penerapan tindak
tindak pidana yang pidana yang dilakukan Penelitian dan kajian ini
diharapkan dapat
dilakukan pelaku geng pelaku geng motor di memberikan manfaat
motor di kabupaten kabupaten sorong. kepada peneliti maupun
pihak lain
sorong? 2. Untuk mengetahui
2. Apa faktor-faktor yang faktor-faktor apa yang
mendorong seseorang
masuk geng motor? mendorong seseorang
masuk geng motor.
II.KAJIAN TEORI
A. Pengertian Geng Motor
Geng motor memiliki pengertian lebih sederhana dibandingkanclub motor,
karena geng motor merupakan kumpulan orang pencinta motor tanpa membedakan
jenis motor yang dikendarai.

B. Tindak Pidana Geng Motor


Tindakan kejahatan penganiayaan yang dilakukan oleh geng motor
khususnya di kota besar yang pernah terjadi, tentunya telah melanggar ketentuan
hukum pidana yang berlaku di negara kita ini. Dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana Pasal 170 KUHP yang mengatur tentang perkelahian yang dilakukan
secara bersama-sama di muka umum dan Pasal 351 yang mengatur tentang
penganiayaan. Keamanan adalah hak warga negara. Hal ini secara jelas
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 28G
ayat (1).
C. Penegakan Hukum Tindak Pidana Geng Motor
ada lima faktor yang mempengaruhi penegakan hukum, yaitu (Soerjono Soekanto,1983):
1. faktor hukum sendiri;
2. faktor penegak hukum, yaitu pihak-pihak yang membentuk maupun yang menerapkan hukum;
3. faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum;
4. Mengikuti jalannya penerapan hukum dan mengukur efek-efeknya.
5. faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia didalam
pergaulan hidup.
Hukum dapat berfungsi dengan baik diperlukan keserasian dalam hubungan atara empat faktor, yakni
sebagai berikut:
 Hukum atau peraturan itu sendiri;
 Mentalitas petugas yang menegakan hukum penegak hukum antara lain mencakup hakim, polisi, jaksa,
pembela, petugas pemasyarakatan, dan seterusnya.
 Fasilitas yang diharapkan untuk mendukung pelaksanaan hukum.
 Kesadaran hukum, kepatuhan hukum dan perilaku warga masyarakat.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah metode penelitian yuridis
normatif .

B. Sumber Data
1. Data Primer :Melalui wawancara
2. Data Sekunder : Dokumen, laporan-laporan tertulis lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data


3. Penelitian Lapangan diperoleh langsung dari lokasi penelitian yang berupa hasil wawancara terhadap petugas
kepolisian dan pejabat yang berwenang.
4. Penelitian Kepustakaan dilakukan dengan cara menelaah bahan-bahan pustaka yang relevan dengan dengan
penelitian literatur-literatur, karya ilmiah (hasil penelitian), peraturan perundang-undangan, media massa, media
cetak, dan dokumentasi dari instansi yang terkait dengan penelitian ini, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
kerangka teori dari hasil pemikiran para ahli.
7/1/20XX 7
8

E. Teknik Analisis Data


•Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif
•Setelah data terkumpul dalam penelitian ini, dilakukan tiga prosedur yaitu
sebagai berikut.
1. Reduksi data
Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dengan memilih, memusatkan
perhatian, menyederhanakan, mengabstraksikan serta mentransformasikan
data yang muncul dari catatan lapangan selama penelitian berlangsung.
2. Penyajian data
Penyajian data merupakan penyampaian informasi berdasarkan data yang
dimiliki dan disusun secara baik, runtut sehingga mudah dilihat, dibaca dan
dipahami tentang suatu kejadian dan tindakan atau peristiwa dalam bentuk
teks naratif.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi data
Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan temuan dan
verifikasi data. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara
dan dapat berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data selanjutnya 7/1/20XX
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai