Oleh :
Azam Zaini Mukhtar
811113289
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Perkembangan Teknologi informasi membawa dampak kepada
perubahan cara kehidupan sehari hari. Dengan adanya perkembangan
tersebut, terdapat akibat positif yaitu semakin memudahkan manusia dalam
menjalankan pekerjaanya atau semakin membuat efisien suatu pekerjaan.
Akan tetapi perkembangan tersebut juga memiliki dampak negatif. Yaitu
berkembang pula bentuk-bentuk kejahatan dari kejahatan konvensional
menjadi kejahatan yang menggunakan sarana Teknologi Informasi sebagai
alat penunjangnya.
Perkembangan teknologi informasi memudahkan pelaku kejahatan
dalam melakukan perbuatanya. Salah satu bentuk kejahatan yang telah
mengalami perubahan cara adalah Prostitusi atau eksploitasi Seksual. Dahulu
kejahatan tersebut hanya dilakukan dengan cara-cara biasa yaitu menawarkan
seorang wanita kepada seorang laki-laki dengan melalui pertemuan dan
percakapan. Umumnya prostitusi konvensional tersebut memiliki jaringan
yang sempit dan terbatas pada suatu tempat tertentu. Namun dengan adanya
Teknologi Informasi seperti Internet,smartphone, dan lain sebagainya. Modus
Operandi
dari
kejahatan
Tersebut
pun
Berubah.
Dengan
adanya
Jika suatu pola perilaku kejahatan terbentuk maka sebuah norma baru
akan dibutuhkan masyarakat untuk menjaga keteraturan kehidupan serta
masyarakat. Dalam perkembangan masyarakat inilah suatu persoalanpersoalan baru akan muncul. Disinilah hukum mengikuti perubahan sosial
dan tetap mempertahankan posisinya sebagai pengatur batas batas perilaku
manusia. pada hakikatnya hukum berfungsi sebagai social control dan social
engineering.
Dalam fungsinya sebagai social control dan social engineering Hukum
harus bergerak membuka diri mengikuti perubahan yang ada. Dalam keadaan
demikian Perundang-undangan di Indonesia telah menyesuaikan dengan
perubahan dan perkembangan teknologi Informasi dan komunikasi. Yaitu,
dengan adanya Undang-undang Tentang ITE.
Namun menurut Lawrence M. Friedman penegakan hukum meliputi
tiga aspek yaitu substansi, struktur dan kultur. Bahwa Sistem Peradilan
Pidana adalah kesatuan integral dari beberapa sub sistem. kepolisian
merupakan gerbang dari struktur dalam sistem peradilan pidana yaitu
mempunyai wewenang untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan.
Secara Substansi, peraturan yang mengatur tentang tindak pidana yang
menggunakan media elektronik telah ada. namun di dalam ralitas masih
banyak kejahatan Prostitusi online yang dapat di temui secara langsung yaitu
melalui Internet dan lain sebagainya. Namun masalah ini perlu kita lihat
secara integral dan perlu untuk dilakukan penggalian masalah kepada
subsistem lainya yaitu struktur hukum. oleh karena itu untuk mengetahui
permasalahan dalam penyidikan tindak Pidana Prostitusi Online Dapat
dilakukan dengan melakukan penggalian permasalahan dan problem pada
d. Tempat Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Penulis adalah di Kepolisian Daerah
Jawa Tengah yang beralamat pada jalan Pahlawan No.1 Semarang pada Direktorat
Reserse Kriminal Umum (DITRESKRIMUM) Kepolisian Daerah Jawa Tengah
(Polda Jateng) yang merupakan unsur pelaksana tugas Kepolisian Daerah dalam
penanganan tindak pidana umum, Jawa Tengah. Adapun di dalam pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan tersebut di Bagi Kedalam 4 empat Sub Direktorat, yaitu
- Subdit 1 Kemanaan Negara,
- Subdit 2 Harta Benda,
- Subdit 3 Kejahatan Kekerasan,
- Subdit 4 Perlindungan Anak dan Perempuan
Serta Bagian Operasional dan Seksi Identifikasi atau SIIDENT.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan adalah 30 Hari. Terhitung sejak
dilakukanya Penerjunan dengan di dampingi oleh Dosen Pendamping yaitu
Dr. Indah Sri Utari, .M.Hum
e. Pengumpulan Data
pengumpulan data adalah prosedur bagaimana memperoleh data
sehingga data dapat menjawab permasalahan atau tujuan yang diangkat
dalam laporan praktik Kerja Lapangan ini.
Metode pengumpulan data dalam suatu penulisan merupakan hal
yang terpenting untuk memperoleh data dan informasi yang akurat
mengenai permasalahan yang dibahas dalam suatu karya tulis, hal ini
dimaksud untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada semua pihak oleh karena itu, perlu
diadakan kajian-kajian dan penelitian serta pengamatan terhadap objek
penelitian. Metode disini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang
dilakukan penulis dalam proses pengumpulan data. Dalam penulisan
Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul Problem Pelaksanaan
Undang-Undang ITE dalam Penanganan Tindak Pidana Prostitusi
Online ini, Penulis menggunakan beberapa metode untuk mencari dan
mengumpulkan data. Metode tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian yang dilakukan Penulis langsung kepada para Penyidik
di Ditreskrimum Polda Jateng dengan melakukan wawancara
langsung (interview) mengenai objek yang akan dianalisis.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan ini diperoleh Penulis dengan melakukan
penelitian
terhadap
bahan-bahan
yang
dapat
memberikan
BAB 2
PAPARAN LAPORAN
Mitra PKL dalam hal ini adalah Ditreskrimum Polda Jateng di wakili
oleh
Kepala
Subbagian
Perencanaan
dan
Administrasi
dalam
melaksanakan
tugasnya
dibantu
oleh
melaksanakan
tugas
sebagaimana
dimaksud diatas
dan
Hukum
Transparan
secara
untuk
Konsisten,
pemeliharaan
Kamtibmas
3) Melaksanakan Pelayanan Optimal, yang dapat menimbulkan
kepercayaan bagi Masyarakat dalam upaya meningkatkan
kesadaran hukum
4) Menciptakan kondisi keamanan yang kondusif dengan
meningkatkan peran serta masyarakat dan instansi terkait
secara aktif
5) Mengedepankan dan Menjunjung Tinggi Hak Asasi Manusia
dalam setiap melaksanakan tugas.
d. Sub Direktorat (Subdit) Reskrimum Polda Jateng terdiri dari 4
(empat) bagian yakni:
1) Subdit Keamanan Negara (Subditkamneg)
2) Subdit Harta Benda dan Bangunan Tanah
(Subdithardabangtah)
3) Subdit Umum (Subditumum)
4) Subdit Remaja, Anak dan Wanita (Subditrenakta)
2) Kegiatan Secara Spesifik
Kegiatan spesifik masing-masing unsur pelaksana Ditreskrimum Polda
Jateng ditinjau dari tugas dan tanggung jawab dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Job Discription Unsur Pelaksana Ditreskrimum Polda Jateng
a. Subbagrenmin Ditreskrimum Polda Jateng
pelaksanaan
program
bidang
Reskrimum
di
lingkungan Polda;
b. Urmin, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan administrasi
umum personel dan materiil logistik; dan
c. Urkeu, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan
keuangan.
pemberian
kesatuan kewilayahan;
c. pelatihan fungsi dan
dukungan
operasional
pengadministrasian
kegiatan
dan
dan
pengolahan
data
dokumentasi
serta
penyajian
program
kegiatan
Ditreskrimum; dan
e. perencanaan operasi, penyiapan administrasi operasi, dan
pelaksanaan Anev operasi.
3) Dalam melaksanakan tugas Bagbinopsnal dibantu oleh :
a. Subbagian Administrasi Operasional (Subbagminopsnal),
yang
bertugas
pengarsipan
menyelenggarakan
berkas
perkara,
dan
pelatihan
fungsi,
pengadministrasian
dan
Evaluasi
(Subbaganev),
yang
bertugas
pidana
yang
dilakukan
oleh
subdit
pada
ditreskrimum;
b. Pelaksanaan supervisi, koreksi, dan asistensi kegiatan
penyelidikan dan penyidikan tindak pidana;
c. Pengkajian efektivitas pelaksanaan penyelidikan dan
penyidikan tindak pidana melalui penyelenggaraan gelar
perkara;
d. Pemberian saran masukan kepada dirreskrimum terkait
dengan hasil pengawasan penyidikan, termasuk menjawab
pengaduan masyarakat; dan
e. Pemberian bantuan penyelidikan dan penyidikan tindak
pidana umum yang dilakukan oleh penyidik pada subdit
ditreskrimum
3) Dalam melaksanakan tugas, bagwassidik dibantu sejumlah unit
dan sejumlah penyidik utama yang bertugas membantu
pelaksanaan tugas dan fungsi bagwassidik.
kepolisian,
meliputi
daktiloskopi
kriminal,
yang
berkaitan
dengan
jawab
kepada
dirreskrimum
dan
dalam
jawab
kepada
dirreskrimum
dan
dalam
tindak
penyanderaan,
pidana
pembunuhan,
antara
lain
premanisme,
pembajakan,
pemerasan,
jawab
kepada
dirreskrimum
dan
dalam
jawab
kepada
dirreskrimum
dan
dalam
dan