K ESUKARAN
K ESUKARAN
PERTEMUAN 4
KHAOLA RACHMA ADZIMA
PGSD FKIP
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu memahami secara konseptual, prosedural
dan kaitan keduanya mengenai tingkat kesukaran dan
penerkaan daya beda
Analisis Soal
0.0 P 1.0
Tingkat Kesukaran Butir Soal
• Sebuah butir mempunyai tingkat kesukaran baik,
dalam arti dapat memberikan distribusi yang
menyebar, jika tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
mudah
• Tidak ada uji signifikansi untuk tingkat kesulitan
• Pada instrumen untuk variabel terikat dituntut
mempunyai tingkat kesukaran yang memadai dalam
rangka untuk membuat variansi yang besar pada
variabel terikat
Tingkat Kesukaran Butir Soal
P B
N
• Butir 1: P = 1.0
• Butir 2: P = 0.0
• Butir 3: P = 0.5
• Butir 4: P = 0.5
• Butir 5: P = 0.5
• Butir 6: P = 0.625
Daya Beda Butir Soal
• Suatu butir soal mempunyai daya pembeda baik jika
kelompok siswa pandai menjawab benar butir soal
lebih banyak daripada kelompok siswa tidak pandai
• Daya beda suatu butir soal dapat dipakai untuk
membedakan siswa yang pandai dan tidak pandai
• Sebagai tolok ukur pandai atau tidak pandai adalah
skor total dari sekumpulan butir yang dianalisis
Daya Beda Butir Soal
Cara Kedua:
D rpbis
Y1 Y p x
Cara Ketiga: 1 p
Y x
Y2 Y 2
Y
denga
n
n n
Daya Beda Butir Soal
Cara keempat: dengan korelasi biserial (biserial
correlation)
D rbis Y1 Y p x
f ( z )
Y
z 2
f (z) 1 e 2
2
z dihitung dari px, dengan px merupakan luas daerah
pada kurva normal, dihitung dari kanan
Asumsi: X dan Y mempunyai distribusi normal bivariat.
The distribution of Y among examinees who have the same (fixed) value
of X is a normal distribution.
Daya Beda Butir Soal
CATATAN
Ba Bb
D
Na Nb
• Butir 1: D = 0.0
• Butir 2: D = 0.0
• Butir 3: D = 1.0
• Butir 4: D = -1.0
• Butir 5: D = 0.5
Dalam hal ini: Aa, Bb, Cc, dan Dd • Butir 6: D = 0.75
merupakan kelompok atas dan Ee,
Ff, Gg, dan Hh merupakan kelompok • Butir 7: D = 0.0
bawah
Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Kedua
untuk Butir Ketiga
Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Ketiga
untuk Butir Ketiga
D rbis 1 x
Y Y p
Y f ( z )
1.798 0.3989
D 7 5.375 0.5 1.13
Berfungsinya pengecoh butir soal
• Pengecoh disebut berfungsi jika:
(1) dipilih oleh sebagian siswa,
(2) siswa kelompok pandai memilih lebih sedikit
daripada siswa kelompok tidak pandai
• Suatu butir soal mempunyai pengecoh yang baik jika
banyaknya siswa yang memilih pengecoh tersebut
sekurang-kurangnya 2,5% (atau 5%) dan siswa
kelompok pandai memilih lebih sedikit daripada
siswa kelompok tidak pandai
Berfungsinya pengecoh butir soal
• Ada yang mengatakan bahwa pada suatu butir soal,
pengecoh harus dipilih secara merata oleh peserta
tes
• Indeks Pengecoh (IP) dirumuskan sebagai berikut:
IP P x100%
(NB) /(n 1)
dengan:
P = banyaknya peserta tes yang memilih pengecoh tertentu
N = banyaknya seluruh peserta tes
B = banyaknya peserta tes yang menjawab benar butir soal
yang bersangkutan
n = banyaknya alternatif jawaban
Konsistensi Internal Butir Angket
• Dalam suatu angket, semua butir harus koheren, mempunyai
arah yang sama, tidak ada butir-butir yang berlawanan arah
• Ini berarti, semua butir dalam suatu angket harus saling
konsisten satu sama lain
• Hal yang demikian ini menunjukkan bahwa semua butir
mempunyai dimensi yang sama
• Yang dianggap sebagai arah adalah skor total dari sejumlah
butir yang dianalisis
• Diperlukan indeks konsistensi internal (yang oleh sementara
orang disebut validitas butir, tetapi ini bukan validitas angket)
Konsistensi Internal Butir Angket
• Ukuran konsistensi internal suatu butir angket adalah
korelasi rXY antara skor butir angket dengan skor total
• Tidak ada uji signifikansi untuk ukuran konsistensi
internal
• Pada umumnya, suatu butir angket disebut
mempunyai konsistensi internal yang baik jika rXY ≥
0.30
• Pada tes, konsistensi internal suatu butir soal
berfungsi sebagai daya pembeda
Contoh Mencari Konsistensi Internal
Butir 1