Anda di halaman 1dari 29

CIRI-CIRI ALAT UKUR YANG BAIK

1. Valid
2. Reliabel
3. Obyektif
4. Praktis
5. Ekonomis
Validitas (Ketepatan)
• Apakah yang dimaksud dengan validitas?
 Apakah benar-benar mengukur apa
(konsep) yang hendak diukur?
 Kecermatan dan ketepatan alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya
 Validitas menunjukkan sejauh mana
suatu alat ukur itu mengukur apa yang
hendak diukur.
Reliabilitas (Ketetapan)
• Menunjuk pada sejauh mana suatu
hasil pengukuran RELATIF KONSISTEN
apabila pengukuran dilakukan
berulangkali.
• Aspek yang dikur dalam diri subjek
belum berubah.
Obyektif
Suatu alat ukur dikatakan obyektif, apabila alat ukur
tersebut memberikan hasil yang sama walaupun
diperiksa oleh orang yg berlainan.

Obyektivitas memberikan tekanan pada ketetapan sistem


pemberian skor, sedangkan reliabilitas memberikan
tekanan pada ketetapan hasil (jawaban siswa)

Faktor yang mempengaruhi derajat obyektivitas


- bentuk tes
- penilai
Praktis
Alat ukur yang baik harus bersifat praktis, yaitu:
1.Mudah dilaksanakan
2.Efisien dari segi biaya dan tenaga
3.Pemeriksaannya mudah dan dapat dianalisis
dalam waktu yang relatif singkat.
Macam-macam Validitas
1. Validitas isi (content validity):
a. Validitas muka (face validity)
b. Validitas logik (logic validity)
2. Validitas konstruk (construc validity)
3. Validitas kriteria (empiris)
a. validitas prediktif
b. validitas konkuren
Macam-macam validitas
1. Validitas Teoritis
- Isi (content validity) Diuji dengan analisis
rasional melalui
- Muka (face validity) professional judgement

- Konstruksi (Construc validity)


2. Validitas empiris
- Banding (concurren) Diuji dengan
menggunakan analisis
- Ramal (predictif) statistik
Validitas Isi
• Sering dinamakan validitas kurikulum.
• Sejauhmana isi tes/alat ukur mencerminkan
ciri atribut yang hendak diukur.
• Diestimasi melalui pengujian terhadap isi
tes dengan analisis rasional melalui
professional judgement .
• Menguji item yang ditulis dengan Blue Print
yang dibuat sebelum penulisan item.
Validitas Muka
• Penentuan validitas berdasarkan apa
yang nampak.
• Ini adalah penilaian yang sangat
minimal, karena melihat dari
tampilannya.
• Contoh: tata tulis
Validitas konstruksi
• merujuk pada kesesuaian antara hasil
alat ukur dengan kemampuan yang
ingin diukur.
• Butir-butir soal yang membangun tes
tsb mengukur setiap aspek berpikir.
• Memastikan bahwa alat ukur
mengukur apa yang benar-benar
diukur bukan variabel lain.
Validitas Prediktif

• Seberapa besar derajat tes berhasil


memprediksi kesuksesan seseorang
pada situasi yang akan datang.
• Alat ukur dimaksudkan sebagai
prediktor bagi kinerja di masa yang
akan datang.
Validitas Banding
• Seberapa besar derajat skor tes
berkorelasi dengan skor yang diperoleh
dari tes lain yang sudah mantap, bila
disajikan pada saat yang sama, atau
dibandingkan dengan kriteria lain yang
valid yang diperoleh pada saat yang
sama.
• Contoh pembanding: nilai rata-rata
ulangan harian
Menguji Validitas
Menguji validitas teoritis: yang diperlukan kisi-kisi
penilaian dan lembar validasi.
Menguji validitas empiris, langkah-langkahnya
- Siapkan instrumen yang sudah divalidasi dan sudah
direvisi.
- Uji cobakan instrumen tersebut
- Olah hasil uji coba sehingga diperoleh data
- Siapkan data pembanding (misal nilai rata-rata ulangan
harian)
- Hitung koefisien validitas dengan rumus statistik
Rumus-rumus untuk menghitung
koefisien validitas
• Korelasi Product Moment dengan angka kasar
N  XY  ( X )( Y )
rXY 
[ N  X 2  ( X ) 2 ][ N  Y 2  ( Y ) 2

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y


• Korelasi Product Moment dengan Simpangan
 xy
rXY 
( x 2 )( y 2 )

dengan xX X
dan y  Y Y
Interpretasi Koefisien Korelasi
• Antara 0,800 – 1,00 sangat tinggi
• Antara 0,600 – 0,800 tinggi
• Antara 0,400 – 0,600 cukup
• Antara 0,200 – 0,400 rendah
• Antara 0,00 – 0,200 sangat rendah
Reliabilitas (Ketetapan)
• Menunjuk pada sejauh mana suatu
hasil pengukuran RELATIF KONSISTEN
apabila pengukuran dilakukan
berulangkali.
• Aspek yang dikur dalam diri subjek
belum berubah.
Reliabilitas
Sebuah alat ukur dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang relatif
tetap apabila diujikan berkali-kali.

Untuk menguji reliabel tidaknya suatu alat ukur, maka dilakukan uji
statistik.

Untuk mendapatkan data dapat dilakukan dg beberapa cara, yaitu :


1. Metode bentuk paralel (equivalent), dibutuhkan dua perangkat alat
ukur yg ekivalen dan diujikan kepada sekelompok siswa.
2. Metode tes ulang (test-retest-method), dibutuhkan seperangkat
alat ukur dan diujikan dua kali pada kelompok yang sama.
3. Metode belah dua (split-half-method), diperlukan seperangkat alat
ukur dan diujikan satu kali.
Menghitung Koefisien Reliabilitas
Tes Uraian
 n    i 
2
r11   1  2 
 n  1  t 

Dengan:
r11 = reliabilitas
n = banyaknya butir soal
  i2 = jumlah varians skor tiap-tiam item
 t2 = varians total
Menghitung KoefisienReliabilitas
Tes Pilihan Ganda
Teknik Belah Dua
1. r  2r 11
22
r11 = koefisien reliabilitas
11
(1  r1 1 ) r1 1 = korelasi antara skor-skor
22
22

tiap belahan2 tes


sd
2. r11  1  s d2 = varians beda
st2
st2 = varians total
s12  s 22
3. r11  2(1  ) s12= varians belahan pertama
st2
s 22 = varians belahan kedua
Menghitung KoefisienReliabilitas
Teknik Non Belah Dua
1. Kuder Richardson (K-R) 20
n = n  s 2   item
 banyak pq  soal p = proporsi
r11   
 n  1  s2 
subjek yg menjawab  benar
2. K-R 21 q = 1-p
s2 = varians tes
 n  M (n  M )  M = Rata-rata skor total
r11   1 
 n  1  n st2 

= varians total
st2
Analisis Butir
Analisis butir ditujukan untuk mengidentifikasi
soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang
jelek
Hal-hal yang dianalisis terdiri dari
1.Taraf Kesukaran
2.Daya Pembeda
3.Pola jawaban soal
Taraf Kesukaran
• Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sukar
• Rumus yang digunakan
B
TK 
Js
TK = Taraf Kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab benar
Js = jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi Taraf Kesukaran
Besarnya taraf kesukaran antara 0,00-1,00
dengan pengelompokkan sebagai berikut.

0,00 - 0,30 soal sukar


0,30 – 0,70soal sedang
0,00 – 1,00soal mudah
Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal
membedakan antara siswa yang berkemampuan
tinggi dengan yang berkemampuan rendah

Rumus yang digunakan


D = Daya Pembeda
JBJAA= banyak
JBBpeserta kel atas
D  JB = banyak peserta kel bawah
J JBA J B peserta kel atas yg menjawab benar
A = banyak
JBB = banyak peserta kel bawah yg menjawab benar
Klasifikasi Daya Pembeda

0,00 – 0,20jelek
0,20 – 0,40cukup
0,40 – 0,70baik
0,70 – 1,00baik sekali
Pola Jawaban Soal
Beberapa hal yang dapat diperoleh dari pola
jawaban soal
1.Taraf kesukaran soal
2.Daya Pembeda
3.Baik tidaknya distraktor (pengecoh)
Efektivitas Option
Kriteria option yang berfungsi secara efektif
adalah sebagai berikut:
•Untuk option kunci JPA > JPB
•Jumlah pemilih 25% < JSA + JSB <75%
•Untuk option pengecoh (JPA < JPB) .
• J
PA JPB  0, 25 
1
SA
2( n  1)
 (J
SB J )

•Jumlah siswa yang tidak memilih (omit) paling


banyak 10%.

Anda mungkin juga menyukai