Anda di halaman 1dari 7

a.

Analisis Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.

Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha

dalam menyelesaikannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan

siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi, karena di

luar jangkauannya (SuharsimiArikunto, 1989: 206).

Berkaitan dengan hal tersebut ditetapkan bahwa rumus untuk menghitung

tingkat kesukaran adalah sebagai berikut:

Keterangan : P = Tingkat kesukaran soal

B = Banyak siswa yang menjawab dengan benar item tersebut

JS = Banyak siswa yang mengikuti tes

Dengan kriteria:

0,00 ≤ P < 0,30 : soal dikatakan sukar

0,30 ≤ P < 0,70 : soal dikatakan sedang

0,70 ≤ P ≤ 1,00 : soal dikatakan mudah

b. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk membedakan siswa yang berkemampuan

tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda

soal rumus yang digunakan sebagai berikut:

25
26

Keterangan : DP = daya pembeda soal

JA = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok

atas

JB = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok

bawah

BA = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok

atas menjawab soal tertentu dengan benar

BB = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok

bawah dan menjawab soal tertentu dengan benar.

PA = proporsi peserta tes kelompok atas yang menjawab soal

tertentu dengan benar

PB = proporsi peserta tes kelompok bawah yang menjawab

soal tertentu dengan benar

Kategori yang digunakan adalah:

0,00 - 0,20 : jelek

0,20 - 0,40 : cukup

0,40 - 0,70 : baik

0, 70 - 1,00 : baik sekali


27

Daya pembeda yang bernilai negatif tidak baik dan soal harus direvisi atau

diganti. Perangkat tes yang diuji cobakan ditinjau dari daya pembeda soal.

1. Teknik Analisis Data


Setelah diperoleh data hasil penelitian, maka untuk mengolah data tersebut

penulis akan melakukan analisis data tes awal dan tes akhir dengan mencari

perbedaan rata-rata tes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, ada beberapa

pengujian yang harus dilakukan, yaitu :

a. Pengujian Normalitas

Distribusi masing-masing dengan Chi Kuadrat

x =∑ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
2

Keterangan :
2
X : Chi Kuadrat
f O : Frekuensi yang diobservasi
f h : Frekuensi yang diharapkan

2 2 2
X normal jika X hitung ≤ X tabel

b. Uji Homogenitas
Jika sampel berdistribusi normal maka dilakukan uji homogenitas
varians uji F dengan rumus:
Varianslebih besar
F=
Varians lebih kecil
F Homogen jika F hitung ¿ F Tabel

c. Uji t
28

Jika sampel berdistribusi normal dan parian homogen maka dilakukan


uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t dengan rumus:
x 1−x 2
=

t ht 1 1
dsg +
n1 n2

dsg=¿ √ ¿ ¿ ¿

Keterangan : x 1 = hasil belajar metode peta konsep

x 2 = hasil belajar metode k

n1 = jumlah kelas eksperimen

n2 = jumlah kelas kontrol

i. Hipotesis Statistik

μ1 > μ2 : Terdapat pengaruh positif antara metode peta konsep terhadap prestasi
belajar siswa.

μ1 ≤ μ2 : Tidak terdapat pengaruh positif antara metode peta konsep terhadap


prestasi belajar siswa.
29
30

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,

yaitu percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu.

Atau metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana siswa

melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu

pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Penelitian ini menggunakan analisis

komparatif pengujian hipotesis perbedaan rata-rata (uji-t), komparatif yang

bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan

persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di

teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.

Pada penelitian ini, kelas yang akan diteliti terdiri dari dua kelas yang

dianggap setara namun akan diberikan perlakuan yang berbeda. Satu kelas akan

dijadikan sebagai kelas eksperimen dimana kelas tersebut akan diberikan

perlakuan tertentu sesuai dengan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran

yaitu dengan menggunakan metode peta konsep dan satu kelas lainnya akan

dijadikan sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode mind mapping. Hal

ini menggunakan desain eksperimen yang terlihat pada tabel dibawah ini:

X1 X2

1 0

Tabel 1.2 Desain Eksperimen

Keterangan : X1 = Kelas Eksperimen

X2 = Kelas Kontrol
31

Dalam kelas eksperimen dilakukan dengan cara memakai metode peta

konsep kepada siswa dengan melakukan observasi pada kelas VA dalam

pembelajaran IPA, dengan cara melakukan tes tertulis pada siswa maka dari hasil

tersebut akan terlihat bagaimana hasi belajar pada siswa pada proses

pembelajaran dengan melakukan metode peta konsep.

Dalam kelas kontrol dilakukan observasi kepada kelas VB dalam

pembelajaran IPA dengan menggunakan metode mind mapping apakah hasil

belajar siswa meningkat atau tidak maka akan terlihat. Jadi test diberikan pada

dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang pelaksanaannya

dilakukan dua kali, yaitu tes awal dan test akhir.

Anda mungkin juga menyukai