Anda di halaman 1dari 4

Analisis Untuk Uji Coba Soal

1. Uji validitas
1.2 Validitas isi
Instrumen penelitian berupa bahan ajar, silabus, RPP, angket respon, soal tes

kognitif, lembar observasi afektif dan psikomotorik divalidasi oleh ahli atau pakar. Uji

dilakukan dengan validitas isi menggunakan lembar validasi sehingga instrumen

penelitian valid.
1.3 Validitas butir soal pilihan ganda

Tes pilihan ganda digunakan sebagai instrumen soal pada penelitian ini.

Perhitungan validitas butir soal digunakan rumus korelasi point biserial yaitu sebagai

berikut.

M p Mt p
rpbis
St q

Keterangan :
M p = rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal

M t = rata-rata skor total

St = standar deviasi skor total


p = proporsi siswa yang menjawab benar pada tiap butir soal
q = proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
rpbis yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus t. (Arikunto, 2006: 283-284)
rpbis n 2
t
2
1 rpbis

Kriteria: dengan taraf signifikansi 5 %, apabila dari hasil perhitungan didapat t hitung >

ttabel maka dikatakan butir soal itu telah signifikan atau telah valid, dengan dk = (n-2) dan

n adalah jumlah siswa. Apabila thitung < ttabel, maka dikatakan butir soal tidak signifikan

atau tidak valid. (Arikunto, 2006).

2. Daya pembeda

Daya pembeda soal (DP) dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh

kemampuan butir soal mampu membedakan antara testee (peserta ujian) yang mengetahui
jawabannya dengan benar dengan testee yang tidak mampu menjawab soal. Dengan kata lain

daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara

testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang berkemampuan rendah. Langkah-

langkah yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut:

1) Merangking skor hasil tes uji coba, yaitu mengurutkan skor hasil tes siswa mulai dari

skor tertinggi hingga skor terendah.

2) Mengelompokkan seluruh peserta tes menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas dan

kelompok bawah.

Daya pembeda soal dihitung menggunakan rumus:

BA BB
DP (Arikunto 2006)
JA JB

Keterangan:

B A = jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab soal benar.

BB = jumlah peserta didik kelompok bawah yang menjawab soal benar.

J A = jumlah peserta didik kelompok atas.

J B = jumlah peserta didik kelompok bawah.

Klasifikasi daya pembeda soal adalah:

DP 0,00 = Sangat jelek

0,00 < DP 0,20 = Jelek

0,20 < DP 0,40 = Cukup

0,40 < DP 0,70 = Baik

0,70 < DP 1,00 = Sangat baik

3. Tingkat kesukaran

Analisis tes untuk menentukan tingkat kesukaran soal (P) dari tes penguasaan materi

dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh De Bois, yaitu:


P= (Sudijono, 2009)

Keterangan:

P = indek kesukaran atau tingkat kesukaran

N = Jumlah peserta tes

Np = banyaknya siswa yang menjawab dengan benar butir tertentu

Cara menafsirkan (interpretasi) terhadap angka indek kesukaran item soal dengan

kriteria sebagai berikut:

p < 0,3 = Sukar

0,3 > p < 0,7 = Sedang

p > 0,7 = Mudah

4. Reliabilitas soal pilihan ganda

Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil tes

tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subyek sama pada waktu lain,

maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Rumus yang digunakan untuk mencari

reliabilitas soal bentuk obyektif adalah rumus Kuder Richardson, yaitu KR-21:

(Arikunto, 2006)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen, dikatakan reliabel jika r11> 0,7

v1 = varians total

k = banyaknya butir soal

M = Skor rata-rata

Harga reliabilitas instrumen yang diperoleh dirujuk pada kriteria instrumen berikut:
0,80 r 11 1,00 = sangat tinggi

0,60 r 11 < 0,80 = tinggi

0,40 r 11 < 0,60 = cukup

0,20 r 11 < 0,40 = rendah

r 11 < 0,20 = sangat rendah

Anda mungkin juga menyukai