Serivanija Jataka
Serivanija Jataka
JATAKA
Kisah Pedagang dari Seriva
• Pedagang dari Seriva, menjual gerabah dan peralatan dapur, serta pernak-
pernik perhiasaan.
• Suatu hari ada dua pedagang melintasi sungai Telavaha dan menuju kota
Andhapura
Engkau
pergi
kemana?
Aku ke
arah sini
Semoga
Berhasil !
Terima
Kasih
Dibeli-dibeli.
kapan-
kapan
ya
Nenek, aku
menemukan
nampan ini
Anak perempuan itu ingin membeli gelang, tetapi neneknya tidak punya
uang. Akhirnya ia mencari barang dalam rumah untuk ditukar
Ayo Kita
Coba
Pedagang,
tolong ke sini
sebentar
Hmm
Pedagang itu menyadari bahwa nampan yang ditawarkan terbuat dari emas
murni, namun karena keserakahan, akhirnya pedagang itu berniat untuk
menipu mereka
Benda ini
tidak ada
nilainya
Jangan
menangis
Sudah..
Akhirnya pedagang itu berkata bahwa nampan itu tidak bernilai dan
kemudian pergi
Kemudian, pedagang yang satunya pun melewati rumah mereka
Ayo kita
beli, Nek
Apakah kalian
mau membeli
sesuatu?
Baiklah
kalau mau
coba
Pedagang itu mengatakan kepada mereka bahwa nampan itu terbuat dari
emas murni
Kok
bisa? Ya, tidak
Engkau
salah lagi
yakin?
Terima
kasih
Pedagang itu memberi 500 keping uang dan seluruh barang dagangannya
kecuali tongkat timbangan dan juga delapan keping untuk membayar
perahu untuk menyebrang sungai
Selamat
tinggal
Semoga
berhasil
Ada apa??
Aku akan
mengambil
nampan itu
Sementara itu, pedagang yang serakah, kembali ke rumah itu berniat untuk
mengambil nampan emas murni
Saya mau
menukarkan
barang dengan
nampan itu
Engkau penipu
Aku akan
memberikan
barang apapun
yang kau minta
Seakan tidak percaya, pedagang itu pun mengatakan akan memberikan apa
saja demi nampan emas murni tersebut
Asalkan aku
mendapatkan
nampan itu
Seakan tidak percaya, pedagang itu pun mengatakan akan memberikan apa
saja demi nampan emas murni tersebut
Tunggu
kau
Sementara si pedagang ramah telah sampai di atas perahu dan akan segera
menyebrangi sungai
Berhenti, tunggu, Siapa itu yang
berhenti !!! teriak-teriak??
Pedagang serakah hanya bisa berteriak di tepi sungai melihat perahu itu
telah berada di tengah sungai
Tetap jalan,
saudaraku Apa kau tidak
mendengarku, aku
bilang berhenti !!!
Pedagang serakah hanya bisa berteriak di tepi sungai melihat perahu itu
telah berada di tengah sungai
Mulai sekarang
Tunggu aku akan
aku menaruh dendam
kepadamu !!!
Diliputi kepedihan yang amat dalam, pedagang serakah itu pun akhirnya
menaruh dendam kepada si pedagang ramah
Mulai sekarang
Aku akan
hingga
membalasmu kehidupan-
kehidupan
selanjutnya !!!
Diliputi kepedihan yang amat dalam, pedagang serakah itu pun akhirnya
menaruh dendam kepada si pedagang ramah
Kasihan sekali
dia