Anda di halaman 1dari 25

PERAN POLRI DALAM

ANTISIPASI
HOAX
IRJEN POL. DR. SANDI NUGROHO, S.I.K., S.H., M.HUM.,
KEPALA DIVISI HUMAS POLRI
REVOLUSI INDUSTRI

Industri 1.0 Industri 2.0


(Mulai 1870)
Industri 3.0
(Mulai 1969)
Industri 4.0
(Mulai 2011)
Sebelum
(Mulai 1784) Industri 2.0
(Mulai 1870)
Penggunaan Mesin Terintegrasi
1. Konvensional
Penggunaan Penggunaan Mesin
Mesin Uap Produksi Massal Teknologi Jaringan Internet
(Internet Of Things,
2. Terbatas
Bertenaga Informasi dan
Dalam Industri
Listrik/Minyak Mesin Otomatis Artificial Intelligence,
Dll)
3. Studio dan Ruang Produksi
4. Delayed
5. Perorangan
Evolusi Teknologi Informasi dan
Komunikasi Sesudah
1. Modernisasi teknologi
2. Borderless
3. On The Spot
EVOLUSI MEDIA
4. Real Time And Fast
5. Produksi Massal
LATAR BELAKANG
PENGGUNA DUNIA DIGITAL
Dunia Indonesia
 Populasi penduduk
Indonesia sebanyak 276
juta dengan tingkat
urbanisasi 58.2%.
Mengalammi peningkatan
0,6% dari tahun
sebelumnya.
 Sebanyak 353,8 Juta atau
sebanyak 128.0% dari total
populasi, mengalami
penurunan sebesar -4.2%
dari tahun sebelumnya.
 Sebanyak 212.9 juta aktif
sebagai pengguna internet
atau 77% dari total
populasi, mengalami
 Populasi dunia melewati 8 miliar pada 15 November 2022, dan telah peningkatan 5.2% dari
mencapai 8,01 miliar pada awal 2023. tahun sebelumnya
 Sebanyak 5,44 miliar orang menggunakan ponsel pada awal 2023, setara  60% dari total populasi
dengan 68 persen dari total populasi global. Meningkat 3% selama setahun atau sebanyak 167 juta
terakhir. penduduk aktif sebagai
 Ada 5,16 miliar pengguna internet di dunia saat ini, artinya 64,4 persen dari pengguna media sosial
total populasi dunia sekarang online. Pengguna internet global meningkat
sebesar 1,9 persen selama 12 bulan terakhir,
 Sekarang ada 4,76 miliar pengguna media sosial di seluruh dunia, setara TARGET DISEMINASI
dengan 59,4 persen dari total populasi global. 53,8 %
PERILAKU
PENGGUNA MEDIA DIGITAL
PENTINGNYA
MEDIA ONLINE
 Media online menjadi sumber informasi utama yang paling
popular bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan riset Reuters 100
Institute bekerjasama dengan Universitars Oxford. Ada 88%
responden di tanah air yang mengakses berita melalui media 90
online pada 2022 88
80
 Riset tersebut dilakukan oleh Reuters Institute bekerja sama
70
68
dengan Universitas Oxford untuk mengetahui polda konsumsi 60
berita dan pasar digital secara global dalam Digitak News Report 50 57
2022 Survei dilakukan pada akhir Januari hingga awal februari
2022 dengan melibatkan sekitar 93.000 responden di 45 negara 40
melalui kuisioner daring. 30
 Selanjutnya media sosial berada diposisi kedia, dimana 68%
20
10 17
responden di Indonesia mengaku mengakses informasi
khususnya berita melalui platform media sosial. Kemudian, ada 0
57% responden di Indonesia yang mengakses berita melalui Media On- Media Televisi Media
televise. Sedangkan, hanya 1% responden yang membaca berita line Sosial Cetak
lewat media massa cetak, seperti koran dan majalah
ISU TERBESAR 2022

Na : 5.577.584 Berita
Ntotal : 20.194.242 Berita
DATA ISU HOAX YANG TERSEBAR

“Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menangani 1.321 konten hoaks atau berita
palsu terkait politik hingga 4 Januari 2023.”
APA ITU HOAX ?

Hoax menurut Kamus


Merriam-Webster
• Untuk menipu agar orang percaya atau
menerima sesuatu yang salah sebagai
hal yang benar, bahkan sering kali tidak
masuk akal.

• Tindakan yang dimaksudkan untuk


menipu atau mengelabui : IMPOSTURE.

• Sesuatu yang diterima atau ditetapkan


dengan penipuan atau pemalsuan.
BAGAIMANA HOAX
MENYEBAR ?
FENOMENA HOAX

• Masifnya hoax juga dipicu oleh perubahan masyarakat era digital yang
sering disebut-sebut sebagai situasi pasca kebenaran. Sebuah situasi di
mana fakta-fakta objektif kurang berpengaruh terhadap opini public
ketimbang hal-hal yang sifatnya “appeal to emotion” atau kepercayaan
personal.
• Masyarakat ada kecenderungan untuk mendengar apa yang ingin
mereka dengar. Membaca hanya apa yang ingin mereka baca.
Mempercayai apa yang ingin mereka percayai. Literasi rendah. Keinginan
untuk melakukan cek dan ricek terhadap informasi sangat rendah,
akhirnya mereka mudah percaya pada informasi yang sesuai dengan
keinginan mereka.
• Situasi ini akan tumbuh lebih subur lagi apabila kompetisi pemilihan
kepala daerah sudah berdasarkan atas emosi, tidak lagi mendasarkan
pada fakta objektif tentang kualitas dan kapasitas kandidat. Kontestasi
pilkada atau pilpres dianggap sebagai sebuah permainan Zero Sum
Game, tidak lagi pertarungan gagasan. Dalam situasi ini, hoax atau ujaran
kebencian akan sangat marak dan menemukan atmosfirnya. Ini perlu
diantisipasi.
FENOMENA
HOAX

• Hoaks atau fake news selalu menjamur menjelang peristiwa-


peristiwa politik, seperti Pilpres. Fenomena ini terutama mulai
menguat sejak 2016. Di Indonesia, hoaks turut membesar setiap
jelang pilkada/pilpres dan kemudian menurun jika tidak ada
peristiwa politik yang kuat.
• Hoaks atau berita palsu lebih jauh, lebih cepat, lebih dalam, dan
menyebar lebih luas ketimbang berita fakta.
• Dalam riset Majalah Science, Maret 2018, menunjukkan viral
terbesar berasal dari berita palsu tentang politik. Mereka yang
memviralkan menunjukkan bahwa mereka suka tentang sesuatu
yang baru, sehingga ingin mendapatkan kesan bahwa mereka
adalah orang yang memiliki akses ke informasi orang dalam.
• Peneliti dari MIT menyebutkan bahwa hoaks mudah menyebar
di jaringan yang highly connected (WhatApp, grup FB, tele, dsb)
dan kelompok yang terpolarisasi.
Post Truth & Filter
Bubble
1. SANGAT PERCAYA DENGAN APA YANG
DIPERCAYA – Post Truth

Otak manusia lebih mudah terpengaruh oleh


lingkungan luar jika hanya mendapatkan informasi
dari satu sumber saja.

2. KURANGNYA EMPATI AKIBAT INFORMASI


YANG SELEKTIF

Filter bubble dan echo chamber membuat


masyarakat selalu merasa paling benar, dan tidak
bisa melihat dari perspektif / kondisi orang lain.

3. MENGHAMBAT MASUKNYA IDE BARU

Masyarakat merasa tidak nyaman jika mengetahui ia


berada di pihak yang salah, sehingga cenderung
menutup informasi dari pihak-pihak yang
berseberangan.
Hoax Marak Di Era Post Truth
Post Truth : kondisi di mana fakta tidak terlalu
berpengaruh terhadap pembentukan opini
masyarakat dibandingkan dengan emosi dan
keyakinan personal.

- Oxford Dictionary

Bagaimana Hoax Mempengaruhi


Masyarakat?
Kepercayaan dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap suatu
isu membuat masing-masing kubu saling berkelompok dan
terpisah, membentuk echo chamber-nya masing-masing. Ini yang membuat kita semakin sulit untuk
meluruskan pemikiran dari orang-orang yang
Netizen saling berinteraksi, mencari tokoh terpercaya berbeda dengan kepercayaan kita.
(influencer), dan saling mengonfirmasi untuk menguatkan
pendapatnya.
ANALISA DAN
PREDIKSI
1. Tahun politik memperberat pengelolaan media
Semua isu menjadi komoditas Politik, terutama
menyangkut pelanggaran anggota: terjadi krisis
kepercayaan terhadap setiap langkah Polri;

2. Hoax dan ujaran kebencian semakin meningkat


Seiring meningkatnya campaign politik, maka
terbentuk komunikasi politik selain komunikasi
publik;

3. Isu SARA semakin sensitif dan rentan perpecahan (


fragile )
Karena kondisi masyarakat digital Indonesia telah
terpolarisasi -percaya pada patronnya (sbg
kebenaran informasi); dan

4. Adanya kasus 3 menonjol pelanggaran anggota


Polri
APA YANG TELAH DILAKUKAN PEMERINTAH UNTUK
MEMERANGI HOAX?

PROGRAM PENINDAKAN
TAKE DOWN VIRTUAL POLICE HUKUM UPAYA
konten hoaks oleh patroli siber oleh Polri untuk khusus Dengan memperkarakan
pelaku
KLARIFIKASI
Kominfo memantau wacana hoaks di oleh sejumlah pejabat publik
media sosial untuk melawan disinformasi.
Apa Yang Bisa Kita Lakukan?
Melalui sistem MEDIA ANALYTICS, kita dapat melakukan beberapa hal untuk
mengidentifikasi dan memantau hoaks, hingga menelusuri tujuan hoaks
dibuat dan disebarkan.

• Monitoring isu (apa yang terjadi, bagaimana kita merespon, dan apa hasil
akhirnya), analisis isu (melakukan mapping, kebijakan deployment, strategi
komunikasi), dan monitoring situasi politik dan keamanan (terorisme,
pilkada, kriminalitas, nasional, lokal, internasional).
• Deteksi dini – secara cepat bisa mengetahui seluruh kasus yang sensitif,
potensi konflik, yang mulai muncul di publik, walau mungkin belum
dilaporkan secara resmi.
• Prioritas kasus – mengetahui secara akurat isu-isu yang menjadi perhatian
publik, mengetahui prioritas penyelesaian kasus / hoaks yang potensial
memicu keresahan, anarki, atau kontraproduktif terhadap situasi keamanan.
• Kajian Strategis – membuat strategi kebijakan, strategi komunikasi,
berdasarkan isu sensitif dan potensi hoaks yang beredar. Sehingga otoritas
seperti pemerintah selalu menjadi rujukan utama masyarakat, issue maker,
pengelolaan isu, hingga counter isu berdasar pemantauan media.
• Analisa Aktor – deteksi aktor pelaku / kelompok yang berpotensi
menyebarkan / membuat hoaks sehingga bisa diidentifikasi tujuan dan arah
hoaks.
TEORI KOMUNIKASI
PUBLIK

ESENSI KOMUNIKASI EFEKTIF: ESENSI KOMUNIKASI KRISIS:

1. PESAN JELAS : bahasa (Fearn- Bank, 2022:2)


mudah dipahami dan utuh
2. PESAN BENAR : tidak 1. Orientasi memperbaiki citra
multitafsir dan reputasi paska krisis;
3. PESAN LENGKAP : mudah 2. Penyampaian
diambil keputusan perkembangan informasi
4. KEANDALAN : sesuai secara berkala;
kapasitas dan kompetensi
3. Publikasi hanya oleh
sumber infformasi
5. PERTIMBANGAN PENERIMA : petugas yang ditunjuk (ada
memperhatikan etika media center); dan
bermedia dan latarbelakang 4. Mengedepankan
audien (bahasa, tingkat Komunikasi searah (press
pendidikan dan posisi) rilis online)
6. RESPEK : mencerminkan
kesopanan, rendah hati, dan
rasa hormat
HAKEKAT TUGAS
DAN FUNGSI
HUMAS POLRI
ANTISIPASI HOAX

Dalam rangka menjaga kondusivitas ruang


publik menjelang penyelenggaraan Pemilu
2024, Polri dan Kemkominfo telah
menandatangani nota kesepahaman terkait
upaya mencegah penyebaran,
penggunaan disinformasi dan muatan-
muatan yang dilarang di ruang digital atau
media sosial.

Nota kesepahaman tersebut memperbarui


nota kesepahaman yang telah ada
sebelumnya antara kedua pihak. Hal itu
bertujuan untuk meningkatkan koordinasi
dan sinergisitas tugas serta fungsi di
bidang komunikasi dan informatika antara
Polri dengan Kemkominfo.
Sumber : kominfo.go.id

Survei yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika pascapemilu 2019, mengenai sekitar 67,2% hoaks atau
berita bohong di media sosial yang berkaitan dengan isu politik.
KOLABORASI
KEMENTERIAN LEMBAGA TERKAIT
STRATEGI : PENGUATAN FUNGSI KEHUMASAN DISELURUH
MITIGASI ISU SATKER/SATWIL

MITIGASI (ISU BIJAK PUBLIK) MITIGASI (ISU SARA)


1. Melakukan koordinasi dgn pembuat kebijakan untuk penyusunan 1. Responsif dalam publikasi untuk mencegah konflik
narasi agenda setting. 2. Press conferece melibatkan para pihak yg berkonflik pasca mediasi.
2. Kapitalisasi dukungan para pihak 3. Statemen bahwa Polri tidak memberikan toleransi terhadap perbuatan
3. Amplifikasi giat lapangan oleh polri tercela
4. Press conference libatkan semua pihak terkait. 4. Minimalisir Narasi yg dapat menimbulkan Polarisasi masyarakat.
5. Mengedukasi manfaat dari kebijakan public yang diambil 5. Menjaga Image Netralitas Polri pada isu SARA.

MITIGASI (ISU OKNUM POLRI) MITIGASI (ISU HOAX)


1. Segera menjawab semua pertanyaan di media. 1. Kolaborasi dengan pihak yg berkompeten dan punya
• Memberikan statemen bahwa kasus telah ditindaklanjuti oleh kapasitas.
Propam Polri. 2. Menyususn narasi komparasi (Fakta vs Hoax) dan publikasi berstempel
• Memberikan informasi terkait perkembangan kasus. (Hoax)
• Statemen bahwa Polri tidak memberikan toleransi terhadap perbuatan 3. Viraslisasi konten tentang bahaya HOAX dan dampak hukumnya.
tercela 4. Melakukan evaluasi terhadap perkembangan HOAX sebagai Langkah
• Permintaan Maaf atas nama institusi dan menindak tegas oknum. antisipasi kedepannya
2.Memberikan informasi yang proporsional.
3. Memperbanyak konten positif, humanis dan prestasi kepolisian lainnya

“MENGANGKAT PEMBERITAAN POSITIF DAN MEREDAM PEMBERITAAN YANG BERNADA NEGATIF”


• Meningkatkan pemahaman masyarakat akan
bahaya peredaran konten Hoax di internet;
• Meningkatkan koordinasi antar instansi
dalam menekan peredaran konten hoaks;
KIAT CEGAH • Menjalin komunikasi dengan Social Media
Platform dimana Kemenkominfo RI sebagai
HOAX Leading Sector;
• Peningkatan efektivitas pemblokiran konten-
konten SARA dan Hoaks;
• Responsif dan bukan reaksioner: kenali dan antisipasi
risiko
• Pendekatan kelembagaan dan hukum; Penegakan
hukum bukan pembalasan dendam,

KIAT CEGAH • Galakkan komunitas anti Hoax & Hate Speech,


revitalisasi kelembagaan tradisional
HOAX • Polri Presisi, democratic policing
• Pendekatan teknologi, dengan aplikasi Hoax
cheker/Anti-Hate Speech,
KIAT CEGAH HOAX

• Pendekatan literasi, dengan


pendidikan, gerakan anti-Hoax,
sosialisasi kepada masyarakat ,
sekolah anti-hoax/anti, pesantren anti-
hoax,
• Pendekatan budaya; toleransi,
komunikasi antar-umat/antar-budaya,
sosialisasi 4 pilar, etika
bermasyarakat/bernegara/bermedsos
• STRATEGI KOMUNIKASI: RUTIN
DAN KHUSUS
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai