Anda di halaman 1dari 12

Dampak Masif Korupsi

Dampak Masif Korupsi


Beberapa tahun terakhir, sejumlah studi
komprehensif mengenai berbagai dampak korupsi
terhadap variabel-variabel ekonomi secara ekstensif telah
dilakukan. Usaha rintisan telah dimulai oleh Mauro
(1995) yang menegaskan bahwa korupsi memperlemah
investasi dan pertumbuhan ekonomi. Namun ternyata
korupsi tidak hanya berdampak dalam satu aspek
kehidupan saja seperti diterangkan dalam penelitian-
penelitian. Korupsi telah menimbulkan efek domino yang
meluas terhadap eksistensi bangsa dan Negara.
Next
Indonesia sendiri, berdasarkan Laporan Bank
Dunia, dikategorikan sebagai negara yang utangnya
parah, berpenghasilan rendah (severely indebted
low income country), dan termasuk dalam kategori
negara-negara termiskin di dunia seperti Mali dan
Ethiopia. Berbagai dampak masif korupsi telah
merongrong berbagai aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara seperti diuraikan dalam poin-poin
berikut ini.
Dampak Korupsi terhadap Ekonomi

Korupsi memiliki berbagai efek penghancuran


yang hebat (an enermous destruction effects) terhadap
orang miskin, dengan dua dampak yang saling bertaut
satu sama lain. Pertama, dampak langsung yang
dirasakan oleh orang miskin yakni semakin mahalnya
harga jasa berbagai pelayanan publik, rendahnya
kualitas pelayanan, dan juga sering terjadinya
pembatasan akses terhadap berbagai pelayanan vital
seperti air, kesehatan, dan pendidikan.
Kedua, dampak tidak langsung terhadap orang
miskin yakni pengalihan sumber daya milik publik untuk
kepentingan pribadi dan kelompok, yang seharusnya
diperuntukkan guna kemajuan sektor sosial dan orang
miskin, melalui pembatasan pembangunan. Dampak
yang tidak langsung ini umumnya memiliki pengaruh atas
langgengnya sebuah kemiskinan.
Lesunya Perekonomian
a) Investasi dan pertumbuhan ekonomi lemah
b) Penurunan produktivitas
c) Kualitas barang dan jasa untuk publik rendah
d) Utang negara meningkat
e) Pendapatan dari pajak menurun
Dampak Sosial
Korupsi, tidak diragukan, menyuburkan berbagai jenis
kejahatan dalam masyarakat. Menurut Alatas, melalui praktik
korupsi, sindikat kejahatan atau penjahat perseorangan dapat
leluasa melanggar hukum, menyusupi berbagai oraganisasi
negara dan mencapai kehormatan. Menurut Transparensy
International, terdapat pertalian erat antara jumlah korupsi dan
jumlah kejahatan. Rasionalnya, ketika angka korupsi meningkat,
maka angka kejahatan yang terjadi juga meningkat. Sebaliknya,
ketika angka korupsi berhasil dikurangi, maka kepercayaan
masyarakat terhadap penegakan hukum (law enforcement) juga
meningkat. Jadi bisa dikatakan, mengurangi korupsi dapat juga
(secara tidak langsung) mengurangi kejahatan lain dalam
masyarakat.
NEXT
Meningkatnya Kriminalitas
a) Sindikat kejahatan atau penjahat
leluasa melanggar hukum
b) Proteksi terhadap kelompok kejahatan
c) Desakan pemenuhan kebutuhan hidup
yang semakin sempit
d) Solidaritas sosial semakin langka
 Demoralisasi
a) Runtuhnya otoritas pemerintah
b) Matinya etika sosial-politik
c) Tidak efektifnya peraturan dan
perundang-undangan
d) Menghalalkan segala cara
Dampak terhadap Demokrasi
Korupsi dalam birokrasi dapat dikategorikan dalam
dua kecenderungan umum : yang menjangkiti
masyarakat dan yang dilakukan di kalangan mereka
sendiri. Korupsi tidak saja terbatas pada transaksi yang
korup yang dilakukan dengan sengaja oleh dua pihak
atau lebih, melainkan juga meliputi berbagai akibat dari
perilaku yang korup, homo venalis.
Buyarnya Masa Depan Demokrasi
a) Hilangnya kepercayaan publik terhadap demokrasi
b) Menguatnya plutokrasi
c) Hancurnya kedaulatan rakyat
Dampak terhadap Fungsi Pemerintahan

Dampak korupsi yang menghambat berjalannya fungsi


pemerintah, sebagai pengampu kebijakan negara :
Terganggunya Sistim Politik & Pemerintahan
a) Munculnya kepemimpinan koruptor
b) Sistem politik mandul
c) Fungsi pemerintahan tidak berjalan
d) Menghilangnya ekspektasi dan kepercayaan rakyat
terhadap lembaga pemerintah
Dampak Birokrasi Pemerintahan

Pada mulanya birokrasi mempunyai konotasi positif


yaitu efisien, rapi & teratur, tetapi saat ini birokrasi
mempunyai konotasi sangat negatif yaitu tidak efisien,
korup dan lambanKondisi ini diperburuk dengan korupsi
yang terjadi, sehingga sesuatu yang sudah tidak efisien
dan lamban ini menjadi semakin buruk lagi. Akibatnya
posisi sebagai pegawai negeri tidak menarik lagi bagi
sosok-sosok muda yang cerdas dan kreatif, mayoritas
mereka lebih tertarik berkarir di perusahaan swasta. Ini
seperti death down-ward spiral bagi birokrasi kita.
 Kehancuran Birokrasi
a). Birokrasi tidak efisien (boros)
b). Fungsi pelayanan tidak berjalan
c). Komersialisasi birokrasi
d). Birokrasi menjadi loket tiket
e). Menguatnya birokratisasi

NEXT
DIMAS WIRANDA

Anda mungkin juga menyukai