Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KASUS

SEORANG LAKI LAKI USIA 60


Disusun oleh:
TAHUN
M Izdad Irfani Fanada
Shaniya Safitri DENGAN
(G992102091)
(G992102110)

STEMI
Ahmad Akbar Ridho M
Lutfia INFERIOR
Arifatul Faizah
(G992108005)
(G992202133)
Lisana Sidqi 'Aliya (G992202132)

dr. Cynthia Andrina Illahi Hermawan

Supervisor :
dr. Sudiyoko Sp.JP
dr. Ellya Yudianti
Program Internsip Dokter Umum Indonesia
RS AISYIYAH MUNTILAN 2023
STATUS PASIEN
Anamnesis

Identitas
Nama: Tn. N Keluhan Utama
Usia: 56 tahun
Benjolan di selangkangan kiri.
Alamat: Jl.
Moh. Toha
GG.Cipanas rt 2
rw 2, Bandung,
RPS
Tegal selatan Pasien datang ke Poli RSUI Harapan Anda Tegal dengan keluhan benjolan di
Tanggal Masuk selangkangan kiri. Pasien mengatakan benjolan awalnya muncul kecil hilang
RS: 13/12/23 timbul sejak 3 bulan yang lalu dan dihiraukan, namun lama kelamaan benjolan
menjadi besar. Benjolan muncul saat pasien batuk, berdiri dan kelelahan, namun
benjolan dapat masuk kembali. Saat ini benjolan terasa nyeri. Nyeri bertambah
bila pasien berjalan atau mengangkat barang. BAK dan BAB dalam batas
normal. Keluhan demam, mual dan muntah disangkal. Sebelumnya pasien sudah
minum obat antinyeri beli diapotek akan tetapi keluhan masih tidak membaik.
RPD
RPD RPK

● Riwayat keluhan serupa: ● keluhan serupa, HT,


disangkal DM, sakit jantung,
● Riwayat gastritis : disangkal asma, dan alergi
● Riwayat hipertensi: disangkal disangkal
● Riwayat Diabetes Melitus: disangkal
● Riwayat sakit jantung: disangkal
● Riwayat asma: disangkal
● Riwayat sakit ginjal: disangkal
● Riwayat stroke: disangkal
● Riwayat kolesterol tinggi : Kebiasaan
disangkal
● Merokok (-)
● Makan 3x sehari
Sosial Ekonomi dengann lauk yang
bervariasi
● Asuransi BPJS ● Jarang olahraga
● Pekerjaan: pedagang
warung nasi
Status Generalis
Kesadaran : E4V5M6, Compos Mentis
Keadaan umum : sakit sedang
● Tekanan Darah : 100/65 mmHg
● Nadi : 77x/menit
● Suhu : 36,8 o C
● Pernapasan : 20x/menit
● SpO2 : 99%
● BB : 69kg
● TB : 167 cm
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala
Kepala : normocephal,
simetris, deformitas (-)
Mata : konjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
pupil isokor
Leher : JVP kesan tidak
meningkat. Pembesaran KGB(-)
Mulut : Mukosa basah,
tidak terdapat ulkus atau plak, ada
gigi yang patah
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Jantung Pemeriksaan Paru
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak Inspeksi : pengembangan dada kanan
Palpasi : ictus cordis tidak kuat dan
kiri simetris
Perkusi : batas jantung
angkat Palpasi : fremitus raba kanan dan
kesan
tidak melebar sama
Auskultasi : s1s2 reguler, bising kiri
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Pemeriksaan(-) Abdomen Auskultasi : SDV (+/+), RBH (-/-), RBK (-/-)
Inspeksi: Abdomen tampak datar supel, tidak ada tanda-tanda inflamasi
atau kelainan kulit perut, tidak ada pelebaran vena
Palpasi: Tidak ada massa, Nyeri Tekan Suprapubik (-), hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi: Timpani, shifting dullness negatif
Auskultasi: Bising usus normal
Terdapat massa pada selangkangan kiri, nyeri tekan (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Ekstremitas Pemeriksaan Kulit
Akral hangat, CRT <2 detik, tidak Warna coklat, turgor baik, tidak pucat,
ada edema tidak ikterik

Status Lokalis
Tampak benjolan pada selangkangan kiri saat berdiri
Warna kulit : warna kulit sama dengan sekitarnya
Luka : tidak ada luka
Palpasi :
Benjolan pada selangkangan kiri : Nyeri tekan (+)
Pemeriksaan finger examination test: Teraba massa pada ujung jari (+)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM (13/12/23)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hematologi
Hemoglobin 15,0 g/dL 13,2 - 17,3
Hematokrit 42,9 % 40,0 - 52,0
Eritrosit 5,22 106/ uL 4,50 – 5,50
MCV/VER 82,2 fl 80,0 - 100,0
MCH/VER 28,7 pg 26,0 - 34,0
MCHC/KHER 35,0 g/dL 32,0 - 36,0
Leukosit 8.840 /uL 3.800 - 10.600
Trombosit 282.000 /uL 150.000 - 440.000

RDW 12,5 % 11,6 - 14,8


IG Rasio 0,30 % 0,0 - 0,6
PEMERIKSAAN LABORATORIUM (13/12/23)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

NLR 1,74 > 3,13 : waspada


6 - 9 : curiga
>9 : bahaya
Kimia Klinik
Glukosa sewaktu 115 mg/dL 74-110

Seroimunologi
HBsAg Non-reaktif Non-reaktif
HIV ICT Non-reaktif Non-reaktif
Coagulasi
Waktu 5,00 menit 3,00-7,00
pembekuan/CT
Waktu 2,30 menit 1,00-3,00
pendarahan/BT
Tata Laksana

Terapi operatif: Hernioraphy


Terapi medika mentosa:
Inf RL 20 tpm
Ketorolac 3x1 drip
Inj Ceftriaxone 2x1gr
PO Antalgin 3x500mg
PO B-Complex 3x1
PROGNOSIS

- Quo ad vitam : Dubia Ad


Bonam
- Quo ad sanationam : Dubia Ad Bonam
- Quo ad kosmetikan : Dubia Ad Bonam
EDUKASI
- Edukasi kondisi pasien dan diagnosis
pasien kepada keluarganya
- Edukasi tujuan dari pengobatan pasien
kepada keluarganya
- Edukasi tentang penyakit dan faktor risiko
kepada keluarganya
- Edukasi mengenai waktu pemulihan
kepada keluarganya
TINJAUAN PUSTAKA

Hernia
Definisi
Hernia adalah penonjolan suatu
kantong peritoneum, suatu
organ atau lemak
praperitoneum melalui cacat
kongenital atau akuisita
(dapatan). Hernia terdiri atas
cincin, kantong, dan isi hernia.
Epidemiologi
Sekitar 75% hernia terjadi di sekitar
lipat paha, berupa hernia inguinal
direk, indirek serta hernia femoralis
hernia insisional 10%,
hernia ventralis 10%,
hernia umbilikus 3% dan hernia lainnya
sekitar 3%.

Pada hernia inguinalis lebih sering pada


laki-laki daripada perempuan
Klasifikasi Hernia
Klasifikasi Hernia
Berdasarkan tempat Berdasarkan Sifat
terjadinya : terjadinya :

1. Hernia Femoralis 1. Hernia Reponible


2. Hernia Umbilikalis 2. Hernia Ireponibble
3. Hernia Paraumbilikus 3. Hernia
4. Hernia Epigastrika Inkarserata/Strangulata
5. Hernia Ventralis 4. Hernia Richter
6. Hernia Lumbalis
7. Hernia Littre
8. Hernia Spiegheli
9. Hernia Obturatoria
10. Hernia Perinealis
11. Hernia Pantalon
.
Klasifikasi Hernia
Berdasarkan Sifat Terjadinya
Hernia Inkarserata/Strangulata
Hernia Reponible Hernia inkaserata apabila isi hernia terjepit oleh cincin hernia
Hernia reponibel apabila isi hernia dapat sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke
keluar-masuk. dalam rongga perut. Akibatnya terjadi gangguan pasase atau
Usus keluar ketika berdiri atau mengejan, vaskularisasi.
• Hernia inkaserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel
dan masuk lagi ketika berbaring atau bila yang di sertai gangguan pasase
didorong • hernia strangulata digunakan untuk menyebut hernia
masuk ke dalam perut ireponibel yang disertai gangguan vaskularisasi.

Hernia Ireponibble
isi hernia tidak dapat direposisi kembali ke Hernia Richter
dalam rongga perut. Hernia Richter apabila strangulasi hanya menjepit
Biasanya disebabkan oleh pelekatan sebagian dinding usus.
isi kantong kepada peritoneum kantong hernia. Komplikasi dari hernia richter adalah strangulasi
sampai terjadi perforasi usus.
TINJAUAN PUSTAKA

Hernia
Inguinalis
Definisi

Hernia inguinalis adalah kondisi prostrusi


(penonjolan) organ intestinal masuk ke rongga
melalui defek atau bagian dinding yang tipis atau
lemah dari cincin inguinalis.
Materi yang masuk lebih sering adalah usus halus, tetapi
bisa juga merupakan suatu jaringan lemak atau
omentum
Anatomy Canalis Inguinalis
Tiga komponen:
1. Cincin
2. Kantong hernia
(peritoneum)
3. Isi
1. Intestin
2. Kolon
3. Omentum
4. Buli
5. Ovarium
6. Uterus
7. Appendiks
Anatomi Regio Inguinalis

Kanalis inguinalis adalah saluran yang berjalan oblik (miring) dengan


panjang 4cm dan terletak 2-4cm diatas ligamentum inguinale,
Ligamentum Inguinale merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis
muskulus oblikus eksternua. Terletak mulai dari SIAS sampai ke ramus
superior tulang pubis.
Dinding yang membatasi kanalis inguinalis:

a. Anterior: dibatasi oleh aponeurosis muskulus oblikus eksternus dan 1/3 lateralnya
muskulus oblikus internus.
b. Posterior: dibentuk oleh aponeurosis muskulus transversus abdominis yang bersatu
dengan fasia transversalis dan membentuk dinding posterior di bagian lateral.
Bagian medial dibentuk oleh fasia transversa dan konjoin tendon, dinding posterior
berkembang dari aponeurosis muskulus transversus abdominis dan fasia transversal.
c. Superior: dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus oblikus internus dan
muskulus transversus abdomnis dan aponeurosis.
d. Inferior: dibentuk oleh ligamentum inguinale dan lakunare bagian ujung atas dari
kanalis inguinalis adalah internal inguinal ring.
Batas cincin interna adalah pada bagian atas muskulus transversus abdominis,
iliopubik tract dan interfoveolar (Hasselbach) ligament dan pembuluh darah
epigastrik inferior di bagian medial.
Klasifikasi Hernia
Inguinalis
1. Hernia inguinalis indirek
Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia
inguinalis lateralis.
2. Hernia inguinalis direk
Hernia inguinalis direk disebut juga hernia
inguinalis medialis. Hernia ini melalui dinding
inguinal posteromedial dari vasa epigastrika
inferior di daerah yang dibatasi segitiga
Hasselbach.
Faktor Resiko Hernia Inguinal
1. Usia 2. Pekerjaan 3. Batuk kronis 4. Obesitas

hernia inguinalis direk pekerjaan fisik yang Apabila batuk orang yang obesitas
lebih sering pada laki- dilakukan secara terus- berlangsung kronis
menerus sehingga dapat terjadi kelemahan
laki usia tua yang telah maka terjadilah pada dinding abdomen
meningkatan tekanan
mengalami kelemahan intraabdominal. peningkatan tekanan
pada otot dinding intraabdominal yang
yang disebabkan
abdomen. apabila terjadi pengejanan dapat menyebabkan dorongan dari lemak
Pada usia 20-40 bisa pada aktivitas fisik saat terbuka kembali pada jaringan adiposa
terjadi peningkatan bersamaan juga diafragma kanalis inguinalis di dinding rongga perut
dan otot-otot dinding perut
tekanan intraabdominal dan menimbulkan sehingga menimbulkan
dapat meningkatkan
apabila pada usia ini tekanan intraabdomen defek pada kanalis kelemahan jaringan
melakukan kerja fisik sehingga terjadi dorongan inguinalis sehingga rongga dinding perut
yang berlangsung terus- isi perut dinding abdomen timbulnya hernia
menerus yang dapat ke kanalis inguinalis inguinalis.
dan terjadi defek pada
meningkatkan risiko kanalis inguinalis.
terjadinya hernia
inguinalis indirek
Jenis Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis Hernia inguinalis
lateralis medialis
Disebut juga hernia Disebut juga hernia
indirect direct
Lateral dari Berada di Trigonum
Trigonum Hesselbach’s
Hesselbach’s
Bentuk lonjong Bentuk bulat
Melalui canalis Tidak melalui
inguinalis canalis inguinalis
Biasa karena proc. Biasa karena
vaginalis yang adanya lokus
terbuka minoris resistant
Gejala Klinis
• Berupa benjolan keluar masuk/ keras dan
yang tersering tampak benjolan dilipat
paha.
• Pada hernia inguinalis lateralis benjolan
dapat masuk ke skrotum.
• Adanya rasa nyeri atau tidak enak pada
daerah benjolan.
• Terdapat gejala mual dan muntah atau
distensi bila telah ada komplikasi.
Pemeriksaan Fisik
Mencari benjolan dengan inspeksi
dan palpasi
Bedakan Indirect atau Direct Hernia
1. Thumb test
2. Finger test (invagination test)
3. Zieman’s test (3 fingers examination)
1. Thumb Test
1. Reduksi hernia
2. Cari lokasi internal ring dari
hernia
3. Tutup menggunakan jempol
4. Suruh mengejan/ valsava
5. Apakah hernia keluar lagi?

Jika hernia tidak keluar setelah mengejan


 indirect
2. Finger Test

1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5


2. Dimasukkan lewat skrotum melalui
annulus eksternus ke kanal inguinal
3. Penderita disuruh batuk.
Bila impuls diujung jari berarti Hernia
Ingunalis Lateralis
Bila impuls disamping jari Hernia
Inguinalis Medialis
3. Zieman’s test
- Posisi berbaring bila ada benjolan
masukkan dulu (biasanya oleh penderita)
- Hernia kanan diperiksa dengan tangan
kanan
- Penderita disuruh batuk bila rangsangan
pada
 Jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis
 Jari ke 3 : Hernia Inguinalis Medialis
 Jari ke 4 : Hernia femoralis
Pemeriksaan Penunjang dan lainnya
Mencari kemungkinan tekanan intraperitoneal
1. Rectal toucher : BPH, stenosis anal, tumor
recti
2. Genetalia eksterna : skriktur uretra,
phymosis
3. Thorax foto : batuk kronik, asma, tumor paru
4. USG abdomen : asites, tumor abdomen
Tatalaksana
• Non-Operatif
• Operatif
Timing
Elektif
Reponible
Irreponible
Emergensi
Inkarserata
Strangulata
Non-Operatif

Watchful waiting (observasi)


Sabuk TRUSS
Penatalaksanaan Operatif
Tujuan adalah untuk menghilangkan kantong peritoneal (pada hernia inguinalis
indirek) dan untuk menutupi defek pada fasia di dinding inguinal..

Herniotomi Herniorafi Hernioplasti


• Herniotomi adalah • Herniorafi kantong Hernioplasti adalah
tindakan membuka hernia di sertai membuang adalah
kantong hernia, tindakan bedah plastik memperkecil anulus
memasukkan kembali isi untuk memperkuat inguinalis internus dan
kantong hernia ke rongga dinding perut bagian memperkuat dinding
abdomen, serta mengikat bawah di belakang belakang kanalis
dan memotong kantong kanalis inguinalis. inguinalis.
hernia. Herniorafi dilakukan
• Herniotomi dilakukan pada pada orang dewasa
anak-anak dikarenakan karena adanya
penyebabnya adalah proses kelemahan otot atau
kongenital dimana prossesus fasia dinding belakang
vaginalis tidak menutup. abdomen.
Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami
oleh isi hernia, isi hernia dapat tertahan dalam kantong
hernia pada hernia reponibel
Apabila isi hernia terdiri atas usus, dapat terjadi
perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses
lokal, fistel atau peritonitis jika terjadi hubungan
dengan rongga perut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sabiston D, C.2010. Buku Ajar Bedah. EGC. Jakarta. Indonesia.
2. Sjamsuhidajat, R. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. Indonesia.
3. Erickson K, M. 2009. Abdominal Hernias. Emedicine Speciaties General Surgery Abdomen. U.S.A.
(http://emedicine.medscape.com/ article/189563-overview#a0103 diakses tanggal 27 Oktober 2012).
4. Omar F dan Moffat D. 2004. At Glance Anatomi. Erlangga. Jakarta. Indonesia.
5. Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Media Aesculapius. Jakarta. Indonesia.
6. Snell R, S. 2006. Anatomi Klinik. EGC. Jakarta. Indonesia.
7. Schwartz. 2000. Intisari Prinsip- Prinsip Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. Indonesia
8. Ruhl CE dan Everhart JE. 2007. Risk Factor for Inguinal Hernia among Adults in The US Population.
America Journal Of Epidemiology. U.S.A. (http://aje.oxfordjournals.org/co ntent/165/10/1154.full).
9. Nurmianto, E. 2008. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya edisi 2. Guna Widya. Surabaya. Indonesia.
10. Widdicombe, J. 2003. Cough: Causes, Mechanism, and Theraphy. Blackwell Publishing. Massachusetts.
U.S.A.
11. WHO. 2000. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. Geneva.
12. Grace PA. dan Borley NR. 2006. At Glance Ilmu Bedah. Erlangga. Jakarta. Indonesia.
13. Doherty GM dan Way LW. 2006. Current Surgical Diagnosis and Treatment, 12th edition. McGraw-Hill.
U.S.A
14. Muttaqin A dan Sari K. 2011. Gangguan Gastrointestinal. Salemba Medika. Jakarta Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai