Anda di halaman 1dari 39

LogoType

PENGOLAHAN
LIMBAH RUMAH
SAKIT
Rosita Dwityaningsih,S.Si.,M.Eng

ht
Sub Tema
Definisi Limbah Rumah Sakit
01 Pengertian, Peraturan-peraturan tentang
pengelolaan limbah rumah sakit

02 Jenis-jenis Limbah Rumah


.
Sakit

03 Pengolahan Limbah Cair


.
Rumah Sakit

04 Pengolahan Limbah Padat


Rumah Sakit
Limbah Rumah Sakit
Definisi Limbah Rumah Sakit
Semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya baik
bentuk cair, padat maupun gas.

Limbah yang mencakup semua buangan yang berasal dari kegiatan rumah sakit dalam ben-
tuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme
pathogen bersifat infeksius, bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat radio aktif (Depkes,
2006).

Berdasarkan Kepmenkes Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 limbah rumah


sakit terbagi 3 macam yaitu :
1).Limbah cair artinya semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah
sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radio aktif
yang berbahaya bagi kesehatan.
2) Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pem-
bakaran di rumah This PowerPoint Template has clean and neutral design that can be adapted to
sakit seperti insenerator, dapur, perlengkapan generator dan anastesi.
any content and meets various market segments.
3) Limbah padat adalah semua limbah rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan
limbah padat non medis.
Pengertian-pengertian Limbah Rumah Sakit
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemu-
ngkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kese-
hatan.

Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah
sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi dan pembuatan obat citotoksik

Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat
kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis.

Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda
tajam, limbah farmasi, limbah Sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan,
dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis
yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada
teknologinya.
Pengertian-pengertian Limbah Rumah Sakit
Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak secara rutin ada di
lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit
pada manusia rentan

Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan sangat infeksius, otopsi,
organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahan
yang sangat infeksius.

Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sito-
toksik untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat
pertumbuhan sel hidup.
Karakteristik Limbah Rumah Sakit
Jenis-Jenis Limbah Rumah Sakit
Kategori Limbah Berdasarkan Golongan
Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat

Pelaksanaan
Pengelolaan Lim-
bah Padat RS

Pemisahan Penampungan Pengangkutan Pemusnahan


Pemisahan Golongan A
Dressing Bedah
yang Kotor

Linen dan bahan


Pemisahan Go-
kimia dari penyakit
longan A
infeksi

Jaringan tubuh
Pemisahan Golongan A

Kantong plastik Diikat kuat se-


Ditampung
Bak sampah di- diambil min. 1 belum
dalam bak Bak Sampah
lapisi hari diangkut dan Juga diikat
Dressing penampungan Sampah
limbah pelapis (kan- sekali atau bila ditampung se- Kuat bila telah
bedah yg kotor Dibuang
tong sudah mentara mencapai ¾
klinis yg mudah penuh
plastik) mencapai ¾ di bak sampah
dijangkau
penuh klinis
ALUR PENGOLAHAN LIMBAH PADAT DI RS
Inceneration
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (PMK no 7 tahun 2019) tentang kesehatan rumah sakit:
Rumah sakit yang melakukan pengolahan limbah B3 secara internal dengan insinerator, harus
memiliki spesifikasi alat pengolah yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1) Kapasitas sesuai dengan volume limbah B3 yang akan diolah
2) Memiliki 2 (dua) ruang bakar dengan ketentuan:
• Ruang bakar 1 memiliki suhu bakar sekurang-kurangnya 800 oC
• Ruang bakar 2 memiliki suhu bakar sekurang-kurangnya 1.000 oC untuk waktu tinggal
2 (dua) detik 3) Tinggi cerobong minimal 14 meter dari permukaan tanah dan dilengkapi dengan
lubang pengambilan sampel emisi.
4) Dilengkapi dengan alat pengendalian pencemaran udara.
5) Tidak diperkenankan membakar limbah B3 radioaktif;
limbah B3 dengan karakteristik mudah meledak; dan atau limbah B3 merkuri atau logam berat
lainnya.
Tata laksana pengolahan limbah B3 pelayanan medis dan
penunjang medis di rumah sakit

(1) Limbah lnfeksius dan Benda Tajam


a) Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen infeksius dari laboratorium
harus disterilisasi dengan pengolahan panas dan basah seperti dalam autoclave sebelum di-
lakukan pengolahan.
b) Benda tajam harus diolah dengan insinerator bila memungkinkan, dan dapat diolah bersama
dengan limbah infeksius lainnya.
c) Apabila pengolahan menggunakan insinerasi, maka residu abu yang dihasilkan diperlakukan
sebagai limbah B3, namun dapat dibuang ke sanitary landfill setelah melalui proses solidifikasi.
2. Limbah Farmasi
Limbah Farmasi Limbah padat farmasi dalam jumlah besar harus dikembalikan kepada distributor, sedangkan
bila dalam jumlah sedikit dan tidak memungkinkan dikembalikan, dapat dimusnahkan menggunakan insinerator
atau diolah ke perusahaan pengolahan limbah B3.
3. ) Limbah Sitotoksis
Limbah sitotoksis sangat berbahaya dan dilarang dibuang dengan cara penimbunan (landfill) atau dibuang ke
saluran limbah umum.
• Pengolahan dilaksanakan dengan cara dikembalikan keperusahaan atau distributornya, atau dilakukan pengo-
lahan dengan insinerasi. Bahan yang belum dipakai dan kemasannya masih utuh karena kadaluarsa harus
dikembalikan ke distributor.
• Insinerasi pada suhu tinggi 1.000 oC s/d 1.200 °C dibutuhkan untuk menghancurkan semua bahan sitotoksik.
Insinerasi pada suhu rendah dapat menghasilkan uap sitotoksik yang berbahaya ke udara.
(4) Limbah Bahan Kimiawi
a) Pengolahan limbah kimia biasa dalam jumlah kecil maupun besar harus diolah ke perusahaan
pengolahan limbah B3 apabila rumah sakit tidak memiliki kemampuan dalam mengolah
limbah kimia ini.
b) Limbah kimia dalam bentuk cair harus di tampung dalam kontainer yang kuat, terbuat dari
bahan yang mampu memproteksi efek dari karakteristik atau sifat limbah bahan kimia tersebut.
c) Bahan kimia dalam bentuk cair sebaiknya tidak dibuang ke jaringan pipa pembuangan air
limbah, karena sifat tok siknya dapat mengganggu proses biologi dalam unit pengolah air
limbah (IPAL)
d) Untuk limbah bahan pelarut dalam jumlah besar seperti pelarut halogenida yang mengandung
klorin atau florin tidak boleh diolah dalam mesin insinerator, kecuali insineratornya dilengkapi
dengan alat pembersih gas.
e) Cara lain adalah dengan mengembalikan bahan kimia tersebut ke distributornya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan limbah kimia

1. Limbah kimia yang komposisinya berbeda harus dipisahkan untuk menghindari


reaksi kimia yang tidak diinginkan.
2. Limbah kimia dalam jumlah besar tidak boleh ditimbun di atas tanah karena dapat
mencemari air tanah.
3. Limbah kimia disinfektan dalam jumlah besar ditempatkan dalam kontainer yang kuat
karena sifatnya yang korosif dan mudah terbakar.
Limbah dengan Kandungan Logam Berat Tinggi
1. Limbah dengan kandungan merkuri atau kadmium dilarang diolah di mesin
insinerator, karena berisiko mencemari udara dengan uap beracun.
2. Cara pengolahan yang dapat dilakukan adalah menyerahkan ke perusahaan
pengolahan limbah B3.
3. Sebelum dibuang, maka limbah disimpan sementara di TPS Limbah B3 dan diawasi
secara ketat.
Penanganan Limbah Kontainer Bertekanan
Cara yang terbaik untuk menangani limbah kontainer bertekanan adalah dikembalikan
ke distributor untuk pengisian ulang gas. Agen halogenida dalam bentuk cair dan
dikemas dalam botol harus diperlakukan sebagai limbah B3Limbah jenis ini dilarang
dilakukan pengolahan dengan mesin insinerasi karena dapat meledak.
Hal yang harus diperhatikan terkait limbah kontainer bertekanan adalah:
a) Kontainer yang masih utuh, harus dikembalikan kepenjual/distributornya, meliputi : - Tabung
atau silinder nitrogen oksida yang biasanya disatukan dengan peralatan anestesi. - Tabung
atau silinder etilinoksida yang biasanya disatukan dengan peralatan sterilisasi - Tabung
bertekanan untuk gas lain seperti oksigen, nitrogen, karbondioksida, udara bertekanan, siklo
propana, hidrogen, gas elpiji, danasetilin.
b) Kontainer yang sudah rusak, dan tidak dapat diisi ulang harus diolah ke perusahaan pengolah
limbah B3. Kaleng aerosol kecil harus dikumpulkan dan diperlakukan cara pengolahannya
sebagai limbah B3. Kaleng aerosol dalam jumlah banyak sebaiknya dikembalikan ke penjual/
distributornya.
PENANGANAN LIMBAH RADIOAKTIF
a) Pengelolaan limbah radioaktif yang aman harus mengikuti ketentuan peraturan perundang-
undangan
b) Setiap rumah sakit yang menggunakan sumber radioaktif yang terbuka untuk keperluan
diagnosa, terapi atau penelitian harus menyiapkan tenaga khusus yang terlatih khusus di
bidang radiasi.
c) Tenaga tersebut bertanggung jawab dalam pemakaian bahan radioaktif yang aman dan
melakukan pencatatan.
d) Petugas proteksi radiasi secara rutin mengukur dan melakukan pencatatan dosis radiasi
e) limbah radioaktif (limbah radioaktif sumber terbuka). Setelah memenuhi batas aman (waktu
paruh minimal), diperlakukan sebagai limbah medis
f) Memiliki instrumen kalibrasi yang tepat untuk monitoring dosis dan kontaminasi.
g) Sistem pencatatan yang ketat akan menjamin keakuratan dalam melacak limbah radioaktif
dalam pengiriman maupun pengolahannya.
h) Penanganan limbah radioaktif dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-un-
dangan.
Air Limbah Rumah Sakit

Air limbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari proses
seliruh kegiatan rumah sakit yang meliputi:
a. Limbah domestik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas
pencucian pakaian. Banyak mengandung senyawa organik yang tinggi.
b. Limbah cair klini yakni air limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah
sakit misal air bekas cucian luka, cucian darah, dll.. Banyak Mengandung
senyawa organik yang tinggi.
c. Limbah laboratorium yakin limbah yang berasal dri kegiatan laboratorium.
Banyak mengandung logam berat sehingga harus dipisahkan dari pengola-
han limbah domestik dan klinis.
Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit
1. Mengandung Senyawa Organik yang Sangat Tinggi.
2. Mengandung Senyawa Logam yang Tinggi.
DIAGRAM PROSES PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT
Proses Pengolahan Biologis
Biakan tersupensi
(Suspended cul-
ture)

Aerobik (Untuk lim-


Biakan Melekat (At-
bah dengan kadar
tached Culture)
BOD yang rendah)
Pengolahan Biolo-
Senyawa Organik
gis
Anaerobik (untuk
Proses biologi den-
limbah dengan
gan sistem
kadar BOD yang
kolam(lagoon)
tinggi)

Anda mungkin juga menyukai