Anda di halaman 1dari 3

30.

Pengelolaan Limbah
A.

Organisasi dan Manajemen


Menurut penjelasan atas Undang undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit,
Pengelolaan limbah di rumah sakit dilaksanakan meliputi pengelolaan limbah padat, cair,
bahan gas yang bersifat infeksius, bahan kimia beracun dan sebagian bersifat radioaktif,
yang diolah secara terpisah.

B.

Pelayanan Medik
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam
bentuk padat, cair dan gas. Merupakan bahan yang tidak berguna, tidak digunakan
ataupun yang terbuang dan dapat dibedakan menjadi limbah medis dan non medis.
Limbah medis padat adalah limbah radioaktif, limbah infeksius, limbah sitotoksis, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah kimiawi, limbah kontainer bertekanan
dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari rumah sakit yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang
berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Bila rumah sakit akan menggunakan insinerator maka perlu dipertimbangkan ukuran dan
desain yang sesuai dengan peraturan pengendalian pencemaran udara, penempatan
lokasi yang berhubungan dengan jalur pengangkutan sampah dan jalur pembuangan abu
serta sarana yang melindungi insinerator dari bahaya kebakaran. Insinerator hanya
dipergunakan untuk memusnahkan limbah klinis.
Minimisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi jumlah
limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce), menggunakan kembali
limbah (reuse), dan daur ulang limbah (recycle).
Limbah Klinis merupakan limbah yang berasal dari pelayanan medik, perawatan gigi,
veterany, farmasis atau yang sejenis, penelitian, pengobatan, perawatan, yang
menggunakan bahan-bahan yang beracun, infeksius, berbahaya atau bisa
membahayakan kecuali jika dilakukan dengan pengamana tertentu.
Berdasarkan potensi bahaya yang terkandung dalam limbah klinis, maka jenis limbah
dapat dikategorikan menjadi:
a. Golongan A
: meliputi dressing bedah, swab dan semua limbah terkontaminasi
dari daerah ini, bahan-bahan linen dari kasus penyakit infeksi, seluruh jaringan tubuh
manusia (terinfeksi maupun tidak)
b. Golongan B
: terdiri dari syringe bekas, jarum suntik, cartridge, pecahan gelas
dan benda-benda tajam lainnya.
c. Golongan C
: limbah dari ruangan laboratorium dan post martum kecuali yang
termasuk dalam golongan A.
d. Golongan D
: Limbah bahan kimia dan bahan-bahan farmasi tertentu
e. Golongan E
: Pelapis Bed-pan Disposable, Urinoir, Incontinencce-Pad dan
Stamagbags
Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan penggunaan jenis
wadah dan label sesuai kategorinya.

No.

Kategori

Warna kontainer /
kantong plastik

Keterangan

Radioaktif

Merah

Sangat Infeksius

Kuning

Infeksius, patologi dan


anatomi
Sitotoksis
Kimia dan farmasi

Kuning

Kantong boks timbal dengan simbol


radioaktif
Kantong plastik kuat, anti bocor; atau
kontainer yang dapat disterilisasi dengan
autoklaf
Plastik kuat dan anti bocor atau kontainer

Ungu
Coklat

Kontainer plastik, kuat dan anti bocor


Kantong plastik atau kontainer

4
5

Limbah padat radioaktif dikemas dan diangkat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku (PP No. 27 tahun 2002) dan diserahkan kepada BATAN untuk

penanganan lebih lanjut atau dikembalikan kepada negara distributor. Semua jenis limbah
medis termasuk limbah radioaktif tidak boleh dibuang ketempat pembuangan akhir
sampah domestik (landfill) sebelum dilakukan pengolahan terlebih dahulu sampai
memenuhi persyaratan.
Pemusnahan limbah infeksius dan benda tajam dilakukan dengan insinerator (suhu
1000 C). Khusus limbah sangat infeksius harus disterilisasi dengan pengolahan panas
dan basah, seperti dalam autoklav sedini mungkin.
Limbah padat farmasi dalam jumlah besar harus dikembalikan kepada distributor,
sedangkan bila dalam jumlah sedikit dan tidak memungkinkan dikembalikan, supaya
dimusnahkan melalui insinerator pada suhu diatas 1000oC.
Limbah sitotoksis sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang dengan penimbunan (landfill)
atau ke saluran limbah umum. Pembuangan yang dianjurkan adalah dikembalikan ke
distributor, insinerasi pada suhu tinggi dan degradasi kimia.
Tersedia tempat sampah yang kuat, tahan karat dan kedap air dengan penutup dan
kantong plastik dengan warna & lambang sesuai pedoman, minimal 1 buah tiap kamar
atau setiap radius 10 m dan radius 20 m pada ruang terbuka.
Tersedia tempat pengumpulan sampah dan penampungan sampah sementara segera
setelah didesinfeksi dan atau setelah dikosongkan.
Limbah padat umum (domestik) dibuang ke TPA yang ditetapkan PEMDA.
Pengangkutan sampah dari ruangan / unit ke tempat pengumpulan sampah sementara
dan ke tempat pembuangan sampah akhir dilaksanakan dengan menggunakan alat
pengangkut khusus melalui jalur yang telah ditetapkan.
Penanganan limbah dilakukan melalui instalasi pengolahan limbah, kemudian disalurkan
melalui saluran tertutup, kedap air, mengalir lancar dan serta terpisah dengan saluran air
hujan. Kualitas effluent yang layak dibuang kedalam lingkungan harus memenuhi
persyaratan baku mutu (BOD = 75 mg/liter; COD = 100 mg/liter; TSS= 100 mg/liter, PH 69). Semua limbah cair buangan rumah sakit harus masuk kedalam bak penampungan
pengelolaan limbah.
Limbah diolah dalam Unit Pengelolaan Limbah (UPL) tersendiri atau secara
apabila belum terjangkau sistem pengolahan limbah perkotaan.

kolektif

Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan penahan bau
(water seal).Lubang penghawaan di toilet dan kamar mandi harus berhubungan langsung
dengan udara luar.
Alur kegiatan Instalasi pengolahan limbah tergabung pada alur kegiatan pada Instalasi
Sanitas

C.

Sumber Daya Manusia


Mengacu pada Undang undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pengoperasian
dan pemeliharaan prasarana instalasi pengelolaan limbah harus dilakukan oleh petugas
yang mempunyai kompetensi di bidangnya

D.

Sarana, Prasarana, dan Peralatan

Persyaratan Pengolahan dan Pembuangan Limbah Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair
dan gas, baik limbah medis maupun non-medis dapat dilihat pada Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004, tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai