RUMAH SAKIT
NAMA KELOMPOK :
Afni Yunita Rahmi (19340001)
Nur Atikah (19340005)
Kurniawaty (19340021)
Ian Aperiansyah (19340029)
Metriana Bano (19340037)
Cicilia Kosasi (19340119)
Rumah Sakit
Kelas A
Klasifikasi
Kelas D Rumah Kelas B
Sakit
Kelas C
Semua limbah yang dihasilkan dari
Limbah kegiatan rumah sakit dalam bentuk
Rumah Sakit padat, cair, pasta (gel) dan gas yang
dapat mengandung
mikroorganisme patogen bersifat
infeksius, bahan kimia beracun,
Jenis –Jenis dan sebagian bersifat radioaktif
Limbah Rumah (Depkes,2006).
Sakit
Non Medis
Medis
Limbah Padat NonMedis
1. Pemilahan 2. Pengumpulan
• Pemilahan limbah padat • Limbah nonmedis kering dan basah
nonmedis di rumah sakit dikumpulkan pada kantong plastik yang
dibagi menjadi dua yaitu berwarna hitam.
limbah padat nonmedis
kering dan limbah padat
nonmedis basah.
• Melakukan pengecekan
kembali apakah ada limbah
medis yang tercampur di
dalam kantong plastik
limbah nonmedis.
3. Pengangkutan
• Pengangkutan Limbah nonmedis
padat dilakukan setiap hari.
• Pengangkutan dilakukan dua kali, 4. Pengolahan
yaitu Bak Sampah TPS • Berupa pemilahan kembali
kantong plastik hitam yang
TPA berisi limbah nonmedis
• Alat angkut harus dilengkapi dengan yakni limbah yang masih
memiliki nilai ekonomis
penutup agar mencegah limbah seperti botol kemasan air,
tercecer di jalan pada saat kertas, dan karton.
pengangkutan. • Hal ini dilakukan, untuk
mengurangi jumlah limbah
yang akan di angkut.
Limbah Padat NonMedis
Pemilahan
5. Pemprosesan Akhir
• Pemrosesan akhir dilakukan di TPA
oleh petugas (bukan oleh rumah
Pengumpulan
sakit). limbah tersebut diangkut ke
TPA.
Pengangkutan
Pengolahan
Upaya Pengurangan Limbah
Reduce
Upaya mengurangi suatu kegiatan
yang dapat menghasilkan limbah.
Recycle Reuse
Upaya pendauran ulang Upaya penggunaan
limbah menjadi produk baru kembali dengan mencuci,
yang dapat digunakan lagi. desinfektan dan
pembersihan barang-
barang yang masih dapat
digunakan untuk fungsi
yang sama.
Limbah
Infeksius
Limbah Limbah
Radioaktif Patologi
Limbah
Padat
Limbah Limbah
Medis Benda
Kimia Tajam
Limbah Limbah
Sitotoksik Farmasi
Limbah Padat Medis
Limbah Kimia
meliputi formaldehid, solven, dan
desinfektan
Limbah Radioaktif
meliputi tindakan kedokteran
nuklir, radio-imunoassay dan
bakteriologis, dapat berbentuk
padat, cair atau gas
Pengelolaan Limbah Padat Medis
Pengangkutan Penampungan
Pemusnahan
Pengumpulan atau
Pembuangan
Pengelolaan akhir
Limbah
Medis
Pengumpulan
Pengumpulan
Pengumpulan
Tabel Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai
Kategorinya
No Kategori Warna Lambang Keterangan Pengelolaan/
kontainer/kan Pemusnahan
tong plastik
Sebelum keluar dari cerobong asap putih ini disprai dengan air bersih.
Pembuangan air sprai keluar melewati pipa pembuangan menuju bak air
kotor.
Asap putih yang disprai akan keluar menjadi uap air melalui cerobong.
Limbah Cair
Semua air buangan yang berasal dari kegiatan rumah
sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia yang beracun yang berbahaya bagi
kesehatan (PMK RI No. 1204 Tahun 2004).
Misalkan: Air bekas cucian luka, air bekas cucian darah,
toilet.
Pengumpulan
Pengolahan
Pengumpulan
Limbah cair yang dihasilkan disalurkan melalui wastafel,
lubang buangan air di kamar mandi/toilet, atau saluran
pembuangan air limbah yang berasal dari unit tertentu.
Lubang-lubang pembuangan ini dihubungkan dengan
menggunakan sistem perpipaan yang tertutup agar tidak
tercampur dengan air hujan.
Proses Fisika
Screening Treatment
• Menyaring padatan/sampah yang terbawa dalam limbah cair sehingga ttidak
terjadi penyumbatan pipa-pipa air limbah.
Ekualisasi
• Bertujuan menghomogenkan kondisi limbah cair dan menetralkan pH
limbah yang ada.
Sedimentasi
• Bertujuan untuk memisahkan partikel dari air dgn memanfaatkan gaya
gravitasi.
• Proses ini hanya dapat memisahkan partikel yang lebih berat dari air seperti
kerikil dan pasir.
Floatasi
• Digunakan dalam proses pemisahan lemak dan minyak.
Proses Kimia
Ikan yang digunakan pada uji biologi biasanya Ikan Mas, dengan
kondisi awal hewan uji di lihat dari : berat ikan, besar ikan, panjang
ikan, umur ikan, pemberian makan, asal ikan, juga pengendalian
suhu, kelembaban, serta cahaya di ruangan penelitian.
Batas toleransi spesies uji terhadap konsentrasi air hasil IPAL yang
diujikan menunjukan bahwa konsentrasi 50% merupakan batas
tertinggi yang dapat ditolerir oleh spesies uji.
• toksikan bisa masuk dalam
tubuh ikan melalui tiga (3)
tempat yaitu insang, mulut
dan kulit dimana tiga organ
tersebut berhubungan satu
sama lain.
• Ketika hewan uji
dimasukkan ke dalam suatu
limbah cair, maka kondisi
dari ikan akan stress, hal ini
bisa dilihat dari pergerakan
ikan yang tidak beraturan.
Langkah pengujian dengan menggunakan ikan yaitu: