Anda di halaman 1dari 35

Pengelolaan Limbah

B3 Padat Spesifik Covid-19


Kementerian Kesehatan
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Direktorat Kesehatan Lingkungan
Karakteristik Limbah Fasyankes (PermenLHK P-56/2015)

Tajam Patologis Infeksius

Kimia Farmasi Sitotoksik

Kontainer
Logam Berat Radioaktif
Bertekanan
Jenis Limbah Fasyankes Berdasarkan Karakteristiknya

Limbah infeksius &


patologi
15%

Limbah kimia &


farmasi
Limbah
3%tajam&
Termometer
tabung1%rusak
1%
Limbah domestik
80%

Limbah Covid-19 bisa berupa


limbah infeksius atau limbah tajam.
Coronavirus Waste FAQ (WHO/UNDP)
Last updated: 26 May 2020

1. Saran umum
Apakah Covid-19 dapat tertular melalui limbah?
Tidak ada bukti bahwa kontak langsung tanpa perlindungan dari petugas yang mengelola limbah Fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes)
mengakibatkan transmisi virus dan menularkan Covid-19.
Cuci tangan secara rutin (hand hygiene), menjaga jarak satu sama lain, dan tidak menyentuh muka adalah cara terpenting untuk mencegah
penyebaran Covid-19.

2. Limbah dari masyarakat selama wabah Covid-19


Bagaimana seharusnya masker dan sarung tangan bekas dari masyarakat dibuang?
Pemakaian masker yang dapat digunakan kembali (reuse) dianjurkan untuk mengurangi timbulan limbah dan mencegah kekurangan persediaan
masker yang dibutuhkan petugas kesehatan. Masker yang dapat digunakan kembali ini harus dicuci pada suhu minimal 60°C setiap selesai
digunakan. Masker dan sarung tangan sekali pakai harus dibuang sebagai limbah domestik dalam wadah tertutup dengan kemasan tertutup
dan dibuang di TPA (tempat pemrosesan akhir) sampah. Masker dan sarung tangan sekali pakai harus dirusak (misalnya dipotong) sebelum
pembuangan untuk mencegah penyalahgunaan. Lepas masker dengan cara hanya menyentuh ikatan masker dan cuci tangan pakai sabun
setelahnya.

Apa yang perlu saya lakukan dengan limbah yang dihasilkan di rumah tempa tinggal ODP atau PDP?
Limbah yang dihasilkan di rumah diklasifikasikan sebagai limbah non-B3 (limbah domestik) dan dapat dibuang bersama dengan limbah
domestik lainnya. Desinfeksi atau pencegahan lainnya tidak diperlukan. Akan tetapi, apabila masker atau sarung tangan ada kemungkinan
disalahgunakan, masker dan sarung tangan dapat dirusak. Limbah harus dikemas dalam kantong yang tertutup rapat. Cuci tangan pakai sabun
setelah melepaskan sarung tangan dan masker dan setelah menangani limbah atau kemasan limbah. Sebagai standar minimal, petugas kesehatan
lingkungan harus memastikan bahwa limbah tersebut dibuang di TPA dengan metode sanitary landfill dan bukan pembuangan terbuka.
Definisi Operasional Limbah B3 Fasyankes
• Limbah bahan berbahaya dan beracun fasilitas pelayanan kesehatan (limbah B3
Fasyankes) disebut juga limbah medis dapat berbentuk padat, cair, atau gas.
• Limbah medis padat adalah barang atau bahan sisa hasil kegiatan yang tidak
digunakan kembali yang berpotensi terkontaminasi oleh zat yang bersifat
infeksius atau kontak dengan pasien dan/atau petugas di Fasyankes yang
menangani pasien Covid-19.
• Meliputi masker bekas, sarung tangan bekas, perban bekas, tisu bekas, plastik
bekas minuman dan makanan, kertas bekas makanan dan minuman, alat suntik
bekas, set infus bekas, Alat Pelindung Diri bekas, sisa makanan pasien dan lain-
lain.
• Berasal dari kegiatan pelayanan di UGD, ruang isolasi, ruang ICU, ruang
perawatan, dan ruang pelayanan lainnya.
Coronavirus Waste FAQ (WHO/UNDP)
Last updated: 26 May 2020

3. Limbah dari fasilitas kesehatan selama wabah COVID-19


Bagaimana cara menangani limbah infeksius dari pasien COVID-19?
Limbah dari pasien COVID-19 ditangani dengan cara yang sama seperti limbah infeksius lainnya. Petugas kesehatan harus
memakai alat pelingung diri (APD) yang sesuai. Limbah infeksius dibuang ke tempat sampah terpilah, tempat sampah ini diberi
kode warna dan berlabel sesuai dengan standar nasional atau WHO. Mengumpulkan limbah dilakukan minimal sekali sehari. Pada
saat pengangkutan dan penyimpanan limbah harus tetap terpilah. Kantong ganda tidak diperlukan tetapi limbah harus diangkut
dalam wadah tahan bocor, berlabel dengan simbol Biohazard. Penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan harus dilakukan
dengan standar pengelolaan limbah infeksius lainnya di rumah sakit atau di perusahaan pengolah sesuai dengan standar nasional
dan internasional.

Apakah saya perlu memperlakukan semua limbah dari pasien COVID-19 sebagai limbah infeksius?
Perlakukan limbah dari pasien COVID-19 sebagai limbah infeksius biasa, sesuai standar yang selama ini dilakukan
untuk limbah infeksius. Fasyankes harus mempertahankan dan memperkuat prosedur pemilahan limbah. Catatan:
limbah dari pasien COVID-19 tidak diklasifikasikan sebagai limbah yang sangat menular!

Apa yang harus dilakukan bila limbah infeksius dan domestik dari pasien COVID-19 tercampur?
Setiap limbah yang telah tercampur dengan limbah yang berpotensi infeksius harus diklasifikasikan sebagai
limbah infeksius dan harus ditangani, diperlakukan dan dibuang seperti seperti limbah infeksius.
Pengelolaan Limbah B3 Fasyankes

Pemilahan/pewadahan

Penyimpanan

Pengangkutan

Pengolahan
Pemilahan dan Pewadahan
• Limbah B3 medis dimasukkan ke dalam wadah/bin yang dilapisi kantong plastik
warna kuning yang bersimbol “biohazard”.
• Hanya limbah B3 medis berbentuk padat yang dapat dimasukkan ke dalam
kantong plastik limbah B3 medis.
• Bila di dalamnya terdapat cairan, maka cairan harus dibuang ke tempat
penampungan air limbah yang disediakan atau lubang di wastafel atau WC yang
mengalirkan ke dalam IPAL (instalasi pengolahan Air Limbah).
• Setelah ¾ penuh atau paling lama 12 jam, sampah/limbah B3 dikemas dan diikat
rapat kemudian setiap 24 jam harus diangkut, dicatat dan disimpan pada TPS
Limbah B3 atau tempat yang khusus.
• Petugas wajib menggunakan APD lengkap.
Pemilahan dan Pewadahan

Pemilahan dilakukan mulai dari


sumber oleh penghasil limbah (misal: Wadah diberi label/lambang sesuai
dokter, perawat), di setiap kategori/kelompok limbah dan
sumber/ruangan ditempatkan wadah diberikan kantong plastik sesuai
yang sesuai dengan limbah yang warna.
dihasilkan.

Wadah jarum suntik bekas dapat


Needle cutter atau needle destroyer
berupa safety box di tempat dilakukan
dapat digunakan untuk memisahkan
tindakan, setelah menyuntik, alat
jarum suntik, memisahkan jarum dari
suntik langsung dimasukkan ke dalam
syringe.
safety box tanpa menutup kembali.
Pemilahan dan Pewadahan

Kategori Warna Lambang Keterangan

Limbah radioaktif Merah Kotak/kantong bertimbal

Limbah sangat Kotak/kantong kuat, anti


infeksius Kuning bocor, dan dapat disterilisasi
dengan autoklaf

Limbah infeksius, Kuning Kotak/kantong kuat dan anti


patologis, anatomi bocor

Kotak/kantong kuat dan anti


Limbah sitotoksis Ungu bocor

Limbah kimia dan Cokelat Kotak/kantong kuat dan anti


farmasi bocor
Pemilahan dan Pewadahan
Pengangkutan ke TPS
• Pengumpulan limbah B3 medis padat ke TPS Limbah B3 dilakukan dengan
menggunakan alat transportasi khusus limbah infeksius dan petugas
menggunakan APD.
• Berikan simbol Infeksius dan label, serta keterangan “Limbah Sangat Infeksius”
atau “Infeksius Khusus”.
• Limbah B3 Medis yang telah diikat setiap 12 jam di dalam wadah/bin harus
diangkut dan disimpan pada TPS Limbah B3 atau tempat yang khusus 9
• Pada TPS Limbah B3 kemasan sampah/limbah B3 Covid-19 dilakukan disinfeksi
dengan menyemprotkan disinfektan (sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan)
pada plastik sampah yang telah terikat.
• Setelah selesai digunakan, wadah/bin didesinfeksi dengan disinfektan seperti
klorin 0,5%, lisol, karbol, dan lain-lain.
Penyimpanan
• Limbah B3 Medis padat yang telah diikat, dilakukan disinfeksi menggunakan
disinfektan berbasis klorin konsentrasi 0,5% bila akan diangkut ke pengolah.
• Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan alat transportasi khusus limbah
dan petugas menggunakan APD.
• Petugas pengangkut yang telah selesai bekerja melepas APD dan segera mandi
dengan menggunakan sabun antiseptik dan air mengalir
• Dalam hal tidak dapat langsung dilakukan pengolahan, maka Limbah dapat
disimpan dengan menggunakan freezer/cold storage yang dapat diatur suhunya
di bawah 0℃ di dalam TPS.
• Melakukan disinfeksi dengan disinfektan klorin 0,5% pada TPS Limbah B3 secara
menyeluruh, sekurang-kurangnya sekali dalam sehari.
Penyimpanan (Persyaratan TPS)

Terlindung dari Permukaan


Saluran air
Lantai kedap air air hujan dan mudah
yang baik
cuaca ekstrim dibersihkan

Mudah diakses Pencahayaan


Persediaan air Aman dan
petugas dan dan ventilasi
cukup dapat dikunci
kendaraan yang baik

Anti hewan Dilengkapi Dilengkapi


Tidak mudah
pengganggu dengan simbol dengan
terbakar
dan serangga dan keterangan koordinat lokasi
Lama Penyimpanan

Kimia, farmasi, sitotoksik, tabung


Patologis, infeksius, dan tajam:
bertekanan, dan logam berat:

Paling lama 2 hari pada suhu


90 hari bila yang dihasilkan >
>0C atau 90 hari pada suhu
50 kg per hari atau lebih
<0C

Sampai 7 hari di suhu 3-8C 180 hari bila yang dihasilkan


atau 90 hari di suhu <0C < 50 kg per hari
Lemari Pendingin untuk Penyimpanan
Pengolahan
• Pengolahan limbah B3 medis dapat menggunakan
insinerator/autoklaf/gelombang mikro. Dalam kondisi darurat, penggunaan
peralatan tersebut dikecualikan untuk memiliki izin.
• Untuk Fasyankes yang menggunakan insinerator, abu/residu insinerator agar
dikemas dalam wadah yang kuat untuk dikirim ke penimbun berizin. Bila tidak
memungkinkan untuk dikirim ke penimbun berizin, abu/residu insinerator dapat
dikubur sesuai konstruksi yang ditetapkan pada Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan nomor P.56 tahun 2015.
• Untuk Fasyankes yang menggunakan autoklaf/gelombang mikro, residu agar
dikemas dalam wadah yang kuat. Residu dapat dikubur dengan konstruksi yang
ditetapkan pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor P.56
tahun 2015.
Pengolahan dengan Insinerator (1)

Suhu insinerasi:
• Temperatur pada ruang bakar utama (primary chamber) minimal 800 ˚C
• Temperatur pada ruang bakar kedua (secondary chamber) minimal 1050 ˚C dengan
waktu tinggal minimal 2 (dua) detik
Ketinggian cerobong:
• 20 m atau 1,5 kali bangunan tertinggi apabila terdapat bangunan dengan ketinggian
lebih dari 20 m dalam radius 50 m untuk insinerator yang mengolah limbah B3 dari
kegiatan sendiri.
• 30 m atau 1,5 kali bangunan tertinggi apabila terdapat bangunan yang memiliki
ketinggian lebih dari 30 m dalam radius 50 m untuk insinerator yang mengolah limbah
B3 dari kegiatan lain.
Pengolahan Limbah dengan Insinerator (2)

Memiliki alat pengendalian pencemaran udara:


• wet scrubber
• filter
• sprayer

Menyediakan fasilitas pengambilan sampel emisi udara:


• tangga
• pijakan/platform
• lubang pengambilan sampel

Memenuhi baku mutu emisi udara dari sumber tidak bergerak.

Memenuhi sayarat pembuangan abu hasil insinerasi.


Teknologi Pengolahan

Termal Non Termal

Insineras Disinfeksi
Non Insinerasi Solidifikasi/ Stabilisasi
i Kimia

Insinerator Autoklaf Microwave Klorin Enkapsulasi Inertisasi


Uji Kinerja Teknologi Pengolahan
Teknologi Uji Kinerja Pemberi Izin Residu

Insinerator Uji emisi KLHK Landfill Kelas 1


Spora Bacillus stearothermophilus
Autoklaf konsentrasi 1 x 104 spora/ml KLHK Non B3

Gelombang mikro Spora Bacillus stearothermophilus


(Microwave) konsentrasi 1 x 101 spora/ml KLHK Non B3

Spora Bacillus stearothermophilus


Iradiasi frekuensi konsentrasi 1 x 104 spora/ml KLHK Non B3

Spora Bacillus Subtillis konsentrasi 1


Disinfeksi Kimia x 101 spora/ml Kabupaten/ Kota Non B3

Uji kuat tekan


Uji TCLP (Toxicity Characteristic
Solidifikasi Leaching Procedure) Kabupaten/ Kota Non B3
Coronavirus Waste FAQ (WHO/UNDP)
Last updated: 26 May 2020

6. Pilihan teknologi pengolah, termasuk opsi ramah lingkungan


Panduan yang tersedia untuk informasi lebih lanjut:
Dalam dokumen teknologi limbah perawatan kesehatan 2019 WHO dengan informasi lebih lanjut:
https://www.who.int/water_sanitation_health/publications/technologies-for-the-treatment-of-infectious-and-
sharp-waste/en/
UNEP di 2012 menghasilkan ringkasan teknologi pengolahan limbah termasuk pembahasan aspek lingkungan.
http://wedocs.unep.org/handle/20.500.11822/8628?show=full
Organisasi Healthcare Without Harm memiliki pangkalan data pemasok teknologi pengolahan limbah:
http://hmedwastetech.info

Apa yang dapat dilakukan untuk menghindari pembakaran limbah melalui insinerasi yang
menimbulkan risiko besar polusi terhadap lingkungan, yaitu teknologi ramah lingkungan?
Teknologi pengolahan limbah non-insinerasi seperti autoclave atau microwave harus selalu diimplementasikan
sebisa mungkin. WHO mengajak semua pemangku kepentingan untuk menegakkan Konvensi Stockholm tentang
polutan organik persisten, dan bekerja sama untuk meningkatkan perawatan kesehatan yang aman, serta praktik
pengelolaan limbah untuk melindungi kesehatan dan mengurangi kerugian bagi lingkungan.
Pengolahan
• Untuk Fasyankes yang tidak memiliki peralatan tersebut dapat langsung
melakukan penguburan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
• Limbah didesinfeksi terlebih dahulu dengan disinfektan berbasis klor 0,5%,
• Limbah dirusak supaya tidak berbentuk asli agar tidak dapat digunakan kembali,
• Limbah dikubur dengan konstruksi yang ditetapkan pada Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan nomor P.56 tahun 2015.
• Konstruksi penguburan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan nomor P.56 tahun 2015 adalah sebagaimana gambar berikut ini:
Pencatatan dan Pelaporan
• Pengolahan juga dapat menggunakan jasa perusahaan pengolahan yang berizin,
dengan melakukan perjanjian kerja sama pengolahan.
• Pengolahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 2 x 24 jam.
• Timbulan/volume limbah B3 harus tercatat dalam log book setiap hari.
• Memiliki manifes limbah B3 yang telah diolah.
• Melaporkan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait jumlah
limbah B3 medis yang dikelola melalui Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi/Kabupaten/Kota.
Pengangkutan ke Pengolah (1)
PT PENGANGKUT LIMBAH B3

Kantong diganti Limbah diangkut Dilarang


Pengumpulan
setelah limbah sebelum penuh memadatkan/me-
limbah dilakukan
diambil dari (3/4 dari volume nekan limbah saat
setiap hari.
sumbernya. wadah). pengumpulan.

Kantong limbah tidak


Pengangkutan oleh
boleh diikat model Pengangkutan dilakukan
penghasil menggunakan
‘telinga oleh jasa pengangkut
kendaraan sesuai
kelinci’/menggunakan yang berizin.
peraturan.
selotip/sejenisnya.
Pengangkutan ke Pengolah (2)
• Alat angkut ini dikhususkan hanya bagi penghasil limbah B3 (bukan jasa) untuk
mengangkut dari lokasi penghasil ke:
• Transfer depo
• Fasyankes yang dapat mengolah limbah B3 dalam satu provinsi
• Persyaratan teknis:
• Boks bersifat permanen
• Tinggi boks maksimum 900 mm (dari sadel pengemudi)
• Lebar boks maksimum 1000 mm
• Persyaratan administrasi:
• Memiliki sertifikat uji berkala
Log Book
MASUKNYA LIMBAH B3 KE TPS KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS SISA

Jumlah
Jenis Tanggal Sumber Tanggal Jumlah Bukti Sisa LB3
Limbah Maksimal Tujuan
No Limbah B3 Masuk Limbah B3 penyimpanan Keluar Limbah Penyerahan Nomor yang ada di
Masuk Limbah B3 B3 Limbah B3 Dokumen TPS
Masuk

(A) (B) (C) (D) (E) (F) (G) (H) (I) (J) (K)

7
Format Manifes
bit.ly/formulirlimbahcovid
Prosedur Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet

Prosedur
Prosedur Pengelolaan Prosedur Pengelolaan Prosedur Desinfeksi
Dekontaminasi
Sampah Domestik Limbah B3 Medis Ruangan
Ruangan
Label Pemilahan Sampah di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet
PENGOLAHAN
PENGOLAHANLIMBAH
LIMBAHMEDIS
MEDISBEKERJA
BEKERJASAMA
SAMADENGAN
DENGANPERUSAHAAN
PERUSAHAANBERIZIN
BERIZIN

Izin pengolahan dari


Izin TPS dari Dinas Izin TPS depo dari Dinas Izin pengangkutan dari Dinas/
Kementerian Lingkungan
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Kementerian Perhubungan
Hidup dan Kehutanan

Tempat
Tempat Perusahaan
Perusahaan Perusahaan
Perusahaan
penyimpanan
penyimpanan Depo
DepoKecamatan/
Kecamatan/ pengangkut
pengangkut pengolah
pengolahlimbah
limbah
sementara
sementara(TPS)
(TPS) Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota limbah
limbahB3
B3 B3
B3
Fasyankes
Fasyankes

Fasyankes
Fasyankesharus
harusmemiliki
memilikiperjanjian
perjanjiankerja
kerjasama
samadengan
denganperusahaan
perusahaanpengolah
pengolahdan
danpengangkut
pengangkutlimbah
limbah
PENGOLAHAN
PENGOLAHANLIMBAH
LIMBAHMEDIS
MEDISNON
NONINSINERASI
INSINERASI

Izin
Izininsinerasi
insinerasidari
dari Izin desinfeksi dari Dinas Izin enkapsulasi dari Izin solidifikasi dari Dinas
Izin sterilisasi dari Dinas
Kementerian Lingkungan
Kementerian Lingkungan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup
HidupdandanKehutanan
Kehutanan

Insinerasi
Insinerasi Sterilisasi
Sterilisasi Desinfeksi
Desinfeksi Enkapsulasi
Enkapsulasi Solidifikasi
Solidifikasi
bit.ly/HCWMCOVID-19

Terima Kasih
Kementerian Kesehatan
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Direktorat Kesehatan Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai