Anda di halaman 1dari 20

POLUSI UDARA

Dosen Pembimbing: Nesya Ayu Putri S.Hut, M.Si

Kelompok I, Ilmu Dasar Lingkungan


Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan
POLUSI UDARA
Polusi atau pencemaran udara adalah kontaminasi lingkungan dalam atau luar ruangan oleh zat kimia, fisik, atau
biologis apa pun yang mengubah karakteristik alami atmosfer yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi
gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami
udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

Penyebab dan dampak polusi udara yang paling utama selalu terkait dengan manusia. Manusia menjadi penyebab
utama dan terbesar terjadinya pencemaran udara dan manusia pula yang paling merasakan dampak terburuk dari
terjadinya pencemaran udara.

Polusi udara merupakan salah satu kerusakan lingkungan, berupa penurunan kualitas udara karena masuknya
unsur-unsur berbahaya ke dalam udara atau atmosfer bumi. Polusi udara melibatkan pelepasan berbagai zat-zat
dan partikel ke atmosfer yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, tanaman, dan lingkungan secara
umum. Berikut adalah beberapa jenis polutan udara yang umum diidentifikasi:

 Partikulat Matter (PM): Partikulat matter adalah butiran kecil yang terdiri dari padatan atau cairan dalam
bentuk debu, asap, dan tetesan minyak. Partikel-partikel ini dapat bersifat kasar atau halus, tergantung pada
sumbernya. Partikulat matter dapat mencakup PM10 (partikel dengan diameter kurang dari 10 mikrometer)
dan PM2.5 (partikel dengan diameter kurang dari 2.5 mikrometer), yang dapat mencapai saluran pernapasan
manusia dan menyebabkan masalah

 Hidrogen Fluorida (HF) dan Hidrogen Klorida (HCl): Gas-gas ini dapat dilepaskan selama proses industri, seperti
produksi pupuk dan pembuatan logam. Pajanan terhadap HF dan HCl dapat menyebabkan iritasi pada mata,
hidung, dan tenggorokan.
Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan
 Ozon (O3): Ozon di atmosfer bumi dapat terbentuk melalui reaksi kimia antara oksigen dan polutan-polutan
lainnya, terutama di daerah perkotaan dengan lalu lintas kendaraan. Meskipun ozon di stratosfera melindungi
kita dari radiasi ultraviolet berbahaya, ozon di troposfera (lapisan udara yang lebih rendah) dapat menjadi
polutan udara yang merugikan, menyebabkan iritasi pernapasan dan masalah kesehatan lainnya.

 Nitrogen Dioksida (NO2): Gas ini umumnya berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh kendaraan
bermotor dan industri. Pajanan jangka panjang terhadap nitrogen dioksida dapat menyebabkan masalah
pernapasan dan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

 Sulfur Dioksida (SO2): Gas ini terutama berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung belerang,
seperti batu bara dan minyak bumi. Pajanan terhadap sulfur dioksida dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan dan dapat berkontribusi pada pembentukan hujan asam.

 Karbon Monoksida (CO): Gas tak berwarna dan tidak berbau ini dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil,
seperti gas mobil dan industri. Karbon monoksida dapat menggantikan oksigen dalam darah, menyebabkan
hipoksia dan bahkan kematian dalam kasus-kasus yang parah.

 Volatile Organic Compounds (VOCs): Senyawa organik volatil mencakup berbagai zat kimia yang mudah
menguap ke udara. VOCs dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk cat, pelarut, bahan bakar, dan produk
konsumen lainnya. Pajanan terhadap VOCs dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, serta
dapat berkontribusi pada pembentukan ozon dan polusi udara dalam ruangan.

 Hidrokarbon Polisiklik Aromatik (PAHs): Senyawa ini terbentuk selama pembakaran bahan organik seperti
batu bara dan minyak bumi. PAHs dapat bersifat karsinogenik dan terlibat dalam pembentukan kabut asap.

Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan


Sumber dan Penyebab Polusi Udara
Masuknya polutan ke dalam atmosfer yang menjadikan terjadinya polusi udara bisa disebabkan dua faktor,
yaitu faktor manusia dan faktor alam. Penyebab polusi udara dari faktor alam contohnya adalah aktifitas
gunung berapi yang mengeluarkan abu dan gas vulkanik, kebakaran hutan, dan kegiatan mikroorganisme.
Polutan yang dihasilkan biasanya berupa asap, debu, dan gas.

Faktor manusia dengan segala aktifitas dan kegiatannya yang dapat menghasilkan polusi udara antara lain :

 Pembakaran bahan bakar fosil, salah satu penyebab polusi udara adalah pembakaran batu bara, minyak,
bensin yang menghasilkan listrik dan energi. Fosil yang dibakar melepaskan karbon monoksida dalam
kadar tinggi. Karbon monoksida merupakan polutan beracun di udara. Jika terhirup, polutan ini dapat
memompa oksigen hingga menyebabkan seseorang menderita sakit pernapasan.

 Emisi industri, kegiatan industri menyebabkan polutan di udara meningkat. Partikel PM 2.5 dan 10,
Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, dan karbon monoksida menjadi penyebab utama yang dikeluarkan
dari industri. Industri memakai pembakaran batu bara dan kayu sebagai sumber energi untuk
memproduksi barang-barang. Dampaknya, polutan bisa membuat iritasi mata, radang tenggorokan,
sampai masalah pernapasan.

 Polusi udara dalam ruangan, ternyata di dalam ruangan udara juga dapat menghasilkan polusi. Polusi
udara terjadi ketika ventilasi udara tidak memadai, beberapa produk tercemar, suhu tidak merata, dan
tingkat kelembaban kurang baik. Pencemaran udara bisa terjadi karena membiarkan dinding sampai
berjamur, merokok, dan memakai kayu bakar untuk pemanas ruangan tertutup. Udara tercemar juga
bisa memengaruhi kesehatan seseorang.

Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan


Sumber dan Penyebab Polusi Udara

 Kebakaran hutan sering terjadi ketika musim kemarau di beberapa wilayah


Indonesia. Kebakaran hutan terjadi karena seseorang membakar sisa jerami dan
pertanian, namun angin membuat api menjalar ke hutan sehingga menyebabkan
kebakaran hutan. Kebakaran hutan juga sering terjadi karena ulah tangan orang-
orang yang tidak bertanggung jawab, mereka membakar hutan untuk keperluan
pembukaan lahan pertanian dan lahan industri.

 Kegiatan Pertanian, pemakaian pestisida untuk pertumbuhan tanaman dapat


meningkatkan polusi. Pestisida merupakan pupuk yang bisa mencemari udara. Jika
pestisida disemprotkan pada tanaman, ada bau dan partikel yang tertinggal di
udara. Partikel tersebut bisa bercampur dan masuk dalam tanah. Polusi pertanian
ini menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak sehat, hingga masalah kesehatan.

 Produk kimia dan sintetis, beberapa produk rumah mengandung Volatile Organic
Compounds (VOCs) bisa berbahaya bagi tubuh. VOCS merupakan senyawa
organik yang mudah menguap. Hal ini terjadi karena tekanan uap tinggi pada suhu
ruangan. Kandungan tersebut bisa ditemukan pada cat, pembersih, dan produk
perawatan pribadi seperti parfum dan deodoran. Barang-barang tersebut
mengandung partikel yang bisa terhirup. Dampaknya, kualitas udara di dalam
rumah buruk, risiko asma meningkat, dan penyakit paru-paru.

Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan


Sumber dan Penyebab Polusi Udara

 Proses pembusukan mikroba, beberapa industri menggunakan bahan kimia,


tekstil, dan senyawa organik yang bisa mencemari lingkungan. Contohnya,
bakteri dan jamur bisa menyebabkan polusi udara. Ketika terjadi proses
pembusukan mikro organisme untuk industri, itu akan menghasilkan gas metana
beracun. Jika gas ini mengendap dan banyak dihirup, maka bisa menyebabkan
kematian.

 Transportasi, kendaraan bermotor dan mobil menjadi penyumbang utama polusi


udara. Di daerah perkotaan sering terjadi macet dan menimbulkan pencemaran
lingkungan. Kendaraan menghasilkan karbon monoksida, hidrokarbon, nitrogen
oksida, dan partikel. Polusi udara ini bisa menciptakan lubang di lapisan ozon.
Dampaknya, bisa menyebabkan masalah kesehatan dan pemanasan global.

 Pembakaran sampah secara terbuka, membakar sampah di tempat terbuka bisa


memicu pencemaran udara. Pembakaran sampah berisiko pada kesehatan seperti
kanker, masalah hati, gangguan sistem kekebalan tubuh, fungsi reproduksi, juga
memengaruhi sistem saraf.

 Pertambangan, penambangan merupakan proses di mana mineral di bawah bumi


diekstraksi dengan memakai peralatan besar. Proses ini menyebabkan debu dan
bahan kimia dilepaskan di udara. Udara tercemar ini berisiko menyebabkan
turunnya fungsi pernapasan para pekerja dan penduduk sekitar.

Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan


Sumber dan Penyebab Polusi Udara

Selain akibat perbuatan manusia, polusi udara juga disebabkan oleh faktor alami.
Pencemaran udara yang alami dipicu oleh fenomena alam dan faktor geografis.
Berikut contoh polusi udara yang berasal dari sumber alami.

 Letusan Gunung Berapi, letusan gunung berapi yang mengeluarkan berbagai


material dapat mengotori lapisan dalam atmosfer. Asap pekat yang terjadi saat
gunung meletus juga mengandung polutan yang dapat mencemari udara.

 Kebakaran Hutan, kebakaran hutan jugs sering kali terjadi dengan alami, yang
disebabkan oleh panas terik matahari ataupun suhu bumi yang memanas. Asap
yang berasal dari kebakaran hutan mengandung berbagai jenis zat yang
mengandung polutan, seperti karbondioksida, karbonmonoksida, juga sulfur
dioksida.

 Zat Sisa Pencernaan Hewan, faktor alami penyebab udara tercemar selanjutnya
yaitu sisa dari proses pencernaan hewan. Hal ini karena adanya pelepasan metana
ke atmosfer yang akhirnya bisa menjadi gas rumah kaca.

Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan


Dampak Polusi Udara Terhadap Manusia, Lingkungan dan Alam

Dampak Polusi Udara terhadap Manusia:

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi sejumlah dampak


pencemaran udara terhadap kesehatan manusia. Berikut adalah beberapa dampak
utama menurut WHO:

1. Masalah Pernapasan:
 Pneumonia: Paparan partikulat matter (PM) dan polutan udara lainnya dapat
meningkatkan risiko terjadinya pneumonia, terutama pada anak-anak.
 Asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK): Pencemaran udara dapat
memicu atau memperburuk asma pada individu yang rentan, serta dapat
menyebabkan PPOK pada orang dewasa.

2. Penyakit Kardiovaskular:
 Penyakit Jantung dan Stroke: Partikulat matter dan gas polutan, seperti nitrogen
dioksida, dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular dan meningkatkan risiko
penyakit jantung dan stroke.

3. Kanker:
 Kanker Paru-paru dan Kanker Saluran Pernapasan Lainnya: Pajanan jangka panjang
terhadap pencemaran udara dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker paru-
paru dan jenis kanker saluran pernapasan lainnya.

Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan


Dampak Polusi Udara Terhadap Manusia, Lingkungan dan Alam

4. Gangguan Kesehatan Anak-anak:


 Kelahiran Prematur dan Berat Badan Lahir Rendah: Ibu hamil yang terpapar
polutan udara dapat mengalami risiko kelahiran prematur dan melahirkan bayi
dengan berat badan rendah.
 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak: Pajanan pada anak-anak dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan normal mereka, termasuk
perkembangan sistem saraf.

5. Gangguan Sistem Saraf:


 Dampak pada Kesehatan Otak: Pajanan terhadap polutan udara tertentu dapat
berkontribusi pada gangguan kesehatan otak, termasuk gangguan kognitif dan
neurodevelopmental.

6. Penyakit Kesehatan Reproduksi:


 Gangguan pada Kesehatan Reproduksi: Pencemaran udara dapat memengaruhi
kesehatan reproduksi, termasuk peningkatan risiko kelahiran prematur, gangguan
reproduksi, dan masalah kehamilan.

7. Efek pada Kesehatan Mental:


 Gangguan Kesehatan Mental: Pajanan terhadap polusi udara juga telah dikaitkan
dengan dampak pada kesehatan mental, seperti peningkatan risiko depresi dan
kecemasan.

Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan


Dampak Polusi Udara Terhadap Manusia, Lingkungan dan Alam

WHO menekankan bahwa banyak dampak kesehatan ini dapat dihindari atau
dikurangi dengan mengurangi emisi polutan udara dan meningkatkan kualitas udara.
Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran udara menjadi
kunci untuk melindungi kesehatan manusia.

Dampak Polusi Udara terhadap Lingkungan:

1. Degradasi Kualitas Udara: Polusi udara mengakibatkan penurunan kualitas udara,


menciptakan kondisi yang tidak sehat bagi manusia, hewan, dan tumbuhan.

2. Pencemaran Tanah dan Air: Polutan udara dapat turun ke tanah dan air melalui
deposisi kering atau hujan asam, menyebabkan pencemaran tanah dan air yang
berdampak pada ekosistem akuatik dan tanah.

3. Kerusakan Ekosistem: Pencemaran udara dapat merusak ekosistem alam,


mengganggu rantai makanan dan menyebabkan kerugian keanekaragaman
hayati. Tumbuhan dan hewan yang rentan dapat mengalami penurunan populasi
atau bahkan kepunahan.

4. Efek Terhadap Iklim: Emisi gas rumah kaca dari polusi udara berkontribusi pada
pemanasan global dan perubahan iklim. Ini dapat menyebabkan cuaca ekstrem,
naiknya permukaan laut, dan perubahan pola curah hujan.

Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan


Dampak Polusi Udara Terhadap Manusia, Lingkungan dan Alam

Dampak Polusi Udara terhadap Alam:

1. Perubahan Iklim: Pencemaran udara, khususnya emisi gas rumah kaca,


berkontribusi pada perubahan iklim global. Gas-gas ini menyebabkan peningkatan
suhu bumi dan perubahan pola cuaca, berdampak pada seluruh ekosistem di alam
semesta.

2. Kerusakan Lapisan Ozon: Beberapa polutan udara dapat merusak lapisan ozon di
atmosfer. Lapisan ozon yang rusak memungkinkan sinar ultraviolet (UV) matahari
masuk lebih banyak ke permukaan bumi, meningkatkan risiko kerusakan kulit dan
kesehatan manusia.

3. Pengaruh Terhadap Fauna dan Flora: Pencemaran udara dapat merusak


kehidupan satwa liar dan tanaman. Polutan udara dapat mencemari air dan tanah,
merusak habitat alami, dan memengaruhi keseimbangan ekosistem.

4. Penurunan Kualitas Udara: Pencemaran udara dapat merusak kualitas udara,


mempengaruhi pengamatan astronomi dan penelitian di luar angkasa. Partikulat
matter dapat menyebabkan kabut dan menurunkan visibilitas astronomis.

5. Ancaman Terhadap Sumber Daya Alam: Pencemaran udara dapat mempengaruhi


kualitas air dan tanah, mengancam keberlanjutan sumber daya alam yang esensial
bagi kehidupan manusia dan ekosistem
Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan
Upaya Pengendalian Pencemaran dan Polusi Udara

Upaya pengendalian polusi udara adalah langkah-langkah yang diambil untuk


mengurangi atau mencegah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer yang dapat
merusak kesehatan manusia, lingkungan, dan alam. Berbagai strategi dan taktik telah
diadopsi untuk mengatasi masalah polusi udara. Berikut adalah beberapa upaya
pengendalian polusi udara:

1. Regulasi dan Kebijakan Lingkungan:

a. Standar Emisi: Menerapkan dan menegakkan batasan emisi bagi industri dan
kendaraan bermotor untuk memastikan bahwa pelepasan polutan tetap dalam
tingkat yang dapat diterima.
b. Zonasi dan Pembatasan Pemakaian Kendaraan: Menerapkan zonasi untuk
kendaraan bermotor dengan standar emisi yang lebih ketat di pusat perkotaan,
dan menerapkan pembatasan pemakaian kendaraan tertentu.

2. Teknologi Pengendalian Pencemaran:

c. Penggunaan Filter dan Perangkat Penangkap Polusi: Menerapkan teknologi


pemurnian udara, seperti filter dan perangkat penangkap polusi, pada sumber-
sumber emisi, seperti pabrik dan pembangkit listrik.
d. Teknologi Pembersihan Kendaraan: Meningkatkan teknologi emisi pada
kendaraan bermotor, termasuk kendaraan listrik dan kendaraan bertenaga
hidrogen.
Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan
Upaya Pengendalian Pencemaran dan Polusi Udara

3. Edukasi, Kesadaran dan Peran Masyarakat:

a. Pendidikan Formal dan Non-Formal: Pendidikan lingkungan yang diselenggarakan


di sekolah dan melalui program-program komunitas dapat meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang dampak pencemaran udara dan tindakan-
tindakan yang dapat diambil.
b. Kampanye Kesadaran Masyarakat: Mengedukasi masyarakat tentang dampak
buruk pencemaran udara dan cara-cara untuk menguranginya, serta mendorong
praktik hidup sehat dan berkelanjutan. Kampanye pendidikan yang melibatkan
media massa, seminar, dan workshop dapat memberikan informasi lebih lanjut
kepada masyarakat tentang penyebab dan dampak pencemaran udara.
c. Promosi Transportasi Ramah Lingkungan: Mendorong penggunaan transportasi
umum, sepeda, dan mobil listrik untuk mengurangi emisi dari kendaraan
bermotor.

4. Transisi ke Energi Bersih:

d. Penggunaan Energi Terbarukan: Menggantikan sumber energi fosil dengan energi


terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan hidro, untuk mengurangi emisi gas
rumah kaca.
e. Efisiensi Energi: Meningkatkan efisiensi energi dalam industri dan rumah tangga
untuk mengurangi kebutuhan bahan bakar fosil.

Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan


Upaya Pengendalian Pencemaran dan Polusi Udara

5. Pengelolaan Sampah yang Bertanggung Jawab:

a. Daur Ulang dan Pengurangan Sampah: Mendorong praktik daur ulang dan
pengurangan sampah untuk mengurangi pembakaran sampah terbuka yang
dapat menyebabkan polusi udara.
b. Pengolahan Limbah Industri: Menggunakan teknologi pengolahan limbah
industri yang ramah lingkungan untuk mencegah pelepasan polutan ke
atmosfer.

6. Monitoring dan Pemantauan Kualitas Udara:

c. Sistem Pemantauan Udara: Membangun dan menjalankan sistem pemantauan


udara yang efektif untuk mengidentifikasi sumber-sumber pencemaran dan
mengukur tingkat kualitas udara.
d. Penelitian dan Inovasi: Melakukan penelitian terus-menerus untuk
mengembangkan teknologi baru dan metode pengendalian yang lebih efektif.

7. Penghijauan : Penghijauan atau penanaman lebih banyak tanaman dan


pepohonan, merupakan salah satu strategi efektif dalam upaya pengendalian
pencemaran udara. Tanaman memiliki kemampuan untuk menyerap polutan udara
dan menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Berikut adalah beberapa
upaya pengendalian pencemaran dan polusi udara dengan penghijauan:

Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan


Upaya Pengendalian Pencemaran dan Polusi Udara

a. Penanaman Pepohonan di Kawasan Urban: Meningkatkan jumlah taman kota dan


ruang hijau di area perkotaan untuk meningkatkan penyerapan polutan dan
memberikan sumber oksigen. Pohon Pelindung di Pinggir Jalan: Penanaman
pohon di sepanjang jalan-jalan perkotaan dapat membantu mengurangi polusi
udara yang berasal dari kendaraan bermotor.

b. Pohon Pelindung di Pinggir Jalan: Penanaman pohon di sepanjang jalan-jalan


perkotaan dapat membantu mengurangi polusi udara yang berasal dari kendaraan
bermotor.

c. Program Reforestasi: Melaksanakan program reforestasi untuk menanam lebih


banyak pohon di area yang mengalami deforestasi atau kerusakan hutan.

d. Perlindungan Kawasan Hutan: Meningkatkan perlindungan terhadap kawasan


hutan yang ada untuk mempertahankan ekosistem dan kualitas udara.

Upaya pengendalian pencemaran udara memerlukan kolaborasi antara pemerintah,


industri, dan masyarakat untuk mencapai hasil yang signifikan dalam melindungi
kualitas udara dan lingkungan. Peran masyarakat dalam pengendalian pencemaran
udara sangat penting karena setiap individu memiliki potensi untuk memberikan
kontribusi dalam menjaga lingkungan. Kesadaran, perubahan perilaku sehari-hari, dan
partisipasi aktif dalam inisiatif lingkungan dapat membentuk budaya peduli lingkungan
yang berkelanjutan.
Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan
Kesimpulan
Pencemaran udara bukan hanya ancaman serius terhadap kesehatan manusia, tetapi juga merugikan
lingkungan secara keseluruhan. Berbagai upaya kolektif dari pemerintah, industri, dan masyarakat menjadi
kunci untuk mengatasi permasalahan kompleks ini. Dalam menghadapi tantangan pencemaran udara, beberapa
poin penting dapat diidentifikasi:

 Kesadaran Terhadap Dampak: Pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatif
pencemaran udara terhadap kesehatan dan lingkungan. Edukasi merupakan alat utama untuk mencapai
pemahaman yang lebih baik.

 Regulasi dan Kebijakan Lingkungan: Implementasi dan penegakan kebijakan dan regulasi lingkungan yang
ketat untuk mengontrol emisi dari sumber-sumber utama pencemaran udara, seperti industri dan
transportasi.

 Teknologi Bersih dan Inovasi: Pengembangan dan penerapan teknologi bersih guna mengurangi emisi
polutan, termasuk teknologi pemurnian udara di industri dan pengembangan kendaraan ramah lingkungan.

 Partisipasi Masyarakat: Peran aktif masyarakat dalam menjaga kualitas udara, termasuk pemilihan
transportasi berkelanjutan, praktik daur ulang, dan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

 Kolaborasi Lintas Sektor: Kerjasama yang erat antara pemerintah, industri, dan masyarakat dalam
merancang dan melaksanakan strategi pengendalian polusi udara.

Dengan mengimplementasikan langkah-langkah ini secara bersamaan, kita dapat membentuk lingkungan yang
lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Pencemaran udara bukanlah tantangan yang dapat diatasi secara
terpisah, melainkan melalui kerja sama yang menyeluruh untuk melindungi generasi saat ini dan mendatang.

Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan


Peta Kualitas Udara Jakarta, 12 Oktober 2023

Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan


Peta Kualitas Udara Indonesia, 12 Oktober 2023

Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan


Rangking Kota Paling Berpolusi dan Paling Bersih, 29 November 2023

Kelompok I: Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan


TERIMA KASIH

Dosen Pembimbing: Nesya Ayu Putri S.Hut, M.Si

Kelompok I, Ilmu Dasar Lingkungan


Hendra Gunawan | Diki Afriansyah | Indratmoko | Tutang Hermawan

Anda mungkin juga menyukai