Kelompok 5
Ayin Lailasari Aisyah (238060011)
Cepi
Zulha Azhari Azis (238060017)
SEJARAH
Dalam bukunya yang berjudul “Sun-Tzu Suan-China” Sun Tzu mengajukan pertanyaan sebagai berikut.
“Tentukan sebuah bilangan yang bila dibagi 5 menyisakan 3, bila dibagi 7 menyisakan 5, dan bila dibagi 11
menyisakan 7”.
Di buku tersebut hanya tertulis soal seperti itu, namun, tanpa solusi sehingga menimbulkan ketertarikan untuk
menyelesaikan
Sekita abad ke-6 suatu algoritma untuk menyelesaikan permasalahan Sun Tzu ditemukan. Algoritma tersebut
melibatkan konsep “kongruensi modulo” dan sekarang kina kenal sebagai Teorema Sisa Cina (Chinese Remainder
Theorem).
Yang kemudian pada tahun 1247 di generalisasikan dengan solusi lengkap oleh Qin Jiushao di dalam bukunya yang
berjudul “Mathematical Treatise in Nine Section” mengenai pernyataan tentang kongruensi bersama.Di dalam
penjelasan Qin Jiushao terdapat syarat dan rumus yang dapat digunakan dalam penyelesaian tersebut.
Pada Tahun 1809
Jika m suatu bilangan positif, maka a kongruen dengan b modulo m (ditulis a ≡ 𝑏 ( 𝑚𝑜𝑑 𝑚))bila m
membagi (a-b). Jika m tidak membagi (a-b) maka dikatakan bahwa a tidak kongruen dengan b
modlo m (ditulis a ≢ 𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚).
Contohnya,
25 ≡ (𝑚𝑜𝑑 4) karena (25-1) =24 terbagi oleh 4, sedangkan 31≢ 3 (𝑚𝑜𝑑 6) sebab (31-5) =26 tidak
terbagi oleh 6
Kalimat terbuka yang menggunakan relasi kekongruenan disebut perkongruena. Jika suatu
perkongruenan, variabelnya berpangkat paling tinggi satu disebut perkongruenan linier. Bentuk
umum perkongruenan linier adalah;
Solusi dari perkongruenan 𝑎𝑥 ≡ 𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) merupakan residu terkecil 𝑚𝑜𝑑 𝑚 yang memenuhi
perkongruenan tersebut.
Karakteristik dan sifat sifat perkongruenan linier Teorema Sisa Cina (Chinese Remainder Theorem) atau
TSC dinyatakan dalam teorema berikut:
Alternatif Penyelesaian:
• Informasi pada soal dapat dituliskan secara sistematis seperti berikut.
• Jika dibagi 3 bersisa 1 ditulis : x ≡ 1 (mod 3)
• Jika dibagi 5 bersisa 2 ditulis : x ≡ 2 (mod 5)
• Jika dibagi 7 bersisa 3 ditulis : x ≡ 3 (mod 7)
• Perhatikan bahwa k = 1, 2, 3 dan a1 = 1, a2 = 2, a3 = 3, b1 = 3, b2 = 5, b3 = 7
• Memeriksa apakah sistem mempunyai solusi
• FPB(3, 5) = FPB(3, 7) = FPB(5, 7) = 1 , maka sistem kongruensi ini mempunyai solusi
Jadi, bilangan yang jika dibagi 3 bersisa 1, jika dibagi 5 bersisa 2, dan jika dibagi 7 bersisa 3 adalah
52.
KESIMPULAN
Teorema Sisa Cina (TSC) didasari pada pencarian solusi teka-teki Cina yang ada sejak abad ke-
IV sebelum masehi diperkenalkan oleh Sun Tzu, kemudian lebih diperumum menjadi teorema
yang dikenal hingga saat ini. Penerapan TSC banyak ditemukan pada pengkajian di dalam
matematika sendiri, yaitu pada Teori Bilangan dan Aljabar Abstrak, bahkan ditemukan pada
masalahmasalah diluar matematika yang melibatkan masalah-masalah yang muncul dalam
keseharian. Lebih lanjut, penerapan TSC diperluas juga dalam ilmu teknologi komputer dimana
melibatkan persandian atau kriptografi yang penggunaannya hampir disemua bidang.
REFERENSI
• https://ariaturns.com/2014/01/03/teorema-sisa-cina/.
• Muhsetyo Gatot .2002. Teori Bilangan. Surabaya : Sinar wijaya.
• Sukirman. 2006. Pengantar teori bilangan. Yogyakarta : Hanggar creator