Anda di halaman 1dari 14

TEOREMA SISA CINA

(MATA KULIAH SISTEM BILANGAN)

Kelompok 5
Ayin Lailasari Aisyah (238060011)
Cepi
Zulha Azhari Azis (238060017)
SEJARAH

Sekitar abad 3-5 masehi, seorang matematikawan bernama Sun Tzu


menerbitkan sebuah buku berjudul Sun Zi Suanjing, Aritmatika Klasik Sun
Zi. Sun Zi dikenal juga dengan Sun Tzu, tapi ini bukan nama asli, melainkan
nama yang diberikan oleh orang. Sebab, kata Zi pada nama Sun Zi mengacu
pada seorang filsuf sehingga Sun Zi diartikan sebagai “filsuf Sun”. Dalam
buku tersebut dkenalkan metode mencari solusi sistem linear kongruen,
sekarang metode tersebut dikenal dengan nama Teorema Sisa Cina (Chinese
ramainder theorem) disingkat TSC.
Sun Tzu yang juga dikenal dengan julukan The Art of War karena buku terkenalnya dalam strategi perang
membuat dinasti Tang. Pada masa itu, Sun Tzu menjelaskan mengenai unit pengukuran panjang, berat dan
kapasitas serta aturan menghitung batang. Untuk pertama kalinya, Matematika Klasik dari Sun Tzu memberikan
deskripsi detail dari aturan menghitung batang. Semuanya itu berfungsi untuk memenangkan pertempuran di
medan perang nanti.

Dalam bukunya yang berjudul “Sun-Tzu Suan-China” Sun Tzu mengajukan pertanyaan sebagai berikut.
“Tentukan sebuah bilangan yang bila dibagi 5 menyisakan 3, bila dibagi 7 menyisakan 5, dan bila dibagi 11
menyisakan 7”.
Di buku tersebut hanya tertulis soal seperti itu, namun, tanpa solusi sehingga menimbulkan ketertarikan untuk
menyelesaikan

Sekita abad ke-6 suatu algoritma untuk menyelesaikan permasalahan Sun Tzu ditemukan. Algoritma tersebut
melibatkan konsep “kongruensi modulo” dan sekarang kina kenal sebagai Teorema Sisa Cina (Chinese Remainder
Theorem).
Yang kemudian pada tahun 1247 di generalisasikan dengan solusi lengkap oleh Qin Jiushao di dalam bukunya yang
berjudul “Mathematical Treatise in Nine Section” mengenai pernyataan tentang kongruensi bersama.Di dalam
penjelasan Qin Jiushao terdapat syarat dan rumus yang dapat digunakan dalam penyelesaian tersebut.
Pada Tahun 1809

Carl Friedrich Gauss yang saat itu sedang menganalisis


batu yang disebut Pallas, menemukan kembali metode yang
digunakan orang Tiongkok sejak dahulu yang sekarang
disebut sebagai Teorema Sisa Cina (TSC)
Disebut “Cina” karena permasalahan pertama terkait
teorema tersebut ditemukan di negara Cina.
Apa itu Teorema Sisa Cina?

Teorema sisa cina merupakan sebuah algoritma untuk menyelesaikan


persoalan dengan prinsip kongruensi modulo (sisa pembagian).
Sistem Kongruensi Linear

Merupakan kumpulan kongruensi-kongruensi Linear yang saling berkaitan


Bentuk umum:
Definisi 1

Jika m suatu bilangan positif, maka a kongruen dengan b modulo m (ditulis a ≡ 𝑏 ( 𝑚𝑜𝑑 𝑚))bila m
membagi (a-b). Jika m tidak membagi (a-b) maka dikatakan bahwa a tidak kongruen dengan b
modlo m (ditulis a ≢ 𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚).
Contohnya,
25 ≡ (𝑚𝑜𝑑 4) karena (25-1) =24 terbagi oleh 4, sedangkan 31≢ 3 (𝑚𝑜𝑑 6) sebab (31-5) =26 tidak
terbagi oleh 6

Kalimat terbuka yang menggunakan relasi kekongruenan disebut perkongruena. Jika suatu
perkongruenan, variabelnya berpangkat paling tinggi satu disebut perkongruenan linier. Bentuk
umum perkongruenan linier adalah;

𝑎𝑥 ≡ 𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚), dengan 𝑎 ≡ 0 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)

Solusi dari perkongruenan 𝑎𝑥 ≡ 𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) merupakan residu terkecil 𝑚𝑜𝑑 𝑚 yang memenuhi
perkongruenan tersebut.
Karakteristik dan sifat sifat perkongruenan linier Teorema Sisa Cina (Chinese Remainder Theorem) atau
TSC dinyatakan dalam teorema berikut:

Teorema 6 (Teorema Sisa Cina). M


Misalkan 𝑛1, 𝑛2, … , 𝑛𝑟 bilangan bulat positif sedemikian sehingga fpb ( 𝑛𝑗 , 𝑛𝑗) = 1 untuk 𝑖 ≠
𝑗 . Maka sistem kongruen linier
𝑥 ≡ 𝑎1 (𝑚𝑜𝑑 𝑛1)
𝑥 ≡ 𝑎2 (𝑚𝑜𝑑 𝑛3)

𝑥 ≡ 𝑎𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑛𝑟)
mempunyai solusi simultan, yang tunggal modulo bilangan bulat 𝑛1 𝑛2 … 𝑛3
Salah satu contoh penyelesaian dengan menggunakan metode TSC adalah menyelesaikan teka-teki
Cina : “Ada sebuah bilangan yang tidak diketahui nilainya, berulang kali dibagi dengan 3 sisanya 2,
dibagi oleh 5 sisanya adalah 3, dan oleh 7 sisanya adalah 2. Bilangan berapakah itu?”.
Teka-teki ini dapat dimodelkan menjadi 𝑥 ≡ 2 (𝑚𝑜𝑑 3), 𝑥 ≡ 3 (𝑚𝑜𝑑 5), 𝑥 ≡ 2 ( 𝑚𝑜𝑑 7).
Sehingga didapatkan a1=2, a2=3, a3=2 dan m1 = 3, m2 = 5 m3=7.
Selanjutnya diperoleh M1=35, M2=21, dan M3 =15.
Sehingga diperoleh persamaan 35𝑥 ≡ 1 (𝑚𝑜𝑑 3) , 35𝑥 ≡ 35 ( 𝑚𝑜𝑑 3), dan 1 ≡ 70 ( 𝑚𝑜𝑑 3) . Dengan
menerapkan sifat-sifat perkongruenan linier diperoleh 𝑥 ≡ 2 ( 𝑚𝑜𝑑 3) , 𝑥 ≡ 1 (mod 5), 𝑥 ≡ 1 ( 𝑚𝑜𝑑 7)
sehingga didapatkan s1 = 2, s2 = 1, dan s3= 1.
Selanjutnya diperoleh
𝑠 = 𝑎1𝑠1𝑀1 + 𝑎2𝑠2𝑀2 + 𝑎3𝑠3𝑀3
= 2 ∙ 2 ∙ 35 + 3 ∙ 1 ∙ 21 + 2 ∙ 1 ∙ 15
= 140 + 63 + 30 = 233
Lebih lanjut, diperoleh 𝑥 ≡ 233 𝑚𝑜𝑑 (105) atau 𝑥 ≡ 23 (𝑚𝑜𝑑 105). Sehingga solusi dari teka-teki
Cina adalah 23.
Contoh Soal

Tentukan sebuah bilangan yang jika


dibagi 3 bersisa 1, jika dibagi 5 bersisa
2, dan jika dibagi 7 bersisa 3

Alternatif Penyelesaian:
• Informasi pada soal dapat dituliskan secara sistematis seperti berikut.
• Jika dibagi 3 bersisa 1 ditulis : x ≡ 1 (mod 3)
• Jika dibagi 5 bersisa 2 ditulis : x ≡ 2 (mod 5)
• Jika dibagi 7 bersisa 3 ditulis : x ≡ 3 (mod 7)
• Perhatikan bahwa k = 1, 2, 3 dan a1 = 1, a2 = 2, a3 = 3, b1 = 3, b2 = 5, b3 = 7
• Memeriksa apakah sistem mempunyai solusi
• FPB(3, 5) = FPB(3, 7) = FPB(5, 7) = 1 , maka sistem kongruensi ini mempunyai solusi

• Menentukan b = 3 x 5 x 7 = 105 dan diperoleh


• B1 = 105 / 3 = 35
• B2 = 105 / 5 = 21
• B3 = 105 / 7 = 15

• Dengan demikian diperoleh


• 35x1 ≡ 1 (mod 3)
• 21x2 ≡ 1 (mod 5)
• 15x3 ≡ 1 (mod 7)

• Menentukan solusi untuk 35x1 ≡ 1 (mod 3)


• 35x1 ≡ 1 (mod 3) ekuivalen dengan 35x1 – 1 = 3k
• Untuk nilai k = 23 maka x1 = 2
• Menentukan solusi untuk 21x2 ≡ 1 (mod 5)
• 21x2 ≡ 1 (mod 5) ekuivalen dengan 21x2 – 1 = 5k
• Untuk nilai k = 4 maka x2 = 1

• Menentukan solusi untuk 15x3 ≡ 1 (mod 7)


• 15x3 ≡ 1 (mod 7) ekuivalen dengan 15x3 – 1 = 7k
• Untuk nilai k = 2 maka x3 = 1
• Berdasarkan teorema sisa cina diperoleh solusi
• x ≡ ((1 x 35 x 2) + (2 x 21 x 1) + (3 x 15 x 1)) (mod 105)
• x ≡ (70 + 42 + 45) (mod 105)
• x ≡ 157 (mod 105)
• x ≡ 52 (mod 105)
• Solusi dari sistem kongruensi linier pada soal adalah x ≡ 52 (mod 105).

Jadi, bilangan yang jika dibagi 3 bersisa 1, jika dibagi 5 bersisa 2, dan jika dibagi 7 bersisa 3 adalah
52.
KESIMPULAN

Teorema Sisa Cina (TSC) didasari pada pencarian solusi teka-teki Cina yang ada sejak abad ke-
IV sebelum masehi diperkenalkan oleh Sun Tzu, kemudian lebih diperumum menjadi teorema
yang dikenal hingga saat ini. Penerapan TSC banyak ditemukan pada pengkajian di dalam
matematika sendiri, yaitu pada Teori Bilangan dan Aljabar Abstrak, bahkan ditemukan pada
masalahmasalah diluar matematika yang melibatkan masalah-masalah yang muncul dalam
keseharian. Lebih lanjut, penerapan TSC diperluas juga dalam ilmu teknologi komputer dimana
melibatkan persandian atau kriptografi yang penggunaannya hampir disemua bidang.
REFERENSI
• https://ariaturns.com/2014/01/03/teorema-sisa-cina/.
• Muhsetyo Gatot .2002. Teori Bilangan. Surabaya : Sinar wijaya.
• Sukirman. 2006. Pengantar teori bilangan. Yogyakarta : Hanggar creator

Anda mungkin juga menyukai