Sehat fisik yang dimaksud disini adalah tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit, semua
organ tubuh normal dan berfungsi normal dan tidak ada gangguan fungsi tubuh. Sehat mental (jiwa),
mencakup:
- Sehat Pikiran tercermin dari cara berpikir seseorang yakni mampu berpikir secara logis (masuk
akal) atau berpikir runtut
- Sehat Spiritual tercerimin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau
penyembahan terhadap pencinta alam dan seisinya yang dapat dilihat dari praktek keagamaan dan
kepercayaannya serta perbuatan baik yang sesuai dengan norma-norma masyarakat.
- Sehat Emosional tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosiSehat Sosial
adalah kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain secara baik atau mampu berinteraksi
dengan orang atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, atau kepercayaan, status
sosial, ekonomi, politik.
Sehat dari aspek ekonomi yaitu mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi.
Untuk anak dan remaja ataupun bagi yang sudah tidak bekerja maka sehat dari aspek ekonomi adalah
bagaimana kemampuan seseorang untuk berlaku produktif secara sosial.
Penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai
gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas.
Keadaan sakit terjadi pada saat seseorang tidak lagi berada dalam kondisi sehat yang
normal.
Contohnya pada penderita penyakit asma, ketika tubuhnya mampu beradaptasi
dengan penyakitnya maka orang tersebut tidak berada dalam keadaan sakit.
Dapat dikatakan bahwa penyakit merupakan sejumlah proses fisiologi yang sudah
diubah.
Stressor dapat bersifat fisik atau psikologik.
Stressor fisik
seperti terkena racun, dapat menimbulkan respon berbahaya yang
menyebabkan terjadinya keadaan sakit atau muncul kumpulan tanda dan
gejala yang dapat dikenali.
Stressor psikologik
seperti kehilangan orang yang dicintai ataupun hal lain yang dapat
menyebabkan gangguan yang bersifat psikologik dapat menimbulkan
respon maladaptif. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya
kekambuhan dari beberapa penyakit kronik.
Secara khas perjalanan penyakit terjadi melalui beberapa tahap :
1.-Pajanan atau cedera yang terjadi pada jaringan sasaran
2 -Masa latensi atau masa inkubasi (pada stadium ini tidak terlihat tanda atau
gejala
3 -Masa prodormal (tanda dan gejala biasanya tidak khas)
4. - Fase akut (pada fase ini penyakit mencapai intensitas penuh dan
kemungkinan menimbulkan komplikasi, fase ini disebut juga sebagai fase akut
subklinis)
5. - Remisi (fase laten kedua ini terjadi pada sebagian penyakit dan biasanya
akan diikuti oleh fase akut lain)
6.- Konvalesnsi (keadaan pasien berlanjut ke arah kesembuhan sesudah
perjalanan berhenti)
7. - Kesembuehan (recovery) pada kondisi ini pasien kembali sehat dan
tubuhnya sudah berfungsi normal kembali serta tidak terlihat tanda atau gejala
penyakit yang tersisa.
Penyakit akan dicetuskan oleh suatu stressor seperti perubahan
dalam kehidupan seseorang.
(Stressor dapat terjadi melalui salah satu dari dua mekanisme :
1. - Adaptasi yang berhasil baik
2. - Kegagalan beradaptasi)
Sehat dan sakit memang merupakan ketentuan Allah tetapi ketika berada
dalam kondisi sakit manusia tidak seharusnya menjadi pribadi yang lemah dan
berputus asa
karena sakit adalah cara Tuhan untuk menghapus dosa manusia, hal ini dijelaskan
dalam salah satu hadist yang diriwayatkan oleh
Al Bukhari yang artinya “Tidak ada yang yang menimpa seorang muslim
kepenatan, sakit yang berkesinambungan (kronis), kebimbangan, kesedihan,
penderitaan, kesusahan, sampai pun duri yang ia tertusuk karenanya, kecuali
dengan itu Allah menghapus dosanya
Sehat dan sakit memang merupakan ketentuan Allah tetapi ketika berada
dalam kondisi sakit manusia tidak seharusnya menjadi pribadi yang lemah dan
berputus asa karena
sakit adalah cara Tuhan untuk menghapus dosa manusia, hal ini dijelaskan
dalam salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Al Bukhari yang artinya “
Tidak ada yang yang menimpa seorang muslim kepenatan, sakit yang berkesinam
bungan
” (kronis), kebimbangan, kesedihan, penderitaan, kesusahan, sampai pun
kesucian atau kebersihan
yang dikehendaki oleh Islam meliputi kebersihan lahiriah
(tubuh), batiniah (jiwa), pakaian dan juga lingkungan.
Orang yang kondisi jasmaninya sehat tentu lebih ; energik, inovatif,
dan lebih kreatif dan memiliki daya mobilitas yang tinggi.
Meskipun demikian, hanya memiliki kesehatan jasmani, belum
sempurna menurut pandangan Islam.
Orang sehat jasmaninya belum tentu sehat rohaninya sehingga
sangat penting untuk senantiasa menjaga kebersih an dan menjauhi
kehidupan yang kotor sebagaimana firman Allah
Q.s Al Baqarah (2) : 222, Allah memerintahkan kepada kita umat
Islam agar menjauhi kehidupan yang kotor.
Kesempurnaan fisik merupakan
gambaran Kesehatan jasmani yang diartikan sebagai keserasian
yang sempurna antara bermacam-macam fungsi jasmani, disertai
dengan kemampuan untuk menghadapi kesukaran-kesukaran yang
biasa, yang t erdapat dalam lingkungan , disamping secara
positif merasa gesit, kuat dan bersemangat dan Islam
menghendaki ummatnya agar sehat dan kuat baik jasmani maupun
rohani karena jika diperhatikan secara seksama, ternyata ada
Ns . SATRIANI, M.
Empati
merupakan arti dari kata “Einfulung” yang dipakai oleh
para psikolog Jerman. Secara harfiah berarti “merasakan
ke dalam”. Empati berasal Dari kata Yunani “Pathos”,
yang berarti perasaan yang mendalam dan kuat yang
mendekati penderitaan, dan kemudian diberi awalan “In”.
Kata ini paralel dengan kata “simpati”.
Menurut Pink,
empati merupakan kemampuan individu
untuk membayangkan diri pada posisi orang lain dan
memahami dengan intuisi apa yang dirasakan oleh orang
lain.
empati merupakan
suatu tindakan imajinatif yang berani serta
realitas virtual paling tinggi yang dilakukan necara
sponta
Simpati ;
definisikan dalam literatur kesehatan sebagai reaksi emosional rasa kasihan terhadap
kemalangan orang lain, terutama mereka yang dianggap menderita secara tidak adil
Empati
kemampuan untuk memahami dan mengakui perasaan orang lain secara akurat,
sehingga menghasilkan respons yang selaras dari pengamat.
Jenis Empati:
1.Empati kognitif
(pengakuan dan pemahaman terpisah tentang situasi menyedihkan berdasarkan rasa
kewajiban) meluas ke pengakuan dan pemahaman terhadap situasi seseorang melalu
“perasaan bersama” orang tersebut
2. Empati afektif,
yang meskipun mengandung masing-masing elemen
.
Ciri-ciri Empati
Menurut Goleman, ciri-ciri empati dibagi
menjadi lima, diantaranya sebagai
berikut:
1. Ikut merasakan
Kemampuan untuk mengetahui
bagaimana perasaan orang lain.
2. Dibangun berdasarkan kesadaran diri
3 Peka terhadap bahasa isyaratd.
4. Mengambil perand Kontrol emosi
5. Kontrol emosi
Aspek–aspek Empati
Davis berpendapat mengenai komponen empati yang dibagi menjadi
dua, yaitu
komponen kognitif dan aspek afektif.
Komponen kognitif tersusun dari perspektif taking danfantasy,
komponen afektif tersusun dari aspek empatic concern dan personal
distress.
1. Persepctive Taking (PengambilanPerspektif) merupakan
kecenderungan individu untuk secara otomatis menempat kan
sudutpandang psikologis orang lain.
2. Empathic Concern (Perhatian Empati)
Perasaan simpati yang menjadikan orang lain sebagai pusat dan
menunjukkan kepedulian pada kemalangan orang lain
3. Personal Distress (Distres Pribadi)
Peninjauan penentuan sikap seseorang
terhadap dirinya sendiri yang menimbul sebagai
perasaan cemas dan gelisah ketika
berhadapan dengan orang lain
4. Fantasy (Imajinasi)
Kecapakan seseorang menempatkan diri secara
imajinatif menjadi perasaan dan tindakan
tokoh yang ditemui dalam cerita yang berada
buku, film, maupun drama.
Wassalam ….