Anda di halaman 1dari 10

AL-SUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM AJARAN

ISLAM
PENDAHULUAN

Al Quran adalah sumber syari’at Islam yang dijamin kebenarannya dan keutuhannya. Sebagai
pedoman yang utama ia mengandung kaidah-kaidah umum syari’at Islam dan hukum-hukum yang
universal. Untuk menafsirkan kaidah-kaidah dan merumuskannya secara rinci, al-Quran secara eksplisit
memberikan otoritas pekerjaannya kepada Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu, ketika Nabi masih
hidup, para sahabatnya selalu mencari tahu tentang apa dan bagaimana tradisi atau al sunnah Nabi yang
mulia guna menjadi pedoman dalam pengamalan Islam.
Pengertian Al-Sunnah

Sunnah secara literal adalah jalan, baik jalan kebaikan ataupun jalan keburukan, sementara
sunnah menurut pemaknaan terminologis para muhadditsin, sunnah adalah sabda, perbuatan, ketetapan,
sifat (watak budi atau jasmani) baik sebelum menjadi Rasulullah SAW. maupun sesudahnya.
Para ulama ushul fikih menjelaskan, sunnah adalah apa yang bersumber dari Nabi SAW selain
Al Quran, baik berupa perkataan, perbuatan, atau pengakuan beliau. Adapun sunnah menurut para
fuqaha adalah suatu sifat hukum atas suatu perbuatan yang apabila dikerjakan memperoleh pahala,
sementara jika ditinggalkan maka tidaklah berdosa.
Kedudukan Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam

1. Menrima Sunnah Merupakan Konsekuensi Iman.


Iman kepada kerasulan Muhammad SAW adalah salah satu bagian dari bangunan aqidah Islam.
Perintah Allah SWT mengenai keimanan kepada kerasulan Muhammad, tersurat secara berulang dalam al
Quran. Dalam menjelaskan fungsi kerasulannya, Nabi Muhammad SAW mendapatkan jaminan
pemeliharaan Allah SWT dari kesalahankesalahan dan kealpaan-kealpaannya serta memperoleh jaminan
bimbingan dan petunjuknya.
2. Adanya keterangan-keterangan yang jelas dan tegas dalam al Quran tentang kedudukan Rasululah
dalam syari‟at Islam.
Allah memberikan mandate kepada Nabi Muhammad SAW untuk memberikan penjelasan
terhadap nash-nash al Quran. Kemudian Allah SWT memberikan wewenang kepada Nabi Muhammad
SAW untuk menjadikan hakim dalam memutuskan perkara umat dan menjadikan kepatuhan setiap
individu kepada putusan Nabi Muhammad SAW sebagai tolak ukur keimanan
3. Keterangan dari Rasulullah SAW sendiri tentang keharusan kaum muslimin untuk mengikuti
sunnahnya,
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Hakim. Selanjutnya Abu
Najih al Irbadh bin Syariah ra. yang menceritakan bahwa rasulullah SAWmemberikan nasehat kepada
kita dengan suatu nasihat yang menggetarkan hati dan mencucurkan air mata, Nabi berkata yang artinya
“Aku nasehatkan kepada kalian semua agar kalian bertaqwa kepada Allah, taat dan patuh, biarpun
seorang hamba sahaya memerintahkan kamu. Sesungguhnya orang yang hidup lama (panjang umur) di
antara kamu bakal mengetahui adanya pertentangan-pertentangan yang hebat. Oleh sebab itu hendaklah
kamu berpegang teguh kepada sunnahku.
4. Ijma’ sahabat tentang keharusan berpijak kepada Sunnah Rasul.
Para sahabat melaksanakan syari’at Islam dengan penuh kesunggguhan, kataatan dan
keikhlasan tanpa membedakan antara hukum yang datang dari al Qur’an dan yang datang dari Rasul.
Selain itu, para sahabat yang menjadikan sunnah rasul sebagai pijakan untuk memperoleh kejelasan dan
perincian hukum dari nashnash al Qur’an yang berifat ijma’ atau umum, serta menjadikan sunnah
sebagai rujukan dalam menyelesaikan urus yang hukumnya tidak tersirat dalam al Quran secara jelas.
5. Keberadaan Al Quran menjadi petunjuk kepada pentingnya kedudukan sunnah rasulullah SAW.
Sebagian besar syariat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT melalui wahyu al Qur’an
adalah bersifat global, seperti tentang kewajiban ibadah shalat, puasa, zakat dan haji yang diungkapkan
dalam bentuk perintah yang bersifat ijma Kalaupun ada penjelasan disana sini, keseluruhan hukum-
hukum yang tersurat dalam nash-nash al Quran masih cukup menggambarkan persamaan dari ibadah-
ibadah secara sempurna.
Klasifikasi Sunnah

1. Sunnah Qauliyyah
Pada dasarnya sunnah qauliyyah ini bersifat umum yang berlaku untuk Rasulullah SAW. sendiri
dan juga berlaku bagi umat pada masa itu serta masa-masa sesudahnya. Ini dikarenakan sejatinya sabda
Rasulullah SAW. tidak terikat dengan waktu. Kecuali jika ada keterangan lain yang menjelaskan bahwa
sabda rasulullah itu berlaku untuk orang tertentu atau hanya berlaku untuk masa tertentu pula.
2. Sunnah Fi’liyyah
Sunnah fi’liyyah, adalah sunnah dalam bentuk tindakan atau perbuatan yang dilaksanakan dan
diteladankan oleh Rasulullah SAW., seperti tindakan Rasulullah SAW. dalam meneladankan gerakan
shalat, pentasharrufan zakat, dan manasik haji. Tidak hanya itu masih banyak tindakan Rasulullah SAW.
lainnya seperti beliau mewajibkan diri sendiri untuk selalu melaksanakan shalat dhuha, shalat witir, dan
shalat tahajjud di tiap malam.
3. Sunnah Taqririyah
Sunnah taqririyah, adalah sunnah dalam bentuk ketetapan beliau SAW., tatkala para sahabat
sedang melakukan suatu perbuatan di hadapan beliau atau sepengetahuan beliau SAW. namun
didiamkan atau tidak dicegah, maka hal itu merupakan pengakuan dari Rasulullah SAW. Seperti
peristiwa ketika para sahabat memakan dhab, dan Rasulullah SAW. mengetahui dan tidak melarang
mereka. Diamnya Rasulullah SAW. dalam hal ini dimaknai bahwa beliau pernah melarang perbuatan itu
sebelumnya dan tidak diketahui pula keharamannya.
Fungsi Sunnah Terhadap al-Quran

1. Bayan Al-Taqrir
Bayan taqrir di sebut juga dengan bayan al-Ta’kid atau bayan al-Isbat, yaitu sunah berfungsi
untuk mengokohkan atau menguatkan apa yang telah disebutkan di dalam al-Qur‟an.
2. Bayan Al-Tafsir
Yang dimaksud dengan bayan al-tafsir adalah penjelasan hadis terhadap ayatayat yang memerlukan
perincian atau penjelasan lebih lanjut, seperti pada ayat-ayat yang mujmal, mutlak dan „amm. Maka
fungsi hadis dalam hal ini adalah memberikan perincian (tafshil) dan penafsiran terhadapayat-ayat al-
Quran yang masih mujmal, memberikan taqyid atas ayat-ayat yang masih mutlaq, serta memberikan
takhshish atas ayat-ayat yang masi umum.
3. Bayan Al-Tasyri’
Yang dimaksud dengan bayan tasyri‟ adalah penjelasan tasyri‟ yang berupa mengadakan,
mewujudkan, atau menetapkan suatu hukum atau aturan-aturan syara‟ yang tidak terdapat dalam al-
Qur‟an. Rasulullah saw berusaha menunjukkan suatu hukum dengan cara menjawab pertanyaay-
pertanyaan yang diajukan para sahabat yang tidak didapati jawabannya dalam al-Qur‟an.

Anda mungkin juga menyukai