Anda di halaman 1dari 20

KONSEP MANAJEMEN APOTEK

Apt Deny Kusuma S.Si., M.Farm.


Apotek?
APOTEK
Apotek adalah sarana pelayanan
kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh Apoteker. (Permenkes RI
No. 9 Tahun 2017, Permenkes RI No. 73
Tahun 2016, PP 51 Tahun 2009)
Apotek merupakan tempat tertentu
yang menjadi lokasi dilakukannya pekerjaan
atau aktivitas kefarmasian serta penyaluran
berbagai macam sediaan farmasi maupun
jenis perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat secara luas (Untung Suseno
Sutarjo, dkk, 2014).
FUNGSI UTAMA APOTEK

Pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai Pelayanan farmasi klinik,
termasuk di komunitas
APOTEK

Apotek harus mudah Pemerintah Daerah


diakses oleh masyarakat. Kabupaten/Kota dapat
Sarana dan prasarana mengatur persebaran
Apotek dapat menjamin Apotek di wilayahnya
mutu Sediaan Farmasi, dengan memperhatikan
Alat Kesehatan, dan akses masyarakat dalam
Bahan Medis Habis Pakai mendapatkan pelayanan
serta kelancaran praktik kefarmasian.
Pelayanan Kefarmasian
SARANA DAN PRASARANA APOTEK

• Fasilitas di dalam ruang penerimaan resep sekurang-kurangnya terdiri


Ruang Penerimaan dari tempat untuk menerima resep, satu set meja kursi, dan satu set
Resep komputer.

• Ruang produksi sediaan secara terbatas meliputi rak Obat sesuai


Ruang Pelayanan kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan sekurang-kurangnya
Resep dan disediakan peralatan peracikan, timbangan Obat, air minum (air mineral)
untuk pengencer, sendok Obat, bahan pengemas Obat, lemari pendingin,
peracikan termometer ruangan, blanko salinan Resep, etiket dan label Obat.

Ruang Penyerahan • Konter penyerahan Obat yang dapat digabungkan dengan ruang
Sediaan Farmasi penerimaan Resep
dan Alat Kesehatan
SARANA DAN PRASARANA APOTEK

• Sekurang-kurangnya memiliki satu set meja dan kursi konseling, lemari buku,
Ruang konseling buku-buku referensi, leaflet, poster, alat bantu konseling, buku catatan
konseling dan formulir catatan pengobatan pasien.

Ruang • Harus memperhatikan kondisi sanitasi, temperatur, kelembaban, ventilasi,


penyimpanan pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas. Ruang
penyimpanan harus dilengkapi dengan rak/lemari Obat, pallet, pendingin
Sediaan Farmasi, ruangan (AC), lemari pendingin, lemari penyimpanan khusus narkotika dan
psikotropika, lemari penyimpanan Obat khusus, pengukur suhu dan kartu suhu.
Alkes dan BMHP

• Ruang untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan Sediaan


Ruang arsip Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai serta Pelayanan
Kefarmasian dalam jangka waktu tertentu.
Tenaga Teknis Kefarmasian
SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling penting
dan sulit untuk dikelola. Sumber daya manusia memberikan sumbangan tenaga,
bakat, kreatifitas dan usaha kepada organisasi. Pengelolaan sumber daya
manusia dapat dilakukan dengan menetapkan hak dan kewajiban tiap karyawan
dengan jelas (menetapkan job description) sesuai dengan tugas, tanggung
jawab dan wewenang.
Inti manajemen sumber daya manusia adalah masalah tenaga kerja
yang diatur menurut fungsi-fungsinya agar efektif dan efisien membantu
terwujudnya tujuan apotek. Karyawan yang bekerja di apotek dipilih sesuai
bidang keahliannya sehingga diharapkan dapat bekerja secara maksimal.
Banyaknya jumlah tenaga kerja suatu apotek sangat tergantung pada besar
kecilnya apotek dan jam buka apotek (Anief, 2001)
SUMBER DAYA MANUSIA
Pelayanan Kefarmasian di Apotek diselenggarakan oleh Apoteker, dapat dibantu
oleh Apoteker pendamping dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian yang memiliki
Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik (Permenkes RI No. 73, Tahun
2016)
Tenaga yang umumnya dibutuhkan di apotek adalah : (Anief, 2001)
• Tenaga ahli di bidang farmasi (profesional)
• Tenaga administrasi
• Tenaga pembantu (pendidikan umum)
TENAGA KEFARMASIAN

Sarjana farmasi Tenaga yang membantu Apoteker


yang telah lulus dalam menjalani Pekerjaan

TTK
sebagai Apoteker Kefarmasian, yang terdiri atas
Apoteker

dan telah Sarjana Farmasi, Ahli Madya


mengucapkan Farmasi, Analis Farmasi, dan
sumpah jabatan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten
Apoteker Apoteker.
TENAGA TEKNIS KEFARMASIAN

Melaksanakan tugas keadministrasian sesuai


kewenangan Tenaga Teknis Kefarmasian

Melayani di bagian informasi

Melaksanakan pelayanan kefarmasin sesuai


kewenangan
PERSYARATAN PENDIRIAN APOTEK

Dalam hal Apoteker yang mendirikan


Apoteker dapat mendirikan Apotek
Apotek bekerjasama dengan pemilik
dengan modal sendiri dan/atau modal
modal maka pekerjaan kefarmasian
dari pemilik modal baik perorangan
harus tetap dilakukan sepenuhnya
maupun perusahaan
oleh Apoteker yang bersangkutan
PENDIRIAN APOTEK
HARUS MEMENUHI PERSYARATAN

Lokasi Bangunan

Sarana, prasarana,
Ketenagaan
dan peralatan
BANGUNAN
1. Bangunan Apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta perlindungan
dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak anak,
dan orang lanjut usia.
2. Bangunan Apotek harus bersifat permanen.
3. Bangunan bersifat permanen dapat merupakan bagian dan/atau terpisah
dari pusat perbelanjaan, apartemen, rumah toko, rumah kantor, rumah
susun, dan bangunan yang sejenis.
SARANA, PRASARANA, DAN PERALATAN
Prasarana Apotek paling sedikit terdiri atas:
a. instalasi air bersih;
b. instalasi listrik;
c. sistem tata udara;dan
d. sistem proteksi kebakaran.
SARANA, PRASARANA, DAN PERALATAN
1. Peralatan Apotek meliputi semua peralatan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pelayanan kefarmasian.
2. Peralatan antara lain meliputi rak obat, alat peracikan, bahan pengemas
obat, lemari pendingin, meja, kursi, komputer, sistem pencatatan mutasi
obat, formulir catatan pengobatan pasien dan peralatan lain sesuai dengan
kebutuhan.
3. Formulir catatan pengobatan pasien merupakan catatan mengenai riwayat
penggunaan Sediaan Farmasi dan/atau Alat Kesehatan atas permintaan
tenaga medis dan catatan pelayanan apoteker yang diberikan kepada
pasien.
SURAT IZIN APOTEK

Setiap pendirian Apotek wajib memiliki izin dari Menteri.

Menteri melimpahkan kewenangan pemberian izin kepada


Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Izin berupa SIA (Surat Izin Apotek)

SIA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi


persyaratan
TERIMA KASIH
ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai