Anda di halaman 1dari 36

Manajemen Kebijakan

MAHESA VICKY S.E, M.M


Deskripsi Mata Kuliah

 Membahas mengenai ilmu kebijakan dan manajemen yang diterapkan di sektor


kesehatan.
Apa kajian Ilmu Kebijakan?

 Mengembangkan kajian tentang hubungan antara pemerintah dan swasta


 Distribusi kewenangan dan tanggung jawab antar
berbagai level pemerintah, hubungan antara penyusunan kebijakan dan pelaksanaannya
 Ideologi kebijakan
 Makna reformasi kesehatan.
Apa peran Ilmu Manajemen?

 Konsep manajemen tidak dapat diabaikan dalam perencanaan & pelaksanaan


kebijakan dalam segala bidang, termasuk dalam bidang kesehatan
 Prinsip-prinsip manajemen dipergunakan secara umum di lembaga-lembaga
pelayanan kesehatan.
Tujuan Pembelajaran

 Memahami pengertian mengenai ilmu kebijakan dan


penerapannya di sektor kesehatan
 Memahami proses kebijakan dan pelaksanaannya di
sektor kesehatan
 Memahami hubungan ilmu kebijakan dan manajemen
 Memahami prinsip-prinsip manajemen dan
aplikasinya di sektor kesehatan
 Mempelajari lebih lanjut berbagai kasus kebijakan
dan manajemen yang spesifik di sektor kesehatan.
Sesi 1

 Sistem Kesehatan
 Kerangka Kebijakan
 Kesehatan konteks, proses, dan pelaku-pelaku.
Tujuan Instruksional Sesi 1

 Memahami sistem kesehatan dan komponen-komponennya ,serta indikator keberhasilan sistem.


 Memahami konsep kebijakan, konteks, para pelaku dan prosesnya.
 Memahami dinamika dan metafora sistem kesehatan.
Health System menurut WHO

 Health system :
semua kegiatan yang tujuan utamanya untuk :
meningkatkan, mengembalikan dan memelihara kesehatan.
Apa cakupannya?

 Promosi Kesehatan
 Pencegahan Penyakit
 Formal Health services
 Pelayanan kesehatan oleh tenaga medik profesional
 Pengobat tradisional
 Pengobatan Alternatif
 Penggunaan obat dengan resep atau tanpa resep
 Berbagai kegiatan memperkuat kesehatan seperti :
 Keselamatan di jalan raya,
 lingkungan hidup,
 pendidikan khusus kesehatan dan berbagai hal lainnya
Pendekatan Sistemik

 Pendekatan Sitemik : pendekatan yang menggunakan suatu susunan konsep-


konsep melalui sistem interaksi yang menghubungkan antar konsep-konsep
tersebut menjadi lebih jelas.
 Dilakukan dengan 2 cara :
 Identifikasi komponen pembentuk system
 Menganalisis interconnection (saling keterkaitan antar komponen dalam pola tertentu.)
Tujuan dan Indikator Sistem Kesehatan (Roberts
dkk, 2007)
 Status Kesehatan
 Kepuasan Publik
 Perlindungan Resiko
 a. Status Kesehatan
 Secara tradisional ukuran status kesehatan :
 AKB, AKI, dan AKBA
 Akhir-akhir ini berkaitan dengan beban penyakit & mencakup morbiditas maupun
mortalitas
 Penyakit kronis yang semakin meningkat menjadi beban baru bagi sistem pelayanan
kesehatan.
 Kelayakan juga penting, apa yang bisa dilakukan menjadi nilai tolok ukur
 b. Kepuasan Publik
 Dapat diukur melalui survei penduduk yang dirancang secara baik
 Secara tipikal dipengaruhi :
 kualitas pelayanan,
 akses
 pembayaran tunai
 Bisa sesuai atau tidak sesuai dengan pelayanan yang cost-effective (misalnya, pasien
meminta resep yang tidak cocok)
 Juga terkait dengan pertimbangan pemerataan
 c. Perlindungan terhadap Risiko
 Setiap tahunnya, ada sebagian penduduk yang mengeluarkan biaya pelayanan
kesehatan yang tinggi
 Tanpa perlindungan, bisa jatuh miskin atau mendapat pelayanan yang kurang
 Masalahnya menjadi lebih buruk bagi mereka yang berpenghasilan rendah
 Dapat dihindari melalui asuransi atau sektor publik yang efektif dan hampir
bebas biaya
Pendekatan Faktor Risiko

 Komunikasi dan Konsultasi


 Menentukan Konteks
 Asesmen risiko (Risk Assessment)
 Penanganan risiko (Risk Treatment)
 Pemantauan dan Kaji Ulang (Monitoring & review)
 Komunikasi dan Konsultasi
 Maksud dan tujuan, alasan penerapan manajemen risiko, elemen-elemen yang terdiri
dari : prinsip, kerangka kerja, dan proses manajemen risiko Perusahaan.
 Istilah dan terminologi risiko serta ukuran-ukuran dalam manajemen risiko.
 Kriteria, toleransi risiko (risk tolerance), dan selera risiko (risk apetite) yang
ditetapkan Perusahaan.
 Risiko-risiko strategis yang berdampak berbahaya bagi kelangsungan hidup
Perusahaan.
 Akuntabilitas dari setiap Pihak yang terlibat dan berkepentingan dengan pengelolaan
risiko, baik internal maupun eksternal
 Menentukan Konteks
 penentuan parameter-parameter yang relevan dengan Perusahaan, baik internal
maupun eksternal yang digunakan dalam pengelolaan risiko terutama dalam rangka
menetapkan ruang lingkup dan kriteria risiko.
 Parameter yang ditetapkan harus sesuai dengan kerangka kerja pengelolaan risiko (risk
management framework) yang telah ditetapkan.
 Asesmen risiko (Risk Assessment)
 Tujuan asesmen adalah mengenali risiko, tingkat kegawatan risiko dan prioritas
penanganan risiko.
 Proses asesmen terdiri dari : Identifikasi risiko, analisis risiko dan evaluasi risiko.
 Penanganan risiko (Risk Treatment)
 Tujuan proses penanganan risiko adalah menyeleksi alternatif metode atau teknik yang
digunakan untuk mengurangi tingkat kegawatan risiko yang teridentifikasi.
 Strategi penanganan risiko adalah :
 Menerima risiko yaitu mempertahankan kondisi dan memonitor perubahan risiko tersebut.
 Mitigasi yaitu menggunakan metode tertentu untuk menurunkan nilai kemungkinan.
 Berbagi risiko yaitu membagi beban penanganan risiko dengan pihak lain untuk mengurangi
tingkat kegawatan risiko.
 Menghindari risiko artinya membatalkan program yang mengandung risiko.
 Pemantauan dan Kaji Ulang (Monitoring & review)
 Pemantauan adalah monitoring rutin terhadap kinerja aktual dari pelaksanaan proses
manajemen risiko dibandingkan dengan rencana yang ditetapkan.
 Kaji Ulang adalah peninjauan berkala terhadap efektifitas sistem manajemen risiko
yang diberlakukan dan efektifitas pelaksanaan penanganan risiko guna perbaikan
secara terus menerus.
8 Elemen kebijakan kesehatan

 Pendekatan Holistik
 Partisipori
 Kebijakan publik yang sehat
 Ekuitas
 Efisiensi
 Kualitas
 Pemberdayaan masyarakat
 Self-reliant
 Pendekatan Holistik
 pendekatan dalam kebijakan kesehatan tidak dapat semata-mata mengandalkan upaya kuratif (pengobatan), tetapi harus
lebih mempertimbangkan upaya preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif
(pemulihan kesehatan).
 Partisipori
 partisipasi masyarakat akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kebijakan, karena melalui partisipasi masyarakat dapat
ibangun collective action (aksi bersama masyarakat) yang mana menjadi kekuatan pendorong dalam pengimplementasian
kebijakan dan penyelesaian masalah.
 Kebijakan publik yang sehat
 setiap kebijakan yang harus diarahkan untuk mendukung terciptanya pembangunan kesehatan yang kondusif dan
berorientasi kepada mayarakat.
Pengantar Kebijakan Kesehatan

 Ekuitas
 harus terdapat distribusi yang merata dari layanan kesehatan. (negara wajib menjamin pelayanan kesehatan setiap warga
negara tanpa memandang status ekonomi maupun statusnya sosialnya karena kesehatan merupakan hak asasi manusia dan
merupakan peran negara yang paling minimal dalam melindungi warga negaranya.)
 Efisiensi
 layanan kesehatan harus berorientasi pro aktif dengan mengoptimalkan biaya dan teknologi.
 Kualitas
 pemerintah harus menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh warga negara.
 Pemberdayaan masyarakat
 terutama pada daerah terpencil dan daerah perbatasan untuk mengoptimalkan sosial kapital
 Self-reliant
 kebijakan kesehatan yang ditetapkan sebisa mungkin dapat memenuhi keyakinan dan kepercayaan masyarakat akan
kapasitas kesehatan diwilayah sendiri.
Apa kebijakan kesehatan itu?

 Kebijakan (Policy)
 Sejumlah keputusan yang dibuat oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang kebijakan tertentu
 Kebijakan Publik (Public Policy)
 kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah atau negara
 Kebijakan Kesehatan (Health Policy)
 Segala sesuatu untuk mempengaruhi faktor factor penentu di sektor kesehatan agar dapat
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan
bagi seorang dokter kebijakan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan layanan
kesehatan
Konteks

 faktor-faktor sistematis – politik, ekonomi, sosial atau budaya, baik nasional maupun internasional –
yang dapat mempengaruhi kebijakan kesehatan
 Policy (kebijakan): pernyataan yang luas tentang maksud, tujuan dan cara yang membentuk kerangka
kegiatan.
Para Pelaku Penyusun Kebijakan

 Pelaku dapat digunakan untuk menunjuk individu, organisasi, atau bahkan suatu Negara atau
pemerintahan. Namun semua itu adalah penyederhanaan.
 Individu tidak dapat dipisahkan dari organisasi dimana mereka bekerja dan setiap organisasi atau
kelompok dibangun dari sejumlah orang yang berbeda, yang tidak semuanya menyuarakan hal yang
sama, yang masing-masing memiliki norma dan kepercayan yang berbeda.
Proses Penyusunan Kebijakan
 Identifikasi masalah dan isu:
 menemukan bagaimana isu – isu yang ada dapat masuk kedalam agenda kebijakan, mengapa isu – isu yang lain justru
tidak pernah dibicarakan.
 Perumusan kebijakan:
 menemukan siapa saja yang terlibat dalam perumusan kebijakan, bagaimana kebijakan dihasilkan, disetujui, dan
dikomunikasikan.
 Pelaksanaan Kebijakan:
 tahap ini yang paling sering diacuhkan dan sering dianggap sebagai bagian yang terpisah dari kedua tahap yang
pertama. Namun, tahap ini yang diperdebatkan sebagai tahap yang paling penting dalam penyusunan kebijakan sebab
bila kebijakan tidak dilaksanakan, atau dirubah selama dalam pelaksanaan, sesuatu yang salah mungkin terjadi – dan
hasil kebijakan tidak seperti yang diharapkan.
 Evaluasi kebijakan:
 temukan apa yang terjadi pada saat kebijakan dilaksanakan – bagaimana pengawasannya, apakah tujuannya tercapai
dan apakah terjadi akibat yang tidak diharapkan. Tahapan ini merupakan saat dimana kebijakan dapat diubah atau
dibatalkan serta kebijakan yang baru ditetapkan.
Mengapa Kebijakan kesehatan penting?

 Sektor kesehatan merupakan bagian penting perekonomian di berbagai negara


 Kesehatan mempunyai posisi yang lebih istimewa dibanding dengan masalah sosial yang lainnya
 Kesehatan dapat dipengaruhi oleh sejumlah keputusan yang tidak ada kaitannya dengan pelayanan
kesehatan (misal kemiskinan, polusi)
 Memberi arahan dalam pemilihan teknologi kesehatan
Keuntungan Analisis Kebijakan

 Kaya penjelasan mengenai apa dan bagaimana hasil (outcome) kebijakan yang akan dicapai
 Dapat menjadi alat untuk membuat model kebijakan di masa depan dan mengimplementasikan dengan
lebih efektif
Contoh penggunaan Analisis Kebijakan

 Kasus Kebijakan Tarif RS untuk meningkatkan efisiensi di pelayanan kesehatan


 Konteks kondisi ekonomi, ideologi, dan budaya
 Konten/ Isi Apa tujuan yang ingin dicapai? Apakah ada pengecualian?
 Aktor/ Pelaku Siapa yang mendukung dan menolak kebijakan tarif RS?
 Proses Pendekatan Top- Down? Dan bagaimana kebijakan ini akan dikomunikasikan
Faktor Kontekstual yang Mempengaruhi
Kebijakan
 Faktor situasional
 Faktor yang tidak permanen atau khusus yang dapat berdampak pada kebijakan (contoh kekeringan)
 Faktor struktural
 bagian dari masyarakat yang relatif tidak berubah (misal sistem politik)
 Faktor Budaya
 Faktor yang dapat berpengaruh seperti hirarki, gender, stigma terhadap penyakit tertentu
 Faktor Internasional atau eksogen
 faktor ini menyebabkan meningkatnya ketergantungan antar negara dan mempengaruhi kemandirian dan kerja
sama internasional dalam kesehatan
Segitiga Kebijakan Kesehatan

 Segitiga kebijakan kesehatan digunakan untuk


memahami kebijakan tertentu dan menerapkan untuk
merencanakan kebijakan khusus dan dapat bersifat
Dinamika kebijakan dalam sistem
kesehatan
 Kasus-kasus :
 Pengaruh kebijakan desentralisasi terhadap sistem
kesehatan
 Pengaruh ideologi terhadap sistem kesehatan
 Pengaruh politik praktis dalam sistem kesehatan
 Pengaruh ekonomi terhadap sistem kesehatan
Tugas

 Pilih satu contoh kebijakan di bidang yang dipelajari minat utama anda. Mengapa anda memilihnya?
 Analisis kasus yang anda pilih dengan pendekatan segitiga kebijakan.
Thank You
MAHESA VICKY S.E, M.M

Anda mungkin juga menyukai