Anda di halaman 1dari 5

PT Benua Bara Energi

Coal Project - Labanan

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Mesin
Integrate Inventori Control System
Tidak berjalan
Metode
Banyak unit Breakdown
Kurang Koordinasi
Down time tinggi

Durabilitas alat menurun

Knowledge
inadequate UnClean up of machine

Oil & Grease


Workshop overload

Tidak dilakukanya PAP

Material Manusia
Lingkungan
Loss Opportunity yang tinggi pada Unit Dump Truk
Study yang menunjukan kerugian pada unit DT Hino 933
Awal Accident Tanggal 19 Juli 2023,
Pada tanggal 20 Juli 2023 ada penawaran dari Bengkel Dirman dengan harga 55 juta namun tidak Acc.

Kemudian mencari bengkel lain dan baru ada Acc dengan bengkel Amanda dengan harga 23 juta pada tanggal 27 Juli 2023,
dan berlanjut ke pengajuan Mine Permit hingga ready tanggal 02 Agustus 2023.

Mekanik bengkel Amanda baru datang dua hari setelah Mine Permit ready tepatnya pada tanggal 04 Agustus 2023 dengan
alasan banyak pekerjaan yang urgent dibengkelnya.

Estimate pengerjaan dari mekanik bengkel Amanda akan ready paling cepat dua minggu terhitung dari tanggal 04 Agustus
yaitu tanggal 17 agustus 2023. (kemugkinan besarnya akan mundur dari estimasi).

Kerugian dari hilangnya kesempatan kerja, (loss opportunity) DT Hino 933.


Terhitung dari tanggal 20 Juli 2023 pasca accident sampai dengan estimasi ready dari bengkel Amanda yaitu tanggal 17
Agustus 2023 maka terperinci sebagai berikut :
Tanggal
20/07/2023 – 18/08/2023 = 27 (hari)
Opportunity = 1 jam = Rp 325.000
1 Shift 8 jam Average
8 jam X Rp 325.000 = Rp 2.600.000
Rp 2.600.000 X 2 Shift = Rp 5.200.000/hari
Rp 5.200.000/hari X 27 = Rp 140.400.000
Sehingga dapat diambil kesimpulan jika Unit DT Hino 933 ready tepat waktu yaitu tanggal 17 Agustus 2023 maka angka loss
opportunitynya sebagai berikut :
27 (hari) X Rp 5.200.000 = Rp 140.400.000 belum termasuk biaya perbaikan
Jika DT Hino 933 mengalami penanganan mekanik lebih lama dari estimasi maka Loss Opportunity akan melebihi angka
diatas.
Loss Opportunity akibat terlambat penanganan dikarenakan mencari bengkel lain dapat dihitung dari tanggal 20 – 27 Juli
yaitu 8 (delapan) hari X Rp 5.200.000 = Rp 41.600.000 dan masih ada kemungkinan bertambah akibat lambatnya
penanganan bengkel luar karena penyesuaian harga, karena harga yang murah juga dapat menjadi prioritas sampingan bagi
bengkel luar, ( jika pekerjaan dapat dilakukan pada tanggal 20 Juli 2023 dengan estimasi yang sama maka beban biaya
dapat berkurang Rp 41.600.000) dan jika pengerjaan lebih cepat dari estimasi maka Loss Opportunity menjadi lebih kecil.
PT Benua Bara Energi
Coal Project - Labanan

Keterlambatan penanganan pada unit DT Hino 934.

Terhitung dua minggu atau tepatnya 14 hari pasca inspeksi, DT 934 yang
terindikasi Differential problem bagian depan dan belakang, baru dapat ditangani
oleh mekanik setelah DT Hino 932 keluar dari workshop dikarenakan workshop
penuh menunggu beberapa unit yang masih waiting part (W/P), salahsatunya DT
Hino 932 yang sebelumnya W/P Differential Gear Set.

Waktu yang dibutuhkan mekanik untuk Assembly dan Disassembly Differential


adalah satu hari, sangat disayangkan jika setiap pengerjaan harus menunggu part.

Loss Opportunity yang semakin tinggi tidak sebanding dengan harga part yang
murah yang justru berkontribusi utama terjadinya kerugian yang semakin
bertambah, memilih part dengan harga yang sesuai dan qualitas yang mampu
memenuhi fungsinya adalah bagian dari rencana kerja jangka panjang, disamping
cepat dalam penanganan perbaikanya, umur pakainyapun akan lebih panjang.
PT Benua Bara Energi
Coal Project - Labanan

KESIMPULAN
• Semakin tinggi Down Time pada satu alat maka akan berpengaruh terhadap alat lain yang juga
memerlukan penanganan perawatan ataupun perbaikan, beban kerja workshop menjadi tidak
seimbang, (kapasitas workshop dan mekanik tidak mencukupi)

• Down Time yang tinggi adalah indikasi munculnya kerugian yang juga tinggi, hilangnya
kesempatan kerja pada peralatan akibat Breakdown (loss opportunity).

SARAN

• Selalu berkoordinasi dengan plant departemen terkait kemungkinan part yang dapat diorder, sesuai
dengan beban kerja part pada komponen unit.

• Selalu Berkoordinasi antara plant dan logistic terkait mekanisme kerja part, sehingga dapat
diputuskan untuk memilih harga dan kualitas part yang akan dibeli, sehingga pada prosesnya akan
lebih efektif, efisien dan aman saat pemakaian.

• Pertimbangkan selalu kerugian akibat Loss Opportunity saat akan menentukan harga, baik dalam hal
pembelian part ataupun penggunaan jasa bengkel luar agar tidak menambah kerugian akibat
naiknya angka Loss Opportunity, (win win solution).

Anda mungkin juga menyukai