Anda di halaman 1dari 52

“ PENATALAKSANAAN

TUBERKULOSIS PADA
ERA RESISTENSI OBAT”

Neni Sawitri
SITUASI TB DI INDONESIA
TUBERKULOSIS DAN
PENULARANNYA
• Definisi Tuberkulosis (TBC)
Penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis komplek. Yang terdiri
dari 8 organisma yang berbeda tetapi 1 kelompok yaitu : M. bovis, M. caprae, M. africanum, M.
microti, M. pinnipedii, M. mungi, M. orygis and M. canetti. Mycobacterium tuberculosis yang
paling penting dan umum

• Sumber penularan:
Pasien TBC terutama pasien yang mengandung kuman TBC dalam dahaknya
• Bila pasien batuk atau bersin  menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak
• Batuk  3000 percikan dahak yang mengandung 0-3500 M.tuberculosis
• Bersin  mengeluarkan 4500-1.000.000 M. tuberculosis

• Cara penularan:
inhalasi, hematogen, limfogen, perkontinuitatum
PATOGENESIS
KLASIFIKASI TBC
KASUS TBC :
LOKASI ANATOMIS RIWAYAT
1. Terduga TBC
PENGOBATAN :
2. Kasus TBC
1.TBC paru UJI KEPEKAAN :
a. Bakteriologis
2. TBC ekstra paru 1. Kasus Baru STATUS HIV :
b. Klinis
2. Kasus dengan 1.TB sensitif obat
riwayat 2.TB resistan obat 1 Kasus TBC dengan
pengobatan a. Monoresisten HIV +
sebelumnya INH 2. Kasus TBC dengan
3. Pasien yang b. TBC RR HIV –
tidak diketahui c. TBC MDR 3. Kasus TBC
riwayat d, TBC Pre-XDR
dengan HIV
pengobatan e. TBC -XDR
sebelumnya
tidak diketahui
WHO Algorithm TBC Screening C

Algorithm 1d (chest X-Ray And Xpert MTB/RIF available)


Screen A: interview
 Cough lasting >2 weeks?
 HIV status?

HIV-positive : Cough lasting >2


No cough lasting >2 weeks and
See Guidelines for intensified tuberculosis Weeks and no know
No know HIV infection
case-finding and isoniazid preventive HIV infection
therapy for people living with HIV in
resource-constrained settings Prevalence. PTP
0.5% 3.2%
Negative screen : Prevalence NPV no
1% 6.3% cough
2% 11.9% No further action
0.5% 99.7%
1% 99.3%
Screen B: CRX 2% 98.6%

Prevalence PTP
0.5% 6.4% Positive CRX Prevalence NPV cough
Negative CRX Lasting >2 weeks but
1% 12.0%
Negative CXR
2% 21.7%
Xp 0.5% 99.4%
1% 99.3%
Xp negative 2% 98.6%
CD = clinical diagnosis Xp positive for TB
CXR = chest X-ray GeneXpert in WHO
DST = drug-susceptibility testing  Consider further
 Start TB Diagnostic test Algorithm
NPV = negative predictive value Treatment For TB if NPV is low
PPV = positive predictive value  Consider and clinical suspicion
PTP = pretest probability Additional test is high
SSM =sputum-smear microscopy If PPV is low and  Consider other
Xp = Xpert MTB/RIF clinical diagnoses
 Consider DST
PENGOBATAN TBC

Tujuan pengobatan TBC: Prinsip pengobatan yang adekuat:


a. Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan
a. Menyembuhkan, mempertahankan
OAT yang tepat
kualitas hidup dan produktivitas pasien
b. Mengandung minimal 4 macam obat untuk
b. Mencegah kematian akibat TBC aktif
mencegah terjadinya resistensi
atau
c. Diberikan dalam dosis yang tepat
efek lanjutan
d. Ditelan secara teratur dan diawasi secara
c. Mencegah kekambuhan TBC langsung oleh PMO (pengawas menelan obat)
d. Mengurangi penularan TBC kepada sampai selesai masa pengobatan.
orang lain e. Pengobatan diberikan dalam jangka waktu
e. Mencegah perkembangan dan yang cukup terbagi dalam tahap awal serta
penularan resistan obat tahap lanjutan untuk mencegah kekambuhan
DOTS : suatu strategi atau cara penanggulangan TBC
Komitmen politis

1
Ketersediaan Diagnosis bakteriologis
• Yaitu: pengobatan TBC OAT bermutu bermutu
menggunakan rejimen
jangka pendek ( 6
bulan ) dengan 4 WHA 1991
2
pengawasan
langsung.
• Bukan berarti obat
gratis atau obat 5 Directly Observed
program Treatment Short-course 3
Pencatatan dan Pengobatan jgk pendek
pelaporan baku utk dg pengawasan langsung
asesment hasil &kinerja
Tahapan Pengobatan TBC

a. Tahap Awal, diberikan setiap hari


Tujuan : menurunkan jumlah kuman dan meminimalisir pengaruh dari sebagian
kecil kuman yang mungkin sudah resistan

b. Tahap lanjutan, diberikan setiap hari


Tujuan : membunuh sisa sisa kuman yang masih ada dalam tubuh dan
mencegah terjadinya kekambuhan

Lama pengobatan pasien TBC tergantung kriteria pasien TBC

TPP JABAR 2021 MPI-2 PENGOBATAN TBC


Dosis OAT lepasan lini pertama untuk pengobatan TBC-SO

(2RHZE / 4 RH)
Dosis OAT untuk pengobatan TBC-SO menggunakan tablet kombinasi dosis tetap (KDT)
OAT
LEPASAN

KOMBIPAK

FDC
PADUAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS
Pengobatan
tuberkulosis standar

Pengobatan pasien

Pasien baru Pada pasien dengan riwayat


TB resisten obat
pengobatan TBC lini
(TBC-RO)
pertama

Berdasar uji kepekaan INH ( LPA 1 )


TBC ekstra paru : OAT ; 6-12 bulan

Pneumotoraks

Efusi pleura
TBC tulang

TBC kelenjar TBC usus dan urogenital Meningitis TBC


Efek samping OAT dan
Penatalaksanaanya
Efek samping OAT dan
Penatalaksanaanya
• Pengobatan TBC pada O DHIV
• Pengobatan TBC pada
Diabetes Mellitus yang tidak
Pengobatan terkontrol
Pasien TBC • Pengobatan Pasien TBC
dengan Kelainan Hati
Dengan Keadaan • Pengobatan TBC pada ibu
hamil, pengguna kontrasepsi
Khusus dan wanita usia subur
• Pengobatan pasien TBC
dengan gangguan fungsi ginjal
• Pasien TBC yang perlu
mendapatkan tambahan
kortikosteroid
• Pasien TBC dengan alergi
PENGOBATAN TBC DALAM KEADAAN KHUSUS

Perempuan Perempuan dalam


Perempuan hamil menyusui kontrasepsi

• Pengobatan TBC • Rifampisin berinteraksi


perempuan hamil = • Pengobatan TBC dengan kontrasepsi
pengobatan TBC. perempuanC menyusui hormonal (pil KB,
• Semua jenis OAT aman = pengobatan TB suntikan KB, susuk KB),
untuk wanita hamil, • Pengobatan sehingga dapat
kecuali golongan pencegahan dengan menurunkan efektifitas
aminoglicoside (misal: INH diberikan kepada kontrasepsi tersebut.
streptomisin) bayi tersebut sesuai • Seorang wanita pasien
dengan berat badannya TBC mengggunakan
selama 6 bulan kontrasepsi non-
hormonal, atau
kontrasepsi yang
mengandung estrogen
dosis tinggi (50 mcg).
PENGOBATAN TBC DALAM KEADAAN
KHUSUS
TBC dengan HIV
• Tatalaksana sama dengan TBC tanpa HIV
• Prinsip pengobatan pasien TBC/HIV mendahulukan pengobatan TBC
• ARV perlu dimulai sesegera mungkin setelah terapi TBC dapat ditoleransi,
secepatnya 2 minggu dan tidak lebih dari 8 minggu, tidak tergantung hasil CD4.

TBC Meningitis dan TBC Perikarditis


• Pada pasien dengan meningitis tuberkulosis, terapi kortikosteroid ajuvan awal
dengan deksametason atau prednisolon yang diturunkan (tapering off) selama 6-
8 minggu harus digunakan
• Pada pasien dengan perikarditis tuberkulosis, terapi kortikosteroid ajuvan awal
mungkin digunakan
PENGOBATAN TBC DALAM KEADAAN KHUSUS

TBC dengan diabetes mellitus


• Tatalaksana sama dengan TBC tanpa DM, selama kadar gula darah
terkontrol.
• Bila kadar gula darah tidak terkontrol, pengobatan dilanjutkan
sampai 9 bulan.
• Hati-hati dengan penggunaan etambuthol, sering mengalami
komplikasi pada mata.
• Pemberian INH dapat menyebabkan neuropati perifer
• Rifampisin mengurangi efektivitas obat oral antidiabetes (gol.
sulfonilurea), diperlukan monitoring kadar glukosa darah lebih ketat
atau diganti dengan anti diabetik lainnya seperti insulin.
PENGOBATAN TBC DALAM KEADAAN
KHUSUS
TBC DENGAN GANGGUAN
GINJAL
• Paduan yang dianjurkan 2RHZE/4RH.
• Ekskresi Etambutol dan metabolit
Pirazinamid terjadi diginjal sehingga
perlu penyesuaian dosis atau
interval pemberian.
• Pemberian OAT 3 kali seminggu
dengan dosis yang disesuaikan:
o Dosis Pirazinamid : 25 mg/kg.
o Dosis Etambutol : 15 mg/kg.
PENGOBATAN TBC DALAM KEADAAN
KHUSUS
TBC dengan kelainan hati
• Pada pasien hepatitis akut dan atau klinis ikterik, OAT ditunda sampai hepatitis akutnya mengalami
penyembuhan. Pada keadaan sangat diperlukan dapat diberikan S dan E maksimal 3 bulan sampai
hepatitis menyembuh dan dilanjutkan dengan 6 RH
• Pada pasien dengan penyakit hati kronik lanjut pemeriksaan fungsi hati harus dilakukan sebelum
pengobatan dimulai dan secara berkala selama pengobatan.
> Dua obat hepatotoksik
* H, R dan E selama 9 bulan (E digunakan sampai terdapat hasil uji kepekaan H)
* H, R, S dan E selama 2 bulan dilanjutkan 6 bulan H dan R
* 6-9 bulan R, Z dan E
> Satu obat hepatotoksik
* H, E, S selama 2 bulan dilanjutkan H dan E selama 10 bulan
> Tidak menggunakan obat hepatotoksik
* E, S dan ofloksasin atau levofloksasin selama 18-24 bulan
EFEK SAMPING OBAT
DRUG INDUCE HEPATITIS
Kriteria :
* Dengan keluhan : SGOT/PT > 3x
* Tanpa keluhan : SGOT/PT > 5x
* Ikterik atau Bilirubin total > 2
Terapi
* OAT stop
* 9 bulan H dan R dengan E hingga uji kepekaan R dan H dipastikan sensitif
* Diberikan 2 bulan H, R dan E dilanjutkan dengan 6 bulan RH
* Diberikan 6 – 9 bulan RZE
* Diberikan 2 bulan HES dan Dilanjutkan 20 bulan HE
* Diberikan 18 – 24 bulan SE dan Florokuinolon
PENGOBATAN TBC DALAM KEADAAN
KHUSUS
Pasien TBC dengan alergi
DRUG ERUPTION
* OAT stop
* Konsul dr kulit
* Coba satu2 obat dimulai dengan OAT yang jarang menimbulkan reaksi alergi
Pasien TBC yang perlu mendapat tambahan kortikosteroid

Kortikosteroid hanya digunakan pada keadaan


khusus membahayakan jiwa pasien :
• Meningitis TBC,
• TBC milier dengan atau tanpa gejala-gejala meningitis,
• TBC dengan pleuritis eksudativa,
• TBC dengan perikarditis konstriktiva

Prednison diberikan dengan dosis 30-40 mg per hari, kemudian


diturunkan secara bertahap. Lama pemberian disesuaikan dengan jenis
penyakit dan kemajuan pengobatan
PPM PDPI ACTIVITY 26
PENGOBATAN TBC

EVALUASI PENGOBATAN

Evaluasi
Evaluasi bakteriologis (0 -
Evaluasi Evaluasi
klinis radiologis (0 - 2 pasien yang
2 - 3* - 5 (6) /8
– 6/8 bulan telah sembuh
bulan
pengobatan)
pengobatan)
Update TBC-SO, WHO 2022

Pertimbangan perubahan durasi pengobatan

TBC Sensitif Obat (SO) saat ini diobati


dengan empat obat TBC lini pertama untuk
jangka waktu enam bulan. Regimen
pengobatan enam bulan tetap terlalu
lama bagi banyak pasien, meskipun
efektif

Dalam beberapa tahun terakhir, upaya


penelitian telah diarahkan untuk
menemukan regimen yang lebih pendek
yang aman dan efektif.
WHO consolidated guidelines on tuberculosis. Module 4: treatment - drug-susceptible tuberculosis treatment.
Geneva: World Health Organization; 2022. Licence: CC BY-NC-SA 3.0 IGO
Pengobatan TBC SO
1. Pasien baru dengan TBC paru harus menerima regimen yang
mengandung 6 bulan rifampisin: 2HRZE/4HR
2. Penggunaan tablet kombinasi dosis tetap (FDC) direkomendasikan
dari pada obat terpisah
3. Jika memungkinkan, frekuensi pemberian untuk pasien baru TBC
paru adalah setiap hari selama terapi (tidak lagi 3 kali seminggu)
4. Pada pasien TBC paru baru yang diobati dengan regimen yang
mengandung rifampisin selama pengobatan, jika apusan dahak
positif ditemukan pada penyelesaian fase intensif,perpanjangan
fase intensif tidak dianjurkan
PENGOBATAN JANGKA PENDEK
UNTUK TBC-SO
1. Individu berusia 12 tahun atau lebih dengan TBC SO dapat
menerima pengobatan selama 4 bulan dengan regimen isoniazid,
rifapentine, moksifloksasin dan pirazinamid (2HPMZ/2HPM)

2. Pada anak-anak dan remaja antara 3 bulan dan 16 tahun dengan


TBC tidak berat (tanpa kecurigaan atau bukti MDR/RR-TBC),
regimen pengobatan 4 bulan (2HRZ(E)/2HR) bisa digunakan
PENYEBAB RESISTENSI OBAT
- Akibat mutasi genetik
- Terjadinya resistensi obat adalah fenomena akibat manusia

Provider/pemberi jasa: Program: Pasien:


Regimen yang tidak Suplai tidak adekuat Minum obat tidak
adekuat adekuat
Kualitas buruk
1. Diagnosis tidak tepat 1. Kurang mematuhi
2. Pengobatan tidak 1.Kurangnya stok dan anjuran dokter atau
mengunakan panduan pengiriman obat petugas kesehatn
yang tepat terganggu 2.Tidah teratur
3. Dosis, jenis, jumlah 2. Kualitas obat buruk menelan paduan OAT
obat dan angka waktu 3. Kondisi penyimpanan 3. Menghentikan
pengobatan tidak buruk pengobatan sepihak
adekuat belum pada waktunya
4. Penyuluhan pasien 4. Malabsorbsi ( gangguan
yang tidak adekuat penyerapan obat)
Pengobatan TBC RO di Indonesia
Mulai tahun 2023, paduan pengobatan TBC resistan obat yang
tersedia di Indonesia ialah:
1)Paduan pengobatan 6 bulan, terdiri dari:
a.Paduan BPaLM
b.Paduan BPaL
c.Paduan pengobatan TBC monoresistan INH (TBC Hr)
2)Paduan pengobatan 9 bulan
a.Paduan mengandung etionamid
b.Paduan mengandung linezolid
3)Paduan pengobatan jangka panjang (18–24 bulan)
Alur Pengobatan
TBC RO 2023
Setiap Akhir Pasca
Jenis Pemeriksaan Awal 2 minggu Bulan Pengobatan pengobatane)

Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan fisik a) V V V V V

Konseling dan evaluasi V V V V V


kondisi psikososial b)

Berat badan (IMT) V V V V V

Skrining neuropati V V V V
perifer
Skrining fungsi V V V V
penglihatan
Pemantauan efek V V V V V
samping obat
Konsultasi hasil V V
pengobatan

Pemeriksaan Awal dan


Pemeriksaan Mikrobiologi

BTA sputum c) V V V V

Pemantauan Pengobatan Biakan sputum c)

Uji kepekaan
V

V
V V

Diulang bila BTA/kultur positif f)


V

TBC Resistan Obat Sampel lain V Diulang bila tidak ada respons pengobatan
yang terdokumentasi
Pemeriksaan Laboratorium, Radiologi dan EKG
Rontgen dada V V V

EKG V V V V

Darah perifer lengkap V V V V

Fungsi hati: SGOT, V V V V


SGPT, Bilirubin total
Elektrolit: Na, K, Ca, Mg V

Fungsi ginjal: V
Ureum, kreatinin
Gula darah/HbA1c V

Tes kehamilan d) V

Tes HIV V
Pengobatan TBC Resistan Obat
dengan Paduan BPaLM
Kriteria pasien yang dapat diberikan paduan pengobatan BPaLM
 Pasien dengan TB RR/MDR
 Pasien dewasa dan remaja >14 tahun tanpa memandang status HIV
 Pasien dengan TB paru terkonfirmasi atau TB ekstraparu, kecuali TB
yang melibatkan sistem saraf pusat, osteoartikular dan
diseminata/milier
 Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan dengan Bdq,
Pretomanid, Lzd >1 bulan. Pada pasien dengan riwayat penggunaan
obat-obatan tersebut >1 bulan, maka paduan BPaLM dapat
diberikan bila ada bukti tidak adanya resistansi terhadap obat-obatan
tersebut.
 Tidak dapat diberikan pada pasien hamil dan wanita menyusui
karena hasil studi yang masih terbatas
Durasi Pengobatan BPaLM
Waktu
Konversi Durasi Pengobatan BPaLM
Biakan
Sputum

Bulan 1 – 4 pengobatan 26 minggu

Bulan 5 – 6 pengobatan 26 minggu

Tidak ada konversi Pasien dinyatakan “gagal pengobatan”


biakan hingga akhir BPaLM, lalu dipindahkan ke paduan
pengobatan (bulan 6) pengobatan TBC RO jangka panjang

Pasien yang tidak mengalami konversi biakan pada bulan ke-4 hingga akhir
pengobatan merupakan kasus kegagalan bakteriologis.
Pengobatan TBC Resistan Obat dengan
Paduan BPaL

Kriteria pasien yang dapat diberikan paduan pengobatan BPaL


 Pasien TB RR/MDR yang resistan terhadap fluorokuinolon (TB pre-XDR)
 Pasien dewasa dan remaja >14 tahun tanpa memandang status HIV
 Pasien dengan TB paru terkonfirmasi atau TB ekstraparu, kecuali TB
yang melibatkan sistem saraf pusat, osteoartikular dan diseminata/milier
 Pasien belum pernah mendapatkan pengobatan Bdq, Pretomanid, Lzd
atau Dlm >1 bulan. Pada pasien dengan riwayat penggunaan obat-obatan
tersebut >1 bulan, maka paduan BPaL dapat diberikan bila ada bukti
tidak adanya resistansi terhadap obat-obatan tersebut.
 Tidak dapat diberikan pada pasien hamil dan wanita menyusui karena
hasil studi yang masih terbatas
Jenis dan dosis OAT pada paduan
BPaL
Jenis obat (Sediaan) Dosis OAT

400 mg 1 kali/hari selama 2 minggu pertama


Bedaquiline /
setiap hari,
Bdq (Tablet 100
dilanjutkan dengan 200 mg 3 kali /minggu
mg)

Pretomanid /
Pa (Tablet 200 200 mg 1 kali/hari setiap hari
mg)

Linezolid / Lzd
600 mg 1 kali/hari setiap hari
(Tablet 600
mg)
PADUAN PENGOBATAN TBC
MONORESISTAN INH

• Paduan pengobatan bagi pasien TBC Monoresistan INH adalah kombinasi rifampicin (R),
isoniazid (H), pirazinamid (Z), etambutol (E), dan levofloksasin (Lfx) atau
R-H-Z-E-Lfx yang diberikanselama 6 bulan

• Idealnya pasien Monoresistan INH tidak diberikan INH lagi dalam panduan
pengobatannya
• Namun paket obat yang disediakan Program TBC Nasional adalah sediaan Kombinasi Dosis
Tetap (KDT), sehingga INH masih diberikan
• Bila terdapat obat TBC lepasan di fasyankes, pasien dapat diberikan paduan pengobatan tanpa
INH (R-Z-E-Lfx)
• Tidak boleh ada penambahan obat injeksi golongan aminoglikosida(streptomisin,
kanamisin, amikasin dan kapreomisin pada paduan pengobatan pada paduan pengobatan
• Pemanjangan durasi pengobatan menjadi 6-12 bulan dipertimbangkan pada kasus tertentu seperti
TBC paru lesi luas, TBC milier, TBC paru konversi labat (lebih dari 2 bulan, konversi BTA maupun kultur)
dan TBC ekstraparu berat
TAHAPAN INISIASI PENGOBATAN TBC
MONORESISTAN INH
• Pasien dengan hasil TCM Rif Sen dengan riwayat
pengobatan sebelumnya  berikan paduan R-H-Z-E PEMERIKSAAN AWAL PENGOBATAN
sambil menunggu hasil uji kepekaan INH dan Lfx, TBC MONORESISTAN INH
hasil dalam waktu 1 minggu.
• Jika INH Sensitif  lanjutkan pengobatan
• Jika resistan INH namun sensitif Lfx  status
pengobatan di SITB ditutup dan dicatat
sebagai “Gagal karena perubahan diagnosis”
pasien didaftarkan kembali sebagai pasien
TBC
Monoresistan INH dan pengobatan R-H-Z-
E-Lx
dimulai dari
• Obatawal
Lfx tidak dapat diberikan sampai hasil LPA
tersedia dan diketahui sensitif
• Apabila hasil LPA lini satu hasilnya Rif Res,
TCM hasilnya Rif sen, maka
walaupun ditatalaksana
pasien TBC
sebagai
RR/MDR.
• Bila diagnosis pasien berdasarkan dugaan kuat
TBC monoresistan INH (kontak erat) pengobatan
TBC monoresistan INH dengan paduan R-H-Z-E-
Lfx dapat dimulai walaupun hasil uji kepekaan
belum tersedia
dan dapat disesuaikan apabila hasil uji
sudahkepekaan
tersedia
K r i t e r i a Pasien TB RO u n t u k
Paduan
p e n g o b a t a n TBC RO 9 bulan
1. Tidak resistan atau tidak ada dugaan inefektif terhadap obat Bdq,
Cfz, INH dosis tinggi, Eto / Lzd (sesuai variasi yang digunakan)
2. Tidak ada riwayat penggunaan Bdq, fluorokuinolon (untuk
pengobatan ataupun pencegahan), Cfz, Eto / Lzd selama >1 bulan
3. Tidak pernah mendapat OAT lini kedua paduan 9 bulan selama ≥
1 bulan
4. Bukan kasus TB paru lesi luas
5. Bukan kasus TB ekstraparu berat
6. HIV negative atau ODHIV
7. Tidak hamil atau menyusui
8. Anak dan dewasa yang terdiagnosis TBC RO klinis dan merupakan
kontak pasien terkonfirmasi TBC RR/MDR
Paduan 9 bulan variasi etionamid
M u l a i t a h u n 2024, P r o g r a m T B N a s i o n a l m e n y e d i a k a n 2
• Kadar hemoglobin,v neutrofil
a r i a s i p aatau
d u atrombosit
n p e n g o brendah
a t a n TBC ROpengobatan
di awal 9 b u la n
• Neuropati perifer (Grade 1, 2, berat) atau gangguan penglihatan di awal
Pengobatan

Paduan 9 bulan variasi linezolid

• Kadar hemoglobin >8 g/dL, neutrophil >0,75 × 109/L dan trombosit >150
× 109/L di awal pengobatan
• Tidak ada bukti pasien mengalami neuropati perifer, atau tidak ada tanda
/ dugaan neuritis optik di awal pengobatan
4
1. TB RO Paduan Pengobatan TBC RO 9 bulan variasi
Linezolid

Tahap Awal: 7 Tahap Lanjutan:


Macam Obat 4 Macam Obat

4-6 BDQ(6 bulan) – Lfx – Cfz – Hdt – Z – E – Lzd (2 bulan) /5 Lfx – Cfz – Z – E
2. TB RO Paduan Pengobatan TBC RO 9 bulan variasi
Etionamid

Tahap Awal: 7 Tahap Lanjutan:


Macam Obat 4 Macam Obat

4-6 BDQ(6 bulan) – Lfx – Cfz – Hdt – Z – E – Eto /5 Lfx – Cfz – Z – E


Durasi Pengobatan 9
bulan
Tahap Awal Tahap Lanjutan Total Durasi
NO Nama Obat
(4-6 bulan) (5 bulan) Pemberian
1 Bedaquiline (Bdq) * V 6 bulan
2
Levofloksasin atau V
Moxifloxacin V 9-11 bulan
3 Clofazimin V V 9-11 bulan
4 INH dosis tinggi V - 4-6 bulan
5 Pirazinamid V V 9-11 bulan
6 Etambutol V V 9-11 bulan
7 Etionamid V - 4-6 bulan
8 Linezolid ** V - 2 bulan
*Bedaquiline diberikan dengan durasi tetap selama 6 bulan, tanpa memperhatikan durasi tahap awal pengobatan (sehingga meskipun tahap awal pengobatan
hanya 4 atau 5 bulan, Bdq tetap diberikan selama 6 bulan).
**) Lzd 600 mg diberikan selama 2 bulan
Kriteria Pasien Pengobatan TB-RO
dengan Paduan Jangka Panjang
1. TBC ekstraparu berat 5. Wanita hamil atau atau menyusui
2. Terdapat resistansi terhadap obat yang tidak dapat menggunakan
utama paduan BPaL/M dan paduan 9 bulan variasi linezolid
paduan 9 bulan (karena kondisi klinis tertentu)
3. Terjadi intoleransi terhadap obat 6. Anak usia <14 tahun yang tidak
pada paduan BPaL/M dan paduan bisa diobati dengan paduan
9 bulan BPaL/M
4.Respon yang buruk terhadap 7. Pasien TBC RO dewasa maupun
pengobatan jangka pendek: gagal anak yang karena alasan tertentu
pengobatan (tidak terjadi tidak bisa mendapatkan paduan
konversi, tidak ada respon klinis), pengobatan 9 bulan
munculnya resistansi obat selama
pengobatan, atau putus berobat
Prinsip Pemberian Paduan Jangka Panjang
3A
+ IDEAL
2B
Bila grup A dan B tidak memenuhi 5 obat
maka diambil obat dari grup C untuk
melengkapi 5 obat

Tahap awal: 6 Bdq-Lfx-Lzd-Cfz-Cs (minimal 5 obat)


Tahap Lanjutan: 12 Lfx-Cfz-Cs (minimal 3 obat, setelah bedaquilin 6 bulan)
Contoh Panduan Pengobatan TBC RO Jangka Panjang
Berdasarkan
Kondisi pasien
Hasil Akhir Pengobatan Pasien TBC
RO
Hasil Definisi
Pasien yang paduan pengobatannya perlu dihentikan atau diubah secara
Pengobatan gagal
permanena) ke paduan/strategi pengobatan baru.
Pasien TB paru yang terkonfirmasi bakteriologis di awal pengobatan yang
Sembuh menyelesaikan pengobatan sesuai kebijakan program, dengan bukti

respons bakteriologisb) dan tidak ada bukti kegagalan pengobatan.


Pasien yang menyelesaikan pengobatan sesuai kebijakan program,
Pengobatan lengkap
namun tidak memenuhi definisi sembuh atau pengobatan gagal.
Pasien yang meninggal sebelum memulai pengobatan atau selama
Meninggal
pengobatan karena sebab apapun.
Pasien yang tidak memulai pengobatan atau menghentikan pengobatan
Putus berobat
selama 2 bulan berturut-turut atau lebih.
Pasien yang tidak memiliki hasil pengobatan pada saat akhir pelaporan
kohort pengobatan, termasuk pasien yang “pindah” ke fasilitas
Tidak dievaluasi
kesehatan lain dan pasien yang “tidak diketahui” hasil pengobatannya

oleh fasilitas yang merujuk

Keberhasilan pengobatan Jumlah semua pasien yang sembuh dan pengobatan lengkap
TERIMA KASIH

GEDUNG PELAYANAN TERPADU TBC RO RSPG


Cara Berdahak Yang Baik
Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi

TBC paru TBC ekstra paru


Melibatkan organ
Melibatkan diluar parenkim
parenkim paru, paru seperti pleura,
trakeobronkial, TBC KGB, abdomen,
milier dan saluran
campuran TBC paru genitourinaria,
dan TBC ekstraparu kulit, sendi, tulang,
selaput otak

Anda mungkin juga menyukai