Anda di halaman 1dari 46

SUMBER DAYA FRS

I. SUMBER DAYA MANUSIA

II. FASILITAS
I. SUMBER DAYA MANUSIA
A. Pendahuluan

• Instalasi Farmasi harus memiliki Apoteker dan TTK yang


sesuai dengan beban kerja dan petugas penunjang lain.

• Ketersediaan jumlah tenaga Apoteker dan Tenaga Teknis


Kefarmasian di Rumah Sakit dipenuhi sesuai dengan
ketentuan klasifikasi dan perizinan Rumah Sakit yang
ditetapkan oleh Menteri.

• Uraian tugas tertulis setiap petugas harus ada dan revisi


paling sedikit setiap tiga tahun sesuai kebijakan dan
prosedur di IFRS
B. Kualifikasi Sumber Daya
Manusia (SDM)

a. Untuk pekerjaan kefarmasian terdiri dari:


1. Apoteker
2. Tenaga Teknis Kefarmasian
b. Untuk pekerjaan penunjang terdiri dari:
1.Operator Komputer/ Teknisi yang
memahami kefarmasian
2. Tenaga Administrasi
3. Pekarya/ Pembantu pelaksana
C. Persyaratan

1) Pelayanan Kefarmasian harus dilakukan oleh


Apoteker dan TTK.
2) TTK yang melakukan Pelayanan Kefarmasian
harus di bawah supervisi Apoteker.
3) Apoteker penanggung jawab seluruh Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit. (Kepala Instalasi
Farmasi) diutamakan telah memiliki pengalaman
bekerja minimal 3 (tiga) tahun.
4) Apoteker dan TTK harus memenuhi persyaratan
administrasi seperti yang telah ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Persyaratan Khusus Apoteker,
harus memiliki Kompetensi

o Kompetensi adalah intelegensia


intelektual yang merupakan integrasi
dari pengetahuan substansial,
pengetahuan kontekstual,
keterampilan, pengalaman,
kemampuan fisik dan pergaulan.
o Kinerja kompetensi diukur berdasarkan
variasi atribut kompetensi diatas
o Perbedaan nilai pengukuran
merupakan variasi dari kualitas
kompetensi
o Kompetensi Apoteker dalam Praktek
kefarmasian :

1. Mampu melakukan praktek kefarmasian secara


profesional dan etis
2. Mampu menyelesaikan masalah yang terkait
dengan sediaan farmasi
3. Mampu melakukan dispensing sediaan farmasi
dan alkes
4. Mampu menformulasi dan memproduksi sediaan
farmasi dan alkes
5. Mempunyai keterampilan dalam pemberian
informasi sediaan farmasi dan alkes
6. Mampu berkontribusi dalam upaya preventif dan
promotif kesehatan masyarakat
7. Mampu mengelola sediaan farmasi dan alkes
8. Mampu mendesign, melakukan penyimpanan dan
pendistribusian sediaan farmasi dan alkes
9. Mempunyai keterampilan organisasi dan mampu
membangunan hubungan interpersonal dalam
menjalankan praktek kefarmasian
10. Mampu mengikuti perkembangan IPTEK yang
berhubungan dengan praktek kefarmasian
D. Kebutuhan SDM

• Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang


baik dan aman, maka dalam penentuan
kebutuhan SDM / tenaga harus
mempertimbangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan :
o jenis pelayanan,
o tugas dan fungsi,
o wewenang
o tanggung jawab.
• Dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan
faktor-faktor yang berpengaruh pada kegiatan yang
dilakukan, yaitu:
1. kapasitas tempat tidur dan Bed Occupancy
Rate (BOR)
2. jumlah dan jenis kegiatan farmasi yang
dilakukan (manajemen, klinik dan produksi)
3. jumlah Resep atau formulir permintaan Obat
(floor stock) per hari
4. volume Sediaan Farmasi, AlKes, BMHP
5. sistem pelayanan distribusi
• Penghitungan kebutuhan Apoteker berdasarkan
beban kerja pada :

1. Pelayanan Kefarmasian di rawat inap yang


meliputi pelayanan farmasi manajerial dan
pelayanan farmasi klinik, idealnya dibutuhkan
tenaga Apoteker dengan rasio
1 Apoteker untuk 30 pasien.
2. Pelayanan Kefarmasian di rawat jalan
yang meliputi pelayanan farmasi menajerial dan
pelayanan farmasi klinik idealnya dibutuhkan
tenaga Apoteker dengan rasio
1 Apoteker untuk 50 resep.
3. Pelayanan Kefarmasian di ruang tertentu,
a. Unit Gawat Darurat;
b. Intensive Care Unit (ICU)
c. Intensive Cardiac Care Unit (ICCU)
d. Neonatus Intensive Care Unit (NICU)
e. Pediatric Intensive Care Unit (PICU);
4. Pelayanan kefarmasian yang lain seperti
a.unit logistik medik/ distribusi,
b.unit produksi steril/ aseptic dispensing,
c.unit Pelayanan Informasi Obat
d.dll tergantung pada jenis aktivitas dan tingkat cakupan
pelayanan yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi.
E. Pengembangan Staf dan Program
Pendidikan
• Setiap staf di Rumah Sakit harus diberi kesempatan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
• Peran Kepala Instalasi Farmasi dalam pengembangan staf dan
program pendidikan meliputi:
1. menyusun program orientasi staf baru, pendidikan
dan pelatihan berdasarkan kebutuhan
pengembangan kompetensi SDM.
2. menentukan dan mengirim staf sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan (tugas dan tanggung
jawabnya) untuk meningkatkan kompetensi yang
diperlukan.
3. menentukan staf sebagai narasumber/ pelatih/ fasilitator
sesuai dengan kompetensinya
II. FASILITAS
A. PENDAHULUAN
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di RS harus
didukung oleh :
o fasilitas dan peralatan yang memenuhi ketentuan
dan perundang- undangan kefarmasian yang
berlaku.
o lokasi harus menyatu dengan sistem pelayanan RS,
dipisahkan antara fasilitas untuk penyelenggaraan
manajemen, pelayanan langsung kepada pasien,
peracikan, produksi dan laboratorium mutu
yang dilengkapi penanganan limbah.
o Fasilitas dan peralatan harus memadai dalam hal
kualitas dan kuantitas agar dapat meningkatkan
efisiensi waktu pelayanan, respon pelayanan,
pengambilan keputusan, meminimalkan medication
error terkait look a like and sound a like (LASA) ,
identifikasi pasien dengan memanfaatkan teknologi
berbasis Teknologi Informasi (misal melalui barcode

system) agar dapat menunjang fungsi dan proses


pelayanan kefarmasian, menjamin lingkungan kerja

yang aman untuk petugas, dan memudahkan


sistem komunikasi RS
- Pada Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit pasal 16 :

* Peralatan harus memenuhi persyaratan mutu,


keamanan, keselamatan, dan laik pakai.
* Peralatan yang memerlukan ketepatan pengukuran
harus dilakukan kalibrasi alat dan peneraan secara
berkala oleh balai pengujian kesehatan dan/ atau
institusi yang berwenang.
* Peralatan harus dilakukan pemeliharaan,
didokumentasi, serta dievaluasi secara berkala dan
berkesinambungan.
B. FASILITAS
o Fasilitas adalah segala sesuatu hal yang menyangkut
sarana, prasarana/ alat medik dan non medik) yang
dibutuhkan oleh RS dalam memberikan pelayanan
bagi pasien baik Fasilitas Utama maupun Fasilitas
Penunjang
o Sarana adalah segala sesuatu benda fisik yang
dapat tervisualisasi oleh mata maupun teraba oleh
panca-indera, mudah dapat dikenali oleh pasien dan
(umumnya) merupakan bagian dari suatu bangunan
gedung ataupun bangunan gedung itu sendiri.
o Prasarana adalah benda maupun jaringan/ instalasi
yang membuat suatu sarana yang ada bisa
berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
* Sarana *

1. Ruang kantor/ administrasi


• Ruang pimpinan
• Ruang staf
• Ruang kerja/ administrasi tata usaha
• Ruang pertemuan
2. Ruang Penerimaan sediaan farmasi, alkes dan BMHP
yaitu Ruangan untuk menerima dari supplier dan dari
unit produksi Farmasi.
Ruang penerimaan harus memiliki :
o Tempat pengecekan kualitas
o Meja Administrasi
3. Ruang Penyimpanan

• Ruang penyimpanan harus memperhatikan kondisi


sanitasi, temperatur, sinar/ cahaya, kelembaban,
ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk
dan keamanan petugas yang terdiri dari :

1. Ruangan penympanan sediaan Farmasi


2. Ruangan penyimpanan AlKes
3. Ruangan penyimpanan BMHP
1. Ruang penyimpanan sediaan farmasi seperti :
o Obat jadi
o Obat produksi
o Obat termolabil
o Obat mudah terbakar
o Obat High Alert
o Obat narkotik dan psikotropik,
o Obat sitostatika
2. Ruangan penyimpanan AlKes seperti :
o Alkes steril
o Alkes non steril
3. Ruangan penyimpanan BMHP seperti :
o Reagensia
o Bahan kontras
4. Ruang distribusi
Ruang distribusi harus cukup untuk
melayani seluruh kebutuhan pasien RS

Ruang distribusi dibagi atas :


o Ruang distribusi untuk pelayanan rawat jalan, ada
ruang khusus/ terpisah untuk penerimaan resep,
peracikan dan penyerahan obat .
o Ruang distribusi untuk pelayanan rawat inap,
 Ruang distribusi untuk melayani system floor
stock
 Ruang distribusi untuk melayani Unit Dose
Dispensing System
5. Ruang Konsultasi / Konseling Obat
o harus ada sebagai sarana untuk apoteker
memberikan konsultasi/ konseling pada pasien
dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
kepatuhan pasien.
o harus jauh dari hiruk pikuk kebisingan lingkungan
rumah sakit dan nyaman sehingga pasien
maupun konselor dapat berinteraksi dengan baik.
o dapat berada di instalasi farmasi rawat jalan
maupun rawat inap.
6. Ruang Pelayanan Informasi Obat
o Pelayanan informasi obat dilakukan di ruang
tersendiri
o Mempunyai ruang kerja Pelayanan
o Mempunyai ruangan untuk perlengkapan sumber
informasi dan teknologi komunikasi, berupa
ruangan pustaka dll
7. Ruang Produksi non steril
Secara umum persyaratan bangunan untuk ruangan
produksi memenuhi kriteria :

a. Lokasi : jauh dari pencemaran lingkungan (udara,


tanah dan air tanah)
b. Konstruksi : ada sarana perlindungan terhadap :
Cuaca
Banjir
Rembesan air
Kelembaban
Binatang/ serangga
c. Rancang bangun dan penataan gedung di ruang
produksi harus memenuhi kriteria :

– Disesuaikan dengan alur barang, alur kerja / proses,


alur orang / pekerja.
– Pengendalian lingkungan terhadap :
o Udara
o Permukaan langit - langit, dinding, lantai dan
peralatan / sarana lain
o Barang masuk
o Petugas yang di dalam
– Luas ruangan minimal 2 kali daerah kerja + peralatan,
dengan jarak setiap peralatan minimal 2,5 m
– Di luar ruang produksi ada fasilitas untuk lalu lintas
petugas dan barang

d. Pembagian ruangan
– Ruang terpisah antara obat jadi dan bahan baku
– Ruang terpisah untuk setiap proses produksi
– Ruang terpisah untuk produksi obat luar dan obat
dalam
– Gudang terpisah untuk produksi antibiotik (bila ada)
– Tersedia saringan udara, efisiensi minimal 98 %
– Permukaan lantai, dinding, langit-langit dan pintu
harus :
o Kedap air
o Tidak terdapat sambungan
o Tidak merupakan media pertumbuhan untuk
mikroba
o Mudah dibersihkan dan tahan terhadap bahan
pembersih / desinfektan
– Daerah pengolahan dan pengemasan hindari
bahan dari kayu, kecuali dilapisi cat epoxy/
enamel.
– Persyaratan ruangan steril dan nonsteril harus
memenuhi kriteria Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) untuk :
o Ventilasi ruangan
o Suhu
o Kelembaban
o Intensitas cahaya
– Pemasangan instalasi
harus sesuai kriteria CPOB untuk :
o Pipa saluran udara
o Lampu
o kabel dan peralatan listrik
8. Ruang Produksi Steril / aseptic dispensing harus
memenuhi spesifikasi :

a. Lantai
Permukaan datar dan halus, tanpa sambungan,
keras, resisten terhadap zat kimia dan fungi, serta
tidak mudah rusak
b. Dinding
Permukaan rata dan halus, terbuat dari bahan
yang keras, tanpa sambungan, resisten terhadap
zat kimia dan fungi, serta tidak
mudah rusak.
o Sudut-sudut pertemuan lantai dengan dinding dan
langit-langit dengan dinding dibuat melengkung
dengan radius 20 – 30 mm
o Colokan listrik datar dengan permukaan dan kedap
air dan dapat dibersihkan
c. Plafon
o Penerangan, saluran dan kabel dibuat di atas plafon.
o Lampu rata dengan langit-langit / plafon dan diberi
lapisan untuk mencegah kebocoran udara
d. Pintu
Rangka terbuat dari stainles steel . Pintu membuka ke
arah ruangan yang bertekanan lebih tinggi.
e. Aliran udara
Aliran udara menuju ruang bersih, ruang penyiapan,
ruang ganti pakaian dan ruang antara harus melalui
HEPA filter dan memenuhi persyaratan kelas 10.000.
Pertukaran udara minimal 120 kali per jam.
f. Tekanan udara
Tekanan udara di dalam ruang bersih adalah 15
Pascal lebih rendah dari ruang lainnya sedangkan
tekanan udara dalam ruang penyiapan, ganti pakaian
dan antara harus 45 Pascal lebih tinggi dari tekanan
udara luar.
g. Temperatur
Suhu udara diruang bersih dan ruang steril, dipelihara
pada suhu 16 – 25° C
h. Kelembaban
o Kelembaban relatif 45 – 55%.
o Ruang bersih, ruang penyangga, ruang ganti
pakaian steril dan ruang ganti pakaian kerja
hendaknya mempunyai perbedaan tekanan udara
10-15 pascal.
o Tekanan udara dalam ruangan yang mengandung
risiko lebih tinggi terhadap produk hendaknya selalu
lebih tinggi dibandingkan ruang sekitarnya.
Sedangkan ruang bersih penanganan sitostatika
harus bertekanan lebih rendah dibandingkan ruang
sekitarnya.
9. Laboratorium Farmasi
Instalasi Farmasi melakukan kegiatan
penelitian dan pengembangan butuh ruang
laboratorium farmasi
Persyaratan laboratorium farmasi:
o Lokasi : terpisah dari ruang produksi. Konstruksi
bangunan dan peralatan tahan asam, alkali, zat
kimia dan pereaksi lain (harus inert); aliran udara,
suhu dan kelembaban sesuai persyaratan.
o Tata ruang : disesuaikan dengan kegiatan dan alur
kerja
o Perlengkapan instalasi (air, listrik) sesuai
persyaratan
* Prasarana *
• Fasilitas peralatan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan terutama untuk perlengkapan peracikan
dan penyiapan baik untuk sediaan steril, non steril,
maupun cair untuk obat luar atau dalam.

• Fasilitas peralatan harus dijamin sensitif pada


pengukuran dan memenuhi persyaratan, peneraan
dan kalibrasi untuk peralatan tertentu setiap tahun.
Peralatan minimal yang harus tersedia :

a. Peralatan penyimpanan, peracikan dan pembuatan obat


(steril dan non steril)
b. Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip
c. Kepustakaan yang memadai untuk melaksanakan
pelayanan informasi obat
d. Lemari penyimpanan khusus untuk sitostatika dan
narkotika
e. Lemari pendingin dan pendingin ruangan untuk
obat yang termolabil
f. Penerangan, sarana air, ventilasi dan sistem
pembuangan limbah yang baik
g. Alarm
1. Peralatan Kantor
o Mebeulair (meja, kursi, lemari buku/ rak, filing cabinet dll),
ATK
o Telepon dan fax
o Komputer 
- untuk kegiatan sekretariat, dan pekerjaan kefarmasian
- terintegrasi dengan SIRS
- Sistem komputerisasi meliputi Jaringan, Perangkat
keras dan Perangkat lunak (program aplikasi)
2. Peralatan Produksi
o Peralatan untuk persediaan, peracikan dan pembuatan
obat (nonsteril dan steril/ aseptik)
o Peralatan harus dapat menunjang persyaratan
keamanan CPOB
3. Peralatan Aseptic Dispensing
o Biological Safety Cabinet / Vertical Laminar Air
Flow Cabinet (untuk pelayanan sitostatik)
o Horizontal Laminar Air Flow Cabinet (untuk
pelayanan pencampuran obat suntik dan nutrisi
parenteral)
o Pass-box dengan pintu berganda (air-lock)
o Barometer
o Termometer
o Wireless intercom
o APD
4. Peralatan Penyimpanan
a. Peralatan Penyimpanan Kondisi Umum
o lemari/ rak : rapi, terlindung dari debu, kelembaban
dan cahaya yang berlebihan
o Lantai dilengkapi dengan palet
b. Peralatan Penyimpanan Kondisi Khusus
o Lemari pendingin dan AC untuk obat yang
termolabil
o Validasi secara berkala
o Lemari narkotika dan obat psikotropika
o Peralatan untuk penyimpanan obat,
o penanganan dan pembuangan limbah sitotoksik
dan obat berbahaya harus dibuat secara khusus
5. Peralatan Pendistribusian/
Pelayanan
- Pelayanan rawat jalan
(Apotik)
- Pelayanan rawat inap
(satelit/ depo farmasi)
6. Peralatan Konsultasi
o Buku2, leaflet, brosur dll
o Meja, kursi untuk apoteker dan 2 orang pelanggan
o lemari menyimpan profil pengobatan pasien
o Komputer, Telpon
o Lemari arsip , Kartu arsip
7. Peralatan Ruang Informasi Obat
o Kepustakaan  pelayanan informasi obat
o Peralatan meja, kursi, rak buku, kotak
o Komputer, Telpon – Fax
o Lemari arsip , Kartu arsip
o TV dan VCD player

8. Peralatan Ruang Arsip


o Kartu Arsip
o Lemari/ Rak Arsip

Anda mungkin juga menyukai