Anda di halaman 1dari 30

Askeb sayang ibu

Asuhan sayang ibu


 1 Asuhan sayang ibu adalah asuhan yg aman, berdasarkan temuan (evidence based)
 2. Asuhan sayang ibu membantu pasien merasa nyaman dan aman selama proses
persalinan
 3. Asuhan sayang ibu menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan a/ proses
alamiah, maka intervensi dan pengobatan yg tdk perlu utk proses alamiah ini dihindari
 4. Asuhan sayang ibu berpusat pd pasien bukan pd petugas kesehatan
 5. Asuhan sayang ibu menjamin bahwa pasien dan keluargany
Asuhan sayang ibu selama persalinan
termasuk:
 Memberikan dukungan emosional
 Membantu pengaturan posisi
 Memberikan cairan dan nutrisi
 Memperbolehkan ke kamar mandi secara teraturPencegahan infeksi
POSISI MENERAN

 Bagian dari pelaksanaan asuhan sayang ibu adalah membiarkan pasien memilih sendiri
posisi untuk meneran. Macam-macam posisi meneran :
 1. Jongkok : memaksimalkan sudut dlm lengkungan carus yg memungkinkan bahu turun
ke panggul dan bukan terhalang (macet) di atas simfisi pubis
 2. Setengah duduk : lebih mudah bagi bidan utk membimbing kelahiran kepala bayi dan
mengamati perineum
Berdiri
 Berdiri : memperbesar ukuran panggul, menambah 28% ruang outletnya
 4. Merangkak : baik utk persalinan dgn punggung yg sakit, membantu janin dlm
melakukan rotasi, peregangan minimal pd perineum
 5. Miring ke kiri : - Oksigenasi janin maksimal karena dgn miring kiri sirkulasi
darah ibu ke janin lebih lancar - Memberi rasa santai bagi ibu yg letih - Mencegah
tejadinya laserasi
MEKANISME PERSALINAN
 1. Engagement : masuknya kepala melalui PAP
 2. Descent : penurunan kepala kedalam panggul
 3. Fleksi : menekannya kepala dimana dagu mendekati sternum
 4. Rotasi internal( putar paksi dlm) : berputarnya oksiput kearah depan, sehinngan Ubun-
ubun Kecil berada dibawah shympisis
 5. Ekstensi : hipomochlion: uuk dibwh simpisis dan berturut lahir UUB, dahi, muka, dagu
 6. Rotasi eksterna (putar paksi luar ) : berputarnya kepala menyesuaikan kembali dengan
sumbu badan (arahnya sesuai dgn punggung bayi)
 7. Ekspulsi : cara melahirkan : bahu depan, bahu blkng, seluruh bdn & ektrimitas
ASUHAN KALA II

 PEMANTAUAN IBU
 1. Kontraksi Kriteria pemantauan kontraksi uterus pada
Kala II :
 a. Frekuensi >3x dalam 10 menit
 b. Intensitas kontraksi kuat
 c. Durasi >40 detik
Tanda-tanda Kala II
 Tanda-tanda Kala II Beberapa kriteria pasien sudah dalam
persalinan kala II:
 a. Merasa ingin meneran dan biasanya sudah tdk bisa menahannya
 b. Perineum menonjol
 c. Merasa seperti ingin BAB
 d. Lubang vagina dan sfingter ani membuka
 e. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat (jika ketuban sudah
pecah
Tanda Vital
 Tanda Vital Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk
mendeteksi kemungkinan adanya penyulit persalinan.
 TD diperiksa setiap 15 menit dgn waktu pemeriksaan di
antara dua kontraksi.
 Hasil yg didapat adalh adanya kenaikan sistol 10 mmHg di
atas rata-rata dan nilai ini normal. Tanda vital lain seperti
suhu, nadi, dan pernapasan diperiksa setiap jam
Kemajuan Persalinan

 Kemajuan Persalinan Kriteria kemajuan persalinan hasil dari upaya


mendorong pasien yg efektif adalah sbb:
 a. Penonjolan perineum
 b. Pembukaan anus
 c. Mekanisme persalinan
 d. Pada tahap selanjutnya semakin terlihatnya bagian terbawah janin
di jalan lahir
Pemantauan Janin
 1. Saat bayi belum lahir
 a. Frekuensi DJJ Indikator yg menunjukkan kesejahteraan janin
dalam uterus. DJJ diperiksa setiap 30 menit dan hasilnya ditulis dlm
partograf
 b. Bagian terendah janin Berkaitan dgn posisi ubun-ubun kecil jika
janin dgn presentasi kepala, letak muka, atau ubun- ubun besar yg
mengindikasikan kemungkinan akan ada kesulitan dalam proses
kelahiran kepala
Lanjut:
 Penurunan bagian terendah janin Berkaitan dgn proses kemajuan persalinan mulai
dari penurunan sampai dgn lahirnya kepala
 2. Saat Bayi Sudah Lahir
 a. Penilaian sekilas sesaat setelah bayi lahir Aspek yg dinilai adalah warna kulit
dan tangis bayi.
 b. Menit pertama kelahiran Sesaat setelah bayi lahir bidan memantau 2 tanda vital
sesuai dg SIGTUNA Skor yaitu upaya bernafas dan frekuensi jantung (dihitung
selama 6 detik, hasil dikalikan 10 sm dg frekuensi jantung 1 menit)
Dukungan emosional
 Dukung dan anjurkan suami & anggota keluarga lain utk berada di samping ibu selama
persalinan & kelahiran.
 Anjurkan mereka utk melakukan peran aktif dlm mendukung ibu & mengidentifikasi
langkah2 yg mungkin sangat membantu kenyamanan ibu.
 Hargai keinginan ibu utk menghadirkan teman atau saudara yg khusus utk menemaninya.
Bekerja bersama anggota keluarga untuk

 Mengucapkan kata2 yg membesarkan hati & pujian kpd ibu.


 Membantu ibu bernapas pd saat kontraksi.Memijat punggung, kaki atau kepala ibu &
tindakan2 lainnya.
 Menyeka muka ibu lembut menggunakan kain yg dibasahi air hangat atau dingin.
 Menciptakan suasana kekeluargaan & rasa aman
Pemberian cairan & nutrisi
 Anjurkan ibu makan makanan ringan & minum air selama
persalinan & kelahiran bayi. Banyak ibu ingin makan selama fase
laten persalinan, tp kmdn hanya menginginkan cairan saja begitu
memasuki tahap persalinan aktif.
 Anjurkan anggota keluarga ibu utk seringkali menawarkan ibu utk
minum air selama persalinan, mereka juga boleh menawarkan
makanan ringan
alasan
 makan makanan ringan & menjaga hidrasi yg cukup selama
persalinan akan memberikan ibu lebih banyak energi & mencegah
dehidrasi.
 Dehidrasi bisa memperlambat kontraksi dan/ atau membuat
kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif.
Kandung kemih
 Anjurkan ibu utk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin
selama persalinan, ibu harus berkemih sedikitnya setiap 2 jam, atau
lebih sering jika ibu merasa ingin berkemih atau jika kandung
kemihnya penuh.
 Periksa kandung kemih pd saat memeriksa denyut jantung janin:
lihat/palpasi tepat di atas simfisis pubis utk mengetahui apakah
kandung kemih penuh.
 Anjurkan ibu berjalan ke kamar mandi utk berkemih & bantu ibu ke
kamar mandi jika perlu. Jika ibu tdk dpt berjalan ke kamar mandi
berikan wadah urin.
alasan
 kandung kemih yg penuh akan:
Memperlambat turunnya janin & mungkin menyebabkan partus
macet. Menyebabkan ibu tdk nyaman.
 Meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan yg disebabkan
atonia uteri.Menggangu penatalaksanaan distosia bahu.
 Meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca persalin
kateter
 Jangan melakukan kateterisasi kandung kemih secara rutin
selama persalinan.

Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan jika kandung kemih
ibu penuh dan ibu tidak dapat berkemih sendiri.Alasan:
 kateterisasi menyakitkan & meningkatkan resiko infeksi & luka pd
saluran kemih ibu.
bab
 ibu utk buang air besar jika ibu merasa ingin.
 Jika ibu menunjukkan keinginan utk buang air besar selama
persalinan aktif, lakukan pemeriksaan dlm utk memastikan bahwa
ibu blm siap utk melahirkan & yg dirasakan ibu bkn merupakan
tekanan kepala bayi.
 Jika ibu blm siap melahirkan, perbolehkan ibu utk ke kamar mandi.
alasan
 Pencegahan infeksi
 Menjaga lingkungan tetap bersih adalah esensial utk mewujudkan
kelahiran yg aman & bersih bg ibu & bayinya, dan juga merupakan
unsur esensial dlm asuhan sayang ibu.
 Menaati praktek2 pencegahan infeksi yg baik juga menolong
melindungi penolong persalinan & keluarga ibu dari infeksi.
 Ikuti praktek2 pencegahan infeksi yg sudah ditetapkan ketika
mempersiapkan persalinan dan kelahiran.
alasan

 Anjurkan ibu utk mandi pada saat awal persalinan & pastikan
bahwa ibu memakai pakaian bersih.
 Sering cuci tangan, gunakan peralatan steril atau disinfeksi tingkat
tinggi & gunakan sarung tangan pd saat yg tepat.
 Anjurkan anggota keluarga utk mencuci tangan mereka sebelum &
setelah melakukan kontak dgn ibu dan/ atau bayi baru lahir.

Anda mungkin juga menyukai