Anda di halaman 1dari 46

Daftar Isi Daftar Isi 1 Kata Pengantar 2 Penyatuan Bahasa dan Proses Konsultasi 3 Alur Penyusunan Renstra 5 Misi

& Motto Depdiknas 6 Analisis Situasi 7 Visi Depdiknas 2025 9 Cetak Biru Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif 2025 10 Tata Nilai Depdiknas 11 Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional 12 Rencana Pembangunan Jangka Panjang 15

Gambaran Kebutuhan dan Rencana Strategis 30


Sasaran Jumlah Peserta Didik 31 Pemerataan dan Perluasan Akses 32 Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing 34 Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik 38 Komposisi Pembiayaan Program Diknas 42 Strategi Pembiayaan 43 Sistem Pemantauan dan Evaluasi 44 Landasan Hukum & Prinsip Pelaksanaan 44 Sistematika 45 Mekanisme 46

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 1

Kata Pengantar

Dunia sedang mengalami berbagai pergeseran dan perubahan, mulai dari yang sifatnya kebijakan, kesepakatan, maupun strategi-strategi untuk bertahan dari masing-masing negara. Gelombang perubahan yang terjadi di Indonesia baik yang bersifat politik, ekonomi, sosial dan budaya membawa dampak yang begitu besar bagi semua komponen bangsa ini, tidak terkecuali Departemen Pendidikan Nasional. Tentu saja perubahan ini mendatangkan konsekuensi, terutama dalam bentuk pengujian terhadap kemampuan departemen ini memenuhi harapan-harapan dari seluruh stakeholders-nya. Ketika membangun manusia melalui pendidikan, sistem yang kita bangun dituntut tidak hanya untuk membangun kemampuan intelektual peserta didik. Sistem harus mampu pula membangun kemampuan untuk mengekspresikan dan mengatualisasikan dirinya melalui buah pikiran dan perasaannya dengan tetap memperhatikan moral, etika, dan kaidahkaidah agama. Tidak hanya itu, sistem harus memerhitungkan arena persaingan talenta yang harus dihadapi oleh para lulusan pendidikan nasional di kemudian hari. Dengan menyadari penuh kenyataan itulah, maka Departemen Pendidikan melahirkan visi pembangunan, yaitu Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif 2025. Sebelum rencana strategis 2005-09 ini dikeluarkan dan dijadikan pedoman, Departemen Pendidikan Nasional terlebih dahulu mengadakan pertemuan dengan pemerhati pendidikan Indonesia pada tanggal 29 Desember 2005. Dalam acara curah pendapat tersebut, diundang berbagai kalangan, mulai dari DPR, BAPPENAS, Departemen Keuangan, lembaga pendidikan, organisasi keagamaan, budayawan, dan industrialis. Setelah memperhatikan masukan dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan nasional, jajaran Departemen Pendidikan difasilitasi oleh Konsultan Perencanaan ulung AndrewTani & Co. Telah menyusun sebuah Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 200509 bertemakan Peningkatan Kapasitas dan Modernisasi. Dalam metoda Orbex yang diterapkan, rencana strategis tersebut menjadi batu loncatan (stepping stone) untuk

periode-periode pembangunan sistem pendidikan nasional ke depan sampai dengan tahun 2025. Periode pembangunan 2010-2015 bertemakan Penguatan Pelayanan, 2015-2020: Daya Saing Regional, dan 2020-2025: Daya Saing Internasional. Selama kurun waktu pembangunan tersebut, seluruh tenaga dan pikiran dicurahkan dalam rangka mengemban misi yang pada hakikatnya adalah mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global. Misi itulah yang menyemangati motto kami ke depan, yaitu Pendidikan Bermutu Untuk Semua. Tentu pendidikan nasional tidak semata-mata merupakan tugas sendiri Depdiknas, Dinas Pendidikan yang ada di Propinsi/Kabupaten/Kota, serta 250,000 lebih satuan pendidikan yang dinaunginya. Sebutlah legislatif, eksekutif, judisial, para orangtua, para pemimpin agama, para pelaku media massa, para pemerhati pendidikan, kalangan industri dan UKM. Tidak satupun komponen bangsa yang luput dari upaya pencerdasan yang kita hadapi ini. Dokumen ini akan menjadi acuan dasar perencanaan, implementasi, dan pemantauan gerak langkah pendidikan nasional. Harapan kami adalah Renstra ini menjadi pemersatu hati dan gerak laju ke depan, serta menjadi alat koordinasi bagi seluruh instansi dan satuan terkait.

Jakarta, Januari 2006

Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Sudibyo

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 2

Penyatuan Bahasa dan Proses Konsultasi


RPJM merupakan penjabaran visi, misi, dan program kerja Presiden terpilih untuk lima tahun mendatang dan akan menjadi pedoman bagi kementerian negara dalam menyusun Renstra Kementerian/Lembaga, termasuk Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan Renstra melibatkan berbagai pihak yang terkait. Dalam perjalanannya, Departemen Pendidikan Nasional juga meminta masukan dan saran dari para pemerhati pendidikan Indonesia yang terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari perwakilan DPR, BAPPENAS, Departemen Keuangan, perwakilan dunia pendidikan, budayawan, dan industrialis. Terdapat dua hal yang menjadi dasar penyusunan Renstra ini. Pertama adalah keadaan yang diinginkan di masa depan (das sollen) yang disesuaikan dengan rencana dan program Presiden terpilih. Kedua adalah kondisi saat sekarang (das sein). Untuk mencapai kondisi das sollen, juga diperhitungkan tantangan dan hambatan yang akan dihadapi dalam perjalanan tersebut. Diantaranya adalah kondisi politik, ekonomi, sosial-budaya, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pertimbangan lain yang juga sangat mempengaruhi penyusunan Renstra ini adalah adanya kebijakan otonomi daerah. Keputusan terhadap otonomi daerah ini berdampak pada pengelolaan terhadap sistem dan sumber daya yang ada, termasuk mekanisme dan sistem kerja. Otonomi ini juga mempengaruhi masalah pendanaan, karena itu harus ada kesepakan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sehingga program-program yang sudah dirancang dapat dijalankan. Untuk memastikan bahwa Renstra telah disusun dengan baik, Depdiknas menjalin kerjasama dengan konsultan manajemen. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan Depdiknas untuk dapat bertransformasi diri secara terus menerus seiring perubahanParadigma Pengelolaan Organisasi Orbex perubahan yang terjadi yang terjadi di lingkungan. Paradigma yang digunakan dalam proses tersebut adalah Organizing for Business Excellence (Orbex). Orbex menampilkan eksistensi organisasi sebagai suatu entitas konseptual yang terdiri atas tujuh elemen yang mengisi tiga ruang waktu yaitu masa lampau, masa kini dan masa depan. Empat diantara tujuh elemen tersebut mewakili dua sisi organisasi yang harus dikelola dengan cara yang berbeda. Ada sisi teknis yang pengelolaannya menuntut ilmu manajemen dan ada sisi sosial atau manusia yang menuntut seni kepemimpinan. Paradigma Dinamis

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 3

Penyatuan Bahasa dan Proses Konsultasi (lanjutan)


Dengan kerangka Orbex, peran pemimpin dibedakan menjadi dua, peran yang bersifat operasional dan peran yang bersifat strategis. Peran tandem tersebut berbagi upaya melakukan artikulasi, eksekusi, dan orkestrasi yang tepat atas ke tujuh elemen untuk menghasilkan kinerja operasi yang sangat baik (operating excellence yang merupakan tanggung jawab operasional) sekaligus menghasilkan keunggulan strategis (strategic excellence yang merupakan tanggung jawab strategis). Dengan demikian organisasi dapat meraih sukses dalam rentang waktu yang panjang. Untuk itu mereka mengandalkan jaringan tim yang dipimpin oleh para manajer-pemimpin yang terlatih dalam membangun dan membina kohesi, kejelasan, koherensi, kompetensi, dan koordisasi yang berhulu pada pengurus-pengurus tertinggi organisasi. Dalam kaitan dengan pelaksanaan kebijakan desentralisasi pemerintahan, Renstra merupakan pedoman penyusunan rencana strategis dan operasional bagi Gubernur, Bupati/Walikota termasuk Kepala Dinas Pendidikan dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan operasional daerah. secara efektif berdasarkan urusan wajib, urusan pilihan, dan sumberdaya pendukung yang tersedia. Implikasinya, pengelolaan pelayanan pendidikan perlu memperkuat mekanisme partisipasi dan akuntabilitas publik di setiap tingkatan manajemen pendidikan. Renstra Depdiknas 2005-2009 yang konsisten dengan prinsip desentralisasi dan otonomi akan menciptakan rasa kepemilikan (ownership) dan pemahaman yang optimal atas peran masing-masing stakeholders dalam pelayanan pendidikan yang efektif bagi masyarakat. Depdiknas perlu memperjelas dan memperkuat fungsi-fungsi barunya dalam pelayanan pendidikan, seperti dalam penetapan kebijakan nasonal, standardisasi nasional pendidikan, pengendalian dan penjaminan mutu berdasarkan penilaian kinerja, serta harmonisasi dan koordinasi sesuai dengan delegasi fungsi, urusan, dan tanggungjawab dari masing-masing tingkat pemerintahan, satuan pendidikan, dan masyarakat. Proses penyelarasan Renstra yang telah disusun oleh Depdiknas telah mencakup kegiatan-kegiatan pokok, antara lain: (a) pembentukan kelompok kerja Renstra oleh Mendiknas pada bulan Februari 2005, (b) analisis komprehensif dan pembahasan oleh para pengambil keputusan di Depdiknas termasuk hasil temuan penelitian operasional, (c) konsultasi regional yang melibatkan unsur pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan mitra-mitra pembangunan pendidikan, (d) diskusi yang intensif dengan instansi terkait seperti Departemen Agama, Departemen Dalam Negeri, Departemen Keuangan, BAPPENAS, dan DPR.
Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 4

Penyusunan Renstra memerhatikan beberapa masukan dari temuan dalam telaah sektor pendidikan (Education Sector Review, 2004) terutama mengenai penetapan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional, yaitu 1) Pemerataan dan Perluasan Akses; 2) Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing; serta 3) Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik. Renstra Depdiknas merancang strategi dan program pembangunan berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas dan Peraturan-Peraturan Pemerintah yang memuat sejumlah pokok-pokok pembaharuan mendasar dalam sistem pendidikan nasional ke depan. Selain itu penyusunan juga memperhatikan tugas pokok dan fungsi setiap tingkat pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Alur Penyusunan Renstra


Terdapat 8 langkah dalam melakukan penyusunan perencanaan strategis organisasi seperti yang ditunjukan pada alur di bawah ini :
FORMULASI MISI

4.

Kaji kondisi organisasi; Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan kita bila dibandingkan dengan negara lain? Apa saja faktor kunci keberhasilan dalam menjalankan organisasi ini? Apa yang menjadi tantangan dan hambatan yang dapat kita hadapi dalam mencapai tujuan yang kita inginkan? Apa saja ukuran kunci kinerja untuk mengukur keberhasilan kita dalam mengelola organsiasi ini? Renungkan visi; Kondisi apa saja yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang? Bila diukur, ukuran kinerja kunci yang sudah di-tetapkan pada tahap sebelumnya menunjukkan nilai berapa saja? Secara bertahap, repelita demi repelita, tonggak-tonggak apa yang dapat mengukur kemajuan upaya organisasi mendekatkan ke kondisi yang diinginkan tersebut?

KAJI KINERJA MASA LALU

5.

KAJI KONDISI LINGKUNGAN

KAJI KONDISI ORGANISASI

FORMULASI VOYAGE PLAN

6.

FORMULASI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG FORMULASI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lengkapi rencana pembangunan jangka panjang; Dalam rangka mendekatkan kondisi usaha ke arah yang telah ditetapkan sebelumnya, perubahan apa saja yang perlu diterapkan dalam repelita yang pertama? Perubahan apa yang akan diusahakan?
Rumuskan rencana pembangunan jangka menengah; Langkah-langkah besar apa saja yang dituntut dalam situasi yang sedang ditelaah, repelita demi repelita, program, kegiatan, organisasi, dan manusia? Teknologi apa yang akan diusahakan? Rumuskan kegiatan dan program tahunan; Secara rinci, langkah-langkah apa saja yang dituntut untuk dilaksanakan dari tahun ke tahun, di program, kegiatan, organisasi, dan manusia? Khusus untuk tahun pertama, langkah tindakan apa saja yang dibutuhkan? Prioritasnya? Nilai investasinya? Keuntungan apa saja yang dapat membenarkan investasi tersebut? Kapan dapat memastikan bahwa pelaksanaannya berjalan sesuai harapan?

7.

FORMULASI RENCANA TAHUNAN

8.

1.

Renungkan misi; Apa saja yang menjadi tujuan dasar yang melatar-belakangi pendirian organisasi? Misi menguraikan maksud keberadaan usaha. Demi kepentingan siapa, kehadiran organisasi di lapangan. Lengkapi data position audit; Apa yang sudah kita lakukan di masa lalu? Berada di mana organisasi ini sekarang? Cara-cara apa saja yang digunakan untuk mencapai tujuan? Kaji kondisi Lingkungan; Peluang seperti apa yang ada? Ancaman seperti apa yang sedang dihadapi? Bagaimana dengan peluang dan ancaman di masa yang akan datang?

2. 3.

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 5

Misi & Motto Depdiknas C. Hasil-hasil


Visi pada halaman sebelumnya diturunkan ke dalam Misi Departemen Pendidikan Nasional untuk dijadikan pedoman kerja kongkrit dalam mencapai sasaran sistem pendidikan nasional. Motto dibuat sedemikian rupa sebagai sumber spirit bagi Departemen Pendidikan Nasional dalam mencapai visi dan misi yang telah dicanangkan.

MISI

MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MAMPU MEMBANGUN INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF, YANG BERKEADILAN, BERMUTU, DAN RELEVAN DENGAN KEBUTUHAN MASYARAKAT LOKAL DAN GLOBAL.
Misi ini dilaksanakan dengan prinsip-prinsip:
Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa; Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multi makna; Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat; Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran; Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat; Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. (UU Pendidikan Nasional No. 20 Pasal 4 Tahun 2003 )

MOTTO

PENDIDIKAN BERMUTU UNTUK SEMUA


Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co. Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 6

Analisis Situasi C. Hasil-hasil


Tabel berikut memuat rangkuman dari gambaran situasi pendidikan di Indonesia yang dibagi ke dalam 3 tema pokok: Akses Pendidikan; Mutu Pendidikan; Tata kelola Departemen Pendidikan nasioal. Tema Pokok
Akses Pendidikan

Hasil analisa terhadap kondisi pendidikan di Indonesia menjadi salah satu dasar yang digunakan dalam merancang rencana strategis. Data diperoleh dari berbagai sumber yang berlaku pada periode 2002 2005. Penjelasan Keterangan
Faktor penyebab utama adalah penurunan kinerja perekonomian Indonesia (krisis 1997) Jumlah ini pada umumnya berasal dari keluarga mampu di daerah perkotaan Alasan utama adalah faktor ekonomi yang diantaranya menyebabkan kekurangan biaya sekolah dan timbulnya pemikiran praktis untuk segera bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup Faktor utama adalah kurangnya biaya sekolah dan pemikiran praktis untuk segera bekerja

Variabel
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Cenderung mengalami penurunan sejak tahun 1995, sedikit membaik pada tahun 2004 2005, dengan naik satu peringkat (peringkat 111 ke 110). Hanya 25.3% anak usia 0-6 tahun memperoleh layanan PAUD, 32.36% anak usia 5-6 tahun memperoleh layanan pendidikan TK Prosentase partisipasi sekolah yang paling besar ada pada tingkatan usaia 7-12 tahun (96.8%) dan usia 13-15 tahun (83.5%) dan cenderung menurun hingga tingkat perguruan tinggi (14.6%) Angka kesenjangan partisipasi pendidikan terkecil (dari sudut golongan ekonomi) adalah pada usia 7-12 tahun (98.7% untuk golongan ekonomi mampu, 94% untuk golongan ekonomi tidak mampu), dan yang terbesar adalah pada usia 1618 tahun (76.1% untuk golongan ekonomi mampu, 32.7% untuk golongan ekonomi tidak mampu). Kesenjangan ini semakin besar untuk partisipasi pendidikan di tingkat menengah dan perguruan tinggi sejak tahun 2002. Kesenjangan berdasarkan jenis kelamin relatif tidak signifikan dibandingkan kondisi 20 tahun yang lalu Kesenjangan pendidikan antar perkotaan dan pedesaan adalah sebesar 15-20% (2004)

Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Kesenjangan Angka Partisipasi Pendidikan Antara Golongan Ekonomi, Wilayah, dan Jenis Kelamin

Meningkatnya kesadaran keseteraan gender yang berakibat pada kesetaraan hak (pendidikan) antar laki-laki dan perempuan Akses pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana pendidikan yang tidak seimbang antar kedua wilayah

Melek Aksara

Angka terbesar ada pada tingkatan usia 15-24 tahun (98.7%) Siswa yang mengalami kekurangan gizi mempengaruhi kesiapannya dalam menerima proses pendidikan yang berkualitas (Depkes tahun 2003: 28% balita mengalami kekurangan gizi dan 50% mengalami cacingan) Kuantitas: Tahun 2004 secara keseluruhan rasio ideal ada di tingkat pendidikan dasar sampai menengah, hanya jumlah yang lebih besar masih terkonsentrasi di daerah perkotaan. Kualitas: ketidak sesuaian keahlian tenaga pengajar dengan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya, yang mencapai angka rata-rata 40% (untuk tingkat SD, SMP, SMA, SMK). Kualifikasi tenaga pengajar di tingkat perguruan tinggi yang memiliki pendidikan S2/S3 secara keseluruhan hanya berkisar rata-rata 44.5%

Upaya wajib belajar 9 tahun membantu peningkatan angka melek aksara

Mutu Pendidikan

Kesiapan siswa

Ketersediaan Tenaga Pengajar

Upah guru yang lebih rendah dari negara tenaga tetangga serta perlindungan terhadap hak-hak guru yang belum optimal turut menghambat proses peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar di tingkat SD hingga SMA

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 7

C. Hasil-hasil
Tema Pokok
Mutu Pendidikan (lanjutan)
Anggaran Pendidikan Alokasi anggaran untuk pendidikan masih hanya mencapai 6.6% dari APBN dan sangat rendah dibandingkan dengan negara tetangga lain (1.3% dari PDB)

Analisis Situasi (lanjutan)


Variabel Penjelasan Keterangan

Prasarana dan Sarana Pendidikan

Ketersediaan sarana penunjang yang minim dan penyebarannya yang tidak merata. Beberapa contoh kasus adalah ketidaklayakan kondisi ruang belajar yang terbesar ada di tingkat SD sebesar 57.9%., rasio ketersediaan buku dan siswa yang tidak mencapai 1:1 untuk tingkat SD hingga SMA, ketertinggalah penggunaan ICT dibanding negara tetangga Proses belajar mengajar cenderung kurang menarik dan tidak menciptakan kreativitas pada siswa Berorientasi pada teori dan hafalan Penekanan lebih pada otak kiri Pemeringkatan Internasional yang menaruh Indonesia pada peringkat 12 dari 12 menunjukkan sistem pendidikan Indonesia yang kurang relevan dengan kebutuhan pembangunan. Meski kontribusi sektor primer masih memiliki daya serap tenaga kerja yang tinggi (43%) namun sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB justru memiliki daya serap tenaga kerja yang terkecil (14%), sementara sektor pertanian yang memberikan kontribusi terkecil terhadap PDB memiliki daya serap tertinggi

Hal ini terutama mempengaruhi kenyamanan proses belajar mengajar

Metoda pembelajaran

Hal berlaku hampir untuk semua jenjang pendidikan SD SMA

Relevansi Pendidikan Dengan Kebutuhan Lapangan Kerja

Penguatan sektor industri tidak diikuti oleh penguatan di sektor pendidikan dan kultur masyarakat yang msih cenderung agraris

Kemampuan Wirausaha

Lulusan PT lebih banyak menjadi pekerja, sementara lulusan SD dan SMP menunjukkan angka tinggi untuk melakukan wirausaha
Sistem informasi manajemen yang belum terbangun dengan baik menyebabkan proses ini belum berjalan secara optimal dan menyulitkan kendali pemerintah atas kebijakan yang dikeluarkan oleh masingmasing lembaga pendidikan tersebut

Tata Kelola Departemen Pendidikan Nasional


Model Pengelolaan Pendidikan

Pengembangan model desentralisasi pengelolaan pendidikan oleh pemerintah untuk lebih menguatkan inisiatif masing-masing lembaga pendidikan guna meningkatkan kualitas layanan pendidikannya terhadap masyarakat

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 8

Visi Depdiknas 2025

C. Hasil-hasil Diagram berikut menunjukkan penjabaran tema sistem pendidikan nasional pada tahun 2025 (Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif) yang tertuang di dalam visi departemen pendidikan nasional tahun 2025.

Makna dari tema tersebut kemudian dijelaskan secara rinci (Insan Indonesia Cerdas dan Insan Indonesia Kompetitif) pada bagian bawah dari diagram.

Visi 2025 VISI 2025


Sesuai UU Pendidikan Nasional No. 20 Pasal 3 Tahun 2003, maka pendidikan nasional harus mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada tahun 2025, Sistem Pendidikan Nasional berhasrat menghasilkan:
Makna Insan Indonesia Cerdas

INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF (Insan Kamil / Insan Paripurna)

Makna Insan Indonesia Kompetitif

Cerdas spiritual

Gandrung akan olah hati/kalbu untuk menumbuhkan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia

Cerdas emosional & sosial

Gandrung akan olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiativitas terhadap kehalusan dan keindahan, serta meningkatkan kemampuan ekspresi estetis Aktualisasi insan sosial yang mampu membina hubungan timbal balik, empatik dan simpatik, ceria dan percaya diri, menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara, serta berwawasan kebangsaan yang sadar akan hak dan kewajiban warga negara

Kompetitif

Cerdas intelektual

Gandrung akan olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan & teknologi Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif Gandrung akan olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan trengginas Aktualisasi insan adiraga

Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan Bersemangat juang tinggi Mandiri Pantang menyerah Pembangun & pembina jejaring Bersahabat dengan perubahan Inovatif dan menjadi agen perubahan Produktif Sadar mutu Berorientasi global Pembelajar sepanjang hayat

Cerdas kinestetik

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 9

Cetak Biru Insan Indonesia Cerdas & Kompetitif 2025


Rencana strategis jangka panjang pemerintah dalam mencapai optimalitas pendidikan di Indonesia tertuang dalam cetak biru yang disebut dengan Cetak Biru Indonesia Cerdas & Kompetitif 2025. Cetak biru tersebut memuat sasaran akhir yang akan dicapai serta bagaimana peran setiap lembaga yang terkait dalam melakukan perencanaan dan menurunkannya ke dalam bentuk implementasi baik dalam kerangka jangka panjang maupun jangka pendek.

INDONESIA YANG MAJU DAN MANDIRI, ADIL DAN DEMOKRATIS SERTA AMAN DAN BERSATU DALAM WADAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Sumber: Visi 2025 - Bappenas

SISTEM PENDIDIKAN
SUPPLY DESIRED END-STATE
Sarana Prasarana Tenaga pendidik

TALENT MARKET
SUPPLY
.. t eknik . akunt an . dokt er ..perawat ..lain-lain

DEMAND
Pesert a didik DasMen Dikt i Non Formal

DEMAND Dalam Negeri


Local hires Onshoring Luar Negeri TKI

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF 2025

CAKRAWALA PERENCANAAN

PEMERINTAH PUSAT

DEPDIKNAS

DEPARTEMEN TERKAIT & DINAS PENDIDIKAN DAERAH

SATUAN PENDIDIKAN

RPJP Unit Ut ama

20 t ahun

RPJP 2025

RPJP 2025 Depdiknas

RPJP 2025 Depart emen Terkait & Dinas Pendidikan

RPJP 2025 Sat uan Pendidikan

Renst ra Unit Ut ama

PLANNING FRAMEWORK

5 t ahun
RPJM 2009

Renst ra 2009 Depdiknas

Renst ra 2009 Depart emen Terkait & Dinas Pendidikan

Renst ra 2009 Sat uan Pendidikan

Tahunan

RKP & APBN

RKAKL & DIPA

RKAKL & DIPA Depart emen Terkait dan APBD

Program dan Anggaran Tahunan Sat uan Pendidikan

Legend: RPJP = Rencana Pembangunan Jangka Panjang; RPJM = Rencana Pembangunan Jangka Menengah; RKP = Rencana Kerja Program; APBN = Anggaran Pendapat an & Belanja Negara; RKAKAL = Rencana Kerja & Anggaran Kement rian & Lembaga; DIPA = Daft ar Isian Proyek dan Anggaran; APBD = Anggaran Pendapat an & Belanja Daerah.

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 10

I P O Values Framework
Dalam menjalankan kerjanya mencapai sasaran Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif, Departemen Pendidikan Nasional perlu memiliki tatanan nilai-nilai yang menjadi dasar dari setiap aktivitas implementasi.

Tata Nilai Depdiknas


Nilai-nilai tersebut dikategorikan menjadi 3 bagian besar yaitu input, process, dan ouput values dan memiliki indikator nilai yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan dari setiap kategori nilai tersebut,

INPUT VALUES yang tepat dapat mencegah kegagalan dan kekeliruan dalam proses rekrutmen pegawai Depdiknas PROCESS VALUES yang dapat dipahami dan tertanam dengan baik akan meningkatkan mutu interaksi antar manusia dan kinerja OUTPUT VALUES yang dipikirkan dengan baik akan memfokuskan organisasi kepada hal-hal yang diharapkan agar dapat mempertahankan hasil pelayanan yang berkualitas

INPUT VALUES Nilai-nilai yang dapat ditemukan dalam diri setiap pegawai Depdiknas

PROCESS VALUES Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja di Depdiknas, dalam rangka mencapai dan mempertahankan kondisi keunggulan

OUTPUT VALUES Nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh mereka yang berkepentingan terhadap Depdiknas

PEGAWAI DEPDIKNAS

KEPEMIMPINAN & MANAJEMEN YG PRIMA

PEMERATAAN & PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN YANG BERMUTU

Tim Perumus: Agus Dharma Supeno Sutrisno Diah Sujarwo Surya Dharma Muhaswat Dwiyanto

Amanah / Trustworthiness Profesional dan Percaya Diri Antusias dan Bermotivasi Tinggi Bertanggung Jawab Kreatif Disiplin Peduli

Visioner dan Berwawasan Menjadi Teladan Memotivasi (Motivating) Mengilhami (Inspiring) Memberdayakan (Empowering) Membudayakan (Culture-forming) Taat Azas Koordinatif dan Bersinergi dalam Kerangka Kerja Tim Akuntabel

Produktif (Efektif dan Efisien) Gandrung Mutu Tinggi/Service Excellence Dapat Dipercaya (Andal) Responsif dan Aspiratif Antisipatif dan Inovatif Demokratis, berkeadilan, dan Inklusif Pembelajar Sepanjang Hayat

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 11

Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional


Pemerataan dan perluasan akses pendidikan diarahkan pada upaya memperluas daya tampung satuan pendidikan sesuai dengan prioritas nasional, serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik dari berbagai golongan masyarakat yang berbeda baik secara sosial ekonomi, gender, lokasi tempat tinggal dan tingkat kemampuan intelektual serta kondisi fisik. Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas penduduk Indonesia untuk dapat belajar sepanjang hayat dalam rangka peningkatan daya saing bangsa di era global, serta meningkatkan peringkat IPM hingga mencapai posisi sama dengan atau lebih baik dari peringkat IPM sebelum krisis. Untuk itu, sampai dengan tahun 2009 dilakukan upaya-upaya sistematis dalam pemerataan dan perluasan pendidikan, dengan mempertahankan APM-SD pada tingkat 94%, memperluas SMP/MTs hingga mencapai APK 97,4% atau APM 75,5% serta menurunkan angka buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas hingga 5%.

1.9

1.4

Pendidikan Kecakapan Hidup


1.10

1.1

Pendanaan Biaya Operasi Wajar Perluasan Akses SMA/SMK dan SM Terpadu

Perluasan Akses Pendidikan Wajar pada Jalur NonFormal


1.5

Perluasan Akses Pendidikan Keaksaraan bagi Penduduk usia > 15 tahun

1.11

Perluasan Akses Perguruan Tinggi


1.12

PEMERATAAN & PERLUASAN AKSES PENDIDIKAN

1.6

Perluasan Akses SLB dan Sekolah Inklusif


1.7

Pemanfaatan ICT sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh


1.13

1.2

1.3

Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Perluasan Akses SMA/SMK/SM Terpadu, SLB, dan Perguruan Tinggi

Penyediaan Sarana & Prasarana Pendidikan Wajar

Rekrutmen Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pengembangan Sekolah Wajar Layanan Khusus bagi Daerah Terpencil/ Kepulauan yang Berpenduduk Jarang dan Terpencar
1.8

Perluasan Akses PAUD

Kebijakan dalam Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 12

Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional


Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing di masa depan diharapkan dapat memberikan dampak bagi perwujudan eksistensi manusia dan interaksinya sehingga dapat hidup bersama dalam keragaman sosial dan budaya. Selain itu, upaya peningkatan mutu dan relevansi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta daya saing bangsa. Mutu pendidikan juga dilihat dari meningkatnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai humanisme yang meliputi keteguhan iman dan takwa serta berahlak mulia, etika, wawasan kebangsaan, kepribadian tangguh, ekspresi estetika, dan kualitas jasmani. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan diukur dari pencapaian kecakapan akademik dan non-akademik yang lebih tinggi yang memungkinkan lulusan dapat proaktif terhadap perubahan masyarakat dalam berbagai bidang baik ditingkat lokal, nasional maupun global.

2.9

2.4

Pembangunan Sekolah Bertaraf Internasional di setiap Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota


2.10

2.1

Implementasi dan Penyempurnaan SNP & BSNP

Pengembangan Guru sebagai Profesi


2.5

Mendorong Jumlah Jurusan di PT Masuk dalam 100 Besar Asia


2.11

Pengembangan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan


2.6

Akselarasi Jumlah Prodi, Kejuruan, Vokasi & Profesi


2.12

PENINGKATAN MUTU, RELEVANSI & DAYA SAING

Perbaikan Sarana dan Prasarana


2.7

Peningkatan Jumlah dan Mutu Publikasi Ilmiah dan HAKI


2.13

Perluasan Pendidikan Kecapakan Hidup


2.2 2.3

Penjaminan Mutu Secara Terprogram dengan Mengacu pada SNP

Perluasan dan Peningkatan Mutu Akreditasi

2.8

Penerapan Telematika dalam Pendidikan

Pengembangan Sekolah Berbasis Keunggulan Lokal di setiap Kabupaten/Kota

Kebijakan dalam Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 13

Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional


Tujuan jangka panjang Depdiknas adalah mendorong kebijakan sektor agar mampu memberikan arah reformasi pendidikan secara efektif, efisien dan akuntabel. Kebijakan ini diarahkan pada pembenahan perencanaan jangka menengah dengan menetapkan kebijakan strategis serta program-program yang didasarkan pada urutan prioritas. Di samping itu, disusun pula pola-pola pendanaan bagi keseluruhan sektor berdasarkan prioritas, baik dari sumber Pemerintah, orangtua maupun stakeholder lain di setiap tingkat pemerintahan. Pengelolaan pendidikan nasional menggunakan pendekatan secara menyeluruh dari sektor pendidikan ( sector-wide approach) yang bercirikan: (a) program kerja disusun secara kolaboratif dan sinergis untuk menguatkan implementasi kebijakan pada semua tingkatan, (b) reformasi institusi dilaksanakan secara berkelanjutan yang didukung program pengembangan kapasitas, dan (c) perbaikan program dilakukan secara berkelanjutan dan didasarkan pada evaluasi kinerja tahunan yang dilaksanakan secara sistematis dan memfungsikan peran-peran stakeholder yang lebih luas.

3.9

3.4

Pelaksanaan Inpres no. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan KKN


3.10

3.1

Peningkatan Kapasitas & Kompetensi Manajerial Aparat Peningkatan SPI Berkoordinasi dengan BPKP & BPK Peningkatan Ketaan Aparat pada Peraturan Perundang-undangan
3.5

Intensifikasi Tindakan-tindakan Preventif oleh Itjen


3.11

Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pemeriksaan oleh Itjen, BPKP & BPK


3.12

PENGUATAN TATA KELOLA, AKUNTABILITAS & PENCITRAAN PUBLIK

3.6

Peningkatan Kapasitasn & Kompetensi Pengelola Pendidikan


3.7

Penyelesaian Tindak Lanjut Temuan-temuan Pemeriksaan Itjen, BPKP & BPK


3.13

Peningkatan Pencitraan Piublik


3.2 3.3

Pengembangan Aplikasi SIM secara terintegrasi (Keuangan, Asset, Kepegawaian, dan Data lainnya)

Penataan Regulasi Pengeloaan Pendidikan

Peningkatan Kapasitas & Kompetensi Aparat dalam Perencanaan dan Penganggaran

3.8

Peningkatan Kapasitas & Kompetensi Pemeriksaan Aparat Itjen

Kebijakan dalam Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 14

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Sekretariat Jenderal


Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.
PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN UU & PP Guru & Dosen, BHP, Perbukuan, Bahasa Sosialisasi Cetak Biru Insan Indonesia Cerdas & Kompetitif 2005 Sisdur Keuangan & SIM Aset dan Keuangan Pelaksanaan aturan PNBP Tata nilai kerja dan gaya kepemimpinan khas Depdiknas Renstra Diknas, Depag, dan Pemda selaras dgn visi Depdiknas 2025 Sistem perencanaan, implementasi dan evaluasi strategi Kompetensi sebagai dasar dalam penempatan pegawai Laporan keuangan Depdiknas wajar tanpa syarat % serapan anggaran ISO di bidang manajemen Perbaikan citra dan peningkatan image Depdiknas dimata publik Kemitraan internasional Penurunan kerugian anggaran negara Pembentukan nilai-nilai serta budaya kerja yang konstruktif Pengembangan sisdur perencanaan, pengelolaan keuangan, pegawai, dan asset Peningkatan akuntabilitas publik dalam pelayanan pendidikan Pengembangan/revitalisasi kelembagaan, termasuk tupoksinya Peningkatan sosialisasi dan publikasi kebijakan dan program Depdiknas Intensifikasi penyelesaian RPP dan RUU Peningkatan standar kompetensi teknis dan manajerial SDM Pengembangan public trust & image Peningkatan kerjasama Depdiknas dengan mitra internasional, baik bilateral maupun multilateral Penguatan Tata Kelola (Governance), Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Disahkannya UU Guru & Dosen, BHP, Perbukuan, Bahasa Dikeluarkannya Peraturan Pemerintah tentang Sistem Pendidikan Nasional, Guru & Dosen, BHP, Perbukuan dan Bahasa Terlaksananya sosialisasi Cetak Biru Insan Indonesia Cerdas & Kompetitif 2005 Sisdur Keuangan & SIM Aset dan Keuangan mulai diaplikasikan

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF


Depdiknas menjadi benchmark technocracy (Departemen terbaik) Sistem & prosedur perencanaan, pengelolaan keuangan, pegawai, & asset tlh dpt dioperasikan Citra Depdiknas makin kredibel Sistem kelembagaan dan organisasi Depdiknas berfungsi optimal Kerjasama internasional di bidang pendidikan semakin berkembang Akuntabilitas publik di bidang pendidikan terpelihara Sistem layanan Depdiknas sudah memenuhi standar regional/ ASEAN Citra Depdiknas di mata ASEAN makin kredibel Kerjasama internasional di bidang pendidikan Akunntabilitas publik di bidang pendidikan sudah mapan Sistem layanan Depdiknas sudah memenuhi standar internasional Citra Depdiknas di mata internasional makin kredibel Kerjasama internasional di bidang pendidikan Akunntabilitas publik di bidang pendidikan sudah mapan

SASARAN PEMBANGUNAN

KEGIATAN POKOK PEMBANGUNAN

Memperkuat sistem pengelolaan kelembagaan berbasis kinerja Penguatan Sistem dan prosedur perencanaan, pengelolaan keuangan, pegawai, dan asset Penguatan citra Depdiknas Pemantapan fungsi kelembagaan Penguatan dan perluasan kerjasama internasional di bidang pendidikan Penguatan akuntabilitas publik

Peningkatan/pengembangan layanan pendidikan Pemeliharaan dan peningkatkan citra Depdiknas Pemantapan kerjasama internasional di bidang pendidikan Pemantapan akuntabilitas publik di bidang pendidikan

Pemantapan layanan pendidikan Pemeliharaan dan peningkatkan citra Depdiknas Pemantapan dan peningkatan kerjasama internasional di bidang pendidikan Pemantapan akuntabilitas publik di bidang pendidikan

UKURAN KINERJA KUNCI

Depdiknas menjadi rujukan dalam pengelolaan kelembagaan Tertatanya sistem dan prosedur perencanaan , pengelolaan keuangan, pegawai, dan asset: Laporan keuangan Depdiknas dinilai wajar tanpa syarat oleh BPK (2009) RKAKL tersusun tepat waktu dan akurat Seluruh asset Depdiknas tercatat dan terdokumentasikan dengan lengkap

Sistem layanan pendidikan sudah sejajar dengan negara-negara maju di ASEAN Citra positif Depdiknas sudah mapan Kerjasama internasional di bidang pendidikan makin mantap Sistem dan prosedur kerja sudah berjalan sesuai standar sistem dan prosedur kerja

Sistem layanan pendidikan sudah memenuhi standar pelayanan internasional Citra positif Depdiknas makin mapan Kerjasama internasional di bidang pendidikan makin mantap Sistem dan prosedur kerja sudah berjalan sesuai standar sistem dan prosedur kerja

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 15

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Sekretariat Jenderal (lanjutan)


Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.
PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Sisdur Keuangan & SIM Aset dan Keuangan mulai diaplikasikan Terlaksananya aturan PNBP yang meningkatkan citra baik Depdiknas Disepakati dan diterapkannya tata nilai dan gaya kepemimpinan khas Depdiknas Selarasnya renstra Diknas, Depag, dan Pemda dengan visi Depdiknas 2025 Diterapkannya sistem perencanaan, implementasi dan evaluasi strategi Digunakannya kompetensi sebagai dasar dlm penempatan pegawai Tercapainya status wajar tanpa syarat terhadap laporan keuangan Depdiknas dinilai oleh BPK Tercapainya 95% serapan anggaran Memperoleh ISO di bidang manajemen Membaiknya citra dan image Depdiknas dimata publik Meningkatkan jumlah program kemitraan internasional Menurunnya % kerugian anggaran negara

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF


Sistem pengelolaan kepegawaian berlangsung secara efisien dan efektif Depdiknas memperoleh ISO di bidang manajemen Daya serap anggaran Depdiknas sesuai dengan target dan waktu Anggaran Depdiknas meningkat secara signifikan (di atas 20%) Rating pelayanan Depdiknas terbaik Suplai dan demand pendidikan selaras Makin meningkat dan mantapnya program kemitraan internasional Meningkatnya transparansi dan kepercayaan masyarakat terhadap Depdiknas

UKURAN KINERJA KUNCI

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 16

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Inspektorat Jenderal


Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.
PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Pengembangan sistem pengendalian internal (SPI) Peningkatan kompetensi dan kapasitas aparat Itjen Peningkatan ketaatan pengelola pendidikan terhadap peraturan perundang-undangan Penataan organisasi dan tata kerja pengawasan pendidikan Intensifikasi tindakan preventif pengawasan Itjen Intensifikasi dan ekstensifikasi pengawasan Peningkatan penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawasan (aparat pengawasan fungsional, legislatif, dan masyarakat).

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF


Perluasan sistem pengendalian internal pada instansi vertikal di daerah dan Dinas Pendidikan Pengukuhan kompetensi dan penyeimbangan kapasitas aparat Itjen Terwujudnya efisiensi, efektifitas, dan sinergi pengawasan pendidikan Intensifikasi tindakan preventif pengawasan Itjen sampai dengan instansi vertikal di daerah dan Dinas Pendidikan Peningkatan penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawas Sistem pengendalian internal pendidikan sampai pada tingkat satuan pendidikan. Pengakuan atas kompetensi auditor pendidikan di kalangan auditor di luar Itjen Depdiknas Pengakuan atas pengelolaan organisasi dan tata kerja pengawasan sesuai dengan standarisasi regional Pengakuan atas mutu tindakan preventif pengawasan Itjen oleh pihak pengguna Pengakuan mutu pengawasan Itjen oleh pihak pengguna Para auditan sadar akan pentingnya penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawasan Penguatan Tata Kelola (Governance), Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Penerapan sistem pengendalian internal secara menyeluruh di tingkat nasional Pemantapan penerapan ICT dalam pengawasan dini Pemantapan pengawasan kinerja, Modernisasi secara menyeluruh penerapan ICT dalam pengawasan, Pemantapan peningkatan kerjasama dan koordinasi dengan aparat pengawas internal dan eksternal Penerapan lanjutan penghargaan dan hukuman dalam tindak lanjut hasil pengawasan Sosialisasi standar kompetensi dan etika profesi auditor pendidikan melalui media teknologi informasi dan komunikasi (ICT) Sistem pengendalian internal sesuai dengan standar internasional Pengakuan atas kompetensi auditor pendidikan di dunia Internasional. Dpengakuan pengelolaan organisasi dan tata kerja pengawasan sesuai dengan standar Internasional (ISO atau sertifikat sejenis) Terciptanya citra positif pengawasan pendidikan di mata publik. Terciptanya good governance dan clean goverment di lingkungan pendidikan Terwujudnya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan pendidikan Penguatan Tata Kelola (Governance), Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Penerapan sistem pengendalian internal sesuai dengan standar internasional Evaluasi standar kompetensi auditor pendidikan oleh lembaga internasional untuk memperoleh pengakuan internasional Pengakuan organisasi dan tata kerja pengawasan kepada lembaga internasional Publikasi keberhasilan pengawasan pendidikan Penerapan bebas dari korupsi di lingkungan Depdiknas. Pemberian peringkat bagi unit kerja yang akuntabel dan transparan.

SASARAN PEMBANGUNAN

KEGIATAN POKOK PEMBANGUNAN

Penguatan Tata Kelola (Governance), Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Pengembangan sistem pengendalian internal (SPI) Peningkatan ketaatan pengelola pendidikan terhadap peraturan perundang-undangan Penataan organisasi dan tata kerja pengawasan pendidikan Intensifikasi, ekstensifikasi, dan tindakan preventif pengawasan Itjen Peningkatan penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawasan (aparat pengawasan fungsional, legislatif, dan masyarakat). Peningkatan kompetensi dan kapasitas aparat Itjen Sertifikasi kompetensi auditor pendidikan Perbaikan perlindungan auditor dan biaya pelaksanaan pemeriksaan

Penguatan Tata Kelola (Governance), Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Fasilitasi pembangunan sistem pengendalian internal pada instansi vertikal di daerah dan Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota Sosialisasi ketaatan pada peraturan perundangundangan dan pencapaian kinerja Penerapan ICT dalam pengawasan dini Pengembangan pengawasan kinerja melalui peningkatan kerjasama dan koordinasi dengan aparat pengawas internal dan eksternal Penerapan penghargaan dan hukuman dalam tindak lanjut hasil pengawasan Pengembangan kualitas dan etika profesi auditor

UKURAN KINERJA KUNCI

Terjaminnya keselamatan kerja bagi para auditor Pembiayaan pemeriksaan berdasarkan biaya aktual Terbentuk dan terlaksananya sistem pengendalian internal di seluruh unit utama Depdiknas Lebih dari 90 % auditor Itjen memiliki sertifikat profesi auditor pendidikan dan mendapat penghargaan yang berkaitan dengan etika profesi Penyimpangan pengelolaan keuangan < 30% anggaran belanja Depdiknas. SPOP audit kinerja dan keuangan selesai disusun.

Terbentuk dan terlaksananya sistem pengendalian internal di seluruh instansi vertikal di daerah dan Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota Rasio auditor dan auditan adalah 1 : 10 (satu tahun seorang auditor melakukan lima kali pemeriksaan terhadap sepuluh sasaran) Penyimpangan pengelolaan keuangan < 15% anggaran belanja Depdiknas. Terlaksananya pembaharuan SPOP audit kinerja dan audit keuangan untuk semua jenjang pendidikan.

Terbentuk dan terlaksananya sistem pengendalian internal secara menyeluruh di tingkat nasional, Adanya auditor di luar Depdiknas yang mengikuti program sertifikasi kompetensi auditor pendidikan Berkurangnya keluhan/pengaduan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan. Meningkatnya citra institusi pengawasan pendidikan Adanya permintaan pengawasan dini dari auditan,

Sistem pengendalian internal telah memperoleh ISO atau sertifikat sejenis. Uji kompetensi auditor pendidikan telah memperoleh sertifikasi internasional Adanya auditor yang mendapatpenghargaan etika dan indenpendensi pada tingkat Internasional Tidak ada keluhan atau pengaduan atas pegelolaan pendidikan Keberhasilan pengawasan pendidikan telah diketahui publik secara luas Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 17

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Inspektorat Jenderal (lanjutan)


Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.
PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Terselenggaranya administrasi dan pengawasan dengan menggunakan ICT Terselenggaranya kerjasama pengawasan dengan aparat pengawasan internal, eksternal, dan penegak hukum Terwujudnya sinkronisasi jadual pelaksanaan pengawasan dalam bentuk program kerja pemeriksaan tahunan (PKPT) Temuan sebelum tahun 2005, selesai ditindaklanjuti Minimal 50% kasus penyimpangan dapat diselesaikan dalam kurun waktu satu tahun anggaran berjalan

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009
Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015
Penguatan Pelayanan

2015 - 2020
Daya Saing Regional

2020 - 2025
Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF


Terlaksananya pembaharuan SPOP audit kinerja dan audit keuangan untuk semua jenjang pendidikan. Penerapan secara intensif pengawasan dini dengan memanfaatkan ICT Adanya kesepahaman dan kesepakatan antar aparat pengawasan internal, eksternal, dan aparat penegak hukum 50 % auditan melaksanakan penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan dalam waktu kurang dari 60 hari Adanya permintaan dari lembaga donor untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan pendidikan yang dibiayai dengan loan/grant 70 % auditan melaksanakan penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan dalam waktu kurang dari 60 hari Seluruh unit kerja di lingkungan Depdiknas telah bebas dari korupsi. Tidak ditemukan penyimpangan dalam pengelolaan pendidikan

UKURAN KINERJA KUNCI

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 18

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal DIKTI


Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.
PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Tercapainya target partisipasi pendidikan tinggi Kurikulum PT yang relevan dg kebutuhan pasar Setiap PT unggulan memiliki perpustakaan yang memenuhi standar internasional Peningkatan jumlah PT unggulan Peningkatan jumlah dosen PT yg berkualitas Peningkatan Jumlah jurusan perguruan tinggi yang masuk 100 besar Asia Peningkatan publikasi pada jurnal akademis International Tercapainya target jumlah PTN sebagai badan hukum Peningkatan jumlah buku teks yg ditulils oleh dosen Peningkatan jumlah dan kapasitas PT Peningkatan jumlah paten Program perluasan akses PT & Peningkatan peran serta masyarakat Program pengembangan kurikulum PT Program pendirian Polytechnic Program bantuan pengadaan koleksi buku, pelangganaan jurnal ilmiah dan pemenuhan biaya operasional perpustakaan Program datasering, magang & beasiswa bg dosen Program peningkatan jumlah penelitian Program jurusan unggulan perguruan tinggi Program pengembangan budaya penelitian di kampus-kampus (mentalist & behaviorist approaches) Program perubahan status PTN menjadi badan hukum Pemberian insentif riset yang berpotensi paten Angka partisipasi kasar PT 18% Jumlah pengangguran berpendidikan tinggi turun 50% Jumlah Polytechnic meningkat 50% (120 to 180) Persentase PT unggulan yg memiliki perpustakaan berstandar internasional mjd 100% (dari 60%) Persentase dosen berpendidikan S2/S3 mjd 70% (dari 50%)

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan


2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional


PT unggulan meperoleh akreditasi internasional Peningkatan jumlah PT unggulan Peningkatan jumlah dosen-dosen PT yang berkualitas Peningkatan Jumlah jurusan perguruan tinggi yang masuk 100 besar Asia Peningkatan Jumlah jurusan perguruan tinggi yang masuk 100 besar dunia Peningkatan publikasi pada jurnal akademis International Peningkatan jumlah buku teks yg ditulils oleh dosen Peningkatan jumlah dan kapasitas PTS Peningkatan jumlah paten dunia

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF


Tercapainya target partisipasi pendidikan tinggi Kurikulum PT yang relevan dgn kebutuhan pasar PT unggulan meperoleh akreditasi internasional Peningkatan jumlah PT unggulan Peningkatan jumlah dosen PT yg berkualitas Peningkatan Jumlah jurusan perguruan tinggi yang masuk 100 besar Asia Peningkatan Jumlah jurusan perguruan tinggi yang masuk 100 besar dunia Peningkatan publikasi pada jurnal akademis International Tercapainya target jumlah PTN sbg badan hukum Peningkatan jumlah buku teks yg ditulils oleh dosen Peningkatan jumlah dan kapasitas PTS Peningkatan jumlah paten Tercapainya target partisipasi pendidikan tinggi Kurikulum PT yang relevan dgn kebutuhan pasar PT unggulan meperoleh akreditasi internasional Peningkatan jumlah PT unggulan Peningkatan jumlah dosen-dosen PT yang berkualitas Peningkatan Jumlah jurusan perguruan tinggi yang masuk 100 besar Asia Peningkatan Jumlah jurusan perguruan tinggi yang masuk 100 besar dunia Peningkatan publikasi pada jurnal akademis International Peningkatan jumlah buku teks yg ditulils oleh dosen Peningkatan jumlah dan kapasitas PTS Peningkatan jumlah paten

SASARAN PEMBANGUNAN

PROGRAM PEMBANGUNAN

Program perluasan akses PT & Peningkatan peran serta masyarakat Program pengembangan kurikulum PT Program pendirian Polytechnic Program bantuan pengadaan koleksi buku, pelangganaan jurnal ilmiah dan pemenuhan biaya operasional perpustakaan Program datasering, magang & beasiswa bg dosen Program peningkatan jumlah & kualitas penelitian Program jurusan unggulan perguruan tinggi Program pengembangan budaya penelitian di kampus-kampus (mentalist & behaviorist approaches) Program percepatan perubahan status PTN menjadi badan hukum Pemberian insentif riset yang berpotensi paten Angka partisipasi kasar PT 25% Jumlah pengangguran berpendidikan tinggi turun 25% Jumlah Polytechnic meningkat 50% (180 mjd 270) Jumlah PT yang mendapat akreditasi Internasional (10 jurusan) Persentase dosen berpendidikan S2/S3 mjd 100% (dari 70%)

Program perluasan akses PT & Peningkatan peran serta masyarakat Program pengembangan kurikulum PT Program pendirian Polytechnic Program bantuan pengadaan koleksi buku, pelangganaan jurnal ilmiah dan pemenuhan biaya operasional perpustakaan Program peningkatan kualitas penelitian Program datasering, magang & beasiswa bg dosen Program jurusan unggulan perguruan tinggi Program pengembangan budaya penelitian di kampus-kampus (mentalist & behaviorist approaches) Program percepatan perubahan status PTN menjadi badan hukum Pemberian insentif riset yang berpotensi paten Angka partisipasi kasar PT 30% Jumlah pengangguran berpendidikan tinggi turun 25% Jumlah Polytechnic meningkat 25% (270 mjd 330) Jumlah PT yang mendapat akreditasi Internasional (20 jurusan) Prosentase dosen berpendidikan S3 mjd 70%

Program pendirian Polytechnic Program bantuan pengadaan koleks iperpustakaan dan pemenuhan biaya operasional perpustakaan Program peningkatan kualitas penelitian Program detasering, magang, dan beasiswa bagi dosen Program jurusan unggulan perguruan tinggi Program pengembangan budaya penelitian di kampus-kampus (mentalist & behaviorist approaches) Pemberian insentif riset yang berpotensi paten dunia

UKURAN KINERJA KUNCI

Angka partisipasi kasar PT 35% Jumlah pengangguran berpendidikan tinggi turun 25% Jumlah Polytechnic meningkat 20% (330 mjd 396) Jumlah PT yang mendapat akreditasi Internasional (30 jurusan) Prosentase dosen berpendidikan S3 mjd 100%

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 19

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal DIKTI (lanjutan)


Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.
PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN 5 jurusan perguruan tinggi masuk 100 besar ASIA (seni, manajemen, kedokteran, keperawatan, politeknik) Persentase jumlah buku teks yang ditulis dosen meningkat 50% Jumlah PTN yang telah menjadi badan hukum ,menjadi 50% Jumlah dan kapasitas PTS meningkat 20% Publikasi jurnal akademik internasional naik30% Persentase paten meningkat 100% (dari 30 mjd 60)

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan


10 jurusan perguruan tinggi masuk 100 besar ASIA; 2 masuk 100 besar dunia Persentase jumlah buku teks yang ditulis dosen meningkat 50% Jumlah PTN yang telah menjadi badan hukum ,menjadi 80% Jumlah dan kapasitas PTS meningkat 20% Publikasi jurnal akademik internasional naik 30% Persentase paten meningkat 100% (dari 60 mjd 120)

2015 - 2020 Daya Saing Regional


20 jurusan perguruan tinggi masuk 100 besar ASIA; 5 masuk 100 besar dunia Persentase jumlah buku teks yang ditulis dosen meningkat 50% Jumlah PTN yang telah menjadi badan hukum ,menjadi 100% Jumlah dan kapasitas PTS meningkat 20% Publikasi jurnal akademik internasional naik 30% Persentase paten meningkat 100% (dari 120 mjd 240)

2020 - 2025 Daya Saing Internasional


30 jurusan perguruan tinggi masuk 100 besar ASIA; 10 masuk 100 besar dunia Persentase jumlah buku teks yang ditulis dosen meningkat 50% Jumlah dan kapasitas PTS meningkat 20% Publikasi jurnal akademik internasional naik 30% Jumlah paten dunia min 15

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF

UKURAN KINERJA KUNCI

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 20

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal MPDM


Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.
PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Sarana & prasarana Pendidikan Dasar & Menengah diseluruh Indonesia telah memenuhi syarat (100%) Tercapainya target Pendidikan Dasar 9 tahun (98%) Satu buku untuk setiap 1 siswa. Tersedianyal buku referensi dan bacaan di perpustakaan penciptaan lapangan Kerja, Mendapat pekerjaan, dan melanjutkan Setiap Kabupaten/Kota memiliki sekolah kejuruan berbasis keunggulan lokal Beroperasinya Sekolah Bertaraf Internasional untuk setiap jenjang & jenis di semua provinsi pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pendidikan Peningkatan rata-rata skor ujian nasional Tersedianya ICT di pend. Menengah Terselenggaranya pendidikan jarak jauh Terselenggaranya pendidikan Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pendidikan Layanan khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Peningkatan kemampuan berbahasa asing Inggris, Mandarin, Jepang, Arab SIM-Sistem Informasi Manajemen - Pendidikan (siswa, buku, sarana & sekolah) Program penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah Program rehabilitasi gedung SD, SMP, SMA/SMK Program pembangunan ruang penunjang pendidikan seperti Perpustakaan, lab, dan ruangruang lain Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) Program bantuan beasiswa Program pemanfaatan teknologi informasi & komunikasi serta televisi edukatif untuk mencapai daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan tertinggal

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009

2010 - 2015

2015 - 2020

2020 - 2025

Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

Penguatan Pelayanan

Daya Saing Regional

Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF


Penambahan fasilitas pada sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah Wajib belajar 12 tahun Tersedianya buku referensi dan bacaan di perpustakaan penciptaan lapangan Kerja, Mendapat pekerjaan, dan melanjutkan Setiap Kabupaten/Kota memiliki sekolah kejuruan berbasis keunggulan lokal Beroperasinya Sekolah Bertaraf Internasional untuk setiap jenjang & jenis di semua propinsi pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pendidikan Peningkatan rata-rata skor ujian nasional Tersedianya ICT di pendidikan Menengah Terselenggaranya pendidikan jarak jauh Terselenggaranya pendidikan Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pendidikan Layanan khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Peningkatan kemampuan berbahasa asing Inggris, Mandarin, Jepang, Arab SIM-Sistem Informasi Manajemen- Pendidikan (siswa, buku, sarana & sekolah) Penambahan fasilitas pada sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah Wajib belajar 12 tahun Tersedianya buku referensi dan bacaan di perpustakaan penciptaan lapangan Kerja, Mendapat pekerjaan, dan melanjutkan Setiap Kabupaten/Kota memiliki sekolah kejuruan berbasis keunggulan lokal Beroperasinya Sekolah Bertaraf Internasional untuk setiap jenjang & jenis di semua propinsi Pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pendidikan Peningkatan rata-rata skor ujian nasional Tersedianya ICT di pendidikan Menengah Terselenggaranya pendidikan jarak jauh Terselenggaranya pendidikan Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pendidikan Layanan khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Peningkatan kemampuan berbahasa asing Inggris, Mandarin, Jepang, Arab SIM-Sistem Informasi Manajemen- Pendidikan (siswa, buku, sarana & sekolah) Penambahan fasilitas pada sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah Wajib belajar 12 tahun yang bermutu Tersedianya buku referensi dan bacaan di perpustakaan penciptaan lapangan Kerja, Mendapat pekerjaan, dan melanjutkan Setiap Kabupaten/Kota memiliki sekolah kejuruan berbasis keunggulan lokal Beroperasinya Sekolah Bertaraf Internasional untuk setiap jenjang & jenis di semua kabupaten/kota pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pendidikan Peningkatan rata-rata skor ujian nasional Tersedianya ICT di pendidikan Dasar Terselenggaranya pendidikan jarak jauh Terselenggaranya pendidikan Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pendidikan Layanan khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Peningkatan kemampuan berbahasa asing Inggris, Mandarin, Jepang, Arab SIM-Sistem Informasi Manajemen- Pendidikan (siswa, buku, sarana & sekolah)

SASARAN PEMBANGUNAN

PROGRAM PEMBANGUNAN

Program penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah Program rehabilitasi gedung SD, SMP, SMA/SMK Program pembangunan ruang penunjang pendidikan seperti Perpustakaan, lab, dan ruangruang lain Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) Program bantuan beasiswa Program pemanfaatan teknologi informasi & komunikasi serta televisi edukatif untuk mencapai daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan tertinggal

Program penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah Program rehabilitasi gedung SD, SMP, SMA/SMK Program pembangunan ruang penunjang pendidikan spt. Perpustakaan, lab, dan ruangruang lain Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) Program bantuan beasiswa Program pemanfaatan teknologi informasi & komunikasi serta televisi edukatif untuk mencapai daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan tertinggal

Program penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah Program rehabilitasi gedung SD, SMP, SMA/SMK Program pembangunan ruang penunjang pendidikan spt. Perpustakaan, lab, dan ruangruang lain Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) Program bantuan beasiswa Program pemanfaatan teknologi informasi & komunikasi serta televisi edukatif untuk mencapai daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan tertinggal

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 21

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal MPDM (lanjutan )


Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.
PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Program kemudahan kepemilikan buku sekolah Program peningkatan peran serta masyarakat pada SMA/SMK/SM terpadu Program peningkatan rasio jumlah lulusan SMK & SMA Program pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal Program pengembangan dan pembinaan sekolah bertaraf internasional Program pengadaan buku, teks, referensi, dan bacaan Program akreditasi sekolah Program peningkatan rata-rata skor ujian nasional Program pendidikan inklusi Program pembinaan olimpiade nasional & internasional Program kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Terselenggaranya program pendidikan bahasa asing Persentase sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah yang layak pakai (100%) Rasio siswa dan guru (SD & SMP - 20:1; SMA/SMK - 25:1) Mencapai 70% unit cost dari Biaya Operasional Sekolah 60% siswa miskin mendapat bantuan beasiswa 20% siswa berbakat mendapat bantuan beasiswa Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan dasar (98%) Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan menengah (70%) ICT Center di setiap kabupaten terutama daerah terpencil Rasio jmlh SMA : SMK = 50% : 50 % Rasio jumlah buku dengan siswa = 1:1 80% dari peseta ujian nasional mencapai rata-rata nilai 6.00 Persentase Sekolah Menengah Swadaya Masyarakat dengan jumlah Sekolah Menengah (40%)

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF


Program kemudahan kepemilikan buku sekolah Program peningkatan peran serta masyarakat pada SMA/SMK/SM terpadu Program peningkatan rasio jumlah lulusan SMK & SMA Program pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal Program pengembangan dan pembinaan sekolah bertaraf internasional Program pengadaan buku, teks, referensi, dan bacaan Program akreditasi sekolah Program peningkatan rata-rata skor ujian nasional Program pendidikan inklusi Program pembinaan olimpiade nasional & internasional Program kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Tersedianya TV Edukasi di setiap sekolah Persentase sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah yang layak pakai (100%) Rasio siswa dan guru (SD & SMP - 20:1; SMA/SMK - 25:1) Mencapai 70% unit cost dari Biaya Operasional Sekolah 60% siswa miskin mendapat bantuan beasiswa 20% siswa berbakat mendapat bantuan beasiswa Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan dasar (98%) Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan menengah (70%) ICT Center di setiap kabupaten terutama daerah terpencil Rasio jmlh SMA : SMK = 40% : 60 % Rasio jumlah buku dengan siswa = 1:1 90% dari peseta ujian nasional mencapai rata-rata nilai 6.00 Persentase Sekolah Menengah Swadaya Masyarakat dengan jumlah Sekolah Menengah (40%) 1 sekolah berbasis keunggulan lokal per kabupaten Program kemudahan kepemilikan buku sekolah Program peningkatan peran serta masyarkat pada SMA/SMK/SM terpadu Program peningkatan rasio jumlah lulusan SMK & SMA Program pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal Program pengembangan dan pembinaan sekolah bertaraf internasional Program pengadaan buku, teks, referensi, dan bacaan Program akreditasi sekolah Program peningkatan rata-rata skor ujian nasional Program pendidikan inklusi Program pembinaan olimpiade nasional & internasional Program kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Tersedianya TV Edukasi di setiap sekolah Persentase sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah yang layak pakai (100%) Rasio siswa dan guru (SD & SMP - 20:1; SMA/SMK - 25:1) Mencapai 70% unit cost dari Biaya Operasional Sekolah 60% siswa miskin mendapat bantuan beasiswa 20% siswa berbakat mendapat bantuan beasiswa Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan dasar (98%) Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan menengah (70%) ICT Center di setiap kabupaten terutama daerah terpencil Rasio jmlh SMA : SMK = 30% : 70 % Rasio jumlah buku dengan siswa = 1:1 80% dari peseta ujian nasional mencapai rata-rata nilai 7.00 Persentase Sekolah Menengah Swadaya Masyarakat dengan jumlah Sekolah Menengah (40%) 1 sekolah berbasis keunggulan lokal per kabupaten Program kemudahan kepemilikan buku sekolah Program peningkatan peran serta masyarkat pada SMA/SMK/SM terpadu Program peningkatan rasio jumlah lulusan SMK & SMA Program pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal Program pengembangan dan pembinaan sekolah bertaraf internasional Program pengadaan buku, teks, referensi, dan bacaan Program akreditasi sekolah Program peningkatan rata-rata skor ujian nasional Program pendidikan inklusi Program pembinaan olimpiade nasional & internasional Program kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Wajib belajar 12 tahun yang bermutu Tersedianya TV Edukasi di setiap sekolah Persentase sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah yang layak pakai (100%) Rasio siswa dan guru (SD & SMP - 20:1; SMA/SMK - 25:1) Mencapai 70% unit cost dari Biaya Operasional Sekolah 60% siswa miskin mendapat bantuan beasiswa 20% siswa berbakat mendapat bantuan beasiswa Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan dasar (98%) Angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan menengah (70%) ICT Center di setiap kabupaten terutama daerah terpencil Rasio jmlh SMA : SMK = 30% : 70 % Rasio jumlah buku dengan siswa = 1:1 80% dari peserta ujian nasional mencapai rata-rata nilai 7.00 Persentase Sekolah Menengah Swadaya Masyarakat dengan jumlah Sekolah Menengah (40%)

UKURAN KINERJA KUNCI

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 22

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal MPDM (lanjutan)


Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.
PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN 1 sekolah berbasis keunggulan lokal per kabupaten 1 sekolah bertaraf internasional per provinsi 98% anak usia 13-15 berpendidikan Dasar 9 tahun Tersedianya 500 judul buku referensi dan bacaan di perpustakaan Lulusan SMK menciptakan lapangan kerja (20%), Mendapat pekerjaan (DN 50%, LN 10%, 20% melanjutkan) Pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pendidikan Lab komputer di setiap sekolah Menengah Sekolah terakreditasi: Negeri 100%; Swasta 50% 50% siswa SMP yang mengikuti pendidikan jarak jauh dari kodisi sekarang 20 % sekolah negeri menyelenggarakan pend. Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pendidikan Layanan khusus, pada semua daerah khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Tercapainya standar bahasa Inggris SMA 15 % mempunyai score 400 TOEFL SMK 20 % mempunyai score 400 TOIEC Angka drop-out SD 7%, SMP 3%, SLTA 5%

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF


1 sekolah bertaraf internasional per provinsi 105% anak usia 13-15 berpendidikan Dasar 9 tahun Tersedianya 750 judul buku referensi dan bacaan di perpustakaan Lulusan SMK menciptakan lap. Kerja (20%), Mendapat pekerjaan (DN 50%, LN 10%, 20% melanjutkan) Pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pend Lab komputer di setiap sekolah Menengah Sekolah terakreditasi: Negeri 100%; Swasta 50% 75% siswa SMP yang mengikuti pendidikan jarak jauh dari kodisi sekarang 20 % sekolah negeri menyelenggarakan pendidikan Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pendidikan Layanan khusus, pada semua daerah khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pend. Tercapainya standar bhs inggris sma 25 % mempunyai score 400 toefl smk 40 % mempunyai score 400 toiec Angka drop-out SD 5%, SMP 3%, SLTA 3% 1 sekolah bertaraf internasional per provinsi 110% anak usia 13-15 berpendidikan Dasar 9 tahun Tersedianya 1000 judul buku referensi dan bacaan di perpustakaan Lulusan SMK menciptakan lap. Kerja (20%), Mendpt pekrjaan (DN 50%, LN 10%, 20% melanjutkan) Pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pend Lab komputer di setiap sekolah Menengah Sekolah terakreditasi: Negeri 100%; Swasta 50% 30% siswa SMP yang mengikuti pendidikan jarak jauh dari kodisi sekarang 20 % sekolah negeri menyelenggarakan pend. Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pend. Layanan khusus , pada semua daerah khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pend. Tercapainya standar bhs inggris sma 50 % mempunyai score 400 toefl smk 75% mempunyai score 400 toiec Angka drop-out SD 3%, SMP 3%, SLTA 3% 1 sekolah berbasis keunggulan lokal per kabupaten 1 sekolah bertaraf internasional per kabupaten/kota 110% anak usia 13-15 berpendidikan Dasar 9 tahun Tersedianya 1100 judul buku referensi dan bacaan di perpustakaan Lulusan SMK menciptakan lap. Kerja (20%), Mendpt pekrjaan (DN 50%, LN 10%, 20% melanjutkan) Pelaksanaan BAS di tiap jenjang & jenis pend Lab komputer di setiap sekolah Menengah Sekolah terakreditasi: Negeri 100%; Swasta 50% 20% siswa SMP yang mengikuti pendidikan jarak jauh dari kodisi sekarang 20 % sekolah negeri menyelenggarakan pend. Inklusi Olimpiade nasional & internasional Pend. Layanan khusus , pada semua daerah khusus Terselenggaranya kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pend. Tercapainya standar bhs inggris sma 75 % mempunyai score 400 toefl smk 90 % mempunyai score 400 toiec Angka drop-out SD 2%, SMP 2%, SLTA 2%

UKURAN KINERJA KUNCI

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 23

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Balitbang


Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.
PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Sistem informasi pendidikan berbasis IT dari provinsi s.d. tingkat sekolah. Diperolehnya Standar Nasional Pendidikan: isi, kompetensi, tenaga kependidikan, sarana & prasarana, pengelolaan Kebijakan pendidikan nasional berbasis litbang

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015

2015 - 2020

2020 - 2025

Penguatan Pelayanan

Daya Saing Regional

Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF


Pemanfaatan informasi ut penysunan usulan penetapan kebijakan & perencanaan Penggunaan berbagai media dalam sosialisasi standar nasional pendidikan Kebijakan pendidikan provinsi & kab/kota berbasis litbang Peningkatan keakuratan data & kecepatan Mantapnya sistem pendidikan berbasis IT dari pemrosesan provinsi s.d. tingkat sekolah. Pengambil kebijakan pendidikan di tingkat provinsi, Standar nasional yang menjadi benchmark bagi kabupaten, dan pengelola sekolah memahami isi setiap sekolah dalam upaya meningkatkan mutu dan penerapan standar nasional pendidikan pelayanan pendidikan dengan mempertimbangkan equtiy dan equality. Peningkatan mutu implementasi kebijakan Satuan pendidikan tanggap terhadap informasi hasil-hasil penelitian dlm penyelenggaraan pembelajaran A1 Monev & fasilitasi Monef, fasilisati, penyiapan standar internasional Nasional assessment pendidikan jangka panjang & pendek serta UN Litbang 3 tema pokok

SASARAN PEMBANGUNAN

Pengembangan sistem, hardware, software, brainware Pelaksanaan pendataan/updating Analisis & pemanfatan Pengembangan indikator & acuan pencapaian SNP Monev & fasilitasi penerapan SNP Pengembangan model pembelajaran sesuai SNP Nasional assessment pendidikan jangka panjang & pendek serta Ujian Nasional: pengembangan item soal Litbang 3 tema pokok Penyusunan peraturan pemerintah (RUU, RPP, kebijakan, dan peraturan lainnya) Evaluasi pelaksanaan peraturan perundangan pendidikan

Penyediaan sarana dan prasarana pada provinsi, kabupaten/kota, serta sekolah pilot Penyiapan SDM berkualifikasi dlm pendapatan bds. jenjang pend tk prov, kab/kota, & sekolah

KEGIATAN POKOK PEMBANGUNAN

Fasilitasi pembentukan tim ahli ad hoc dalam rangka sosialisasi SNP Penyiapan fasilitator dalam implementasi SNP Pendampingan profesional tk. kab/kota sampai sekolah dlm rangka institutional capacity building Monev & fasilitasi penerapan peraturan perUUan Nasional assessment pendidikan jangka panjang & pendek serta UN Litbang 3 tema pokok Monef & fasilitasi penerapan peraturan perUUan

B1 Mendukung penguatan sekolah untuk menerapkan standar Nasional assessment pendidikan jangka panjang & pendek serta UN Monev & fasilitasi penerapan peraturan perUUan Litbang 3 tema pokok

UKURAN KINERJA KUNCI

90% provinsi, 60% kab/kota per prov, 15% sekolah 100% propinsi & kabupaten/kota, 50% sekolah per kab/kota online dg pusat online dengan pusat Pemanfaatan data di tk prov & kab Selesainya 8 standar SNP Fasiltasi & monev penerapan SNP Piloting sosialisasi SNP di 10 prov (@ 30 SM kota Item soal Ujian Nasional SD/MI, SMP/MTs, SM/MA + 20 SM desa, 50 SMP kota + 30 SMP desa, 100 Diperolehnya tes psikologi dan model evaluasi & SD kota + 50 SD desa) penilaian Item soal UN SD/MI, SMP/MTs, SM/MA Terlaksananya Penilaian Nasional Pendidikan Diperolehnya tes psikologi dan model evaluasi & penilaian Terlaksananya Penilaian Nasional Pendidikan

100% sekolah online dg pusat Pemanfaatan data di tk prov & kab/kota & sekolah Item soal UN SD/MI, SMP/MTs, SM/MA Diperolehnya tes psikologi dan model evaluasi & penilaian

Pemutakhiran teknologi & konten Item soal Ujian Nasional SD/MI, SMP/MTs, SM/MA Diperolehnya tes psikologi dan model evaluasi & penilaian

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 24

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal PMPTK


Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.
PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Tercapainya Standar Pelayanan Minimal Terbangunnya Sistem Informasi Manajemen P&TK Kebutuhan P&TK untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan terpenuhi sekitar 80% Terbangunnya sistem kesejahteraan P&TK dan terlaksananya sistem kesejahteraan bagi 40% P&TK. Terbangunnya sistem penghargaan dan terlaksananya Sistem SASARAN penghargaan sebesar 60%. PEMBANGUNAN Terbangunnya sistem perlindungan dan terlaksananya Sistem perlindungan sebesar 60%. Pengembangan Standar Kompetensi dan Sistem sertifikasi P&TK Tercapainya 40% P&TK yang mempunyai sertifikat profesi. Pengembangan Sistem dan Terlaksananya Akreditasi satuan pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan luar sekolah Akses dan Pemerataan Pembangunan Sistem Informasi Manajemen P&TK Pengembangan Rencana Kebutuhan dan Strategi Rekrutmen P&TK Mutu dan Relevansi Penyusunan Rencana Pengembangan mutu P&TK Sertifikasi Pendidik dan tenaga Kependidikan KEGIATAN Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi P&TK POKOK Pengembangan dan pelaksanaan terbatas Sistem Kesejahteraan P&TK PEMBANGUNAN Pengembangan dan pelaksanaan terbatas Sistem Penghargaan P&TK Pengembangan dan pelaksanaan terbatas Sistem Perlindungan P&TK Pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan Pengembangan sistem akreditasi pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan luar sekolah Pengembangan Kemitraan dengan LPTK dalam preservice training dan inservice training

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF


Banchmarking pada Best Practices di Negara-negara Berkembang yang Banchmarking pada Best Practices tingkat Internasional Setara Mantapnya Pelaksanaan dan Pemanfaatan Hasil Sistem Informasi Kebutuhan Pendidik & Tenaga Kependidikan untuk setiap jenis dan Manajemen P&TK Mantapnya Pelaksanaan dan Pemanfaatan Hasil Sistem Informasi jenjang pendidikan terpenuhi 100% Manajemen P&TK Kebutuhan Pendidik & Tenaga Kependidikan untuk setiap jenis dan Terlaksananya sistem penghargaan (finansial dan non-finansial) yang jenjang pendidikan terpenuhi sekitar 90% Kebutuhan Pendidik & Tenaga Kependidikan untuk setiap jenis dan proporsional dan memadai 100%. jenjang pendidikan terpenuhi sekitar 95% Terlaksananya sistem kesejahteraan bagi 70% P&TK. Terlaksananya sistem penghargaan bagi 100% P&TK Terlaksananya sistem kesejahteraan bagi 90% P&TK. Terlaksananya sistem penghargaan dan memadai 80% Terlaksananya sistem penghargaan bagi 100% P&TK. Terlaksananya sistem penghargaan dan memadai 90% Terbangunnya sistem perlindungan dan terlaksananya Sistem Terbangunnya sistem perlindungan dan terlaksananya Sistem perlindungan sebesar 80%. Terbangunnya sistem perlindungan dan terlaksananya Sistem perlindungan sebesar 100%. perlindungan sebesar 90%. Tercapainya 70% P&TK yang mempunyai sertifikat profesi. Tercapainya 100% P&TK yang mempunyai sertifikat profesi. Tercapainya 90% P&TK yang mempunyai sertifikat profesi. Terlaksananya Akreditasi 80% satuan pendidikan dasar dan Terlaksananya Akreditasi 100% satuan pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan luar sekolah Terlaksananya Akreditasi 100% satuan pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan luar sekolah menengah serta pendidikan luar sekolah. Akses dan Pemerataan Pemantapan Sistem Informasi Manajemen P&TK Rekrutmen P&TK sesuai dengan Kebutuhan Mutu dan Relevansi Sertifikasi Pendidik dan tenaga Kependidikan Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi P&TK Pemantapan Sistem Kesejahteraan P&TK Pemantapan Sistem Penghargaan P&TK Pemantapan Sistem Perlindungan P&TK Pemantapan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Pemantapan sistem akreditasi pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan luar sekolah Pemantapan Kemitraan dengan LPTK dalam preservice training dan Akses dan Pemerataan Pemeliharaan dan Modifikasi Sistem Informasi Manajemen P&TK Rekrutmen P&TK sesuai dengan Kebutuhan Mutu dan Relevansi Sertifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Peningkatan Kompetensi P&TK Pemantapan Sistem Kesejahteraan P&TK Pemantapan Sistem Penghargaan P&TK Pemantapan Sistem Perlindungan P&TK Pemantapan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Pemantapan sistem akreditasi pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan luar sekolah Pemantapan Kemitraan dengan LPTK dalam preservice training dan Banchmarking pada Best Practices tingkat Nasional

Akses dan Pemerataan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen P&TK Rekrutmen P&TK sesuai dengan kebutuhan Mutu dan Relevansi Pemantapan peningkatan mutu P&TK Sertifikasi Pendidik dan tenaga Kependidikan Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi P&TK Pemantapan Sistem Kesejahteraan P&TK Pemantapan Sistem Penghargaan P&TK Pemantapan Sistem Perlindungan P&TK Pemantapan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Pengembangan sistem akreditasi pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan luar sekolah Pemantapan Kemitraan dengan LPTK dalam preservice training dan

inservice training

inservice training

inservice training

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 25

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal PMPTK (lanjutan)


Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.
PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Governance & Akuntabilitas Kemandirian: Pengembangan kebijakan dan sosialisasi otonomi pedagogik bagi pendidik. Pengembangan sistem dan perintisan selfprofesional development tenaga kependidikan. Pengembangan model kemandirian satuan pendidikan dalam mengelola, mengembangkan, dan membina pendidik dan tenaga kependidikan. Pengembangan organisasi kelembagaan penjaminan mutu dan akreditasi yang mandiri. Transparansi: Pengembangan sistem perencanaan kebutuhan P&TK Pengembangan dan penyelenggaraan Sistem Rekrutmen dan Penilaian Kinerja P&TK Pengembangan dan rintisan Sistem Pengembangan Karir P&TK Pengembangan dan rintisan kesempatan Pengembangan Diri pada P&TK Pengembangan dan rintisan Sistem Pemberian Penghargaan pada P&TK Pengembangan dan rintisan Sistem pemberhentian dan pensiun Kinerja P&TK Akuntabilitas: Pengembangan dan Perintisan Sistem Pelaporan kinerja pelaksanaan tugas dan kinerja P&TK, satuan pendidikan, Dinas Pendidikan dan LPMP. Tanggung jawab: Pengembangan sistem pengendalian kehadiran P&TK (Time on task). Penyusunan kebijakan dan model pemberdayaan institusi dalam menyediakan fasilitas pengajaran dan pengembangan profesi P&TK Pengembangan dan pemberdayaa Dinas dalam menyediakan fasilitas pengajaran dan pengembangan profesi P&TK Pengembangan dan pemberdayaan LPMP dalam pendataan, pemetaan, advokasi dan fasilitasi pengembangan P&TK. Pengembangan dan pemberdayaan LPMP dalam penjaminan mutu institusi pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan luar sekolah.

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF


Governance & Akuntabilitas Kemandirian: Penerapan kebijakan otonomi pedagogik bagi pendidik. Penerapan sistem self-profesional development tenaga kependidikan. Penerapan model kemandirian satuan pendidikan dalam mengelola, mengembangkan, dan membina pendidik dan tenaga kependidikan. Pelaksanaan penjaminan mutu dan akreditasi oleh lembaga mandiri. Transparansi: Penyelenggaraan dan Pemetaan kebutuhan P&TK Pelaksanaan Sistem Rekrutmen dan Penilaian Kinerja P&TK Pelaksanaan Sistem Pengembangan Karir P&TK Pelaksanaan Kesempatan Pengembangan Diri P&TK Pelaksanaan Sistem Pemberian Penghargaan P&TK Pelaksanaan Sistem pemberhentian dan pensiun Kinerja P&TK Akuntabilitas: Pelaksanaan Sistem Pelaporan kinerja pelaksanaan tugas dan kinerja P&TK, satuan pendidikan, Dinas Pendidikan dan LPMP. Tanggung jawab: Pelaksanaan sistem pengendalian kehadiran P&TK (Time on task). Pelasanaan kebijakan dan model pemberdayaan institusi dalam menyediakan fasilitas pengajaran dan pengembangan profesi P&TK Penerapan pemberdayaan Dinas dalam menyediakan fasilitas pengajaran dan pengembangan profesi P&TK Penerapan Pemberdayaan LPMP dalam pendataan, pemetaan, advokasi dan fasilitasi pengembangan P&TK. Governance & Akuntabilitas Kemandirian: Pemantapan kebijakan otonomi pedagogik bagi pendidik. Pemantapan sistem self-profesional development tenaga kependidikan. Pemantapan mode/kemandirian satuan pendidikan dalam mengelola, mengembangkan, dan membina pendidik dan tenaga kependidikan. Pemantapan penjaminan mutu dan akreditasi oleh lembaga mandiri. . Transparansi: Pemantapan penyelenggaraan dan pemetaan kebutuhan P&TK Pemantapan Sistem Rekrutmen dan Penilaian Kinerja P&TK Pemantapan Sistem Pengembangan Karir P&TK Pemantapan Kesempatan Pengembangan Diri P&TK Pemantapan Sistem Pemberian Penghargaan P&TK Pemantapan Sistem pemberhentian dan pensiun Kinerja P&TK Akuntabilitas: Pemantapan sistem pelaporan kinerja pelaksanaan tugas dan kinerja P&TK, satuan pendidikan, Dinas Pendidikan dan LPMP. Tanggung jawab: Pemantapan sistem pengendalian kehadiran P&TK (Time on task). Pemantapan kebijakan dan model pemberdayaan institusi dalam menyediakan fasilitas pengajaran dan pengembangan profesi P&TK Pemantapan pemberdayaan Dinas dalam menyediakan fasilitas pengajaran dan pengembangan profesi P&TK Pemantapan LPMP dalam pendataan, pemetaan, advokasi dan fasilitasi pengembangan P&TK. Governance & Akuntabilitas Kemandirian: Pemantapan kebijakan otonomi pedagogik bagi pendidik. Pemantapan sistem self-profesional development tenaga kependidikan. Pemantapan model kemandirian satuan pendidikan dalam mengelola, mengembangkan, dan membina pendidik dan tenaga kependidikan. Pemantapan penjaminan mutu dan akreditasi oleh lembaga mandiri. Transparansi: Perencanaan kebutuhan P&TK Pemantapan Sistem Rekrutmen dan Penilaian Kinerja P&TK Pemantapan Sistem Pengembangan Karir P&TK Pemantapan Kesempatan Pengembangan Diri P&TK Pemantapan Sistem Pemberian Penghargaan P&TK Pemantapan Sistem pemberhentian dan pensiun Kinerja P&TK Akuntabilitas: Pemantapan Sistem pelaporan kinerja pelaksanaan tugas dan kinerja P&TK, satuan pendidikan, Dinas Pendidikan dan LPMP. Tanggung jawab: Pemantapan sistem pengendalian kehadiran P&TK (Time on task). Pemantapan kebijakan dan model pemberdayaan institusi dalam menyediakan fasilitas pengajaran dan pengembangan profesi P&TK Pemantapan pemberdayaan Dinas dalam menyediakan fasilitas pengajaran dan pengembangan profesi P&TK Pemantapan LPMP dalam pendataan, pemetaan, advokasi dan fasilitasi pengembangan P&TK.

KEGIATAN POKOK PEMBANGUNAN (Lanjutan)

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 26

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal PMPTK (lanjutan)


Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.
PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN Keadilan: Pengembangan sistem rekrutmen, pembinaan, pengembangan karir, penilaian, penghargaan , dan pemberhentian erhadap P&TK yang tidak diskriminatif. Rasio siswa dengan pendidik & tenaga kependidikan Rasio pendidik & tenaga kependidikan dengan guru bantu dan pamong ajar Penerapan sistem penghargaan Penerapan sistem penilaian kinerja Penerapan kompetensi model Penerapan sistem sertifikasi Penerapan sistem pelatihan

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009

2010 - 2015

2015 - 2020

2020 - 2025

Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

Penguatan Pelayanan

Daya Saing Regional

Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF


Penerapan LPMP dalam penjaminan mutu institusi pendidikan dasar dan menengah dan PLS. Keadilan: Pengembangan sistem rekrutmen, pembinaan, pengembangan karir, penilaian, penghargaan , dan pemberhentian erhadap P&TK yang tidak diskriminatif. Pemantapan LPMP dalam penjaminan mutu institusi pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan luar sekolah. Keadilan: Pengembangan sistem rekrutmen, pembinaan, pengembangan karir, penilaian, penghargaan , dan pemberhentian erhadap P&TK yang tidak diskriminatif. Pemantapan LPMP dalam penjaminan mutu institusi pendidikan dasar dan menengah dan pendidikan luar sekolah. Keadilan: Pengembangan sistem rekrutmen, pembinaan, pengembangan karir, penilaian, penghargaan , dan pemberhentian erhadap P&TK yang tidak diskriminatif.

KEGIATAN POKOK PEMBANGUNAN (Lanjutan)

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 27

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal PLS


Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.
PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN 1. Tercapainya target partisipasi PAUD ( APK = 40 %) 2. Melek Aksara 96 % 3. Terlayaninya : a. 25 % DO SD pada program Paket A b. 50 % tamatan SD yang tidak melanjutkan dan 50 % DO SMP pada program Paket B. c. Meluasnya program Paket C yang dibiayai masyarakat. SASARAN 4. Semakin meluasnya Program Pendidikan PEMBANGUNAN Berkelanjutan yang berorientasi pada kecakapan Hidup 5. Tersedianya model unggulan bagi setiap lembaga PLS di setiap kabupaten/kota 6. Lembaga PS yang telah mencapai standar nasional 50% dan yang mencapai standar internasional 20 %. 7. Pemanfaatan ICT dalam pengelolaan dan pembelajaran PLS

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF


1. Tercapainya target partisipasi PAUD ( APK = 60 %) 2. Melek Aksara 98 % 3. Terlayaninya : a. 25 % DO SD pada program Paket A b. 50 % lulusan SD yang tidak melanjutkan dan 50% DO SMP pada program Paket B. c. Makin meluasnya program Paket C yang dibiayai masyarakat. 4. Semakin meluasnya Program Pendidikan Berkelanjutan yang berorientasi pada pengembangan kecakapan Hidup 5. Semakin bertambahnya lembaga-lembaga PLS unggulan di setiap kabupaten/kota 6. Semakin bertambahnya lembaga PLS yang telah mencapai standar nasional hingga 50% dan mencapai standar internasional hingga 20%. 7. Meluasnya pemanfaatan ICT baik dalam pengelolaan maupun pembelajaran PLS 1. Tercapainya target partisipasi PAUD ( APK = 75%) yang ddukung oleh sistem penjaminan mutu yang efisien dan akuntabel 2. 100% penduduk Indonesia yang Melek Aksara dalam level mandiri. 3. Semakin bertambahnya lembaga program kesetaraan yang mampu menghasilkan lulusan yang bermutu sesuai dengan standar nasional 4. Semakin meluasnya lembaga kursus di pedesaan yang berorientasi pada kecakapan Hidup yang relevan dengan kebutuhan lapangan kerja 5.Semakin banyak dan tersebarnya lembaga PLS yang mencapai standar nasional dan internasional dalam aspek mutu, relevansi, berdaya saing, dan manajemen 7.Terwujudnya model-model proses pembelajaran PLS bebasis ICT dan otomatisasi kantor-kantor PLS di seluruh Indonesia untuk pengelolaan 1. Tercapainya target partisipasi PAUD ( APK = 95%) yang diselenggarakan dengan mutu bersaing secara internasional 2. Terwujudnya sistem pendidikan kesetaraan yang mampu menjadi pendidikan alternatif terhadap pendidikan formal 3. Terwujudnya sistem dan mekanisme kursus-kursus profesional yang diperhitungkan sebagai alternatif pendidikan tinfggi vokasi dan profesi (Terwujudnya HE for all) 4.Terwujudnya sistem sertifikasi profesional lembaga-lembaga kursus sdalam rangka menghasilkanm devisa negara. 6.Berfungsinya mekanisme dan prosedur pengelolaan PLS serta pembelajaran PLS berbasis ICT

1. Perluasan akses Paud melalui peningkatan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat 2. Pelaksanaan gerakan pemberantasan buta aksara ekstensif. 3. Intensifikasi Paket A dan Paket B serta ekstensifikasi Paket C. 4. Pengembangan pendidikan berkelanjutan yang berorientasi pada life KEGIATAN skill. POKOK 5. Pembinaan kursus. PEMBANGUNAN 6. Pengembangan model unggulan bagi setiap lembaga PLS di setiap kabupaten/kota. 7. Pengembangan sistem standardisasi lembaga PLS. 8. Pemanfaatan ITC dalam pengelolaan dan pembelajaran PLS
1. 2. 3. UKURAN KINERJA 4. KUNCI

1. Perluasan akses PAUD ( melalui peningkatan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat 2. Pelaksanaan gerakan pemberantasan buta aksara ekstensif. 3. Intensifikasi Paket A dan Paket B serta ekstensifikasi Paket C. 4. Pengembangan pendidikan berkelanjutan yang berorientasi pada life skill. 5. Pembinaan kursus. 6. Pengembangan model unggulan bagi setiap lembaga PLS di setiap kabupaten/kota. 7. Pengembangan sistem standardisasi lembaga PLS. 8. Pemanfaatan ICT dalam pengelolaan dan pembelajaran PLS

1. Perluasan akses PAUD yang bermutu melalui penin katan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat 2. Lembaga program kesetaraan mampu menghasilkan lulusan yang bermutu sesuai dengan standar nasional 3. Program pendidikan berkelanjutan yang bermutu yang berorientasi pada life skill. 4. Seluruh lembaga kursus bermutu. 5. Semakin banyaknya model unggulan lembaga PLS di setiap kabupaten/kota. 6. Tercapainya standard pendidikan nasional oleh setiap lembaga PLS. 7. Perluasan pemanfaatan ICT dalam pengelolaan dan pembelajaran PLS
1. Pengelolan danpenyelenggaraan program PAUD secara bermutu 2. Pengelolaan dan penyelenggaraan program kesetaraan secara bermutu 3. Seluruh penduduk usia dewasa memperolehlayanan pendidikan kecakapan hidup secara bermutu

1. Pemantapan pelaksanaan program PAUD melalui peningkatan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat 2. Pemantapan lermbaga/program kesetaraan 3. Pemantapan prndidikan berkelanjutan yang berorientasi pada life skill. 4. Pemantapan lembaga kursus. 5. Pemantapan model unggulan bagi setiap lembaga PLS di setiap kabupaten/kota. 6. Pemantapan sistem standardisasi lembaga PLS. 7. Pemanfaatan pemanfaatan ICT dalam pengelolaan dan pembelajaran PLS
1. 2. 3. 4. Pemantapan pengelolaan dan penyelenggaraan program PAUD Pemantapan program kesetaraan Peemantapan program kecakapan hidup Pemantapan lembaga PLS unggulan di setiap kabupaten/kota

Angka partisipasi kasar PAUD 1. Semakin bertambahnya anak usia 0-6 tahun yang terlayani oleh Persentase penduduk melek aksara program PAUD di setiap kecamatan. Seluruh penduduk melek Persentase anak usia sekolah yang mengikuti program Paket A dan B aksara Persentase penduduk usia produktif yang mengikuti program Paket 2. Terwujudnya sistem pendidikan kesetaraan yang memungkinkan C pendidikan Paket A dan B berjalan secara berkelanjutan.

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 28

Rencana Pembangunan Jangka Panjang : Direktorat Jenderal PLS (lanjutan)


Visi dan Misi Departemen Pendidikan Nasional dijabarkan lebih lanjut dalam diagram Rencana Pembangunan Jangka Panjang di bawah ini. Rencana pembangunan ini dibagi dalam 4 tahapan pembangunan.
PERIODE PEMBANGUNAN TEMA PEMBANGUNAN VISI PEMBANGUNAN

Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.

2005 - 2009 Peningkatan Kapasitas & Modernisasi

2010 - 2015 Penguatan Pelayanan

2015 - 2020 Daya Saing Regional

2020 - 2025 Daya Saing Internasional

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF


3. Seluruh penduduk usia dewasa memperolehlayanan pendidikan 5. Pemantapan seluruh jenis lembaga PLS yang memenuhi standar kecakapan hidup secara bermutu nasional dan internasional pendidikan 4. Makin banyaknya jumlah dan jenis lembaga PLS unggulan di 6. Pemantapan pemanfaatan ITC dalam pengelolaan dan setiap kabupaten/kota yang bermutu penyelenggaraan PLS 5. Seluruh lembaga PLS yang memenuhi standar nasional dan internasional pendidikan 6. Peningkatan mutu seluruh jenis dan jumlah program PLS dengan memanfaatkan ITC

5. Persentase penduduk yang mengikuti program kecakapan hidup 3. Meningkatnya Persentase anak usia sekolah (7-18 tahun) yang mengikuti 6. Jumlah lembaga PLS unggulan di setiap kabupaten/kota program Paket A dan B 7. Jumlah dan jenis lembaga PLS yang memenuhi standar nasional 4. Meningkatnya Persentase penduduk usia produktif yang mengikuti dan standar internasional pendidikan programPaket C UKURAN KINERJA 8. Tersedianya sarana dan tenaga ITC dalam pengelolaan dan 5. Meningkatnya Persentase penduduk yang mengikuti program pendidikan KUNCI penyelenggaraan PLS, setidak-tidaknya sampai tingkat propinsi. kecakapan hidup untuk kemandirian berusaha. 6. Meningkatnya Jumlah lembaga PLS unggulan di seteiap kabupaten/kota 7. Meningkatnya Jumlah dan jenis lembaga PLS yang memenuhi standar nasional dan standar internasional pendidikan

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 29

Gambaran Kebutuhan dan Rencana Strategis 2005-2009 C. Hasil-hasil


Diagram berikut menggambarkan situasi umum saat ini (das sein) dalam kurun waktu 2002 2004 tentang kondisi pendidikan di Indonesia dan situasi yang akan dicapai (das solen) tahun 2009 ditinjau dari tiga tema utama: akses pendidikan, mutu pendidikan, dan tata kelola Departemen Pendidikan Nasional. Rencana strategis Departemen Pendidikan Nasional jangka menengah (2005 2009) memprioritaskan beberapa program dan sasaran yang hendak dicapai oleh program tersebut, mewujudkan kondisi das solen yang diinginkan.

Das Sein
Indeks Pembangunan Manusia 110 (2005) Anak tidak bersekolah 3.2% untuk usia 7-12 dan 16.5% untuk usia 13-15 APK SMP/MTs = 82.89%; APK Perguruan Tinggi 14.6% (2004) Terjadi kesenjangan akses pendidikan menurut kategori golongan ekonomi mampu dan tidak mampu serta perbedaan wilayah (perkotaan & pedesaan). Angka kesenjangan cenderung naik di tingkat pendidikan menengah dan perguruan tinggi Peringkat Internasional Indonesia (12 dari 12) terkait dengan tingkat relevansi sistem pendidikan Indonesia dengan kebutuhan pembangunan. Beberapa penyebab: Kesiapan fisik siswa yang cenderung minim (akibat kekurangan gizi) 40% tenaga pengajar memiliki keahlian yang tidak sesuai dengan bidang pengajarannya Ketidaklayakan tenaga pengajar (kualitas dan kuantitas) di tingkat dasar hingga menengah 23.3% ruang belajar SD rusak berat, 34.6% rusak ringan Alokasi biaya pendidikan dari APBN = 11% Rendahnya kemampuan wirausaha, 82.2% lulusan Perguruan Tinggi menjadi karyawan Kebutuhan guru 218.000 orang (2005) 8.817 temuan/kasus pengimpangan sumber dana pembangunan (1997-2004) Desentralisasi pendidikan Kendali pemerintah yang belum berjalan optimal karena kurang ditunjang oleh sistem informasi manajemen yang terbangun dengan baik

RENCANA STRATEGIS Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005 2009

Das Sollen
Menurunkan angka buta aksara penduduk usia > 15 hingga 5% APK SMP/MTs = 97.4; APK Perguruan Tinggi = 20% Memberi kesempatan yang sama pada seluruh peserta didik dari berbagai golongan menurut kategori tingkat ekonomi, gender, wilayah, tingkat kemampuan intelektual dan kondisi fisik Memperluas daya tampung satuan pendidikan sesuai dengan prioritas nasional Penggunaan ICT untuk menjangkau daerah terpencil/sulit dijangkau Peningkatan mutu pendidikan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) Peningkatan taraf hidup masyarakat dan daya saing tenaga kerja Indonesia Metoda pembelajaran formal dan non-formal yang efisien, menyenangkan dan mencerdaskan Seimbang antara pengembangan kecerdasan rasional (berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi) dan kecerdasan emosional, sosial, spritual Anggaran pendidikan dari APBN = 20% 4 PT masuk dalam 100 besar PT di Asia

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Akses Pendidikan Mutu Pendidikan Tata Kelola Depdiknas

1. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun 3. Program Pendidikan Menengah 4. Program Pendidikan Tinggi 5. Program Pendidikan Non-Formal 6. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 7. Program Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 8. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 9. Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Program-program Lainnya 10. Program Penelitian dan Pengembangan Iptek 11. Program Penguatan Kelembagaan Pengarus-utamaan Gender dan Anak 12. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara 13. Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan 14. Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur 15. Program Peningkaan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara

Manajemen perubahan secara internal untuk menjamin terjadinya perubahan secara berkelanjutan Sistem pembiayaan berbasis kinerja (di tingkat satuan pendidikan dan pemerintah daerah) Manajemen berbasis sekolah (MBS) Disiplin kerja tinggi melalui internalisasi etos kerja Penguatan kapasitas satuan dan program pendidikan yang ada pada setiap tingkatan pemerintahan untuk mencapai status kapasitas tertinggi mencapai standar Internasional Penerapan ICT secara optimal untuk membantu merealisasikan manajemen pendidikan yang transparan dan akuntabel

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 30

Sasaran Jumlah Peserta Didik 2005-2009


Tabel di bawah menggambarkan target jumlah peserta didik yang akan masuk ke dalam program kerja Departemen Pendidikan Nasional hingga tahun 2010. Dalam kerangka jangka pendek, yaitu tahun 2006/2007, sasaran jumlah ditunjukkan oleh area berwana biru. Peserta didik tersebut dibagi ke dalam 4 kategori jenis pendidikan dengan target jumlah terbesar berada di kategori sekolah dasar.

(ribu orang)

Tahun Ajaran KOMPONEN 2004/05 2005/06 2006/07 2007/08 2008/09 2009/10

Jumlah Penduduk - Usia 0 3 Tahun - Usia 4 6 Tahun - Usia 7 12 Tahun 16.256,6 11.859,4 23.308,6 13.033,7 12.631,6 25.112,3 149.956,3 16.374,3 11.561,4 25.144,0 13.100,7 12.601,6 25.306,6 152.961,4 16.370,2 11.697,9 24.835,7 12.934,1 12.725,1 25.318,1 155.816,6 16.363,0 11.828,4 24.528,3 12.769,1 12.845,0 25.324,5 158.707,2 16.350,9 11.955,0 24.218,6 12.603,9 12.961,3 25.322,5 161.638,2 16.335,2 12.076,3 23.910,0 12.440,2 13.073,7 25.311,9 164.605,0

- Usia 13 15 Tahun
- Usia 16 18 Tahun - Usia 19 24 Tahun - Usia 15 Tahun Ke atas - Total Jumlah Penduduk Jumlah Peserta Didik - SD / MI & yang sederajat - SMP / MTs & yang sederajat - SMA/SMK/MA & yang sederajat - PT/PTA/PTIK

216.415,1
29.075,1
10.476,3 6.508,9 3.671,8

219.141,8
28.813,8
10.858,6 6.845,1 3.796,4

221.654,3
28.533,0
11.238,1 7.279,3 3.940,0

224.196,0
28.121,2
11.717,3 7.800,3 4.088,0

226.766,6
27.827,6
12.604,6 8.413,8 4.240,4

229.366,7
27.678,8
12.202,7 9.065,9 4.556,5

Sumber: Depdiknas, 2004 (Diolah bersama oleh BPS, Depdiknas, Depag, dan Bappenas)

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 31

Pemerataan dan Perluasan Akses


Tabel di bawah merupakan penurunan tema strategis tahap pertama (2005 2009) dari keseluruhan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Departemen Pendidikan Nasional ke dalam bentuk program kerja yang lebih kongkrit. MISSION VISION Penjabaran ini dilakukan dengan menekankan pada tantangan pertama dari ketiga tantangan utama, yaitu pemerataan dan perluasan akses.

Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF 2025


Kegiatan Pokok Strategis Unit Utama Tonggak-Tonggak Kunci Keberhasilan (KEY DEVELOPMENT MILESTONES) 2006 2007 2008 2009 2010

BOS Wajar didasarkan pada standar standar biaya versi SNP

Pendidikan TK Wajar Dikdas 9 Tahun Penyediaan, perbaikan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah yang memenuhi standar Rehabilitasi gedung: - SD, SMP (termasuk PLB) - SMA, SMK (termasuk PLB) Pembangunan unit sekolah baru (USB) pendidikan dasar dan menengah: - SD, SMP (termasuk PLB) - SMA, SMK (termasuk PLB) Bantuan BOS Penyelenggaraan pendidikan inklusif Beasiswa siswa miskin Pengembangan pendidikan layanan khusus

BOS SMA/SMK/MA mulai diterapkan tanpa meninggalkan BKM Jumlah Unit Sekolah/madrasah Wajar mencukupi 100% gedung SD/MI/SDLB, SMP/MTS/ SMPLB dalam kondisi baik

Direktorat Jenderal MPDM

10 PT Desentralisasi pengelolaan & pelaksanaan penelitian APK untuk TK 45% APK SMP/MTS/Paket B mencapai 98% APK pendidikan menengah mencapai 70% 75% sarana sekolah memenuhi SNP Rehab gedung SMA/MA/SMK/SMLB 100% USB Sekolah/madrasah Menengah mencapai 750 Minimal 1 sekolah inklusif di setiap kabupaten/kota 25% sekolah terpadu di daerah khusus berasrama APK PT = 20%

Perluasan akses PT & Peningkatan peran serta masyarakat Pengembangan kurikulum PT Pendirian Polytechnic

Direktorat Jenderal DIKTI

Rencana pendirian Polytechnic didaerah-daerah ditetapkan Terlaksananya skema dan variasi bantuan keuangan bagi 15% mahasiswa (miskin) 50% LPTK terakreditasi baik (A & B) Jumlah dan kapasitas PTS meningkat 20%

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 32

Pemerataan dan Perluasan Akses (lanjutan)

MISSION VISION

Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF 2025


Kegiatan Pokok Strategis Unit Utama Tonggak-Tonggak Kunci Keberhasilan (KEY DEVELOPMENT MILESTONES) 2006 2007 2008 2009 2010

Pembangunan sistem informasi & komunikasi dalam pengelolaan P&TK (Guru, Kepsek, Pengawas, Widyaiswara, Pamong Belajar, Pustakawan, Laboran, Tutor, Teknisi ICT, TLD, Tenaga Admin & Keu, dll) Penyusunan rencana kebutuhan serta strategi pemenuhan dan pemerataan P&TK Pengembangan model penyiapan & penempatan P&TK utk daerah khusus

Tersedianya informasi P&TK secara on-line

Direktorat Jenderal PMPTK

Terbangunnya sistem perencanaan & pemenuhan kebutuhan P&TK 20% Kabupaten/Kota yang mengalami kekurangan/ketidakmerataan guru sudah terpenuhi 80% kebutuhan guru utk setiap jenis dan jenjang pendidikan terpenuhi & 25% kebutuhan TK

Masukan utk BSNP ttg standar biaya pendidikan kab/kota dihasilkan

Pelaksanaan gerakan nasional pemberantasan buta aksara secara intensif. Perluasan dan pemerataan akses PNF melalui peningkatan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat Perluasan layanan PAUD melalui pemberdayaan masyarakat Perluasan Paket A dan Paket B untuk menunjang Wajar 9 tahun serta ekstensifikasi Paket C. Perluasan kursus dan keterampilan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakan akan kecakapan hidup dan keterampilan.

Penetapan mekanisme pola pemberdayaan masyarakat dalam rangka perluasan layanan PAUD nonformal Peluncuran Reformasi Kesetaraan Paket A, B, dan C

Direktorat Jenderal PLS

Terlayani 25% DO SD melalui Paket A dan 50% lulusan SD tdk melanjutkan, dan 50% DO SMP melakukan Paket B Paket C diikuti oleh 0.2 juta peserta didik Penyandang Buta aksara usia >15 tahun kurang 5% APK PAUD (Nonformal 2 4 thn) = 35% Peserta Pendidikan Kecakapan Hidup usia > 15 tahun mencapai 15% atau 1.5 juta orang Model pendanaan pendidikan tersusun

Penelitian biaya & pendanaan wajar 9 th. bebas pungutan serta perluasan akses PAUD, dikmen, & dikti, termasuk inovasinya

Balitbang

Masukan ttg standar baru biaya pendidikan kab/kota dihasilkan


Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 33

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing


Tabel di bawah merupakan penurunan tema strategis tahap pertama (2005 2009) dari keseluruhan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Departemen Pendidikan Nasional ke dalam bentuk program kerja yang lebih kongkrit. MISSION VISION Penjabaran ini dilakukan dengan menekankan pada tantangan kedua dari tiga tantangan utama, yaitu peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing.

Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF 2025


Kegiatan Pokok Strategis Unit Utama Tonggak-Tonggak Kunci Keberhasilan (KEY DEVELOPMENT MILESTONES) 2006 2007 2008 2009 2010

Minimal 1 unit usaha berpasangan dengan setiap SMK Minimal 30% SD/MI memiliki perpustakaan Minimal 80% SMP/MTS memiliki perpustakaan

100% SMA/SMK memiliki perpustakaan

Pembangunan ruang penunjang pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium/bengkel dan ruang-ruang lain Kemitraan dunia usaha dan industri dengan sekolah Pemanfaatan teknologi informasi & komunikasi Pengembangan sekolah keunggulan lokal dan internasional Pengadaan buku, teks, referensi, dan bacaan sekolah di semua jenjang dikdasmen Peningkatan rata-rata skor ujian nasional Kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Beasiswa prestasi Perimbangan siswa SMA/MA dibanding SMK/MAK

100% SMP/MTS yang memiliki akses listrik menerapkan TV based learning Setiap kabupaten/kota memiliki minimal 1 SD/MI/SMP/MTS rintisan bertaraf internasional Setiap kabupaten/kota memiliki minimal 1 SMK rintisan berbasis keunggulan lokal dan/atau bertaraf internasional

Direktorat Jenderal MPDM

Setiap kabupaten/kota memiliki minimal 1 SMA rintisan bertaraf internasional 50% SMA/MA/SMK yang memiliki akses listrik menerapkan ICT based learning 1 buku teks pelajaran/siswa untuk MP yang UN-kan 70% peserta UN mencapai nilai rata-rata 6.00 Semua sekolah/madrasah menerapkan standar isi dan standar kompetensi

Terbangunnya sistem beasiswa, di mana siswa terbaik tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan pemenang olimpiade internasional memperoleh beasiswa
Rasio siswa SMA/MA : SMK/MAK = 60 : 40

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 34

Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing (lanjutan)


Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global

MISSION VISION

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF 2025


Kegiatan Pokok Strategis Unit Utama Tonggak-Tonggak Kunci Keberhasilan (KEY DEVELOPMENT MILESTONES) 2006 2007 2008 2009 2010
25 PT memiliki perpustakaan bertaraf internasional Publikasi artikel ilmiah pd jurnal internasional meningkat 30% Buku teks yang ditulis dosen meningkat 50%

Bantuan pengadaan koleksi buku, pelangganaan jurnal ilmiah dan pemenuhan biaya operasional perpustakaan Datasering, magang & beasiswa bg dosen Peningkatan jumlah penelitian Jurusan unggulan perguruan tinggi Pengembangan budaya penelitian di kampus-kampus (mentalist & behaviorist approaches) Pemberian insentif riset yang berpotensi paten Peningkatan populasi mahasiswa asing pada 20 PT terbaik

Direktorat Jenderal DIKTI

10 PT menggunakan e-learning sebagai salah satu metode pembelajaran Program studi pendidkan vokasi yg berkualitas naik 50% Pengangguran berpendidikan tinggi turun 50% Dosen dgn pendidikan S2/S3 menjadi 70% 60 hasil penelitian berpaten Mahasiswa asing pada 20 PT terbaik mencapai 5%

50% PTN menjadi BHPT


Ditetapkannya 10 jenis dan variasi program PNF berorientasi life skill yang didukung pengembangannya

Penjaminan mutu lembaga, pendidik dan peserta didik PNF Pengembangan model-model unggulan lembaga PNF sesuai dengan keunggulan lokal masing-masing daerah Membangun kemitraan, baik antar lembaga PNF maupun antara lembaga PNF dengan dunia industri Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran dan evaluasi program-program PNF

Peluncuran Reformasi Kesetaraan Paket A, B, dan C

Direktorat Jenderal PLS

Dimulainya pemanfaatan ICT untuk PNF 25% Kabupaten/Kota memiliki model PNF unggulan TBM/KBU 20% lembaga dan program PNF telah terstandarisasi

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 35

Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing (lanjutan)


Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global

MISSION VISION

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF 2025


Kegiatan Pokok Strategis Unit Utama Tonggak-Tonggak Kunci Keberhasilan (KEY DEVELOPMENT MILESTONES) 2006 2007 2008 2009 2010

Dimulainya pengembangan Kemitraan dengan LPTK dan instansi/organisasi profesi terkait dalam preservice training dan inservice training bagi P&TK

Diterapkannya standar kompetensi & sistem sertifikasi P&TK

Penyusunan rencana pengembangan mutu P&TK Pengembangan sistem dan pelaksanaan penilaian kinerja, kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan P&TK secara bertahap. Peningkatan kualifikasi P&TK Sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan Pengembangan sistem serta pembinaan profesi dan karir P&TK Pengembangan sistem dan peningkatan kompetensi P&TK Peningkatan Kompetensi P&TK menuju Benchmark Regional & International Pengembangan sistem dan pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan Pemanfaatan hasil akreditasi pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan nonformal untuk peningkatan mutu. Pengembangan kemitraan dengan LPTK dan instansi/organisasi terkait dalam preservice training dan inservice training bagi P&TK

Terbangunnya sistem penjaminan mutu guru & Kepsek yang mampu membina calon pemenang olimpiade internasional Dimulainya penerapan sistem kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan P&TK

Direktorat Jenderal PMPTK

Rencana induk pengembangan Mutu P&TK Diterapkannya standar pelatihan & pengembangan P&TK Diterapkannya sistem penilaian kinerja, penghargaan dan kesejahteraan guru bersertifikat profesi & P&TK lainnya

40% guru berpendidikan min. S1/D4 Pemanfaatan hasil akreditasi satuan pendidikan dasar dan menengah (100%) satuan pendidikan nonformal (15%) 40% Guru, Kepsek, dan Pengawas bersertifikat profesi Diterapkannya sistem penjaminan mutu di semua satuan pendidikan dasar & menengah baik formal maupun nonformal .

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 36

Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing (lanjutan)

MISSION VISION

Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF 2025


Kegiatan Pokok Strategis Unit Utama 2006 Tonggak-Tonggak Kunci Keberhasilan (KEY DEVELOPMENT MILESTONES) 2007 2008 2009 2010

Standar Isi & Standar Komepetensi Lulusan ditetapkan


Std. Pembiayaan, Std. Proses & Standar Penilaian ditetapkan Std. pendidik & tendik Std. Pengelolaan, Std. Sarana & Prasarana ditetapkan Tersedianya bank soal nasional terkalibrasi dan benchmark perkembangan siswa dan satuan pdd. Tersedianya model penilaian tes adaptif Tersedianya profile kemajuan hasil belajar siswa di seluruh prov./kab.kota

Layanan profesional Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta unit terkait yang lain Pengembangan sistem penilaian untuk berbagai kepentingan pendidikan

Evaluasi Pendidikan Nasional untuk penjaminan mutu pendidikan

UN sesuai standar dalam SNP mulai dilaksanakan UN SD mulai dilaksanakan Terpetakannya mutu pendidikan nasional menurut provinsi/kab/kota

Balitbang
BAN S/M BAN PNF BAN PT BSNP

Model-model kurikulum pada tingkat satuan pendidikan sesuai SNP tersusun


Terpetakannya mutu penyelenggaraan pdd.menurut prov/kab/kota UN Kesetaraan mulai dilaksanakan Akreditasi PNF (50%) Akreditasi sekolah/madrasah (100%) Akreditasi prodi PT (100%) Semua mata pelajaran SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA sudah memiliki buku teks layak menurut BSNP 30 mata pelajaran SMK sudah memiliki buku teks layak menurut BSNP Bantuan profesional pengembangan & implementasi kur. tingkat satuan pdd. sesuai SNP semua prov. dan 50% kab./kota tersedia

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 37

Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik


Tabel berikut adalah penurunan selanjutnya dari tema strategis tahap pertama (2005 2009) dari keseluruhan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Departemen Pendidikan Nasional ke dalam bentuk program kerja yang lebih kongkrit. MISSION VISION Penjabaran ini dilakukan dengan menekankan pada tantangan ketiga dari tiga tantangan utama, yaitu peningkatan governance, akuntabilitas dan pencitraan publik.

Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF 2025


Program-Program/Kegiatan Strategis (STRATEGIC ACTION PROGRAMS) Unit Utama 2006 Tonggak-Tonggak Kunci Keberhasilan (KEY DEVELOPMENT MILESTONES) 2007 2008 2009 2010
UU GD PP Sisdiknas Sosialisasi Cetak Biru Insan Indonesia Cerdas & Kompetitif 2025 Sisdur Keuangan & SIM Aset dan Keuangan mulai diaplikasikan Aturan PNBP yg tidak merugikan citra Diknas dilaksanakan Tata Nilai Depdiknas disepakati UU BHP Gaya Kepemimpinan Khas Depdiknas mulai diterapkan Renstra Diknas, Depag, dan Pemda sejalan dengan visi Indonesia Cerdas & Kompetitif 2025 Sistem Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Strategi mulai diterapkan sejalan dengan desentralisasi, termasuk SPM Eselon I berperilaku sesuai Tata Nilai Depdiknas PP GD

- Pembentukan Budaya Kerja Pembentukan nilai-nilai serta budaya kerja yang konstruktif - Pengembangan Infrastruktur Pengembangan sisdur perencanaan, pengelolaan keuangan, pegawai, dan asset Peningkatan akuntabilitas publik dalam pelayanan pendidikan Pengembangan/revitalisasi kelembagaan, termasuk tupoksinya - Pengembangan Kebijakan Peningkatan sosialisasi dan publikasi kebijakan dan program Depdiknas Intensifikasi penyelesaian RPP dan RUU - Pengembangan SDM Peningkatan standar kompetensi teknis dan manajerial SDM Pengembangan public trust & image

Sekretariat Jenderal

Laporan Keuangan 2006 dan seterusnya WTS PP BHP Eselon II berperilaku sesuai Tata Nilai Depdiknas UU Perbukuan & UU Bahasa Kompetensi Digunakan sebagai Dasar dalam Penempatan Pegawai

Daya serap Anggaran > 95% Eselon III berperilaku sesuai Tata Nilai Depdiknas Eselon > IV berperilaku sesuai Tata Nilai Depdiknas PP Perbukuan & Bahasa ISO di bidang Manajemen Public trust & image membaik 50% Kerugian Anggaran Negara = 0.1% dr total anggaran 10 Mitra Aktif Lembaga Luar Negeri

Pengembangan Kerjasama Strategis Peningkatan kerjasama Depdiknas dengan mitra internasional, baik bilateral maupun multilateral

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 38

Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik (lanjutan )

MISSION VISION

Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF 2025


Program-Program/Kegiatan Strategis (STRATEGIC ACTION PROGRAMS) Unit Utama 2006 Tonggak-Tonggak Kunci Keberhasilan (KEY DEVELOPMENT MILESTONES) 2007 2008 2009 2010

Auditor memiliki jaminan keselamatan kerja Pembiayaan pemeriksaan at-cost Standar kompetensi auditor pendidikan

Penerapan sisdur pengawasan dan pengendalian internal

Pengembangan sistem pengendalian internal (SPI) Peningkatan ketaatan pengelola pendidikan terhadap peraturan perundang-undangan Penataan organisasi dan tata kerja pengawasan pendidikan Intensifikasi, ekstensifikasi, dan tindakan preventif pengawasan Itjen Peningkatan penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawasan (aparat pengawasan fungsional, legislatif, dan masyarakat). Peningkatan kompetensi dan kapasitas aparat Itjen Sertifikasi kompetensi auditor pendidikan Perbaikan perlindungan auditor dan biaya pelaksanaan pemeriksaan

Penyelesaian temuan Itjen oleh Diknas dalam tahun anggaran berjalan mulai meningkat minimal 10 % per tahun Penyelesaian temuan BPK/BPKP oleh Diknas dalam tahun anggaran berikutnya, mulai meningkat minimal 10 % per tahun Aturan PNBP yg tidak merugikan citra Diknas dilaksanakan Internalisasi sisdur SPI setiap 6 bulan

Inspektorat Jenderal

SPOP audit kinerja dan audit keuangan On-line system administrasi pengawasan (ICT) < 0,1 % penyimpangan anggaran yang merugikan negara Temuan sebelum 2005 selesai ditindaklanjuti 90% auditor bersertifikat auditor pendidikan Kerjasama dengan pihak terkait dalam pengawasan dan penegakan hukum Memperoleh ISO Minimal 10 % auditor akuntan 100% kasus penyimpangan diselesaikan Auditor mendapat penghargaan etika profesi

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 39

Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik (lanjutan )

MISSION VISION

Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF 2025


Program-Program/Kegiatan Strategis (STRATEGIC ACTION PROGRAMS) Unit Utama 2006 Tonggak-Tonggak Kunci Keberhasilan (KEY DEVELOPMENT MILESTONES) 2007 2008 2009 2010

Dewan Pendidikan Nasional terbentuk 100% SMA/SMK/MA melaksanakan MBS dengan baik

Peningkatan Capacity Building pada semua lini organisasi Sosialisasi kebijakan dan program manajemen pendidikan dasar & menengah Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah Peningkatan Sistem Manajemen Mutu

70% SMP/MTS melaksanakan MBS dengan baik

Direktorat Jenderal MPDM

40% SD/MI melaksanakan MBS dengan baik 100% Dinas Pendidikan Kabupaten/kota/provinsi memahami dan melaksanakan kebijakan dan program Dikdasmen 50% Komite Sekolah berfungsi dengan baik Dewan pendidikan di setiap kabupaten/kota dan provinsi sudah berfungsi dengan baik Meraih ISO 9001

Perubahan status PTN menjadi badan hukum

Direktorat Jenderal DIKTI

Temuan penyimpangan UU PNBP 0% Meraih ISO 9001 50% PTN menjadi BHPT

Penyusunan kebijakan pengelolaan P&TK dan satuan kerja dalam lingkup pembinaan Ditjen PMPTK Pengembangan sistem dan pengelolaan P&TK secara transparan dan akuntabel Peningkatan kapasitas staf dalam perencanaan dan evaluasi program. Mensosialisasikan dan mengkomunikasikan kebijakan dan program peningkatan mutu P&TK Pengembangan sistem dan pelaporan kinerja satuan kerja di lingkungan Ditjen PMPTK Fasilitasi bantuan perlindungan hukum bagi P&TK

Tersosialisasinya kebijakan dan program PMPTK melalui berbagai forum & media Tersedianya layanan bantuan hukum bagi P&TK di setiap provinsi

Direktorat Jenderal PMPTK

Terwujudnya transparansi & akuntabilitas publik dlm bentuk laporan capaian kinerja tahunan Tersusunnya kebijakan pengelolaan P&TK di satuan kerja Memperoleh ISO 9001

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 40

Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik (lanjutan )

MISSION VISION

Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global

INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF 2025


Program-Program/Kegiatan Strategis (STRATEGIC ACTION PROGRAMS) Unit Utama 2006 Tonggak-Tonggak Kunci Keberhasilan (KEY DEVELOPMENT MILESTONES) 2007 2008 2009 2010

Penguatan kapasitas kelembagaan PNF baik di pusat maupun daerah Pemanfaatan ICT dalam pengelolaan PNF Pemberdayaan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan PNF

Direktorat Jenderal PLS

Dimulainya pemanfaatan ICT untuk PNF

Ditjen PLS, termasuk 5 BP-PLSP meraih ISO 9001

PP Sisdiknas UU BHP PP Guru & Dosen Pendapat masyarakat tentang kinerja Depdiknas mulai diketahui PP BHP Sistem dan mekanisme inventarisasi sumber daya pendidikan dihasilkan UU Perbukuan UU Bahasa Jaringan (networking) litbang di semua provinsi dan kabupaten/kota serta tingkat internasional terlaksana Pangkalan data dan informasi pendidikan berbasis website (padati diksisweb) prov/kab/kota dibangun Padati diksisweb didayagunakan untuk perumusan kebijakan nasioonal PP Perbukuan PP Bahasa Informasi efisiensi dan efektivitas pengelolaan tentang sumber daya pendidikan dihasilkan ISO 9001 diraih

Penelitian & inovasi tentang pengelolaan SDM, prasarana, dan sarana pendidikan sesuai SNP Peningkatan sarana dan prasarana IT tingkat Pusat, Provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah Pengembangan Jaringan Litbang Terselenggaranya pooling-pooling utk. mengukur citra Depdiknas Peningkatan sistem manajemen mutu Penyusunan RUU BHP, RUU Bahasa, RUU Perbukuan, dan RUU lainnya serta peraturan pemerintah yang berkaitan dengan pendidikan

Balitbang

Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 41

Komposisi Pembiayaan Program Diknas


Untuk menjalankan program menengah (2005 2009), Departemen Pendidikan Nasional memperoleh pendanaan dari sumber-sumber yang dibagi dalam beberapa kategori serta target jumlah dana yang akan diperoleh dari setiap sumber tersebut, seperti yang ditunjukkan oleh diagram komposisi pembiayaan berikut. Penggambaran sumber dana dan target jumlah akan menjadi pedoman awal bagi Departemen Pendidikan Nasional dalam mengukur kekurangan biaya yang dibutuhkan, yang diharapkan akan berkurang jumlahnya, sejalan dengan makin bertambahnya target jumlah dana yang diperoleh dari tiap-tiap sumber.

Komposisi Pembiayaan
100% 20.3 75% 14 5.2 48.6 50% 40.1 44.1 46.3 16.1 15.8 5.8 13.3 17.7 6.3 6.8 7 19.6 22.2 7.4 1.3

51.1

25% 24.9 0% 2005 Kesepakatan Panja Kontribusi Masyarakat 2006 2007 2008 33.8 43.4 54

65.5

2009

Proyeksi Kontribusi Pembangunan Daerah Kekurangan Kebutuhan

Perkiraan Donor Luar Negeri

NO
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

KETERANGAN
Total kebutuhan pembiayaan Kesepakatan Panja Kekurangan kebutuhan Proyeksi Kontribusi Pembangunan Daerah Perkiraan Donor Luar Negeri Kontribusi Dana Masyarakat Jumlah poin 4, 5, 6

2005
104.5 24.9 79.6 40.1 5.2 14 59.3

2006
115.6 33.8 81.8 44.1 5.8 15.8 65.7

2007
126.9 43.4 83.5 46.3 6.3 17.7 70.4

2008
136.0 54 82.0 48.6 6.8 19.6 75.0

2009
147.4 65.5 81.9 51.1 7.4 22.2 80.6

Kekurangan (fiscal gap)


Disusun oleh Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

20.3

16.1

13.3

7.0

1.3

Curah Pendapat bersama Pemerhati Pendidikan - 42

Strategi Pembiayaan
Berikut adalah perkiraan kebutuhan dana pemerintah, jumlah dana yang belum terpenuhi, dan perkiraan pemenuhan kekurangan dana tersebut untuk menyelesaikan program jangka menengah (2005 2009).
Rencana Pembiayaan 1. Pembiayaan Ideal Pembangunan Pendidikan 2. Rencana Pembiayaan Program Prioritas Perkiraan Jumlah Kebutuhan Dana Pemerintah dan Dana Yang Belum Terpenuhi (dalam triliun rupiah) Perkiraan Jumlah Kebutuhan Dana Pemerintah dan Dana Yang Belum Terpenuhi (dalam triliun rupiah)
2005 2006 2007 2008 2009
N O 1 2

Selain itu di bawah ini dipaparkan juga program-program yang mendapat prioritas utama untuk memperoleh pembiayaan, serta perkiraan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan program tersebut.

TAHUN PROGRAM 2005


Pendidikan Anak Usia Dini Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun Pendidikan Menengah Pendidikan Tinggi Pendidikan Non-Formal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Manajemen Pelayanan Pendidikan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara Penelitian dan Pengembangan Iptek Pengembangan Budaya Baca & Pembinaan Perpustakaan Penguatan Kelembagaan PUG dan Anak Pengelolaan SDM Aparatur Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan & Kepemerintahan JUMLAH KESEPAKATAN PANJA 253,060

2006
962,020

2007
1,605,974

2008
2,007,468

2009
3,039,507

1. 2. 3. 4. 5.

Dana Non-Diskresi Dana Diskresi Jumlah Kebutuhan Pembiayaan Perkiraan Sumber APBN/D Dana Belum Terpenuhi

79.0 25.4 104. 5 65.0 39.5

86.6 28.9 115. 6 68.3 47.3

94.1 32.7 126. 9 72.7 54.2

101. 8 34.2 136. 0 75.2 60.8

109. 5 37.9 147. 4 79.0

12,097,784 2,772,160 6,383,215 348,437

15,297,857 3,394,756 7,300,000 1,153,600

16,108,864 5,447,214 9,500,000 1,620,912

18,082,835 6,781,735 12,900,000 2,631,367

19,691,587 8,938,082 15,500,000 4,647,050

3 4 5 6

3,161,543

3,675,000

5,983,410

7,583,550

9,612,070

68.4
8

392,523

745,463

1,482,220

2,037,932

2,681,264

Catatan: Proyeksi anggaran berdasarkan tahun 2005 dengan dasar Rp.65 triliun dan kenaikan 5%

86,390

338,000

434,000

540,000

655,000

28,501

117,166

164,032

229,645

321,502

Perkiraan Jumlah Kekurangan Dana yang Mungkin Dapat Dipenuhi oleh Pemda, Masyarakat, dan Bantuan Luar Negeri (donor) 2005-2009

10

40,000

40,000

42,600

45,369

48,318

NO
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

KETERANGAN
Total kebutuhan pembiayaan Kesepakatan Panja Kekurangan kebutuhan Proyeksi Kontribusi Pembangunan Daerah Perkiraan Donor Luar Negeri Kontribusi Dana Masyarakat Jumlah poin 4, 5, 6

2005 104. 5 24.9 79.6 40.1 5.2 14 59.3

2006 115. 6 33.8 81.8 44.1 5.8 15.8 65.7

2007 126. 9 43.4 83.5 46.3 6.3 17.7 70.4

2008 136. 0 54 82.0 48.6 6.8 19.6 75.0

2009 147. 4 65.5 81.9 51.1 7.4 22.2 80.6

11

70,275

114,043

144,798

217,197

325,796

12

17,300 5,000

17,300 5,000

25,950 10,000

38,925 20,000

58,388 40,000

13 14

112,215

132,849

168,824

179,797

191,484

15

432,468 26,200,872 24,900,000

506,946 33,800,000 33,800,000

661,202 43,400,000 54,000,000

704,180 54,000,000 65,500,000

749,952 66,500,000 65,500,000

Kekurangan (fiscal gap)

20.3

16.1

13.3

7.0

1.3

Catatan: 1.Sebesar Rp.4,15 triliun dari kompensasi BBM tahun 2005 masuk pada program Wajar Dikdas 9 Tahun 2.Untuk tahun 2006-2009 diprediksi dana kompensasi BBM tiap tahun sudah teranggarkan pada APBN untuk Program Wajar Dikdas 9 Tahun 3.Alokasi Dikti belum termasuk Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Curah Pendapat bersama Pemerhati Pendidikan - 43

Disusun oleh Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Sistem Pemantauan Dan Evaluasi


Sistem pemantauan dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian dan kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dalam Renstra Depdiknas 2005-2009 dengan hasil yang dicapai. Pemantauan terhadap kegiatan dan/atau program pendidikan nasional dilakukan secara berjenjang dan berkala. Pemantauan dan evaluasi dilakukan dalam konteks desentralisasi pendidikan dan pembagian peran antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Proses ini sekaligus sebagai upaya pemberdayaan dan peningkatan kapasitas serta kapabilitas aparat Pemantauan dan evaluasi di berbagai tingkatan secara sinergis dan berkesinambungan. Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh lembaga yang lebih tinggi terhadap lembaga yang lebih rendah sampai ke satuan pendidikan. Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh unit-unit utama dalam Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan, satuan pendidikan, BSNP dan BAN-S/M dan/atau BAD-S/M serta LPMP. Acuan utama dalam mengukur kesesuaian standarisasi yang tercantum dalam Renstra dan/atau Renstrada 2005-2009 adalah Standar Nasional Pendidikan. Apabila dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi ditemukan masalah atau penyimpangan, maka secara langsung dapat dilakukan bimbingan, saran-saran dan cara mengatasinya serta melaporkannya secara berkala kepada stakeholders. Stakeholders dalam penyelenggaraan pendidikan nasional adalah orangtua siswa, masyarakat luas, Dewan Pendidikan, Komite Sekolah, Satuan Pendidikan, LSM, dan para Donatur baik milik pemerintah maupun swasta dan birokrat dari berbagai tingkat pemerintahan serta dari luar negeri. Melalui pemantauan dan evaluasi dapat diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan tingkat pencapaian tujuan (keberhasilan), ketidakberhasilan, hambatan, tantangan, dan ancaman tertentu dalam mengelola dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan satuan pendidikan. Landasan Hukum Perundangan dan peraturan yang menjadi dasar pemantauan dan evaluasi adalah: 1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; dan 4) berbagai peraturan perundangan terkait lainnya. Selain merujuk pada berbagai undang-undang dan peraturan pemerintah yang ada, perlu juga mempertimbangkan beberapa draft Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah seperti Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (BHP) dan Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Pendidikan Nasional. Prinsip Pelaksanaan Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) kejelasan tujuan dan hasil yang diperoleh dari pemantauan dan evaluasi; 2) pelaksanaan dilakukan secara objektif; 3) dilakukan oleh petugas yang memahami konsep, teori dan proses serta berpengalaman dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasi agar hasilnya sahih dan terandal; 4) pelaksanaan dilakukan secara terbuka (transparan), sehingga pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan hasilnya dapat dilaporkan kepada stakeholders melalui berbagai cara; 5) melibatkan berbagai pihak yang dipandang perlu dan berkepentingan secara proaktif (partisipatif); 6) pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan secara internal dan eksternal (akuntabel); 7) mencakup seluruh objek agar dapat menggambarkan secara utuh kondisi dan situasi sasaran pemantauan dan evaluasi (komprehensif); 8) pelaksanaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan pada saat yang tepat agar tidak kehilangan momentum yang sedang terjadi; 9) dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan; 10) berbasis indikator kinerja, yaitu kriteria/indikator yang dikembangkan berdasarkan 3 (tiga) tema kebijakan Depdiknas; 11) efektif dan efisien, artinya target pemantauan dan evaluasi dicapai dengan menggunakan sumber daya yang ketersediaannya terbatas dan sesuai dengan yang direncanakan.

Disusun oleh Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Curah Pendapat bersama Pemerhati Pendidikan - 44

Sistem Pemantauan Dan Evaluasi (lanjutan)


Sistematika Pemantauan dan Evaluasi Orbex mengarahkan para pemimpin dalam membentuk (shape), menyelaraskan (align), dan menyetel (attune) eksistensi organisasi mereka. Pemaknaan yang sama atas visi, misi, nilai-nilai, strategi, gaya, infrastruktur, dan hasil menjadi pemersatu dan pemberi semangat bagi semua orang yang terlibat. Perhatian dan langkahtindak mereka dapat diarahkan, dipantau, dan dievaluasi secara sistematik, periodik maupun spesifik. Evaluasi hasil menunjukkan perlunya dilakukan salah satu dari tiga jenis transformasi retooling, revitalisasi atau redirection. Retooling dilakukan ketika penelaahan terhadap hasil yang dicapai organisasi menemukan bahwa infrastruktur dan gaya kepemimpinan menjadi kunci utama. Revitalisasi dilakukan apabila strategi dan tata nilai organisasi perlu untuk ditinjau ulang agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Redirection hanya dilakukan apabila dianggap keberadaan organisasi perlu dikaji lebih lanjut. Ketiga tahapan ini merupakan tingkatan dalam melakukan organisasi.

Paradigma Sistematis Pengelolaan Organisasi

Disusun oleh Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Curah Pendapat bersama Pemerhati Pendidikan - 45

Sistem Pemantauan Dan Evaluasi (lanjutan)


Mekanisme Pelaksanaan Pemantauan dan evaluasi mencakup aspek: 1) pemerataan dan perluasan aksese; 2) penjaminan mutu, relevansi dan daya saing; 3) tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik. Mekanisme pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan satuan pendidikan. Gambar di bawah ini menjelaskan mekanisme pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian indikator kunci program kerja yang telah di tetapkan dalam rencana pendidikan jangka menengah secara berkelanjutkan.

Departemen

Unit Utama Depdiknas

Perencanaan

RPJP

Departemen Terkait/ Dinas Pendidikan Provinsi

Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota

Satuan Pendidikan

RPJM RENSTRA RKAKL& DIPA

RENSTRADA SRAA & DIPA TUGAS PERBANTUAN BLOCK GRANT

Implementasi Tahun Berjalan


Pemantauan & Evaluasi

Anggaran Indikator Kunci

Anggaran Indikator Kunci

Anggaran Indikator Kunci

Anggaran Indikator Kunci

Anggaran Indikator Kunci

Standarisasi & Mutu Tenaga Kependidikan

BSNP, BAN, BAD & LPMP

Siklus Perencanaan, Pemantauan dan Evaluasi

Disusun oleh Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.

Curah Pendapat bersama Pemerhati Pendidikan - 46

Anda mungkin juga menyukai