& Motto Depdiknas 6 Analisis Situasi 7 Visi Depdiknas 2025 9 Cetak Biru Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif 2025 10 Tata Nilai Depdiknas 11 Kebijakan Pembangunan Pendidikan Nasional 12 Rencana Pembangunan Jangka Panjang 15
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Kata Pengantar
Dunia sedang mengalami berbagai pergeseran dan perubahan, mulai dari yang sifatnya kebijakan, kesepakatan, maupun strategi-strategi untuk bertahan dari masing-masing negara. Gelombang perubahan yang terjadi di Indonesia baik yang bersifat politik, ekonomi, sosial dan budaya membawa dampak yang begitu besar bagi semua komponen bangsa ini, tidak terkecuali Departemen Pendidikan Nasional. Tentu saja perubahan ini mendatangkan konsekuensi, terutama dalam bentuk pengujian terhadap kemampuan departemen ini memenuhi harapan-harapan dari seluruh stakeholders-nya. Ketika membangun manusia melalui pendidikan, sistem yang kita bangun dituntut tidak hanya untuk membangun kemampuan intelektual peserta didik. Sistem harus mampu pula membangun kemampuan untuk mengekspresikan dan mengatualisasikan dirinya melalui buah pikiran dan perasaannya dengan tetap memperhatikan moral, etika, dan kaidahkaidah agama. Tidak hanya itu, sistem harus memerhitungkan arena persaingan talenta yang harus dihadapi oleh para lulusan pendidikan nasional di kemudian hari. Dengan menyadari penuh kenyataan itulah, maka Departemen Pendidikan melahirkan visi pembangunan, yaitu Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif 2025. Sebelum rencana strategis 2005-09 ini dikeluarkan dan dijadikan pedoman, Departemen Pendidikan Nasional terlebih dahulu mengadakan pertemuan dengan pemerhati pendidikan Indonesia pada tanggal 29 Desember 2005. Dalam acara curah pendapat tersebut, diundang berbagai kalangan, mulai dari DPR, BAPPENAS, Departemen Keuangan, lembaga pendidikan, organisasi keagamaan, budayawan, dan industrialis. Setelah memperhatikan masukan dari berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan nasional, jajaran Departemen Pendidikan difasilitasi oleh Konsultan Perencanaan ulung AndrewTani & Co. Telah menyusun sebuah Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 200509 bertemakan Peningkatan Kapasitas dan Modernisasi. Dalam metoda Orbex yang diterapkan, rencana strategis tersebut menjadi batu loncatan (stepping stone) untuk
periode-periode pembangunan sistem pendidikan nasional ke depan sampai dengan tahun 2025. Periode pembangunan 2010-2015 bertemakan Penguatan Pelayanan, 2015-2020: Daya Saing Regional, dan 2020-2025: Daya Saing Internasional. Selama kurun waktu pembangunan tersebut, seluruh tenaga dan pikiran dicurahkan dalam rangka mengemban misi yang pada hakikatnya adalah mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global. Misi itulah yang menyemangati motto kami ke depan, yaitu Pendidikan Bermutu Untuk Semua. Tentu pendidikan nasional tidak semata-mata merupakan tugas sendiri Depdiknas, Dinas Pendidikan yang ada di Propinsi/Kabupaten/Kota, serta 250,000 lebih satuan pendidikan yang dinaunginya. Sebutlah legislatif, eksekutif, judisial, para orangtua, para pemimpin agama, para pelaku media massa, para pemerhati pendidikan, kalangan industri dan UKM. Tidak satupun komponen bangsa yang luput dari upaya pencerdasan yang kita hadapi ini. Dokumen ini akan menjadi acuan dasar perencanaan, implementasi, dan pemantauan gerak langkah pendidikan nasional. Harapan kami adalah Renstra ini menjadi pemersatu hati dan gerak laju ke depan, serta menjadi alat koordinasi bagi seluruh instansi dan satuan terkait.
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Penyusunan Renstra memerhatikan beberapa masukan dari temuan dalam telaah sektor pendidikan (Education Sector Review, 2004) terutama mengenai penetapan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional, yaitu 1) Pemerataan dan Perluasan Akses; 2) Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing; serta 3) Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik. Renstra Depdiknas merancang strategi dan program pembangunan berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas dan Peraturan-Peraturan Pemerintah yang memuat sejumlah pokok-pokok pembaharuan mendasar dalam sistem pendidikan nasional ke depan. Selain itu penyusunan juga memperhatikan tugas pokok dan fungsi setiap tingkat pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
4.
Kaji kondisi organisasi; Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan kita bila dibandingkan dengan negara lain? Apa saja faktor kunci keberhasilan dalam menjalankan organisasi ini? Apa yang menjadi tantangan dan hambatan yang dapat kita hadapi dalam mencapai tujuan yang kita inginkan? Apa saja ukuran kunci kinerja untuk mengukur keberhasilan kita dalam mengelola organsiasi ini? Renungkan visi; Kondisi apa saja yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang? Bila diukur, ukuran kinerja kunci yang sudah di-tetapkan pada tahap sebelumnya menunjukkan nilai berapa saja? Secara bertahap, repelita demi repelita, tonggak-tonggak apa yang dapat mengukur kemajuan upaya organisasi mendekatkan ke kondisi yang diinginkan tersebut?
5.
6.
FORMULASI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG FORMULASI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
Lengkapi rencana pembangunan jangka panjang; Dalam rangka mendekatkan kondisi usaha ke arah yang telah ditetapkan sebelumnya, perubahan apa saja yang perlu diterapkan dalam repelita yang pertama? Perubahan apa yang akan diusahakan?
Rumuskan rencana pembangunan jangka menengah; Langkah-langkah besar apa saja yang dituntut dalam situasi yang sedang ditelaah, repelita demi repelita, program, kegiatan, organisasi, dan manusia? Teknologi apa yang akan diusahakan? Rumuskan kegiatan dan program tahunan; Secara rinci, langkah-langkah apa saja yang dituntut untuk dilaksanakan dari tahun ke tahun, di program, kegiatan, organisasi, dan manusia? Khusus untuk tahun pertama, langkah tindakan apa saja yang dibutuhkan? Prioritasnya? Nilai investasinya? Keuntungan apa saja yang dapat membenarkan investasi tersebut? Kapan dapat memastikan bahwa pelaksanaannya berjalan sesuai harapan?
7.
8.
1.
Renungkan misi; Apa saja yang menjadi tujuan dasar yang melatar-belakangi pendirian organisasi? Misi menguraikan maksud keberadaan usaha. Demi kepentingan siapa, kehadiran organisasi di lapangan. Lengkapi data position audit; Apa yang sudah kita lakukan di masa lalu? Berada di mana organisasi ini sekarang? Cara-cara apa saja yang digunakan untuk mencapai tujuan? Kaji kondisi Lingkungan; Peluang seperti apa yang ada? Ancaman seperti apa yang sedang dihadapi? Bagaimana dengan peluang dan ancaman di masa yang akan datang?
2. 3.
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
MISI
MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MAMPU MEMBANGUN INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF, YANG BERKEADILAN, BERMUTU, DAN RELEVAN DENGAN KEBUTUHAN MASYARAKAT LOKAL DAN GLOBAL.
Misi ini dilaksanakan dengan prinsip-prinsip:
Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa; Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multi makna; Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat; Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran; Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat; Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. (UU Pendidikan Nasional No. 20 Pasal 4 Tahun 2003 )
MOTTO
Hasil analisa terhadap kondisi pendidikan di Indonesia menjadi salah satu dasar yang digunakan dalam merancang rencana strategis. Data diperoleh dari berbagai sumber yang berlaku pada periode 2002 2005. Penjelasan Keterangan
Faktor penyebab utama adalah penurunan kinerja perekonomian Indonesia (krisis 1997) Jumlah ini pada umumnya berasal dari keluarga mampu di daerah perkotaan Alasan utama adalah faktor ekonomi yang diantaranya menyebabkan kekurangan biaya sekolah dan timbulnya pemikiran praktis untuk segera bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup Faktor utama adalah kurangnya biaya sekolah dan pemikiran praktis untuk segera bekerja
Variabel
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Cenderung mengalami penurunan sejak tahun 1995, sedikit membaik pada tahun 2004 2005, dengan naik satu peringkat (peringkat 111 ke 110). Hanya 25.3% anak usia 0-6 tahun memperoleh layanan PAUD, 32.36% anak usia 5-6 tahun memperoleh layanan pendidikan TK Prosentase partisipasi sekolah yang paling besar ada pada tingkatan usaia 7-12 tahun (96.8%) dan usia 13-15 tahun (83.5%) dan cenderung menurun hingga tingkat perguruan tinggi (14.6%) Angka kesenjangan partisipasi pendidikan terkecil (dari sudut golongan ekonomi) adalah pada usia 7-12 tahun (98.7% untuk golongan ekonomi mampu, 94% untuk golongan ekonomi tidak mampu), dan yang terbesar adalah pada usia 1618 tahun (76.1% untuk golongan ekonomi mampu, 32.7% untuk golongan ekonomi tidak mampu). Kesenjangan ini semakin besar untuk partisipasi pendidikan di tingkat menengah dan perguruan tinggi sejak tahun 2002. Kesenjangan berdasarkan jenis kelamin relatif tidak signifikan dibandingkan kondisi 20 tahun yang lalu Kesenjangan pendidikan antar perkotaan dan pedesaan adalah sebesar 15-20% (2004)
Kesenjangan Angka Partisipasi Pendidikan Antara Golongan Ekonomi, Wilayah, dan Jenis Kelamin
Meningkatnya kesadaran keseteraan gender yang berakibat pada kesetaraan hak (pendidikan) antar laki-laki dan perempuan Akses pendidikan dan ketersediaan sarana prasarana pendidikan yang tidak seimbang antar kedua wilayah
Melek Aksara
Angka terbesar ada pada tingkatan usia 15-24 tahun (98.7%) Siswa yang mengalami kekurangan gizi mempengaruhi kesiapannya dalam menerima proses pendidikan yang berkualitas (Depkes tahun 2003: 28% balita mengalami kekurangan gizi dan 50% mengalami cacingan) Kuantitas: Tahun 2004 secara keseluruhan rasio ideal ada di tingkat pendidikan dasar sampai menengah, hanya jumlah yang lebih besar masih terkonsentrasi di daerah perkotaan. Kualitas: ketidak sesuaian keahlian tenaga pengajar dengan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya, yang mencapai angka rata-rata 40% (untuk tingkat SD, SMP, SMA, SMK). Kualifikasi tenaga pengajar di tingkat perguruan tinggi yang memiliki pendidikan S2/S3 secara keseluruhan hanya berkisar rata-rata 44.5%
Mutu Pendidikan
Kesiapan siswa
Upah guru yang lebih rendah dari negara tenaga tetangga serta perlindungan terhadap hak-hak guru yang belum optimal turut menghambat proses peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar di tingkat SD hingga SMA
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
C. Hasil-hasil
Tema Pokok
Mutu Pendidikan (lanjutan)
Anggaran Pendidikan Alokasi anggaran untuk pendidikan masih hanya mencapai 6.6% dari APBN dan sangat rendah dibandingkan dengan negara tetangga lain (1.3% dari PDB)
Ketersediaan sarana penunjang yang minim dan penyebarannya yang tidak merata. Beberapa contoh kasus adalah ketidaklayakan kondisi ruang belajar yang terbesar ada di tingkat SD sebesar 57.9%., rasio ketersediaan buku dan siswa yang tidak mencapai 1:1 untuk tingkat SD hingga SMA, ketertinggalah penggunaan ICT dibanding negara tetangga Proses belajar mengajar cenderung kurang menarik dan tidak menciptakan kreativitas pada siswa Berorientasi pada teori dan hafalan Penekanan lebih pada otak kiri Pemeringkatan Internasional yang menaruh Indonesia pada peringkat 12 dari 12 menunjukkan sistem pendidikan Indonesia yang kurang relevan dengan kebutuhan pembangunan. Meski kontribusi sektor primer masih memiliki daya serap tenaga kerja yang tinggi (43%) namun sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB justru memiliki daya serap tenaga kerja yang terkecil (14%), sementara sektor pertanian yang memberikan kontribusi terkecil terhadap PDB memiliki daya serap tertinggi
Metoda pembelajaran
Penguatan sektor industri tidak diikuti oleh penguatan di sektor pendidikan dan kultur masyarakat yang msih cenderung agraris
Kemampuan Wirausaha
Lulusan PT lebih banyak menjadi pekerja, sementara lulusan SD dan SMP menunjukkan angka tinggi untuk melakukan wirausaha
Sistem informasi manajemen yang belum terbangun dengan baik menyebabkan proses ini belum berjalan secara optimal dan menyulitkan kendali pemerintah atas kebijakan yang dikeluarkan oleh masingmasing lembaga pendidikan tersebut
Pengembangan model desentralisasi pengelolaan pendidikan oleh pemerintah untuk lebih menguatkan inisiatif masing-masing lembaga pendidikan guna meningkatkan kualitas layanan pendidikannya terhadap masyarakat
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
C. Hasil-hasil Diagram berikut menunjukkan penjabaran tema sistem pendidikan nasional pada tahun 2025 (Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif) yang tertuang di dalam visi departemen pendidikan nasional tahun 2025.
Makna dari tema tersebut kemudian dijelaskan secara rinci (Insan Indonesia Cerdas dan Insan Indonesia Kompetitif) pada bagian bawah dari diagram.
Cerdas spiritual
Gandrung akan olah hati/kalbu untuk menumbuhkan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia
Gandrung akan olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiativitas terhadap kehalusan dan keindahan, serta meningkatkan kemampuan ekspresi estetis Aktualisasi insan sosial yang mampu membina hubungan timbal balik, empatik dan simpatik, ceria dan percaya diri, menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara, serta berwawasan kebangsaan yang sadar akan hak dan kewajiban warga negara
Kompetitif
Cerdas intelektual
Gandrung akan olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan & teknologi Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif Gandrung akan olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan trengginas Aktualisasi insan adiraga
Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan Bersemangat juang tinggi Mandiri Pantang menyerah Pembangun & pembina jejaring Bersahabat dengan perubahan Inovatif dan menjadi agen perubahan Produktif Sadar mutu Berorientasi global Pembelajar sepanjang hayat
Cerdas kinestetik
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
INDONESIA YANG MAJU DAN MANDIRI, ADIL DAN DEMOKRATIS SERTA AMAN DAN BERSATU DALAM WADAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
SISTEM PENDIDIKAN
SUPPLY DESIRED END-STATE
Sarana Prasarana Tenaga pendidik
TALENT MARKET
SUPPLY
.. t eknik . akunt an . dokt er ..perawat ..lain-lain
DEMAND
Pesert a didik DasMen Dikt i Non Formal
CAKRAWALA PERENCANAAN
PEMERINTAH PUSAT
DEPDIKNAS
SATUAN PENDIDIKAN
20 t ahun
RPJP 2025
PLANNING FRAMEWORK
5 t ahun
RPJM 2009
Tahunan
Legend: RPJP = Rencana Pembangunan Jangka Panjang; RPJM = Rencana Pembangunan Jangka Menengah; RKP = Rencana Kerja Program; APBN = Anggaran Pendapat an & Belanja Negara; RKAKAL = Rencana Kerja & Anggaran Kement rian & Lembaga; DIPA = Daft ar Isian Proyek dan Anggaran; APBD = Anggaran Pendapat an & Belanja Daerah.
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
I P O Values Framework
Dalam menjalankan kerjanya mencapai sasaran Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif, Departemen Pendidikan Nasional perlu memiliki tatanan nilai-nilai yang menjadi dasar dari setiap aktivitas implementasi.
INPUT VALUES yang tepat dapat mencegah kegagalan dan kekeliruan dalam proses rekrutmen pegawai Depdiknas PROCESS VALUES yang dapat dipahami dan tertanam dengan baik akan meningkatkan mutu interaksi antar manusia dan kinerja OUTPUT VALUES yang dipikirkan dengan baik akan memfokuskan organisasi kepada hal-hal yang diharapkan agar dapat mempertahankan hasil pelayanan yang berkualitas
INPUT VALUES Nilai-nilai yang dapat ditemukan dalam diri setiap pegawai Depdiknas
PROCESS VALUES Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja di Depdiknas, dalam rangka mencapai dan mempertahankan kondisi keunggulan
OUTPUT VALUES Nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh mereka yang berkepentingan terhadap Depdiknas
PEGAWAI DEPDIKNAS
Tim Perumus: Agus Dharma Supeno Sutrisno Diah Sujarwo Surya Dharma Muhaswat Dwiyanto
Amanah / Trustworthiness Profesional dan Percaya Diri Antusias dan Bermotivasi Tinggi Bertanggung Jawab Kreatif Disiplin Peduli
Visioner dan Berwawasan Menjadi Teladan Memotivasi (Motivating) Mengilhami (Inspiring) Memberdayakan (Empowering) Membudayakan (Culture-forming) Taat Azas Koordinatif dan Bersinergi dalam Kerangka Kerja Tim Akuntabel
Produktif (Efektif dan Efisien) Gandrung Mutu Tinggi/Service Excellence Dapat Dipercaya (Andal) Responsif dan Aspiratif Antisipatif dan Inovatif Demokratis, berkeadilan, dan Inklusif Pembelajar Sepanjang Hayat
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
1.9
1.4
1.1
1.11
1.6
1.2
1.3
Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Perluasan Akses SMA/SMK/SM Terpadu, SLB, dan Perguruan Tinggi
Pengembangan Sekolah Wajar Layanan Khusus bagi Daerah Terpencil/ Kepulauan yang Berpenduduk Jarang dan Terpencar
1.8
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
2.9
2.4
2.1
2.8
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
3.9
3.4
3.1
Peningkatan Kapasitas & Kompetensi Manajerial Aparat Peningkatan SPI Berkoordinasi dengan BPKP & BPK Peningkatan Ketaan Aparat pada Peraturan Perundang-undangan
3.5
3.6
Pengembangan Aplikasi SIM secara terintegrasi (Keuangan, Asset, Kepegawaian, dan Data lainnya)
3.8
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.
SASARAN PEMBANGUNAN
Memperkuat sistem pengelolaan kelembagaan berbasis kinerja Penguatan Sistem dan prosedur perencanaan, pengelolaan keuangan, pegawai, dan asset Penguatan citra Depdiknas Pemantapan fungsi kelembagaan Penguatan dan perluasan kerjasama internasional di bidang pendidikan Penguatan akuntabilitas publik
Peningkatan/pengembangan layanan pendidikan Pemeliharaan dan peningkatkan citra Depdiknas Pemantapan kerjasama internasional di bidang pendidikan Pemantapan akuntabilitas publik di bidang pendidikan
Pemantapan layanan pendidikan Pemeliharaan dan peningkatkan citra Depdiknas Pemantapan dan peningkatan kerjasama internasional di bidang pendidikan Pemantapan akuntabilitas publik di bidang pendidikan
Depdiknas menjadi rujukan dalam pengelolaan kelembagaan Tertatanya sistem dan prosedur perencanaan , pengelolaan keuangan, pegawai, dan asset: Laporan keuangan Depdiknas dinilai wajar tanpa syarat oleh BPK (2009) RKAKL tersusun tepat waktu dan akurat Seluruh asset Depdiknas tercatat dan terdokumentasikan dengan lengkap
Sistem layanan pendidikan sudah sejajar dengan negara-negara maju di ASEAN Citra positif Depdiknas sudah mapan Kerjasama internasional di bidang pendidikan makin mantap Sistem dan prosedur kerja sudah berjalan sesuai standar sistem dan prosedur kerja
Sistem layanan pendidikan sudah memenuhi standar pelayanan internasional Citra positif Depdiknas makin mapan Kerjasama internasional di bidang pendidikan makin mantap Sistem dan prosedur kerja sudah berjalan sesuai standar sistem dan prosedur kerja
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.
SASARAN PEMBANGUNAN
Penguatan Tata Kelola (Governance), Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Pengembangan sistem pengendalian internal (SPI) Peningkatan ketaatan pengelola pendidikan terhadap peraturan perundang-undangan Penataan organisasi dan tata kerja pengawasan pendidikan Intensifikasi, ekstensifikasi, dan tindakan preventif pengawasan Itjen Peningkatan penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawasan (aparat pengawasan fungsional, legislatif, dan masyarakat). Peningkatan kompetensi dan kapasitas aparat Itjen Sertifikasi kompetensi auditor pendidikan Perbaikan perlindungan auditor dan biaya pelaksanaan pemeriksaan
Penguatan Tata Kelola (Governance), Akuntabilitas dan Pencitraan Publik Fasilitasi pembangunan sistem pengendalian internal pada instansi vertikal di daerah dan Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota Sosialisasi ketaatan pada peraturan perundangundangan dan pencapaian kinerja Penerapan ICT dalam pengawasan dini Pengembangan pengawasan kinerja melalui peningkatan kerjasama dan koordinasi dengan aparat pengawas internal dan eksternal Penerapan penghargaan dan hukuman dalam tindak lanjut hasil pengawasan Pengembangan kualitas dan etika profesi auditor
Terjaminnya keselamatan kerja bagi para auditor Pembiayaan pemeriksaan berdasarkan biaya aktual Terbentuk dan terlaksananya sistem pengendalian internal di seluruh unit utama Depdiknas Lebih dari 90 % auditor Itjen memiliki sertifikat profesi auditor pendidikan dan mendapat penghargaan yang berkaitan dengan etika profesi Penyimpangan pengelolaan keuangan < 30% anggaran belanja Depdiknas. SPOP audit kinerja dan keuangan selesai disusun.
Terbentuk dan terlaksananya sistem pengendalian internal di seluruh instansi vertikal di daerah dan Dinas Pendidikan Propinsi/Kabupaten/Kota Rasio auditor dan auditan adalah 1 : 10 (satu tahun seorang auditor melakukan lima kali pemeriksaan terhadap sepuluh sasaran) Penyimpangan pengelolaan keuangan < 15% anggaran belanja Depdiknas. Terlaksananya pembaharuan SPOP audit kinerja dan audit keuangan untuk semua jenjang pendidikan.
Terbentuk dan terlaksananya sistem pengendalian internal secara menyeluruh di tingkat nasional, Adanya auditor di luar Depdiknas yang mengikuti program sertifikasi kompetensi auditor pendidikan Berkurangnya keluhan/pengaduan masyarakat terhadap pelayanan pendidikan. Meningkatnya citra institusi pengawasan pendidikan Adanya permintaan pengawasan dini dari auditan,
Sistem pengendalian internal telah memperoleh ISO atau sertifikat sejenis. Uji kompetensi auditor pendidikan telah memperoleh sertifikasi internasional Adanya auditor yang mendapatpenghargaan etika dan indenpendensi pada tingkat Internasional Tidak ada keluhan atau pengaduan atas pegelolaan pendidikan Keberhasilan pengawasan pendidikan telah diketahui publik secara luas Ringkasan Eksekutif Renstra Depdiknas - 17
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.
2005 - 2009
Peningkatan Kapasitas & Modernisasi
2010 - 2015
Penguatan Pelayanan
2015 - 2020
Daya Saing Regional
2020 - 2025
Daya Saing Internasional
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.
SASARAN PEMBANGUNAN
PROGRAM PEMBANGUNAN
Program perluasan akses PT & Peningkatan peran serta masyarakat Program pengembangan kurikulum PT Program pendirian Polytechnic Program bantuan pengadaan koleksi buku, pelangganaan jurnal ilmiah dan pemenuhan biaya operasional perpustakaan Program datasering, magang & beasiswa bg dosen Program peningkatan jumlah & kualitas penelitian Program jurusan unggulan perguruan tinggi Program pengembangan budaya penelitian di kampus-kampus (mentalist & behaviorist approaches) Program percepatan perubahan status PTN menjadi badan hukum Pemberian insentif riset yang berpotensi paten Angka partisipasi kasar PT 25% Jumlah pengangguran berpendidikan tinggi turun 25% Jumlah Polytechnic meningkat 50% (180 mjd 270) Jumlah PT yang mendapat akreditasi Internasional (10 jurusan) Persentase dosen berpendidikan S2/S3 mjd 100% (dari 70%)
Program perluasan akses PT & Peningkatan peran serta masyarakat Program pengembangan kurikulum PT Program pendirian Polytechnic Program bantuan pengadaan koleksi buku, pelangganaan jurnal ilmiah dan pemenuhan biaya operasional perpustakaan Program peningkatan kualitas penelitian Program datasering, magang & beasiswa bg dosen Program jurusan unggulan perguruan tinggi Program pengembangan budaya penelitian di kampus-kampus (mentalist & behaviorist approaches) Program percepatan perubahan status PTN menjadi badan hukum Pemberian insentif riset yang berpotensi paten Angka partisipasi kasar PT 30% Jumlah pengangguran berpendidikan tinggi turun 25% Jumlah Polytechnic meningkat 25% (270 mjd 330) Jumlah PT yang mendapat akreditasi Internasional (20 jurusan) Prosentase dosen berpendidikan S3 mjd 70%
Program pendirian Polytechnic Program bantuan pengadaan koleks iperpustakaan dan pemenuhan biaya operasional perpustakaan Program peningkatan kualitas penelitian Program detasering, magang, dan beasiswa bagi dosen Program jurusan unggulan perguruan tinggi Program pengembangan budaya penelitian di kampus-kampus (mentalist & behaviorist approaches) Pemberian insentif riset yang berpotensi paten dunia
Angka partisipasi kasar PT 35% Jumlah pengangguran berpendidikan tinggi turun 25% Jumlah Polytechnic meningkat 20% (330 mjd 396) Jumlah PT yang mendapat akreditasi Internasional (30 jurusan) Prosentase dosen berpendidikan S3 mjd 100%
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.
2005 - 2009
2010 - 2015
2015 - 2020
2020 - 2025
Penguatan Pelayanan
SASARAN PEMBANGUNAN
PROGRAM PEMBANGUNAN
Program penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah Program rehabilitasi gedung SD, SMP, SMA/SMK Program pembangunan ruang penunjang pendidikan seperti Perpustakaan, lab, dan ruangruang lain Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) Program bantuan beasiswa Program pemanfaatan teknologi informasi & komunikasi serta televisi edukatif untuk mencapai daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan tertinggal
Program penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah Program rehabilitasi gedung SD, SMP, SMA/SMK Program pembangunan ruang penunjang pendidikan spt. Perpustakaan, lab, dan ruangruang lain Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) Program bantuan beasiswa Program pemanfaatan teknologi informasi & komunikasi serta televisi edukatif untuk mencapai daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan tertinggal
Program penyediaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dasar & menengah Program rehabilitasi gedung SD, SMP, SMA/SMK Program pembangunan ruang penunjang pendidikan spt. Perpustakaan, lab, dan ruangruang lain Program Bantuan Biaya Operasional Sekolah (BOS) Program bantuan beasiswa Program pemanfaatan teknologi informasi & komunikasi serta televisi edukatif untuk mencapai daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan tertinggal
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.
2010 - 2015
2015 - 2020
2020 - 2025
Penguatan Pelayanan
SASARAN PEMBANGUNAN
Pengembangan sistem, hardware, software, brainware Pelaksanaan pendataan/updating Analisis & pemanfatan Pengembangan indikator & acuan pencapaian SNP Monev & fasilitasi penerapan SNP Pengembangan model pembelajaran sesuai SNP Nasional assessment pendidikan jangka panjang & pendek serta Ujian Nasional: pengembangan item soal Litbang 3 tema pokok Penyusunan peraturan pemerintah (RUU, RPP, kebijakan, dan peraturan lainnya) Evaluasi pelaksanaan peraturan perundangan pendidikan
Penyediaan sarana dan prasarana pada provinsi, kabupaten/kota, serta sekolah pilot Penyiapan SDM berkualifikasi dlm pendapatan bds. jenjang pend tk prov, kab/kota, & sekolah
Fasilitasi pembentukan tim ahli ad hoc dalam rangka sosialisasi SNP Penyiapan fasilitator dalam implementasi SNP Pendampingan profesional tk. kab/kota sampai sekolah dlm rangka institutional capacity building Monev & fasilitasi penerapan peraturan perUUan Nasional assessment pendidikan jangka panjang & pendek serta UN Litbang 3 tema pokok Monef & fasilitasi penerapan peraturan perUUan
B1 Mendukung penguatan sekolah untuk menerapkan standar Nasional assessment pendidikan jangka panjang & pendek serta UN Monev & fasilitasi penerapan peraturan perUUan Litbang 3 tema pokok
90% provinsi, 60% kab/kota per prov, 15% sekolah 100% propinsi & kabupaten/kota, 50% sekolah per kab/kota online dg pusat online dengan pusat Pemanfaatan data di tk prov & kab Selesainya 8 standar SNP Fasiltasi & monev penerapan SNP Piloting sosialisasi SNP di 10 prov (@ 30 SM kota Item soal Ujian Nasional SD/MI, SMP/MTs, SM/MA + 20 SM desa, 50 SMP kota + 30 SMP desa, 100 Diperolehnya tes psikologi dan model evaluasi & SD kota + 50 SD desa) penilaian Item soal UN SD/MI, SMP/MTs, SM/MA Terlaksananya Penilaian Nasional Pendidikan Diperolehnya tes psikologi dan model evaluasi & penilaian Terlaksananya Penilaian Nasional Pendidikan
100% sekolah online dg pusat Pemanfaatan data di tk prov & kab/kota & sekolah Item soal UN SD/MI, SMP/MTs, SM/MA Diperolehnya tes psikologi dan model evaluasi & penilaian
Pemutakhiran teknologi & konten Item soal Ujian Nasional SD/MI, SMP/MTs, SM/MA Diperolehnya tes psikologi dan model evaluasi & penilaian
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.
Akses dan Pemerataan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen P&TK Rekrutmen P&TK sesuai dengan kebutuhan Mutu dan Relevansi Pemantapan peningkatan mutu P&TK Sertifikasi Pendidik dan tenaga Kependidikan Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi P&TK Pemantapan Sistem Kesejahteraan P&TK Pemantapan Sistem Penghargaan P&TK Pemantapan Sistem Perlindungan P&TK Pemantapan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Pengembangan sistem akreditasi pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan luar sekolah Pemantapan Kemitraan dengan LPTK dalam preservice training dan
inservice training
inservice training
inservice training
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.
2005 - 2009
2010 - 2015
2015 - 2020
2020 - 2025
Penguatan Pelayanan
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.
1. Perluasan akses Paud melalui peningkatan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat 2. Pelaksanaan gerakan pemberantasan buta aksara ekstensif. 3. Intensifikasi Paket A dan Paket B serta ekstensifikasi Paket C. 4. Pengembangan pendidikan berkelanjutan yang berorientasi pada life KEGIATAN skill. POKOK 5. Pembinaan kursus. PEMBANGUNAN 6. Pengembangan model unggulan bagi setiap lembaga PLS di setiap kabupaten/kota. 7. Pengembangan sistem standardisasi lembaga PLS. 8. Pemanfaatan ITC dalam pengelolaan dan pembelajaran PLS
1. 2. 3. UKURAN KINERJA 4. KUNCI
1. Perluasan akses PAUD ( melalui peningkatan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat 2. Pelaksanaan gerakan pemberantasan buta aksara ekstensif. 3. Intensifikasi Paket A dan Paket B serta ekstensifikasi Paket C. 4. Pengembangan pendidikan berkelanjutan yang berorientasi pada life skill. 5. Pembinaan kursus. 6. Pengembangan model unggulan bagi setiap lembaga PLS di setiap kabupaten/kota. 7. Pengembangan sistem standardisasi lembaga PLS. 8. Pemanfaatan ICT dalam pengelolaan dan pembelajaran PLS
1. Perluasan akses PAUD yang bermutu melalui penin katan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat 2. Lembaga program kesetaraan mampu menghasilkan lulusan yang bermutu sesuai dengan standar nasional 3. Program pendidikan berkelanjutan yang bermutu yang berorientasi pada life skill. 4. Seluruh lembaga kursus bermutu. 5. Semakin banyaknya model unggulan lembaga PLS di setiap kabupaten/kota. 6. Tercapainya standard pendidikan nasional oleh setiap lembaga PLS. 7. Perluasan pemanfaatan ICT dalam pengelolaan dan pembelajaran PLS
1. Pengelolan danpenyelenggaraan program PAUD secara bermutu 2. Pengelolaan dan penyelenggaraan program kesetaraan secara bermutu 3. Seluruh penduduk usia dewasa memperolehlayanan pendidikan kecakapan hidup secara bermutu
1. Pemantapan pelaksanaan program PAUD melalui peningkatan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat 2. Pemantapan lermbaga/program kesetaraan 3. Pemantapan prndidikan berkelanjutan yang berorientasi pada life skill. 4. Pemantapan lembaga kursus. 5. Pemantapan model unggulan bagi setiap lembaga PLS di setiap kabupaten/kota. 6. Pemantapan sistem standardisasi lembaga PLS. 7. Pemanfaatan pemanfaatan ICT dalam pengelolaan dan pembelajaran PLS
1. 2. 3. 4. Pemantapan pengelolaan dan penyelenggaraan program PAUD Pemantapan program kesetaraan Peemantapan program kecakapan hidup Pemantapan lembaga PLS unggulan di setiap kabupaten/kota
Angka partisipasi kasar PAUD 1. Semakin bertambahnya anak usia 0-6 tahun yang terlayani oleh Persentase penduduk melek aksara program PAUD di setiap kecamatan. Seluruh penduduk melek Persentase anak usia sekolah yang mengikuti program Paket A dan B aksara Persentase penduduk usia produktif yang mengikuti program Paket 2. Terwujudnya sistem pendidikan kesetaraan yang memungkinkan C pendidikan Paket A dan B berjalan secara berkelanjutan.
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Setiap tahapan memiliki sasaran, program, dan ukuran pencapaiannya masing-masing yang terintegrasi menuju sasaran akhir tahun 2025.
5. Persentase penduduk yang mengikuti program kecakapan hidup 3. Meningkatnya Persentase anak usia sekolah (7-18 tahun) yang mengikuti 6. Jumlah lembaga PLS unggulan di setiap kabupaten/kota program Paket A dan B 7. Jumlah dan jenis lembaga PLS yang memenuhi standar nasional 4. Meningkatnya Persentase penduduk usia produktif yang mengikuti dan standar internasional pendidikan programPaket C UKURAN KINERJA 8. Tersedianya sarana dan tenaga ITC dalam pengelolaan dan 5. Meningkatnya Persentase penduduk yang mengikuti program pendidikan KUNCI penyelenggaraan PLS, setidak-tidaknya sampai tingkat propinsi. kecakapan hidup untuk kemandirian berusaha. 6. Meningkatnya Jumlah lembaga PLS unggulan di seteiap kabupaten/kota 7. Meningkatnya Jumlah dan jenis lembaga PLS yang memenuhi standar nasional dan standar internasional pendidikan
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Das Sein
Indeks Pembangunan Manusia 110 (2005) Anak tidak bersekolah 3.2% untuk usia 7-12 dan 16.5% untuk usia 13-15 APK SMP/MTs = 82.89%; APK Perguruan Tinggi 14.6% (2004) Terjadi kesenjangan akses pendidikan menurut kategori golongan ekonomi mampu dan tidak mampu serta perbedaan wilayah (perkotaan & pedesaan). Angka kesenjangan cenderung naik di tingkat pendidikan menengah dan perguruan tinggi Peringkat Internasional Indonesia (12 dari 12) terkait dengan tingkat relevansi sistem pendidikan Indonesia dengan kebutuhan pembangunan. Beberapa penyebab: Kesiapan fisik siswa yang cenderung minim (akibat kekurangan gizi) 40% tenaga pengajar memiliki keahlian yang tidak sesuai dengan bidang pengajarannya Ketidaklayakan tenaga pengajar (kualitas dan kuantitas) di tingkat dasar hingga menengah 23.3% ruang belajar SD rusak berat, 34.6% rusak ringan Alokasi biaya pendidikan dari APBN = 11% Rendahnya kemampuan wirausaha, 82.2% lulusan Perguruan Tinggi menjadi karyawan Kebutuhan guru 218.000 orang (2005) 8.817 temuan/kasus pengimpangan sumber dana pembangunan (1997-2004) Desentralisasi pendidikan Kendali pemerintah yang belum berjalan optimal karena kurang ditunjang oleh sistem informasi manajemen yang terbangun dengan baik
Das Sollen
Menurunkan angka buta aksara penduduk usia > 15 hingga 5% APK SMP/MTs = 97.4; APK Perguruan Tinggi = 20% Memberi kesempatan yang sama pada seluruh peserta didik dari berbagai golongan menurut kategori tingkat ekonomi, gender, wilayah, tingkat kemampuan intelektual dan kondisi fisik Memperluas daya tampung satuan pendidikan sesuai dengan prioritas nasional Penggunaan ICT untuk menjangkau daerah terpencil/sulit dijangkau Peningkatan mutu pendidikan yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) Peningkatan taraf hidup masyarakat dan daya saing tenaga kerja Indonesia Metoda pembelajaran formal dan non-formal yang efisien, menyenangkan dan mencerdaskan Seimbang antara pengembangan kecerdasan rasional (berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi) dan kecerdasan emosional, sosial, spritual Anggaran pendidikan dari APBN = 20% 4 PT masuk dalam 100 besar PT di Asia
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun 3. Program Pendidikan Menengah 4. Program Pendidikan Tinggi 5. Program Pendidikan Non-Formal 6. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 7. Program Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 8. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 9. Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Program-program Lainnya 10. Program Penelitian dan Pengembangan Iptek 11. Program Penguatan Kelembagaan Pengarus-utamaan Gender dan Anak 12. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Negara 13. Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan 14. Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur 15. Program Peningkaan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara
Manajemen perubahan secara internal untuk menjamin terjadinya perubahan secara berkelanjutan Sistem pembiayaan berbasis kinerja (di tingkat satuan pendidikan dan pemerintah daerah) Manajemen berbasis sekolah (MBS) Disiplin kerja tinggi melalui internalisasi etos kerja Penguatan kapasitas satuan dan program pendidikan yang ada pada setiap tingkatan pemerintahan untuk mencapai status kapasitas tertinggi mencapai standar Internasional Penerapan ICT secara optimal untuk membantu merealisasikan manajemen pendidikan yang transparan dan akuntabel
(ribu orang)
Jumlah Penduduk - Usia 0 3 Tahun - Usia 4 6 Tahun - Usia 7 12 Tahun 16.256,6 11.859,4 23.308,6 13.033,7 12.631,6 25.112,3 149.956,3 16.374,3 11.561,4 25.144,0 13.100,7 12.601,6 25.306,6 152.961,4 16.370,2 11.697,9 24.835,7 12.934,1 12.725,1 25.318,1 155.816,6 16.363,0 11.828,4 24.528,3 12.769,1 12.845,0 25.324,5 158.707,2 16.350,9 11.955,0 24.218,6 12.603,9 12.961,3 25.322,5 161.638,2 16.335,2 12.076,3 23.910,0 12.440,2 13.073,7 25.311,9 164.605,0
- Usia 13 15 Tahun
- Usia 16 18 Tahun - Usia 19 24 Tahun - Usia 15 Tahun Ke atas - Total Jumlah Penduduk Jumlah Peserta Didik - SD / MI & yang sederajat - SMP / MTs & yang sederajat - SMA/SMK/MA & yang sederajat - PT/PTA/PTIK
216.415,1
29.075,1
10.476,3 6.508,9 3.671,8
219.141,8
28.813,8
10.858,6 6.845,1 3.796,4
221.654,3
28.533,0
11.238,1 7.279,3 3.940,0
224.196,0
28.121,2
11.717,3 7.800,3 4.088,0
226.766,6
27.827,6
12.604,6 8.413,8 4.240,4
229.366,7
27.678,8
12.202,7 9.065,9 4.556,5
Sumber: Depdiknas, 2004 (Diolah bersama oleh BPS, Depdiknas, Depag, dan Bappenas)
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global
Pendidikan TK Wajar Dikdas 9 Tahun Penyediaan, perbaikan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah yang memenuhi standar Rehabilitasi gedung: - SD, SMP (termasuk PLB) - SMA, SMK (termasuk PLB) Pembangunan unit sekolah baru (USB) pendidikan dasar dan menengah: - SD, SMP (termasuk PLB) - SMA, SMK (termasuk PLB) Bantuan BOS Penyelenggaraan pendidikan inklusif Beasiswa siswa miskin Pengembangan pendidikan layanan khusus
BOS SMA/SMK/MA mulai diterapkan tanpa meninggalkan BKM Jumlah Unit Sekolah/madrasah Wajar mencukupi 100% gedung SD/MI/SDLB, SMP/MTS/ SMPLB dalam kondisi baik
10 PT Desentralisasi pengelolaan & pelaksanaan penelitian APK untuk TK 45% APK SMP/MTS/Paket B mencapai 98% APK pendidikan menengah mencapai 70% 75% sarana sekolah memenuhi SNP Rehab gedung SMA/MA/SMK/SMLB 100% USB Sekolah/madrasah Menengah mencapai 750 Minimal 1 sekolah inklusif di setiap kabupaten/kota 25% sekolah terpadu di daerah khusus berasrama APK PT = 20%
Perluasan akses PT & Peningkatan peran serta masyarakat Pengembangan kurikulum PT Pendirian Polytechnic
Rencana pendirian Polytechnic didaerah-daerah ditetapkan Terlaksananya skema dan variasi bantuan keuangan bagi 15% mahasiswa (miskin) 50% LPTK terakreditasi baik (A & B) Jumlah dan kapasitas PTS meningkat 20%
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
MISSION VISION
Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global
Pembangunan sistem informasi & komunikasi dalam pengelolaan P&TK (Guru, Kepsek, Pengawas, Widyaiswara, Pamong Belajar, Pustakawan, Laboran, Tutor, Teknisi ICT, TLD, Tenaga Admin & Keu, dll) Penyusunan rencana kebutuhan serta strategi pemenuhan dan pemerataan P&TK Pengembangan model penyiapan & penempatan P&TK utk daerah khusus
Terbangunnya sistem perencanaan & pemenuhan kebutuhan P&TK 20% Kabupaten/Kota yang mengalami kekurangan/ketidakmerataan guru sudah terpenuhi 80% kebutuhan guru utk setiap jenis dan jenjang pendidikan terpenuhi & 25% kebutuhan TK
Pelaksanaan gerakan nasional pemberantasan buta aksara secara intensif. Perluasan dan pemerataan akses PNF melalui peningkatan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat Perluasan layanan PAUD melalui pemberdayaan masyarakat Perluasan Paket A dan Paket B untuk menunjang Wajar 9 tahun serta ekstensifikasi Paket C. Perluasan kursus dan keterampilan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakan akan kecakapan hidup dan keterampilan.
Penetapan mekanisme pola pemberdayaan masyarakat dalam rangka perluasan layanan PAUD nonformal Peluncuran Reformasi Kesetaraan Paket A, B, dan C
Terlayani 25% DO SD melalui Paket A dan 50% lulusan SD tdk melanjutkan, dan 50% DO SMP melakukan Paket B Paket C diikuti oleh 0.2 juta peserta didik Penyandang Buta aksara usia >15 tahun kurang 5% APK PAUD (Nonformal 2 4 thn) = 35% Peserta Pendidikan Kecakapan Hidup usia > 15 tahun mencapai 15% atau 1.5 juta orang Model pendanaan pendidikan tersusun
Penelitian biaya & pendanaan wajar 9 th. bebas pungutan serta perluasan akses PAUD, dikmen, & dikti, termasuk inovasinya
Balitbang
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global
Minimal 1 unit usaha berpasangan dengan setiap SMK Minimal 30% SD/MI memiliki perpustakaan Minimal 80% SMP/MTS memiliki perpustakaan
Pembangunan ruang penunjang pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium/bengkel dan ruang-ruang lain Kemitraan dunia usaha dan industri dengan sekolah Pemanfaatan teknologi informasi & komunikasi Pengembangan sekolah keunggulan lokal dan internasional Pengadaan buku, teks, referensi, dan bacaan sekolah di semua jenjang dikdasmen Peningkatan rata-rata skor ujian nasional Kurikulum berbasis kompetensi pd setiap jenis & jenjang pendidikan Beasiswa prestasi Perimbangan siswa SMA/MA dibanding SMK/MAK
100% SMP/MTS yang memiliki akses listrik menerapkan TV based learning Setiap kabupaten/kota memiliki minimal 1 SD/MI/SMP/MTS rintisan bertaraf internasional Setiap kabupaten/kota memiliki minimal 1 SMK rintisan berbasis keunggulan lokal dan/atau bertaraf internasional
Setiap kabupaten/kota memiliki minimal 1 SMA rintisan bertaraf internasional 50% SMA/MA/SMK yang memiliki akses listrik menerapkan ICT based learning 1 buku teks pelajaran/siswa untuk MP yang UN-kan 70% peserta UN mencapai nilai rata-rata 6.00 Semua sekolah/madrasah menerapkan standar isi dan standar kompetensi
Terbangunnya sistem beasiswa, di mana siswa terbaik tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan pemenang olimpiade internasional memperoleh beasiswa
Rasio siswa SMA/MA : SMK/MAK = 60 : 40
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
MISSION VISION
Bantuan pengadaan koleksi buku, pelangganaan jurnal ilmiah dan pemenuhan biaya operasional perpustakaan Datasering, magang & beasiswa bg dosen Peningkatan jumlah penelitian Jurusan unggulan perguruan tinggi Pengembangan budaya penelitian di kampus-kampus (mentalist & behaviorist approaches) Pemberian insentif riset yang berpotensi paten Peningkatan populasi mahasiswa asing pada 20 PT terbaik
10 PT menggunakan e-learning sebagai salah satu metode pembelajaran Program studi pendidkan vokasi yg berkualitas naik 50% Pengangguran berpendidikan tinggi turun 50% Dosen dgn pendidikan S2/S3 menjadi 70% 60 hasil penelitian berpaten Mahasiswa asing pada 20 PT terbaik mencapai 5%
Penjaminan mutu lembaga, pendidik dan peserta didik PNF Pengembangan model-model unggulan lembaga PNF sesuai dengan keunggulan lokal masing-masing daerah Membangun kemitraan, baik antar lembaga PNF maupun antara lembaga PNF dengan dunia industri Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran dan evaluasi program-program PNF
Dimulainya pemanfaatan ICT untuk PNF 25% Kabupaten/Kota memiliki model PNF unggulan TBM/KBU 20% lembaga dan program PNF telah terstandarisasi
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
MISSION VISION
Dimulainya pengembangan Kemitraan dengan LPTK dan instansi/organisasi profesi terkait dalam preservice training dan inservice training bagi P&TK
Penyusunan rencana pengembangan mutu P&TK Pengembangan sistem dan pelaksanaan penilaian kinerja, kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan P&TK secara bertahap. Peningkatan kualifikasi P&TK Sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan Pengembangan sistem serta pembinaan profesi dan karir P&TK Pengembangan sistem dan peningkatan kompetensi P&TK Peningkatan Kompetensi P&TK menuju Benchmark Regional & International Pengembangan sistem dan pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan Pemanfaatan hasil akreditasi pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan nonformal untuk peningkatan mutu. Pengembangan kemitraan dengan LPTK dan instansi/organisasi terkait dalam preservice training dan inservice training bagi P&TK
Terbangunnya sistem penjaminan mutu guru & Kepsek yang mampu membina calon pemenang olimpiade internasional Dimulainya penerapan sistem kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan P&TK
Rencana induk pengembangan Mutu P&TK Diterapkannya standar pelatihan & pengembangan P&TK Diterapkannya sistem penilaian kinerja, penghargaan dan kesejahteraan guru bersertifikat profesi & P&TK lainnya
40% guru berpendidikan min. S1/D4 Pemanfaatan hasil akreditasi satuan pendidikan dasar dan menengah (100%) satuan pendidikan nonformal (15%) 40% Guru, Kepsek, dan Pengawas bersertifikat profesi Diterapkannya sistem penjaminan mutu di semua satuan pendidikan dasar & menengah baik formal maupun nonformal .
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
MISSION VISION
Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global
Layanan profesional Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota serta unit terkait yang lain Pengembangan sistem penilaian untuk berbagai kepentingan pendidikan
UN sesuai standar dalam SNP mulai dilaksanakan UN SD mulai dilaksanakan Terpetakannya mutu pendidikan nasional menurut provinsi/kab/kota
Balitbang
BAN S/M BAN PNF BAN PT BSNP
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global
- Pembentukan Budaya Kerja Pembentukan nilai-nilai serta budaya kerja yang konstruktif - Pengembangan Infrastruktur Pengembangan sisdur perencanaan, pengelolaan keuangan, pegawai, dan asset Peningkatan akuntabilitas publik dalam pelayanan pendidikan Pengembangan/revitalisasi kelembagaan, termasuk tupoksinya - Pengembangan Kebijakan Peningkatan sosialisasi dan publikasi kebijakan dan program Depdiknas Intensifikasi penyelesaian RPP dan RUU - Pengembangan SDM Peningkatan standar kompetensi teknis dan manajerial SDM Pengembangan public trust & image
Sekretariat Jenderal
Laporan Keuangan 2006 dan seterusnya WTS PP BHP Eselon II berperilaku sesuai Tata Nilai Depdiknas UU Perbukuan & UU Bahasa Kompetensi Digunakan sebagai Dasar dalam Penempatan Pegawai
Daya serap Anggaran > 95% Eselon III berperilaku sesuai Tata Nilai Depdiknas Eselon > IV berperilaku sesuai Tata Nilai Depdiknas PP Perbukuan & Bahasa ISO di bidang Manajemen Public trust & image membaik 50% Kerugian Anggaran Negara = 0.1% dr total anggaran 10 Mitra Aktif Lembaga Luar Negeri
Pengembangan Kerjasama Strategis Peningkatan kerjasama Depdiknas dengan mitra internasional, baik bilateral maupun multilateral
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
MISSION VISION
Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global
Auditor memiliki jaminan keselamatan kerja Pembiayaan pemeriksaan at-cost Standar kompetensi auditor pendidikan
Pengembangan sistem pengendalian internal (SPI) Peningkatan ketaatan pengelola pendidikan terhadap peraturan perundang-undangan Penataan organisasi dan tata kerja pengawasan pendidikan Intensifikasi, ekstensifikasi, dan tindakan preventif pengawasan Itjen Peningkatan penyelesaian tindak lanjut temuan hasil pengawasan (aparat pengawasan fungsional, legislatif, dan masyarakat). Peningkatan kompetensi dan kapasitas aparat Itjen Sertifikasi kompetensi auditor pendidikan Perbaikan perlindungan auditor dan biaya pelaksanaan pemeriksaan
Penyelesaian temuan Itjen oleh Diknas dalam tahun anggaran berjalan mulai meningkat minimal 10 % per tahun Penyelesaian temuan BPK/BPKP oleh Diknas dalam tahun anggaran berikutnya, mulai meningkat minimal 10 % per tahun Aturan PNBP yg tidak merugikan citra Diknas dilaksanakan Internalisasi sisdur SPI setiap 6 bulan
Inspektorat Jenderal
SPOP audit kinerja dan audit keuangan On-line system administrasi pengawasan (ICT) < 0,1 % penyimpangan anggaran yang merugikan negara Temuan sebelum 2005 selesai ditindaklanjuti 90% auditor bersertifikat auditor pendidikan Kerjasama dengan pihak terkait dalam pengawasan dan penegakan hukum Memperoleh ISO Minimal 10 % auditor akuntan 100% kasus penyimpangan diselesaikan Auditor mendapat penghargaan etika profesi
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
MISSION VISION
Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global
Dewan Pendidikan Nasional terbentuk 100% SMA/SMK/MA melaksanakan MBS dengan baik
Peningkatan Capacity Building pada semua lini organisasi Sosialisasi kebijakan dan program manajemen pendidikan dasar & menengah Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah Peningkatan Sistem Manajemen Mutu
40% SD/MI melaksanakan MBS dengan baik 100% Dinas Pendidikan Kabupaten/kota/provinsi memahami dan melaksanakan kebijakan dan program Dikdasmen 50% Komite Sekolah berfungsi dengan baik Dewan pendidikan di setiap kabupaten/kota dan provinsi sudah berfungsi dengan baik Meraih ISO 9001
Temuan penyimpangan UU PNBP 0% Meraih ISO 9001 50% PTN menjadi BHPT
Penyusunan kebijakan pengelolaan P&TK dan satuan kerja dalam lingkup pembinaan Ditjen PMPTK Pengembangan sistem dan pengelolaan P&TK secara transparan dan akuntabel Peningkatan kapasitas staf dalam perencanaan dan evaluasi program. Mensosialisasikan dan mengkomunikasikan kebijakan dan program peningkatan mutu P&TK Pengembangan sistem dan pelaporan kinerja satuan kerja di lingkungan Ditjen PMPTK Fasilitasi bantuan perlindungan hukum bagi P&TK
Tersosialisasinya kebijakan dan program PMPTK melalui berbagai forum & media Tersedianya layanan bantuan hukum bagi P&TK di setiap provinsi
Terwujudnya transparansi & akuntabilitas publik dlm bentuk laporan capaian kinerja tahunan Tersusunnya kebijakan pengelolaan P&TK di satuan kerja Memperoleh ISO 9001
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
MISSION VISION
Mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia cerdas dan kompetitif, yang berkeadilan, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal dan global
Penguatan kapasitas kelembagaan PNF baik di pusat maupun daerah Pemanfaatan ICT dalam pengelolaan PNF Pemberdayaan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan PNF
PP Sisdiknas UU BHP PP Guru & Dosen Pendapat masyarakat tentang kinerja Depdiknas mulai diketahui PP BHP Sistem dan mekanisme inventarisasi sumber daya pendidikan dihasilkan UU Perbukuan UU Bahasa Jaringan (networking) litbang di semua provinsi dan kabupaten/kota serta tingkat internasional terlaksana Pangkalan data dan informasi pendidikan berbasis website (padati diksisweb) prov/kab/kota dibangun Padati diksisweb didayagunakan untuk perumusan kebijakan nasioonal PP Perbukuan PP Bahasa Informasi efisiensi dan efektivitas pengelolaan tentang sumber daya pendidikan dihasilkan ISO 9001 diraih
Penelitian & inovasi tentang pengelolaan SDM, prasarana, dan sarana pendidikan sesuai SNP Peningkatan sarana dan prasarana IT tingkat Pusat, Provinsi, kabupaten/kota, dan sekolah Pengembangan Jaringan Litbang Terselenggaranya pooling-pooling utk. mengukur citra Depdiknas Peningkatan sistem manajemen mutu Penyusunan RUU BHP, RUU Bahasa, RUU Perbukuan, dan RUU lainnya serta peraturan pemerintah yang berkaitan dengan pendidikan
Balitbang
Disusun oleh Biro Perencanaan & Kerjasama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Komposisi Pembiayaan
100% 20.3 75% 14 5.2 48.6 50% 40.1 44.1 46.3 16.1 15.8 5.8 13.3 17.7 6.3 6.8 7 19.6 22.2 7.4 1.3
51.1
25% 24.9 0% 2005 Kesepakatan Panja Kontribusi Masyarakat 2006 2007 2008 33.8 43.4 54
65.5
2009
NO
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
KETERANGAN
Total kebutuhan pembiayaan Kesepakatan Panja Kekurangan kebutuhan Proyeksi Kontribusi Pembangunan Daerah Perkiraan Donor Luar Negeri Kontribusi Dana Masyarakat Jumlah poin 4, 5, 6
2005
104.5 24.9 79.6 40.1 5.2 14 59.3
2006
115.6 33.8 81.8 44.1 5.8 15.8 65.7
2007
126.9 43.4 83.5 46.3 6.3 17.7 70.4
2008
136.0 54 82.0 48.6 6.8 19.6 75.0
2009
147.4 65.5 81.9 51.1 7.4 22.2 80.6
20.3
16.1
13.3
7.0
1.3
Strategi Pembiayaan
Berikut adalah perkiraan kebutuhan dana pemerintah, jumlah dana yang belum terpenuhi, dan perkiraan pemenuhan kekurangan dana tersebut untuk menyelesaikan program jangka menengah (2005 2009).
Rencana Pembiayaan 1. Pembiayaan Ideal Pembangunan Pendidikan 2. Rencana Pembiayaan Program Prioritas Perkiraan Jumlah Kebutuhan Dana Pemerintah dan Dana Yang Belum Terpenuhi (dalam triliun rupiah) Perkiraan Jumlah Kebutuhan Dana Pemerintah dan Dana Yang Belum Terpenuhi (dalam triliun rupiah)
2005 2006 2007 2008 2009
N O 1 2
Selain itu di bawah ini dipaparkan juga program-program yang mendapat prioritas utama untuk memperoleh pembiayaan, serta perkiraan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan program tersebut.
2006
962,020
2007
1,605,974
2008
2,007,468
2009
3,039,507
1. 2. 3. 4. 5.
Dana Non-Diskresi Dana Diskresi Jumlah Kebutuhan Pembiayaan Perkiraan Sumber APBN/D Dana Belum Terpenuhi
3 4 5 6
3,161,543
3,675,000
5,983,410
7,583,550
9,612,070
68.4
8
392,523
745,463
1,482,220
2,037,932
2,681,264
Catatan: Proyeksi anggaran berdasarkan tahun 2005 dengan dasar Rp.65 triliun dan kenaikan 5%
86,390
338,000
434,000
540,000
655,000
28,501
117,166
164,032
229,645
321,502
Perkiraan Jumlah Kekurangan Dana yang Mungkin Dapat Dipenuhi oleh Pemda, Masyarakat, dan Bantuan Luar Negeri (donor) 2005-2009
10
40,000
40,000
42,600
45,369
48,318
NO
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
KETERANGAN
Total kebutuhan pembiayaan Kesepakatan Panja Kekurangan kebutuhan Proyeksi Kontribusi Pembangunan Daerah Perkiraan Donor Luar Negeri Kontribusi Dana Masyarakat Jumlah poin 4, 5, 6
11
70,275
114,043
144,798
217,197
325,796
12
17,300 5,000
17,300 5,000
25,950 10,000
38,925 20,000
58,388 40,000
13 14
112,215
132,849
168,824
179,797
191,484
15
20.3
16.1
13.3
7.0
1.3
Catatan: 1.Sebesar Rp.4,15 triliun dari kompensasi BBM tahun 2005 masuk pada program Wajar Dikdas 9 Tahun 2.Untuk tahun 2006-2009 diprediksi dana kompensasi BBM tiap tahun sudah teranggarkan pada APBN untuk Program Wajar Dikdas 9 Tahun 3.Alokasi Dikti belum termasuk Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Curah Pendapat bersama Pemerhati Pendidikan - 43
Disusun oleh Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Disusun oleh Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Disusun oleh Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.
Departemen
Perencanaan
RPJP
Satuan Pendidikan
Disusun oleh Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan AndrewTani & Co.