contoh-contoh kegiatan kolaborasi antara guru dan guru bimbingan dan konseling di dalam penyelenggaraan program pengembangan diri.

Antara lain: 1. Pelatihan yang dapat mengembangkan kecerdasan emosi, sosial dan spiritual baik dengan sumber dari dalam ataupun dengan mendatangkan instruktur dari luar sekolah. 2. Penyelenggaraan hari karier (career day), dimana para siswa menggelar berbagai lembaga-lembaga pendidikan untuk studi lanjutan atau latihan (Diklat) bidang pekerjaan tertentu, dengan mendatangkan sumber atau pihak yang kompeten dalam bidangnya, termasuk sosok mahasiswa atau pekerja. 3. Mengadakan kegiatan untuk mengembangkan karakter sosial yang baik, seperti sikap solider, saling membantu, tanggung jawab, toleran, jujur, displin. 4. Menyelenggarakan kegiatan pelatihan entrepreneurship bagi para siswa dengan mendatangkan pengusaha sukses, baik alumni ataupun bukan alumni. Banyak lembaga pendidikan, yayasan, atau badan yang dapat mendanai atau memberikan bantuan teknis dalam hal ini, misal Kementrian Pemuda dan Olah Raga, Direktur Kesiswaan, Kadin, dan Yayasan-yayasan tertentu yang dapat diakses melalui internet. 5. Latihan komunikasi antar pribadi dan presentasi di depan orang banyak. 6. Menyelenggarakan program Bakti Masyarakat, baik dengan bekerja sama pihak lain atau tidak dengan mendatangkan sponsor atau tidak. 7. Menyelenggarakan open house bagi masyarakat luas untuk promosi sekolah dengan mempertunjukkan khasanah potensi dan prestasi sekolah disertai dengan pagelaran kreativitas siswa. 8. Pagelaran produk kreatif dan inovatif sekolah atau siswa dalam berbagai aspek seperti kerajinan, seni budaya, dan karya teknologi. 9. Menyelenggarakan kegiatan pelatihan siswa unggul sesuai dengan keunggulan sekolah, antara lain keunggulan mata pelajaran dan keunggulan program pengembangan perilaku peserta didik.

Renstra
a. perlu digariskan terlebih dahulu semacam Rencana Strategis (Renstra) yang meliputi: Rasional Rumusan dasar pemikiran tentang urgensi program dalam keseluruhan program Sekolah/Madrasah. Rumusan rasional merupakan hasil needs assessment (penilaian kebutuhan) peserta didik dan lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang ingin dikembangkan atau dikuasai oleh para peserta didik merujuk pada Standar Kompetensi Kemandirian untuk SLTA di atas b. Visi dan Misi Rumusan visi harus menggambarkan suatu kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu. Jadi harus memotivasi semua pihak untuk mencapainya, karena merupakan suatu kondisi perubahan yang ingin diwujudkan bersama.

d.

Rumusan misi pengembangan diri adalah memfasilitasi seluruh peserta didik memperoleh dan menguasai kompetensi di bidang akademik, pribadi-sosial, karier berlandaskan pada tata kehidupan etis normatif dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. c.Tujuan Rumuskan tujuan umum dan tujuan spesifik yang jelas disertai dengan kriteria dan indikator keberhasilan program sehingga menjadi acuan bersama dan memotivasi untuk dicapai. Komponen Program. Tiap sekolah atau daerah mungkin saja memiliki komponen program pengembangan diri yang berbeda karena terkait dengan perbedaan potensi dan karakteristik daerah atau sekolah itu sendiri serta dukungan sistem yang diperlukannyapun berbeda-beda. Rencana kegiatan adalah uraian rinci dari program yang menggambarkan apa, bagaimana, siapa, kapan dimana dengan cara apa program direalisasikan di Sekolah / Madrasah. Jadi di dalam program itu harus meliputi: 1) Tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan aspek dan tataran dalam standar kompetensi kemandirian di atas 2) Bentuk dan strategi pengembangan diri yang sesuai dengan pilihan 3) Guru atau personil sekolah yang diberi tanggung jawab untuk membimbing kegiatan tersebut. Tentukan pula siapa pihak-pihak lain yang akan dilibatkan di dalam pelaksanaannya. 4) Waktu dan proporsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan secara reguler atau dalam waktu tertentu saja. Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan yang diperlukan. Rencana kegiatan dituangkan ke dalam rancangan jadwal kegiatan untuk selama satu tahun. Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik; Program Tahun dan Program semester, triwulan atau bulanan sampai perminggu. 5) Sarana, prasarana dan peralatan yang diperlukan untuk merealisasikan kegiatan yang telah ditentukan disertai sumber-sumbernya, baik sumber yang ada dari sekolah maupun sumber dari luar, misalnya bantuan dari donatur, alumni atau sponsor. 6) Alokasi biaya atau anggaran untuk mendukung implementasi program dinyatakan secara cermat, rasional, dan realistik. 7) Organisasi setiap unit kegiatan yang diselenggarakan jika ada harus ditentukan disertai dengan uraian tugas kerjanya masing-masing.

PENGEMBANGAN DIRI MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Di dalam kegiatan ekstrakurikuler, peserta didik memilih dan melakukan aktivitas positif di luar mata pelajaran melalui pengalaman nyata (real life) atau melalui

pengalaman langsung (experiential) sesuai dengan bakat, minat, kebutuhan dan karakteristik kemampuannya.

Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler 1) Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemim-pinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA). 2) Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian. 3) Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan. 4) Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karier, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya. 5) Kelompok (club) minat dan kegemaran yang produktif misalnya dalam sinematografi, fotografi, desain komunikasi, jurnalistik dan penyiaran, kerajinan khas daerah, dan sebagainya. 6) Pertunjukan atau pagelaran kreasi kesenian, kebudayaan, kerajinan, kebolehan positif dan produk kreatif lainnya 7) Partisipasi dan atau memberikan dukungan positif terhadap kegiatan atau program yang diselenggarakan oleh pihak lain