Anda di halaman 1dari 2

FLOW-CHART ATAU ALUR KERJA OPERASIONAL

Flow-chart atau Alur Kerja Operasional merupakan sebuah prosedur operasional dan intruksi kerja dalam menjalankan aktivitas operasional kerja. Dengan adanya sebuah Standard dan Alur Kerja yang benar akan bisa membantu perusahaan untuk melaksanakan tugas- tugasnya dengan efektif dan efesien sehingga mampu menghasilkan kualitas produksi dan layanan terbaik. Flow-chart atau Alur Kerja Operasional yang ideal adalah dimana keberadaannya menjadi pedoman bagi semua aktivitas dalam pekerjaan, dia tidak diperlukan ketika hanya terjadi error system, atau hanya diperlukan pada satu bidang jabatan tertentu akan tetapi Flow-chart atau Alur Kerja Operasional ini dipakai untuk semua level pekerjaan dan semua level jabatan.berfungsi sebagai alat komunikasi antara pengawas dan pelaksana antara atasan dan bawahan.membuat proses pekerjaan sampai hasil akhir pekerjaan bisa diselesaikan secara tepat dan konsisten.kemudian para karyawan atau pelaksana akan merasa lebih percaya diri dalam melaksanakan tugasnya karena dia mengetahui langkah- langkah yang harus ditempuh serta target akhir dari pekerjaannya. Ada Tahap demi Tahap yang dapat menjadi Pedoman Kerja dan Pihak yang bertanggung-jawab secara jelas dan specific, yaitu : I. II. III. Tahap Design/Gambar. Tahap Perancangan, Pengajuan dan Persetujuan RAB. Tahap Pelaksanaan dan Evaluasi RAB.

PENJELASAN. I. Tahap Design/Gambar. - Departemen Arsitek yang membuat Design/Gambar sesuai dengan spesifikasi dan kualifikasi yang ditetapkan oleh Qwner/Pemilik. Departemen Arsitek terdiri dari 2 bagian, yaitu : 1. Arsitek 2. Structure - Salah satu bagian yang ditunjuk oleh perusahaan untuk melakukan survey dan presentase ke Owner atau Pemilik. Setelah melakukan survery dan mendapatkan informasi yang lengkap dari Owner atau Pemilik, salah satu bagian yang sudah ditunjuk oleh perusahaan melakukan design yang menarik dan kualifikasi description barang dan waktu yang perlu disersiapkan. - Hasil Design/Gambar yang sudah disepakati dengan owner/pemilik dipresentasikan ke management (Direktur) untuk proses lebih lanjut. - Sarana pendukung yang harus dimiliki, sbb : Formulir Kunjungan, Formulir Hasil kerja dan Presentasi untuk diajukan ke : Owner/Pemilik dan Direksi. Tahap Perancangan, Pengajuan dan Persetujuan RAB. - Setelah Departemen Arsitek setelah membuat rancangan design yang sudah disetujui oleh Direksi dan Owner, lalu diberikan kepada Project Manager untuk dibuatkan Perkiraan budget yang dianggarkan dibantu oleh bagian : Estimator. - Didalam rancangan RAB dan Time schedule harus mencakup juga : Bahan baku, Tenaga, Estimasi Waktu Pengerjaan dan Sarana Pendukung yang dibutuhkan

II.

Project Manager mempresentasikan dan menjelaskan secara lengkap terhadap rancangan RAB yang diajukan kepada dewan direksi untuk dapat di-evaluasi dan disetujui oleh Direksi terhadap pengajuan tersebut. Project Manager dapat juga mempresentasikan, menjelaskan secara lengkap dan menegosiasikan terhadap rancangan RAB yang akan dilaksanakan kepada pihak Owner/Pemilik/Klien. Setelah pengajuan rancangan RAB tersebut disetujui oleh dewan direksi maupun pihak Owner/Pemilik/Klien, maka dibuatlah kesepakatan dalam bentuk Surat Kontrak atau Surat Pelaksanaan Kerja. Sarana pendukung yang harus dimiliki, sbb : Formulir Kunjungan, Formulir Internal Memo, Surat Pengajuan RAB dan perinciannya Surat Time Schedule Kerja yang ditetapkan dan Progress report secara berkala (misalnya : 2 minggu sekali).

III.

Tahap Pelaksanaan dan Evaluasi RAB. - Project Manager harus membentuk team khusus menyelenggarakan meeting khusus untuk penyampaian Rencana Kerja, Aktulisasi dan Hasil Kerja secara mingguan. - Project Manager harus menetapkan PIC yang incharge untuk Pengawasan Hasil Kerja di lapangan area Project dan wajib memberikan Progress Report kepada Project Manager secara harian ataupun mingguan. - Project Manager harus mengadakan meeting secara berkala dengan pelaksana di lapangan area project untuk lebih dapat mengontrol implementasi rencana kerja dan evaluasi. - Project Manager secara berkala juga harus memberikan Progress Report kepada Direksi maupun Owner/Pemilik/Klien dan aktiv berkomunikasi dengan pihak Owner/Pemilik/Klien apabila ada sesuatu hal yang terduga terjadi ataupun hal yang baru atas permintaan Owner/Pemilik/Klien. - Bagian Purchasing/Pembelian akan melaksanakan proses pengadaan sesuai dengan waktu (Time Schedule) yang sudah ditetapkan sebelum-nya. - Bagian logistic harus mempersiapkan area dan check rutin terhadap stock level secara rutin dan menyampaikan laporan kepada Pengawas Lapangan. - Project Manager harus memberikan laporan finalisasi project yang sudah dilaksanakan kepada Direksi dan Owner/Pemilik/Klien serta kesepakatan serah terima hasil kerja kepada Owner/Pemilik/Klien. - Sarana pendukung yang harus dimiliki, sbb : Formulir Kunjungan, Formulir Internal Memo, Formulir Time Schedule, Formulir Penerimaan dan Pengeluaran Barang, Formulir Progress Report mingguan dan Surat Kesepatan Serah Terima Hasil Kerja.

Anda mungkin juga menyukai