Anda di halaman 1dari 30

POPULASI & SAMPEL

Metodologi Penelitian Kesehatan By Linda Suwarni


1

AB/hal2

TOPIK BAHASAN:
Definisi
Syarat Populasi Pentingnya Sampling

Prosedur Sampling
Jenis-jenis Teknik Sampling Besar Sampel

AB/hal3

DEFINISI
Populasi target
Kumpulan

dari satuan/unit yang ingin kita buat inferensi/generalisasi-nya dari satuan/unit di mana kita mengambil sampel dari satuan/unit yang kita ambil dari populasi studi di mana pengukuran dilakukan

Populasi studi
Kumpulan

Percontoh/sampel
Kumpulan

AB/hal4

Kasus 1
Seorg peneliti melakukan penelitian yg brtujuan utk mengetahui status gizi balita di suatu kecamatan A. Jumlah subyek yg diperlukan utk menjwb pertanyaan tsb adh sebanyak 300 balita dr 3 desa di kecamatan tsb. Setelah dilakukan penelitian, didapatkan jumlah subyek sbyk 280 org.

AB/hal5

Kasus 2
Seorg peneliti melakukan uji klinis yg brtujuan utk membandingkan keberhasilan pengobatan standar dg obat baru utk mengobati diare berat pd anak. Byknya subyek yg diperlukan adh 200 subyek. Penelitian dilakukan di dua RS rujukan nasional. Setelah dilakukan penelitian, didapatkan 200 subyek dg hasil obat baru lebih baik drpd obat standar.

AB/hal6

Percontoh Percontoh Percontoh

Percontoh

Percontoh

AB/hal7

CONTOH

AB/hal8

Meliputi seluruh unit sampel

SYARAT POPULASI

Sampel tidak dihitung dua kali Batas Jelas

Up to date
Dapat dilacak di lapangan

AB/hal9

MENGAPA SAMPLING ?

Terlalu banyak diteliti semua Tidak cukup waktu Tidak cukup dana Tidak cukup tenaga Tidak mungkin diteliti semua Sisi waktu dan ruang Tidak perlu semua Teori sampling standard error distribusi statistik

Berbagai teknik sampling


Percontoh menggambarkan populasinya Mempunyai akurasi yang terukur Dapat dilaksanakan Efisien

AB/hal10

PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL


1

Menentukan tujuan studi Menentukan populasi penelitian

UNIT ANALISIS BATAS LUAS POPULASI (SAMPLING FRAME) KARAKTERISTIK UNIT ANALISIS

Menentukan besarnya sampel

4 5

Menentukan cara pengambilan sampel

Memilih sampel

JENIS-JENIS TEKNIK SAMPLING

Sampling Sistematis Sampling Kuota Sampling Inidental Purposive Sampling Sampling Jenuh Snowball Sampling

AB/hal11

Simple Random Sampling Proportionate Stratified Random Sampling Disporportionated Stratified Random Sampling Area (Cluster) sampling

AB/hal12

RANCANGAN RANDOM
SIMPLE RANDOM SAMPLING Tentukan populasi studi (=Sampling Frame) Tentukan besar sampel Dengan Tabel-acak lakukan pemilihan sampel sampai jumlah terpenuhi SYSTEMATIK RANDOM S. Tentukan populasi studi (=Sampling Frame) Tentukan besar sampel Tentukan secara acak sampel no.1 (pertama) Secara sistematik tentukan sample no.2 dan selanjutnya dengan interval N/n

AB/hal13

RANCANGAN STRATIFIKASI
R-S SEDERHANA R-S PROPORSIONAL

Tentukan populasi studi


Stratifikasi populasi berdasarkan variabel studi Tentukan besar sampel Besar sampel dibagi berdasarkan stratifikasi yang ada Dengan Tabel-acak lakukan pemilihan sampel

Tentukan populasi studi


Stratifikasi populasi berdasarkan variabel studi Tentukan besar sampel Besar sampel dibagi proporsional berdasarkan stratifikasi yang ada Dengan Tabel-acak lakukan pemilihan sampel

AB/hal14

RANCANGAN KLASTER
Tentukan populasi studi Bagi populasi berdasarkan klaster (Primary Sampling Units/PSU) Geografis/area wilayah/blok/unit klaster lain Setiap klaster harus heterogen optimal mewakili populasi studi Tentukan klaster terpilih secara acak (=PSU terpilih) Dalam klaster terpilih dapat dibagi lagi kedalam klaster Secondary Sampling Units, dst Tentukan besar sampel Dengan Tabel-acak lakukan pemilihan sampel.

AB/hal15

RANCANGAN BERTINGKAT
Contoh:

Tentukan populasi studi Klaster populasi studi tersebut Pilih satu atau beberapa klaster secara acak Dalam setiap klaster lakukan stratifikasi Tentukan besar sampel Dengan Tabel-acak lakukan pemilihan sampel

AB/hal16

PURPOSIVE SAMPLING
Skema pencuplikan non random pembatasan-pembatasan t3 utk tujuan t3. dg

Dlm kuantitatif utk mendapatkan sampel yg memiliki karakteristik t3 atau mendapatkan kelomp2 penelitian yg sebanding Dlm Kualitatif utk mendapatkan kasus2 yg memiliki informasi yg dpt memberikan pemahaman penuh & canggih ttg berbagai aspek dr fenomena yg diteliti

AB/hal17

Kasus 1
Seorang peneliti akan melakukan penelitian utk mengetahui status gizi buruk balita pd suatu desa. Jumlah subyek yg diperlukan = 200. peneliti berupaya mencari sampling frame dg mendatangi kantor kelurahan. Diperoleh daftar anak balita = 1.230. Peneliti mpyi asumsi karakteristik subyek penelitian homogen. Cara pengambilan sampel apa yg dpt dilakukan oleh peneliti?

AB/hal18

Kasus 2
Seorg peneliti ingin mengetahui status gizi buruk pd balita di suatu desa. Jmlh subyek yg diperlukan 200. Peneliti mendapatkan sampling frame brjumlah 1.230 yg trdiri dr 20 RW yg letaknya berjauhan & karakteristik relatif homogen.

AB/hal19

BESAR SAMPEL, tergantung:


Jenis penelitian

Eksplorasi awal: 1 percontoh mungkin cukup Generalisasi - harus representative Kategorikal/proporsional Kontinyu (interval) Semakin tinggi ~ semakin besar sample

Skala-ukur variabel dependen


Derajat ketepatan perkiraan yang diinginkan

AB/hal20

VARIABEL DEPENDEN: KATEGORI


F SATU POPULASI:

n=
n= Z= p= d=

2 z1-a/2 * p * q 2

Jl. Percontoh dibutuhkan Nilai Baku distribusi normal pada a tertentu proporsi sesuatu; q=1-p derajat akurasi (presisi) yang diinginkan

AB/hal21

CONTOH
Seorang peneliti ingin melakukan survey kepuasan pasien rawat inap di RS X. Dari studi yang lalu diketahui bahwa hanya 60% yg puas terhadap layanan di RS tsb. Berdasarkan proporsi tsb, berapakah besar sample yang dibutuhkan jika presisi=10% dan derajat kepercayaan=95% ? Jawab : Z1 - a/2=1,96; P= 0,6; d=0,1 ( 1,96 ) 2 (0,6) (1-0,6) n = --------------------------0,12

AB/hal22

Kasus
Dinkes Kota Ptk berniat melakukan survei prevalensi infeksi TB pd anak usia Balita di Kota PTK. Brdsrkn studi awal, peneliti memperkirakan prevalensi TB pd balita 4%. Presisi yg diinginkan 5% dr prevalensi sebenarnya dg tingkat kepercayaan 95%. Berapa anak dibutuhkan jd sampel?

AB/hal23

Jika Besar Populasi diketahui maka:


F
2 N z1-a/2 * p * q n= 2 ( N 1) z12a / 2 . p * q d

n= Z= p= d=

Jl. Percontoh dibutuhkan Nilai Baku distribusi normal pada a tertentu proporsi sesuatu; q=1-p derajat akurasi (presisi) yang diinginkan

AB/hal24

VARIABEL DEPENDEN: KATEGORI


F DUA POPULASI:

(z n=

1-a/2

2pq + z

1- 1

p q + p q )2
1 1 2 2 2

( p - p )2

n= Jl. Percontoh dibutuhkan=n1=n2 Z= Nilai Baku distribusi normal pada a atau tertentu p1= proporsi sesuatu pd klp I; q1=1-p1 p2= proporsi sesuatu pd klp II; q2=1-p2 p= (p1+p2)/2; q=1-p

AB/hal25

CONTOH
Dari hasil penelitian di negara lain, diperoleh hasil bahwa ibu yang menderita anemia memiliki resiko 18% untuk melahirkan bayi berat lahir rendah. Sedangkan ibu yang tidak menderita anemia memiliki resiko 9 % untuk melahirkan bayi berat lahir rendah. Jika seorang peneliti ingin melakukan penelitian yang sama di negaranya dan ia menginginkan kekuatan uji 80% serta derajat kepercayaan 95 %, berapa besar sampel yang diperlukan untuk setiap kelompok ibu hamil?

AB/hal26

VARIABEL DEPENDEN: KONTINYU


F SATU POPULASI:

n=

2(

z1-a + z1- )
2

( 0 - a )

n= Jl. Percontoh dibutuhkan Z= Nilai Baku distribusi normal pada a / tertentu

= Standar deviasi (simpang baku) = Rerata

AB/hal27

CONTOH
Angka keberhasilan rata-2 pelatihan Universal Precaution (UP) bagi para pelaksana anestesi di kamar bedah dalam skor peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap pentingnya UP adalah 61 dengan simpang baku 9,6. Seorang mahasiswa PS-IKM mengajukan model pelatihan baru dan ingin diuji coba model tersebut. Harapan nya adalah angka keberhasilan naik sebesar 20%. Berapa sample dibutuhkan bila derajat kepercayaan 95% dan kekuatan uji statistik 80%

AB/hal28

VARIABEL DEPENDEN: KONTINYU


F DUA POPULASI:
2 2 ( z1-a + z1- )2 n= ( 1 - 2 )2

n= Jl. Percontoh dibutuhkan Z= Nilai Baku distribusi normal pada a tertentu 2=Varians Gabungan (Pooled Variance) = (S12 + S22 )/2 1= Rerata kelompok I; 2= Rerata kelompok II;

AB/hal29

CONTOH
Seorang peneliti PS-IKM ingin mengetahui dampak akreditasi dibandingkan dengan sertifikasi ISO terhadap kepuasan karyawan dan pelanggan. Pada penelitian awal terbukti bahwa rata-2 kenaikan kepuasan karyawan pada kelompok akreditasi adalah 20% (Sd=4%), sedangkan pada kelompok ISO 50% (Sd=9%). Kepuasan pasien meningkat rata-2 berturut-turut 10% (Sd=3%) dan 30% (Sd=6%) pada kelompok akreditasi dan ISO. Berapa jumlah sampel karyawan dan pelanggan dibutuhkan bila derajat kepercayaan 95% dan kekuatan uji statistik 90%

AB/hal30

Anda mungkin juga menyukai