penelitian
Sampel yg diperoleh
Sampel yg Diinginkan
Populasi Terjangkau
Populasi Target
Mengapa kita melakukan
pengambilan sampel?
• Lebih murah
• Lebih mudah
• Lebih cepat
• Lebih akurat
• Mewakili populasi
• Lebih spesifik
KELOMPOK KARAKTERISTIK CONTOH
SUBYEK
Dipilih secara
random/non-
SAMPEL random dari 60 bayi sepsis
pop. terjangkau
CARA PEMILIHAN SAMPEL
A. PROBABILITY SAMPLING
– Simple Random Sampling
– Systematic Sampling
– Stratified Random Sampling
– Cluster
B. NON PROBABILITY SAMPLING
– Purposive (Judgement) Sampling
– Quota Sampling
– Accidental Sampling
PROBABILITY SAMPLING
• Cluster Sampling
• Unit sampel bukan individu
tetapi kelompok/gugusan
(geografis, organisasi)
• Pilih kelompok/gugusan secara
random
• Ambil seluruh anggota/unit
pada Kelompok/gugusan yang
terpilih
NON-PROBABILITY SAMPLING
• Purposive Sampling
• Didasarkan pada
pertimbangan peneliti
berdasarkan ciri/karakteristik
populasi yang sudah diketahui
sebelumnya dr penelitian
pendahuluan
• Teknik ini sering digunakan
pada penelitian studi kasus
NON-PROBABILITY SAMPLING
• Quota Sampling
• Didasarkan pada
pertimbangan peneliti
• Besar sampel ditetapkan
secara quotum (jatah)
• Dapat dilakukan bila peneliti
telah benar-benar mengenal
lokasi penelitian
NON-PROBABILITY SAMPLING
▪ Accidental Sampling
• Mengambil sampel/kasus yang
kebetulan ada pada saat
penelitian
• Jumlah sampel tdk berdasarkan
perhitungan, asal memenuhi
keperluan saja
• Derajat keterwakilan rendah,
kesimpulan dari sampel kasar &
sementara
MENGHITUNG
BESAR SAMPEL
Rumus Slovin
Untuk mengetahui jumlah sampel minimal
𝑁
• n=
1+𝑁𝑑2
• Keterangan:
• n= Ukuran sampel
• N= Ukuran populasi
• d= Interval Kepercayaan yg diinginkan
Contoh : diketahui jumlah populasi ibu hamil di RS Rajawali dalam 1 tahun
adalah 132 orang, derajat kepercayaan (d) yg diinginkan adalah 95 %, maka
berapakah jumlah sampelnya?
132
• n= 1+( 132 . 0,05 2 )
132
• n=
1+( 132 . 0.0025 )
132
• n=
1+0.33
132
• n=
1.33
• n= 99.2 = 100 responden
Contoh 2 : diketahui jumlah balita di Posyandu Cempaka dalam 1 tahun
adalah 59, derajat kepercayaan yg diinginkan 90%, berapakah jumlah
sampel minimal?
59
• n=
1+( 59 . 0,1 2 )
59
• n=
1+( 59 . 0.01 )
59
• n=
1,59
• n= 37,1 = 38 responden
Contoh soal 1
• Apabila besar populasi (N) tidak diketahui maka besar sampel dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
• Misalnya, kita ingin mencari sampel minimal untuk suatu penelitian mencari faktor determinan
pemberian ASI secara eksklusif. Untuk mendapatkan nilai p, kita harus melihat dari penelitian yang
telah ada atau literatur. Dari hasil hasil penelitian Suyatno (2001) di daerah Demak-Jawa Tengah,
proporsi bayi (p) yang diberi makanan ASI eksklusif sekitar 17,2 %. Ini berarti nilai p = 0,172 dan nilai
q = 1 – p. Dengan limit dari error (d) ditetapkan 0,05 dan nilai Alfa = 0,05, maka jumlah sampel yang
dibutuhkan sebesar:
n=
( Z1− )
2
pq
2
d
Keterangan:
n = besar sampel
1-α = tingkat kepercayaan
p = proporsi penderita
q = 1-p
d = presisi
Contoh soal 3 :
n=
(Z 1− 2 PQ + Z1− ( p1q1 + p2 q2 ) )
2
( p1 − p2 ) 2
Keterangan:
n = besar sampel p1 = proporsi pada kelp A
1-α = tingkat kepercayaan q1 = 1 – p1
1-β = kekuatan uji
P = (p1+p2)/2 p2 = proporsi pada kelp B
Q =1-P q2 = 1 – p2
Contoh soal 4 :
Keterangan:
n = besar sampel p0 = proporsi terpajan pd kelp
1-α = tingkat kepercayaan kontrol
1-β = kekuatan uji q0 = 1 – p0
P = (p1+p0)/2 p1 = p0R/{1+ p0(R-1)}
Q =1-P q1 = 1 – p1
R = bsrnya peningkatan/penurunan
Contoh soal 5 :
2n =
2
Keterangan:
n = besar sampel
1-α = tingkat kepercayaan
1-β = kekuatan uji
σ2 = varians populasi
δ2 = peningkatan/penurunan yg dikehendaki stl intervensi
Contoh soal 6 :