Anda di halaman 1dari 40

POPULASI DAN SAMPEL

Novie E. Mauliku, SKM., M.Sc

POPULASI dan SAMPEL


Populasi
Kumpulan unit yang
memenuhi spesifikasi
yang ditetapkan dari
permasalahan
penelitian
Seluruh komponen
yang termasuk dalam
penelitian

Berapa jumlah
populasinya ?

Sampel
Bagian elemen dari
populasi
Unsur-unsur yang
mewakili populasi
Sebagian dari
elemen populasi
Himpunan bagian
dari populasi

Berapa jumlah
Sampelnya ?
Cari rumus

PENGERTIAN

Populasi target
Kumpulan dari satuan/unit yang ingin kita buat
inferensi/generalisasi-nya dipengaruhi oleh karakteristik
klinis dan demografi.
Populasi studi/ populasi terjangkau
Kumpulan dari satuan/unit di mana kita mengambil sampel
dibatasi oleh waktu dan tempat
Sampel
Kumpulan dari satuan/unit yang kita ambil dari populasi
studi di mana pengukuran dilakukan
Kerangka sampel/Sampling frame
Daftar satuan/unit/anggota populasi yang berisi identitas:
(Nomor, Nama, & Alamat)
Unit analisis
Bagian dari sampel dimana kita akan melakukan analisis
(misalnya rumah tangga, ibu hamil, balita, PUS)
Page 3

MENGAPA
MENGAPA
PERLU
PERLU
SAMPLIN
SAMPLIN
G?
G?

Populasi tidak
tidak terbatas
terbatas
Populasi
Sumberdaya terbatas
terbatas
Sumberdaya
(tenaga, dana,
dana, waktu)
waktu)
(tenaga,
Tidak mungkin
mungkin diteliti
diteliti
Tidak
semua (waktu
(waktu dan
dan ruang)
ruang)
semua
Tidak perlu
perlu semua
semua diteliti,
diteliti,
Tidak
ada teknik
teknik sampling
sampling yg
yg
ada
didasarkan pada
pada distribusi
distribusi
didasarkan
probabilitas
probabilitas
Teknik sampling

Menjamin
Menjamin sampel
sampel menggambarkan
menggambarkan populasinya
populasinya

Menjamin
Menjamin sampel
sampel mempunyai
mempunyai akurasi
akurasi yang
yang terukur
terukur

Menjamin
Menjamin sampling
sampling dapat
dapat dilaksanakan
dilaksanakan dg
dg Efisien
Efisien

Page 4

PROSEDUR
PROSEDUR
PENGAMBILAN
PENGAMBILAN
SAMPEL
SAMPEL
1.Menentukan tujuan studi
2.Menentukan populasi penelitian
Populasi target, Populasi studi
Sampling frame
UNIT ANALISIS

3.Menentukan cara/teknik
pengambilan sampel
4.Menghitung besar
sampel
5.Memilih sampel
Page 6

si
=
a
L
s
IA
ali
r
S
e
n
EN
e
T
g
PO
lm
an
d
u
S
t
BIA lahan ya sa
n
a
sa
e
d
dak UDI
i
a
K
t
T
na
yg
S
e
r
T
ka
GE am P
R
A
l
P-T keda
t
u
k
i

PO
I T PU
AR LA
GE S
T
PO
I S PUL
TU A S
DI

sampel
sampel
sampel
sampel

sampel
sampel

sampel
sampel

sampel
sampel

Page 7

TEHNIK SAMPLING (TEKNIK PENARIKAN SAMPEL)


1.

Probability Sampling
Suatu penarikan sampel, dimana unit
populasi mempunyai peluang tertentu
untuk terpilih menjadi sampel

2.

Non Probabliity Sampling


Suatu teknik penarikan sampel, dimana
unit populasi tidak mempunyai peluang
tertentu untuk terpilih menjadi sampel

Perbedaan Jenis Sampling


NON PROBLILITY
SAMPLING
1. Tanpa mengunakan
konsep peluang
2. Besar sampel
ditentukan tanpa
rumus
3. Gambaran populasi
lebih kasar
4. Sampel tidak
representatif
5. Analisis : deskriptif
(tanpa uji statistik)

PROBALILITY
SAMPLING
1. Menggunakan konsep
peluang
2. Besar sampel
ditentukan
menggunakan rumus
3. Gambaran populasi
lebih akurat
4. Sampel representatif
5. Analisis : Inferensial
(dengan uji Statistik)

TEKNIK
TEKNIK
SAMPLIN
SAMPLIN
G
G
A. Non Random

Sampel Convinence
Sampel Consecutive
Sampel Provosive

B. Random (probability) sampling

1.
2.
3.

Simple random sampling (acak sederhana)


Systematic random sampling (acak sistematik)
Stratified random sampling (acak stratifikasi):
4. Cluster random sampling (acak klaster)
5. Multistages random sampling (acak bertingkat)
Page 10

RANCANGAN SRS

(Simple/Systematic
Random
Sapling)
SIMPLE RANDOM
SYSTEMATIC
RANDOM
1.

2.
3.

SAMPLING
Tentukan populasi
studi (N=Sampling
Frame)
Tentukan besar sampel
Dengan Tabelacak/Komputer
lakukan pemilihan
sampel sampai jumlah
terpenuhi

1.
2.
3.
4.

SAMPLING:
Tentukan populasi studi
(N=Sampling Frame)
Tentukan besar sampel
Tentukan secara acak
sampel no.1 (pertama)
Secara sistematik
tentukan sample no.2
dan selanjutnya
dengan (interval=N/n)
Page 11

2. TABEL ANGKA ACAK

ANGKA ACAK / BILANGAN ACAK (RANDOM NUMBERS) : ANGKA YANG


DIPILIH MELALUI MEKANISME PEMILIHAN TERTENTU, SEDEMIKIAN
RUPA, SEHINGGA SETIAP ANGKA DARI 0 SAMPAI DENGAN 9
MEMPUNYAI PELUANG YANG SAMA UNTUK TERPILIH.

Systematic random sampling

Pengambilan sampel secara acak dengan


berdasarkan pada interval pada frame unit
sampel.

Sampling interval (k = N/n)

RANCANGAN STRATIFIKASI
STRATIFIKASI NON
PROPOSIONAL:
1. Tentukan populasi studi
2. Stratifikasi populasi
berdasarkan variabel
studi
3. Tentukan besar sampel
4. Besar sampel dibagi
berdasarkan stratifikasi
yang ada
5. Dengan Tabelacak/komputer lakukan
pemilihan sampel

STRATIFIKASI
PROPORSIONAL:
1. Tentukan populasi studi
2. Stratifikasi populasi
berdasarkan variabel
studi
3. Tentukan besar sampel
4. Besar sampel dibagi
proporsional
berdasarkan stratifikasi
yang ada
5. Dengan Tabel-acak
/komputer lakukan
pemilihan sampel
Page 16

Stratified sampling

Non proportional stratified sampling

Proportional stratified sampling

RANCANGAN KLASTER
1. Tentukan populasi studi (N) dan sampel (n)
2. Bagi populasi berdasarkan klaster
Geografis/area/wilayah administrasi/blok/unit
Setiap klaster (intra) harus heterogen (optimal

mewakili populasi studi) dan antar klaster harus


homogen

3. Tentukan jumlah klaster (nk) dan jumlah sampel

di tiap klaster terpilih(ns)


4. Pilih klaster secara acak: (Primary Sampling
Units/PSU)(=PSU terpilih)
5. Dalam klaster terpilih dapat dibagi lagi kedalam
klaster Secondary Sampling Units, dst
6. Pilihan sampel secara acak di klaster terpilih

Page 20

CONSECUTIVE SAMPLING
Jenis non probability terbaik
Jumlah sampel ditetapkan dan
kasus dapat teridentifikasi
Dalam kurun waktu tertentu
dijadikan sampel

Convenience sampling

Cara termudah

Tidak memerlukan metode tertentu


Sulit untuk dianggap sebagai
representasi populasinya

RANCANGAN QUOTA

SAMPLING

Teknik pengambilan sampel dengan cara


menetapka jumlah tertentu sebagai target yang
harus dipenuhi dalam pengambilan sampel dari
populasi.
Contohnya:
Jika populasi memiliki komposisi 60% perempuan dan
40% laki-laki, peneliti menetapkan ukuran sampel
total 100 orang, maka peneliti melakukan
pencuplikan hingga kuota terpenuhi 60
perempuan dan 40 laki-laki.

RANCANGAN

ACCIDENTAL

SAMPLING

Adalah tehnik pengambilan sampel secara


kebetulan asalkan sesuai dengan syarat sebagai
sampel dari populasi tertentu.

RANCANGAN

SNOWBALL

SAMPLING

Adalah tehnik pengambilan sampel dari populasi


yang tidak populasi yang tidak jelas keberadaan
anggotanya dan tidak pasti jumlahnya dengan cara
menemukan satu sampel, untuk kemudian dari
sampel tersebut dicari keberadaan sampel lainnya.

RANCANGAN PURPOSIVE

SAMPLING

Biasanya digunakan dalam exploratory research. Penelitian kualitatif


(deduksi maupun induksi), penelitian induksi, fenom enology.
Teknik pengambilan sampel dengan cara mencari obyek/elemen
yang sesuai dengan tujuan penelitian (sampel yang bertujuan).
Jumlah yang diambil sesuai dengan tingkat kejenuhan data dan
informasi yang didapat dan sesuai dengan tujuan penelitiannya (di
samping itu juga time-budget constraint).

yang jenuh bukan penelitinya, tapi data dan informasinya di


lapangan.

Rancangan sampel harus memenuhi 2kaidah berikut:

Rancangan
Sampel
1. Valid

Mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur


Tergantung dari cara/metode/teknik mengambil
sampel

2. Presisi
Mengambarkan ketepatan ukuran yang diperoleh
Tergantung dari jumlah/besar sampel

Kesalahan yang sering terjadi adalah


Cara/metode pengambilan sampel sering
kurang mendapat perhatian dibandingkan
besar sampel

Page 27

1.

BESAR/JUMLAH SAMPEL
Tergantung
Jenis
penelitian pada:

2.

Skala-ukur variabel dependen

3.

6.

Semakin tinggi ~ semakin besar sample

Tujuan Penelitian

5.

Kategorik/proporsi (Nominal, ordinal)


Numerik/rata-2 (interval, ratio)

Derajat ketepatan perkiraan yang diinginkan


(presisi)

4.

Eksplorasi awal
Generalisasi

Estimasi
Uji Hipotesis

Interval kepercayaan dan Kekuatan Uji


Teknik pengambilan sampel (SRS atau bukan SRS)Page 28

Jumlah sampel

Jumlah sampel hanya bisa dihitung jika ada


informasi awal tentang populasi (informasi
awal tentang hal apa yang akan diteliti)

Secara garis besar, perhitungan jumlah


sampel dibagi menurut tujuan penelitian:
1. Estimasi parameter populasi
2. Uji hipotesis

Kesalahan yang sering terjadi adalah selalu


menganggap penelitian sebagai estimasi,
padahal seharusnya uji hipotesis
Page 29

1. Jumlah sampel utk ESTIMASI PROPORSI

Untuk menghitung jumlah sampel, peneliti perlu


tahu sbb:
1. (p): Perkiraan Prevalence
dari penelitian terdahulu, atau pilot studi
2. (d): Presisi:
Ketepatan dari perkiraan prevalen >
deviasi/simpangan yang masih dapat ditolerir
(pada derajat kepercayaan tertentu)
3. (CI): Derajat kepercayaan
Page 30

Contoh
Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan antara
pendidikan ibu dengan kejadian diare pada balita di Bogor
tahun 2011. Berdasarkan data prevalensi diare di Bogor
(sama dengan Jabar) 15%. Dengan derajat kepercayaan
adalah 95% CI dan presisi mutlak 5%.
Rumus :

(z1 / 2 )2 * p *(1 p )
d

p=perkiraan proporsi
d=presisi
z= nilai z pada interval kepercayaan (1-/2)
Page 31

Diketahui:
Perkiraan proporsi (p=0.15)
Presisi (d=0.05)
Derajat kepercayaan 95% (Z1-/2=1.96)
Perhitungan:

1.96 2 * 0.15(1 0.15)


n
196
2
0.05

Hasil:
Dibutuhkan paling tidak 196 balita
yang dipilih secara acak sederhana atau acak sistematik
dari sampling frame populasi

Page 32

2. Besar Sampel untuk Estimasi Rata-rata

Untuk menghitung jumlah sampel, peneliti perlu tahu sbb:


1. (p): Perkiraan varians (dari penelitian terdahulu, atau
pilot studi)
2. (d): Presisi: Ketepatan perkiraan rata-rata >
deviasi/simpangan baku
3. (CI): Derajat kepercayaan
Rumus

2
1 / 2

2 = perkiraan varians
d = presisi
z = nilai z pada interval kepercayaan 1-/2
Page 33

contoh

Seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata Kadar


HB Ibu hamil di Depok. Dari laporan terdahulu,
diketahui rata-rata HB Bumil 12.5 g/dl dengan
standar deviasi 6 g/dl. Berapa besar sampel yang
diperlukan jika peneliti menginginkan derajat
kepercayaan 95% dan simpangan maksimum dari
rata-rata HB sebesar 1.0 g/dl?
Berdasarkan informasi di atas, 2=62=36 ; d=1 ;
z=1,96, maka besar sampel

1,96 2 * 6 2
n
139
2
1
Page 34

2. Sampel utk Uji Hipotesis Beda 2 Proporsi


z

1 / 2

2 P (1 P ) z1 P1 (1 P1 ) P2 (1 P2 )
( P1 P2 )2

= besar sampel
Z
1-a/2 = nilai z pada derajat kepercayaan 1-a atau batas
kemaknaan a. (z = 1,64 ; 1,96 ; 2,58 untuk derajat
kepercayaan 90, 95, 99%)
z1-b = nilai z pada kekuatan uji (power) 1-b. (z = 0,84;
1,28; 1,64; 2,33 untuk kekuatan uji 80, 90, 95, 99%)
P1 = perkiraan proporsi pada kelompok 1 (kasus)

P2 = perkiraan proporsi pada kelompok 2 (Kontrol)


Page 35

Contoh

Suatu pengamatan awal pada 10 pasien trauma kepala berat


dengan kadar glukosa tinggi menunjukkan 6 orang meninggal.
Sedangkan pengamatan pada 10 pasien trauma kepala berat
dengan kadar glukosa rendah menunjukkan 3 orang meninggal.
Berapa besar sampel jika interval kepercayaan 95% dan kekuatan
uji 80%.
Diketahui P1=0,60 ; P2=0,30, z1-a/2=1,96 ; z1-b=0,84,

1,96 2 *0,45 *(1 0,45) 0,84 0,60 *(1 0,60) 0,30 *(1 0,30)
n
0,60 0,30

41,97

Jadi untuk membuktikan apakah proporsi kematian pasien trauma


kepala dengan kadar glukosa tingi berbeda dengan kadar glukosa
rendah diperlukan 84 pasien, dg rincian 42 pasien trauma kepala
berat
dengan
kadar
glukosa
tinggi
dan 42 pasien trauma kepala berat dengan kadar glukosa rendah
Page 36

3. Sampel utk Uji Hipotesis Beda 2 mean


(independen)
n

1 / 2

z1

1 2

( n1 1) s12 ( n2 1) s22

( n1 1) ( n2 1)

= nilai z pada interval kepercayaan 1-


uji hipotesis dilakukan dua arah (two tailed)
z1- = nilai z pada kekuatan uji (power) 1-
1
= estimasi rata-rata kelp. 1 ; 2 = estimasi rata-rata kelp. 2
2
= varians gabungan ; s12 = varians pd kel. 1;
s22 = varians pd kel. 2
Z

1-

Page 37

Contoh

Seorang peneliti ingin mengetahui efek asupan natrium pada tekanan darah. Pada
penelitian pendahuluan diketahui pada 20 orang yang asupan natriumnya rendah
mempunyai tek. Darah diastolik rata-rata 72 mmHg dengan st. dev. 10 mmHg.
Sedangkan pada 20 orang yang asupan natriumnya tinggi mempunyai tek. Darah
diastolik rata-rata 85 mmHg st. dev. 12 mmHg.
Berapa besar sampel yang diperlukan jika peneliti ingin melakukan uji hipotesis adanya
perbedan tekanan darah pada kedua kelompok tersebut dengan interval kepercayaan
95% dan kekuatan uji 80% ?

(20 1) *10

(20 1) *122
96.6 97
(20 1) (20 1)

2 * 971,96 0,84
n
8 ,99 9
2
(85 72)
2

Jadi diperlukan sampel sebanyak 18 sampel, denga rincian 9 orang yang konsumsi
natriumnya rendah dan 9 orang yang konsumsi natrirumnya tinggi (sampel dipilih
secara acak sederhana/sistematik)
Page 38

4. Sampel utk Uji Hipotesis Beda 2 mean


berpasangan (paired)
n

2 z1 / 2 z1

1 2 2

= varians dari beda 2 rata-rata pasangan


(didapat dari penelitian terdahulu atau penelitian awal)

= nilai z pada interval kepercayaan 1-


uji hipotesis dilakukan dua arah (two tailed)
z1- = nilai z pada kekuatan uji (power) 1-
1
= perkiraan rata-rata sebelum intervensi
2
= perkiraan rata-rata sesudah intervensi
Z

1-

(didapat dari penelitian terdahulu atau penelitian awal)


Page 39

Contoh

Seorang peneliti ingin menguji efek latihan aerobik terhadap penurunan


kadar kolesterol LDL pada orang dewasa. Dari penelitian awal pada 5
orang diketahui rata-rata LDL sebelum latihan aerobik adalah 185 mg/dl
dan setelah 4 minggu berlatih aerobik adalah 165 mg/dl. Jadi ada
penurunan kadar LDL rata-rata 20 mg/dl dengan st. dev. 15 mg/dl.
Berapa besar sampel yang diperlukan jika peneliti ingin menguji hipotesis
dengan perbedaan rata-rata minimum yang ingin dideteksi sebesar 10
mg/dl dengan interval kepercayaan 95% dan kekuatan uji 90% ?

15 2 *1,96 1,28
Jadi diperlukan sampel
sebanyak
24
sampel
untuk mendeteksi adanya
n
23
,62
2
(10) sebesar 10 md/dl (sampel dipilih secara
penurunan rata-2 kadar LDL
acak sederhana/sistematik)
2

Page 40

TIDAK ADA RUMUSAN YANG


BERLAKU UMUM UNTUK
MENENTUKAN UKURAN SAMPEL

Anda mungkin juga menyukai