Anda di halaman 1dari 26

Bab 3.

Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi


___________________________________________________________________________________________________
3
3

MI NERAL DAN BATUAN


3.1 Mi ner al

3.1.1 Def i ni si dan kl asi f i kasi Mi ner al

Mineral dapat kit a definisikan sebagai bahan padat anorganik yang t erdapat secara alamiah, yang
t erdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan t ert ent u, dimana at om-at om didalamnya
t ersusun mengikut i suat u pola yang sist imat is. Mineral dapat kit a j umpai dimana-mana disekit ar
kit a, dapat berwuj ud sebagai bat uan, t anah, at au pasir yang diendapkan pada dasar sungai.
Beberapa daripada mineral t ersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapat kan dalam
j umlah yang besar, sehingga memungkinkan unt uk dit ambang sepert i emas dan perak. Mineral,
kecuali beberapa j enis, memiliki sifat , bent uk t ert ent u dalam keadaan padat nya, sebagai
perwuj udan dari susunan yang t erat ur didalamnya. Apabila kondisinya memungkinkan, mereka
akan dibat asi oleh bidang-bidang rat a, dan diasumsikan sebagai bent uk-bent uk yang t erat ur yang
dikenal sebagai krist al . Dengan demikian, krist al secara umum dapat di-definisikan sebagai
bahan padat yang homogen yang memiliki pola int ernal susunan t iga dimensi yang t erat ur. St udi
yang khusus mempelaj ari sifat -sifat , bent uk susunan dan cara-cara t erj adinya bahan padat
t ersebut dinamakan krist alografi.

Penget ahuan t ent ang mineral merupakan syarat mut lak unt uk dapat mempelaj ari bagian yang
padat dari Bumi ini, yang t erdiri dari bat uan. Bagian luar yang padat dari Bumi ini disebut lit osfir,
yang berart i selaput yang t erdiri dari bat uan, dengan mengambil lit hos dari bahasa lat in yang
berart i bat u, dan sphere yang berart i selaput . Tidak kurang dari 2000 j enis mineral yang kit a
ket ahui sekarang. Beberapa daripadanya merupakan benda padat dengan ikat an unsur yang
sederhana. Cont ohnya adalah mineral int an yang hanya t erdiri dari sat u j enis unsur saj a yait u
Karbon . Garam dapur yang disebut mineral halit, t erdiri dari senyawa dua unsur Nat rium dan
Chlorit dengan simbol NaCl. Set iap mineral mempunyai susunan unsur-unsur yang t et ap dengan
perbandingan t ert ent u. St udi yang mempelaj ari segala sesuat unya t ent ang mineral disebut
Mineralogi , didalamnya j uga mencakup pengetahuan t ent ang Krist al , yang merupakan unsur
ut ama dalam susunan mineral. Penget ahuan dan pengenalan mineral secara benar sebaiknya
dikuasai t erlebih dahulu sebelum mempelaj ari dasar-dasar geologi at au Geologi Fisik , dimana
bat uan, yang t erdiri dari mineral, merupakan t opik ut ama yang akan dibahas. Diat as t elah
dij elaskan bahwa salah sat u syarat ut ama unt uk dapat mengenal j enis-j enis bat uan sebagai bahan
yang membent uk lit osfir ini, adalah dengan cara mengenal mineral-mineral yang membent uk
bat uan t ersebut . Dengan anggapan bahwa pengguna buku ini t elah mengenal dan memahami
mineralogi , maka unt uk selanj ut nya akan diulas secara garis besar t ent ang mineral sebagai
penyegaran saj a.

3.1.2 Si f at Fi si k Mi ner al

Terdapat dua cara unt uk dapat mengenal suat u mineral, yang pert ama adalah dengan cara
mengenal sifat fisiknya. Yang t ermasuk dalam sifat fisik mineral adalah (1) bent uk krist alnya, (2)
berat j enis, (3) bidang belah, (4) warna, (5) kekerasan, (6) goresan, dan (7) kilap. Adapun cara
yang kedua adalah melalui analisa kimiawi at au analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnya
sangat mahal dan memakan wakt u yang lama.

Copyright @2009 by Dj auhari Noor

53
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
Berikut ini adalah sifat -sifat fisik mineral yang dapat dipakai unt uk mengenal mineral secara cepat ,
yait u:

1. Bent uk kr i st al ( cr yst al l f or m) : Apabila suat u mineral mendapat kesempat an unt uk
berkembang t anpa mendapat hambat an, maka ia akan mempunyai bent uk krist alnya yang
khas. Tet api apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambat an, maka bent uk
krist alnya j uga akan t erganggu. Set iap mineral akan mempunyai sifat bent uk krist alnya
yang khas, yang merupakan perwuj udan kenampakan luar, yang t erj adi sebagai akibat
dari susunan krist alnya didalam. Unt uk dapat memberikan gambaran bagaimana suat u
bahan padat yang t erdiri dari mineral dengan bent uk krist alnya yang khas dapat t erj adi,
kit a cont ohkan suat u cairan panas yang t erdiri dari unsur-unsur Nat rium dan Chlorit .
Selama suhunya t et ap dalam keadaan t inggi, maka ion-ion t et ap akan bergerak bebas dan
t idak t erikat sat u dengan lainnya. Namun begit u suhu cairan t ersebut t urun, maka
kebebasan bergeraknya akan berkurang dan hilang, selanj ut nya mereka mulai t erikat dan
berkelompok unt uk membent uk persenyawaan Nat rium Chlorida . Dengan semakin
menurunnya suhu sert a cairan mulai mendingin, kelompok t ersebut semakin t umbuh
membesar dan membent uk mineral Halit yang padat .

Mineral kuarsa , dapat kit a j umpai hampir disemua bat uan, namun umumnya
pert umbuhannya t erbat as. Meskipun demikian, bent uknya yang t idak t erat ur t ersebut
masih t et ap dapat memperlihat kan susunan ion-ionnya yang dit ent ukan oleh st rukt ur
krist alnya yang khas, yait u bent uknya yang berupa prisma bersisi enam. Tidak perduli
apakah ukurannya sangat kecil at au besar karena pert umbuhannya yang sempurna,
bagian dari prisma segi enam dan besarnya sudut ant ara bidang-bidangnya akan t et ap
dapat dikenali. Krist al mineral int an, dapat dikenali dari bent uknya yang segi-delapan at au
okt ahedron dan mineral grafit dengan segi-enamnya yang pipih, meskipun keduanya
mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaiut keduanya t erdiri dari unsur Karbon (C).
Perbedaan bent uk krist al t ersebut t erj adi karena susunan at om karbonnya yang berbeda.
Pada gambar 3.1 diperlihat kan bent uk bent uk krist al I somet r i k dan Non-I somet r i k .



Bent uk Bent uk Kr i st al I somet r i k


Nama
Jumlah
Bidang

Nama
Jumlah
Bidang
(1) Cube

6
9)Trist et rahedron

12
(2) Oct ahedron

8
(10) Hext et rahedron

24
(3) Dodecahedron

12
(11) Delt oid dodecahedron

24
(4) Tet rahexahedron

24
(12) Gyroid

24
(5) Trapezohedron

24
(13) Pyrit ohedron

12
(6) Trisoct ahedron

24
(14) Diploid

24
(7) Hexoct ahedron

48
(15) Tet art oid

12
(8) Tet rahedron

4


Copyright @2009 by Dj auhari Noor

54
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________


Bent uk Bent uk Kr i st al Non-I somet r i k

Nama
Jumlah
Bidang
Nama
Jumlah
Bidang
(16) Pedion*
1
(32) Dihexagonal pyramid
12
(17) Pinacoid**
2
(33) Rhombic dipyramid
8
(18) Dome or Sphenoid
2
(34) Trigonal dipyramid
6
(19) Rhombic prism
4
(35) Ditrigonal dipyramid
12
(20) Trigonal prism
3
(36) Tetragonal dipyramid
8
(21) Ditrigonal prism
6
(37) Ditetragonal dipyramid
16
(22) Tetragonal prism
4
(38) Hexagonal dipyramid
12
(23) Ditetragonal prism
8
(39) Dihexagonal dipyramid
24
(24) Hexagonal prism
6
(40) Trigonal trapezohedron
6
(25) Dihexagonal prism
12
(41) Tetragonal trapezohedron
8
(26) Rhombic pyramid
4
(42) Hexagonal trapezohedron
12
(27) Trigonal pyramid
3
(43)Tetragonal scalenohedron
8
(28)Ditrigonal pyramid
6
(44) Hexagonal scalenohedron
12
(29) Tetragonal pyramid
4
(45) Rhombohedron
6
(30) Ditetragonal pyramid
8
(46) Rhombic disphenoid
4
(31) Hexagonal pyramid
6
(47) Tetragonal disphenoid
4

Gambar 3.1 Bent uk kr i st al I somet r i k dan Non- I somet r i k

Krist al mineral int an, dapat dikenali dari bent uknya yang segi-delapan at au okt ahedron
dan mineral grafit dengan segi-enamnya yang pipih, meskipun keduanya mempunyai
susunan kimiawi yang sama, yaiut keduanya t erdiri dari unsur Karbon (C). Perbedaan
bent uk krist al t ersebut t erj adi karena susunan at om karbonnya yang berbeda.

2. Ber at j eni s ( speci f i c gr avi t y) : Set iap mineral mempunyai berat j enis t ert ent u. Besarnya
dit ent ukan oleh unsur-unsur pembent uknya sert a kepadat an dari ikat an unsur-unsur
t ersebut dalam susunan krist alnya. Umumnya mineral-mineral pembent uk bat uan ,
Copyright @2009 by Dj auhari Noor

55
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
mempunyai berat j enis sekit ar 2.7, meskipun berat j enis rat a-rat a unsur met al didalamnya
berkisar ant ara 5. Emas murni umpamanya, mempunyai berat j enis 19.3.

3. Bi dang bel ah ( f ract ur e) : Mineral mempunyai kecenderungan unt uk pecah melalui suat u
bidang yang mempunyai arah t ert ent u. Arah t ersebut dit ent ukan oleh susunan dalam dari
at om-at omnya. Dapat dikat akan bahwa bidang t ersebut merupakan bidang lemah yang
dimiliki oleh suat u mineral.

4. War na ( col or ) : Warna mineral memang bukan merupakan penciri ut ama unt uk dapat
membedakan ant ara mineral yang sat u dengan lainnya. Namun paling t idak ada warna-
warna yang khas yang dapat digunakan unt uk mengenali adanya unsur t ert ent u
didalamnya. Sebagai cont oh warna gelap dipunyai mineral, mengindikasikan t erdapat nya
unsur besi. Disisi lain mineral dengan warna t erang, diindikasikan banyak mengandung
aluminium.

5. Kekar asan ( har dness) : Salah sat u kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah
dengan menget ahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resist ensi dari suat u
mineral t erhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) at au mudah t ergores
(scrat ching).

Kekerasan suat u mineral bersifat relat if, art inya apabila dua mineral saling digoreskan
sat u dengan lainnya, maka mineral yang t ergores adalah mineral yang relat if lebih lunak
dibandingkan dengan mineral lawannya. Skala kekerasan mineral mulai dari yang t erlunak
(skala 1) hingga yang t erkeras (skala 10) diaj ukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala
Kekerasan Mohs.

Tabel 3.1
Skal a Keker asan Rel at i f Mi ner al ( Mohs)


Keker asan
( Har dness)

Mi ner al


Rumus Ki mi a
1 Talc Mg
3
Si
4
O
10
(OH)
2

2 Gypsum CaSO
4
2H
2
O
3 Calcit e CaCO
3

4 Fluorit e CaF
2

5 Apat it e Ca
5
(PO
4
)
3
(OH,Cl,F)
6 Ort hoclase KAlSi
3
O
8

7 Quart z SiO
2

8 Topaz Al
2
SiO
4
(OH,F)
2

9 Corundum Al
2
O
3

10 Diamond C

6. Gor esan pada bi dang ( st r eak) : Beberapa j enis mineral mempunyai goresan pada
bidangnya, sepert i pada mineral kuarsa dan pyrit , yang sangat j elas dan khas.

7. Ki l ap ( l ust er ) : Kilap adalah kenampakan at au kualit as pant ulan cahaya dari permukaan
suat u mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) j enis, yait u Kilap Logam dan Kilap Non-
Logam. Kilap Non-logam ant ara lain, yait u: kilap mut iara, kilap gelas, kilap sut era, kelap
resin, dan kilap t anah.




Copyright @2009 by Dj auhari Noor

56
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________

Wul f eni t e Mi met i t e

Sperssat it e Flourit e

Azurit e Gypsum

Quarzt s Pyrit e

Gambar 3.2 Berbagai j enis mineral yang memperlihat kan st rukt ur krist al

Copyright @2009 by Dj auhari Noor

57
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
3.1.3 Si f at Ki mi awi Mi ner al

Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menj adi mineral Silikat dan
mineral Non-silikat . Terdapat 8 (delapan) kelompok mineral Non-silikat , yait u kelompok Oksida,
Sulfida, Sulfat , Nat ive elemen, Halid, Karbonat , Hidroksida, dan Phospat (lihat t abel 3.3). Adapun
mineral silikat (mengandung unsur SiO) yang umum dij umpai dalam bat uan adalah sepert i t erlihat
pada t abel 3.2. Di depan t elah dikemukakan bahwa t idak kurang dari 2000 j enis mineral yang
dikenal hingga sekarang. Namun t ernyat a hanya beberapa j enis saj a yang t erlibat dalam
pembent ukan bat uan. Mineral-mineral t ersebut dinamakan Mineral pembent uk bat uan , at au
Rock-forming minerals , yang merupakan penyusun ut ama bat uan dari kerak dan mant el Bumi.
Mineral pembent uk bat uan dikelompokan menj adi empat : (1) Silikat , (2) Oksida, (3) Sulfida dan
(4) Karbonat dan Sulfat .

1. Mi ner al Si l i kat

Hampir 90 % mineral pembent uk bat uan adalah dari kelompok ini, yang merupakan
persenyawaan ant ara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur met al. Karena j umlahnya
yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi t erdiri dari mineral silikat , dan hampir
100 % dari mant el Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan
bagian ut ama yang membent uk bat uan baik it u sedimen, bat uan beku maupun bat uan
malihan. Silikat pembent uk bat uan yang umum adalah dibagi menj adi dua kelompok, yait u
kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.

Berikut adalah Mineral Silikat :
1. Kuarsa: ( SiO
2
)
2. Felspar Alkali: ( KAlSi
3
O
8
)
3. Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSi
3
O
8
)
4. Mika Muskovit : (K
2
Al
4
(Si
6
Al
2
O
20
)(OH,F)
2



5. Mika Biot it : K
2
(Mg,Fe)
6
Si
3
O
10
(OH)
2
6. Amfibol: (Na,Ca)
2
(Mg,Fe,Al)
3
(Si,Al)
8
O
22
(OH)
7. Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si
2
O
6

8. Olivin: (Mg,Fe)
2
SiO
4


Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah mineral
ferromagnesium.

Tabel 3.2 Kel ompok Mi ner al Si l i kat


MI NERAL

RUMUS KI MI A

Olivine (Mg,Fe)
2
SiO
4

Pyroxene (Mg,Fe)SiO
3

Amphibole (Ca
2
Mg
5
)Si
8
O
22
( OH)
2

Muscovit e KAl
3
Si
3
O
10
( OH)
2

Mica
Biot it e K(Mg,Fe)
3
Si
3
O
10
(OH)
2

Ort hoclase K Al Si
3
O
8

Feldspar
Plagioclase (Ca,Na)AlSi
3
O
8

Quart z SiO
2


2. Mi ner al f er r omagnesi um:

Umumnya mempunyai warna gelap at au hit am dan berat j enis yang besar.

Ol i vi ne: dikenal karena warnanya yang olive . Berat j enis berkisar ant ara 3.27 3.37,
t umbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.

Copyright @2009 by Dj auhari Noor

58
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
Augi t i t : warnanya sangat gelap hij au hingga hit am. BD berkisar ant ara 3.2 3.4 dengan
bidang belah yang berpot ongan hampir t egak lurus. Bidang belah ini sangat pent ing unt uk
membedakannya dengan mineral hornblende.

Hor nbl ende: warnanya hij au hingga hit am; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah yang
berpot ongan dengan sudut kira-kira 56 dan 124 yang sangat membant u dalam cara
mengenalnya.

Bi ot i t e: adalah mineral mika bent uknya pipih yang dengan mudah dapat dikelupas. Dalam
keadaan t ebal, warnanya hij au t ua hingga coklat -hit am; BD 2.8 3.2.

3. Mi ner al non-f er r omagnesi um.

Muskovi t : Disebut mika put ih karena warnanya yang t erang, kuning muda, coklat , hij au
at au merah. BD. berkisar ant ara 2.8 3.1.

Fel spar: Merupakan mineral pembent uk bat uan yang paling banyak . Namanya j uga
mencerminkan bahwa mineral ini dij umpai hampir diset iap lapangan. Feld dalam bahasa
Jerman adalah lapangan (Field). Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %. Nama-nama
yang diberikan kepada felspar adalah plagioklas dan ort hoklas . Plagioklas kemudian j uga
dapat dibagi dua, albit dan anort hit . Ort hoklas adalah yang mengandung Kalium, albit
mengandung Nat rium dan Anort hit mengandung Kalsium.

Or t hokl as: mempunyai warna yang khas yakni put ih abu-abu at au merah j ambu. BD. 2.57.

Tabel 3.3 Kel ompok Mi ner al Non-Si l i kat


KELOMPOK


ANGGOTA

SENYAWA KI MI A


Oxides


Hemat it e
Magnet it e
Corrundum
Chromit e
I lmenit e
Fe
2
O
3

Fe
3
O
4

Al
2
O
3

FeCr
2
O
4

FeTiO
3



Sulfides

Galena
Sphalerit e
Pyrit e
Chalcopyrit e
Bornit e
Cannabar
PbS
ZnS
FeS
2

CuFeS
2

Cu
5
FeS
4

HgS

Sulfat es

Gypsum
Anhydrit e
Barit e
CaSO
4
,2H
2
O
CaSO
4

BaSO
4



Nat ive
Element s

Gold
Cooper
Diamond
Sulfur
Graphit e
Silver
Plat inum
Au
Cu
C
S
C
Ag
Pt

Halides

Halit e
Flourit e
Sylvit e
NaCl
CaF
2

KCl

Carbonat es

Calcit e
Dolomit e
Malachit e
Azurit e
aCO
3

CaMg(CO
3
)
2

Cu2(OH)
2
CO
3

Cu3(OH)
2
(CO
3
)
2


Hydroxides
Limonit e
Bauxit e
FeO(OH) .nH
2
O
Al(OH)
3
.nH
2
O

Phosphat es
Apat it e
Turquoise
Ca
5
(F,Cl,OH)PO
4

CuAl
6
( PO
4
)
4
(OH)
8


Copyright @2009 by Dj auhari Noor

59
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
Kuar sa: Kadang disebut silika . Adalah sat u-sat unya mineral pembent uk bat uan yang
t erdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan warna sepert i asap
at au smooky , disebut j uga smooky quart z . Kadang-kadang j uga dengan warna ungu at au
merah-lembayung (violet ). Nama kuarsa yang demikian disebut amet hyst , merah massip
at au merah-muda, kuning hingga coklat . Warna yang bermacam-macam ini disebabkan
karena adanya unsur-unsur lain yang t idak bersih.

4. Mi ner al oksi da. Terbent uk sebagai akibat perseyawaan langsung ant ara oksigen dan unsur
t ert ent u. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat . Mineral oksida umumnya lebih keras
dibanding mineral lainnya kecuali silikat . Mereka j uga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang
paling ut ama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, t imah dan aluminium. Beberapa
mineral oksida yang paling umum adalah es (H
2
O), korondum (Al
2
O
3
), hemat it (Fe
2
O
3
) dan
kassit erit (SnO
2
).

5. Mi ner al Sul f i da. Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung ant ara unsur t ert ent u
dengan sulfur (belerang), sepert i besi, perak, t embaga, t imbal, seng dan merkuri. Beberapa
dari mineral sulfida ini t erdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, at au bij ih,
sepert i pirit (FeS
3
), chalcocit e (Cu
2
S), galena (PbS), dan sphalerit (ZnS).

6. Mi ner al - mi ner al Kar bonat dan Sul f at . Merupakan persenyawaan dengan ion (CO
3
)
2
, dan
disebut karbonat , umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat ,
CaCO
3
dikenal sebagai mineral kalsit . Mineral ini merupakan susunan ut ama yang
membent uk bat uan sedimen.

Pada gambar 3.3 diperlihat kan mineral-mineral yang umum dij umpai pada bat uan beku, yait u
plagioclase feldspar, K-feldspar, quart z, muscovit e mica, biot it e mica, amphibole, olivine, dan
calcit e. Mineral mineral t ersebut mudah dikenali, baik secara megaskopis maupun mikroskopis
berdasarkan dari sifat sifat fisik mineral masing-masing. Adapun ciri dari mineral mineral t ersebut
dapat dilihat pada gambar dibawah.







Gambar 3.3 Ber bagai j eni s mi ner al yang umum
di j umpai sebagai penyusun bat uan: Ol i vi ne,
Pyr oxene, Hor nbl ende, Bi ot i t e, Pl agi okl as, Or t hokl as,
Mi ka ( Muskovi t e) , Kuar sa, dan Kal si t




Ol i vi ne

Olivine adalah kelompok mineral silikat yang t ersusun dari
unsur besi (Fe) dan magnesium ( Mg). Mineral olivine
berwarna hij au, dengan kilap gelas, t erbent uk pada
t emperat ur yang t inggi. Mineral ini umumnya dij umpai pada
bat uan basalt dan ult ramafic. Bat uan yang keseluruhan
mineralnya t erdiri dari mineral olivine dikenal dengan bat uan
Dunit e.


Copyright @2009 by Dj auhari Noor

60
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________



Amphi bol e/ Hor nbl ende

Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbent uk
prismat ik at au krist al yang menyerupai j arum. Mineral
amphibole umumnya mengandung besi ( Fe), Magnesium
(Mg), Kalsium ( Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si) , dan
Oksigen (O). Hornblende t ampak pada fot o yang berwarna
hij au t ua kehit aman. Mineral ini banyak dij umpai pada
berbagai j enis bat uan beku dan bat uan met amorf.




Bi ot i t e

Semua mineral mika berbent uk pipih, bent uk krist al
berlembar menyerupai buku dan merupakan bidang belahan
(cleavage) dari mineral biot it e. Mineral biot it e umumnya
berwarna gelap, hit am at au coklat sedangkan muscovit e
berwarna t erang, abu-abu t erang. Mineral mika mempunyai
kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan kuku.




Pl agi ocl ase f el dspar

Mineral Plagioclase adalah anggot a dari kelompok mineral
feldspar. Mineral ini mengandung unsur Calsium at au
Nat rium. Krist al feldspar berbent uk prismat ik, umumnya
berwarna put ih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang
mengandung Nat rium dikenal dengan mineral Albit e,
sedangkan yang mengandung Ca disebut An-ort hit e.



Pot assi um f el dspar ( Or t hocl ase)

Pot assium feldspar adalah anggot a dari mineral feldspar.
Sepert i halnya plagioclase feldspar, pot assium feldspars
adalah mineral silicat e yang mengandung unsur Kalium dan
bent uk krist alnya prismat ik, umumnya berwarna merah
daging hingga put ih.




Mi ca

Micas adalah kelompok mineral si l i cat e minerals dengan
komposisi yang bervariasi, dari pot assium (K), magnesium
(Mg), iron (Fe) , aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H
2
O).





Copyright @2009 by Dj auhari Noor

61
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________




Quar t z

Quart z adalah sat u dari mineral yang umum yang banyak
dij umpai pada kerak bumi. Mineral ini t ersusun dari Silika
dioksida (SiO
2
), berwarna put ih, kilap kaca dan belahan
(cleavage) t idak t erat ur (uneven) concoidal.



Cal ci t e

Mineral Calcit e t ersusun dari calcium carbonat e (CaCO
3
).
Umumnya berwarna put ih t ransparan dan mudah digores
dengan pisau. Kebanyakan dari binat ang laut t erbuat dari
calcit e at au mineral yang berhubungan dengan 'lime' dari
bat ugamping.

3 . 2 Bat u an

Penget ahuan at au I lmu Geologi didasarkan kepada st udi t erhadap bat uan. Diawali dengan
menget ahui bagaimana bat uan it u t erbent uk, t erubah, kemudian bagaimana hingga bat uan it u
sekarang menempat i bagian dari pegunungan, dat aran-dat aran di benua hingga didalam
cekungan dibawah permukaan laut . Kemanapun anda menoleh, maka anda selalu akan bert emu
dengan benda yang dinamakan bat u at au bat uan. Sebut saj a kerakal di halaman rumah, kemudian
di j alan yang landasannya at au bagian t epinya dibuat dari bat u. Di dasar at au t ebing sungai,
bahkan menengok bagian dari rumah anda mungkin sebagian besar t erbuat dari bat u. Bat u at au
bat uan yang anda lihat dimana-mana it u, ada yang sama warna dan j enisnya, t et api j uga banyak
yang berbeda. Tidak mengherankan apabila bat uan merupakan bagian ut ama dari Bumi kit a ini.

Berdasarkan persamaan dan perbedaan t adi, maka kit a berupaya unt uk mengelompokannya. Dari
hasil pengamat an t erhadap j enis-j enis bat uan t ersebut , kit a dapat mengelompokkannya menj adi
t iga kelompok besar, yait u (1) bat uan beku, (2) bat uan sedimen, dan (3) bat uan malihan at au
met amorfis. Penelit ian-penelit ian yang dilakukan oleh para ahli Geologi t erhadap bat uan,
menyimpulkan bahwa ant ara ket iga kelompok t ersebut t erdapat hubungan yang erat sat u dengan
lainnya, dan bat uan beku dianggap sebagai nenek moyang dari bat uan lainnya. Dari sej arah
pembent ukan Bumi, diperoleh gambaran bahwa pada awalnya seluruh bagian luar dari Bumi ini
t erdiri dari bat uan beku. Dengan perj alanan wakt u sert a perubahan keadaan, maka t erj adilah
perubahan-perubahan yang disert ai dengan pembent ukan kelompok-kelompok bat uan yang
lainnya. Proses perubahan dari sat u kelompok bat uan ke kelompok lainnya, merupakan suat u
siklus yang dinamakan daur bat uan.

Pada gambar 3.4 diperlihat kan bagaimana perj alanan daur t ersebut . Melalui daur bat uan ini, j uga
dapat dirunt ut proses-proses geologi yang bekerj a dan mengubah kelompok bat uan yang sat u ke
lainnya. Konsep daur bat uan ini merupakan landasan ut ama dari Geologi Fisik yang diut arakan
oleh JAMES HUTTON. Dalam daur t ersebut , bat uan beku t erbent uk sebagai akibat dari
pendinginan dan pembekuan magma. Pendinginan magma yang berupa lelehan silikat , akan
diikut i oleh proses penghabluran yang dapat berlangsung dibawah at au diat as permukaan Bumi
melalui erupsi gunung berapi. Kelompok bat uan beku t ersebut , apabila kemudian t ersingkap
dipermukaan, maka ia akan bersent uhan dengan at mosfir dan hidrosfir, yang menyebabkan
berlangsungnya proses pelapukan. Melalui proses ini bat uan akan mengalami penghancuran.
Selanj ut nya, bat uan yang t elah dihancurkan ini akan dipindahkan/ digerakkan dari t empat nya
t erkumpul oleh gayaberat , air yang mengalir diat as dan dibawah permukaan, angin yang bert iup,
gelombang dipant ai dan glet ser dipegunungan-pegunungan yang t inggi. Media pengangkut
t ersebut j uga dikenal sebagai alat pengikis, yang dalam bekerj anya berupaya unt uk merat akan
Copyright @2009 by Dj auhari Noor

62
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
permukaan Bumi. Bahan-bahan yang diangkut nya baik it u berupa fragmen-fragmen at au bahan
yang larut , kemudian akan diendapkan dit empat -t empat t ert ent u sebagai sedimen.

Proses berikut nya adalah t erj adinya ubahan dari sedimen yang bersifat lepas, menj adi bat uan
yang keras, melalui pembebanan dan perekat an oleh senyawa mineral dalam larut an, dan
kemudian disebut bat uan sedimen. Apabila t erhadap bat uan sedimen ini t erj adi peningkat an
t ekanan dan suhu sebagai akibat dari penimbunan dan at au t erlibat dalam proses pembent ukan
pegunungan, maka bat uan sedimen t ersebut akan mengalami ubahan unt uk menyesuaikan
dengan lingkungan yang baru, dan t erbent uk bat uan malihan at au bat uan met amorfis.



Gambar 3.4 Daur Bat uan (Siklus Bat uan)

Apabila bat uan met amorfis ini masih mengalami peningkat an t ekanan dan suhu, maka ia akan
kembali leleh dan berubah menj adi magma. Panah-panah dalam gambar, menunj ukan bahwa
j alannya siklus dapat t erganggu dengan adanya j alan-j alan pint as yang dapat dit empuh, sepert i
dari bat uan beku menj adi bat uan met amorfis, at au bat uan met amorfis menj adi sedimen t anpa
melalui pembent ukan magma dan bat uan beku. Bat uan sedimen dilain pihak dapat kembali
menj adi sedimen akibat t ersingkap ke permukaan dan mengalami proses pelapukan.

3.3 Bat uan Beku

3.3.1 Penger t i an Bat uan Beku

Bat uan beku at au bat uan igneus (dari Bahasa Lat in: ignis, "api") adalah j enis bat uan yang
t erbent uk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan at au t anpa proses krist alisasi, baik
di bawah permukaan sebagai bat uan int rusif (plut onik) maupun di at as permukaan sebagai bat uan
ekst rusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari bat uan set engah cair at aupun bat uan yang
sudah ada, baik di mant el at aupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan t erj adi oleh salah
sat u dari proses-proses berikut : kenaikan t emperat ur, penurunan t ekanan, at au perubahan
komposisi. Lebih dari 700 t ipe bat uan beku t elah berhasil dideskripsikan, sebagian besar t erbent uk
di bawah permukaan kerak bumi.

3.3.2 St r ukt ur Bat uan Beku

Berdasarkan t empat pembekuannya bat uan beku dibedakan menj adi bat uan beku ext rusive dan
int rusive. Hal ini pada nant inya akan menyebabkan perbedaan pada t ekst ur masing masing bat uan
Copyright @2009 by Dj auhari Noor

63
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
t ersebut . Kenampakan dari bat uan beku yang t ersingkap merupakan hal pert ama yang harus kit a
perhat ikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai st rukt ur bat uan beku

1. St rukt ur bat uan beku ekst rusi f

Bat uan beku ekst rusif adalah bat uan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan
bumi. Bat uan beku ekst rusif ini yait u lava yang memiliki berbagia st rukt ur yang memberi pet unj uk
mengenai proses yang t erj adi pada saat pembekuan lava t ersebut . St rukt ur ini diant aranya:
a. Masif, yait u st rukt ur yang memperlihat kan suat u masa bat uan yang t erlihat seragam.
b. Sheet ing j oint , yait u st rukt ur bat uan beku yang t erlihat sebagai lapisan
c. Columnar j oint , yait u st rukt ur yang memperlihat kan bat uan t erpisah poligonal sepert i
bat ang pensil.
d. Pillow lava, yait u st rukt ur yang menyerupai bant al yang bergumpal-gumpal. Hal ini
diakibat kan proses pembekuan t erj adi pada lingkungan air.
e. Vesikular, yait u st rukt ur yang memperlihat kan lubang-lubang pada bat uan beku.
Lubang ini t erbent uk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
f. Amigdaloidal, yait u st rukt ur vesikular yang kemudian t erisi oleh mineral lain sepert i
kalsit , kuarsa at au zeolit
g. St rukt ur aliran, yait u st rukt ur yang memperlihat kan adanya kesej aj aran mineral pada
arah t ert ent u akibat aliran

2. St r ukt ur Bat uan Beku I nt r usi f

Bat uan beku ekst rusif adalah bat uan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah
permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya t erhadap perlapisan bat uan yang dit erobosnya
st rukt ur t ubuh bat uan beku int rusif t erbagi menj adi dua yait u konkordan dan diskordan.

Konkor dan

Tubuh bat uan beku int rusif yang sej aj ar dengan perlapisan disekit arnya, j enis j enis dari t ubuh
bat uan ini yait u :
a. Sill, t ubuh bat uan yang berupa lembaran dan sej aj ar dengan perlapisan bat uan
disekit arnya.
b. Laccolit h, t ubuh bat uan beku yang berbent uk kubah (dome), dimana perlapisan bat uan
yang asalnya dat ar menj adi melengkung akibat penerobosan t ubuh bat uan ini,
sedangkan bagian dasarnya t et ap dat ar. Diamet er laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil
dengan kedalaman ribuan met er.
c. Lopolit h, bent uk t ubuh bat uan yang merupakan kebalikan dari laccolit h, yait u bent uk
t ubuh bat uan yang cembung ke bawah. Lopolit h memiliki diamet er yang lebih besar
dari laccolit h, yait u puluhan sampai rat usan kilomet er dengan kedalaman ribuan met er.
d. Paccolit h, t ubuh bat uan beku yang menempat i sinklin at au ant iklin yang t elah t erbent uk
sebelumnya. Ket ebalan paccolit h berkisar ant ara rat usan sampai ribuan kilomet er
Di skor dan

Tubuh bat uan beku int rusif yang memot ong perlapisan bat uan disekit arnya. Jenis-j enis t ubuh
bat uan ini yait u:
a. Dyke, yait u t ubuh bat uan yang memot ong perlapisan disekit arnya dan memiliki bent uk
t abular at au memanj ang. Ket ebalannya dari beberapa sent imet er sampai puluhan
kilomet er dengan panj ang rat usan met er.
b. Bat olit h, yait u t ubuh bat uan yang memiliki ukuran yang sangat besar yait u > 100 km2
dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. St ock, yait u t ubuh bat uan yang mirip dengan Bat olit h t et api ukurannya lebih kecil


Copyright @2009 by Dj auhari Noor

64
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________


Gambar 3.5 Bagan St rukt ur Bat uan Beku I nt rusif

3.3.3 Tekst ur Bat uan Beku

Magma merupakan larut an yang kompleks. Karena t erj adi penurunan t emperat ur, perubahan
t ekanan dan perubahan dalam komposisi, larut an magma ini mengalami krist alisasi. Perbedaan
kombinasi hal-hal t ersebut pada saat pembekuan magma mengakibat kan t erbent uknya bat uan
yang memilki t ekst ur yang berbeda. Ket ika bat uan beku membeku pada keadaan t emperat ur dan
t ekanan yang t inggi di bawah permukaan dengan wakt u pembekuan cukup lama maka mineral-
mineral penyusunya memiliki wakt u unt uk membent uk sist em krist al t ert ent u dengan ukuran
mineral yang relat if besar. Sedangkan pada kondisi pembekuan dengan t emperat ur dan t ekanan
permukaan yang rendah, mineral-mineral penyusun bat uan beku t idak sempat membent uk sist em
krist al t ert ent u, sehingga t erbent uklah gelas (obsidian) yang t idak memiliki sist em krist al, dan
mineral yang t erbent uk biasanya berukuran relat if kecil. Berdasarkan hal di at as t ekst ur bat uan
beku dapat dibedakan berdasarkan :

1. Tingkat krist alisasi
a) Holokrist alin, yait u bat uan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh krist al
b) Hipokrist alin, yait u bat uan beku yang t ersusun oleh krist al dan gelas
c) Holohyalin, yait u bat uan beku yang hampir seluruhnya t ersusun oleh gelas

2. Ukuran but ir
a) Phanerit ic, yait u bat uan beku yang hampir seluruhmya t ersusun oleh mineral-mineral yang
berukuran kasar.
b) Aphanit ic, yait u bat uan beku yang hampir seluruhnya t ersusun oleh mineral berukuran
halus.

3. Bent uk krist al
Ket ika pembekuan magma, mineral-mineral yang t erbent uk pert ama kali biasanya berbent uk
sempurna sedangkan yang t erbent uk t erakhir biasanya mengisi ruang yang ada sehingga
bent uknya t idak sempurna. Bent uk mineral yang t erlihat melalui pengamat an mikroskop yait u:
a) Euhedral, yait u bent uk krist al yang sempurna
b) Subhedral, yait u bent uk krist al yang kurang sempurna
c) Anhedral, yait u bent uk krist al yang t idak sempurna.

4. Berdasarkan kombinasi bent uk krist alnya
a) Unidiomorf (Aut omorf), yait u sebagian besar krist alnya dibat asi oleh bidang krist al at au
bent uk krist al euhedral (sempurna)
b) Hypidiomorf (Hypaut omorf), yait u sebagian besar krist alnya berbent uk euhedral dan
subhedral.
Copyright @2009 by Dj auhari Noor

65
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
c) Allot riomorf (Xenomorf), sebagian besar penyusunnya merupakan krist al yang berbent uk
anhedral.

5. Berdasarkan keseragaman ant ar but irnya
a) Equigranular, yait u ukuran but ir penyusun bat uannya hampir sama
b) I nequigranular, yait u ukuran but ir penyusun bat uannya t idak sama

3.3.4 Kl asi f i kasi Bat uan Beku

Bat uan beku diklasifikasikan berdasarkan t empat t erbent uknya, warna, kimia, t ekst ur, dan
mineraloginya.

a. Berdasarkan t empat t erbent uknya bat uan beku dibedakan at as :
1. Bat uan beku Plut onik, yait u bat uan beku yang t erbent uk j auh di perut bumi.
2. Bat uan beku Hypabisal, yait u bat uan beku yang t erbent u t idak j auh dari permukaan bumi
3. Bat uan beku vulkanik, yait u bat uan beku yang t erbent uk di permukaan bumi
Berdasarkan warnanya, mineral pembent uk bat uan beku ada dua yait u mineral mafic
(gelap) sepert i olivin, piroksen, amphibol dan biot it , dan mineral felsic (t erang) sepert i
Feldspar, muskovit , kuarsa dan feldspat oid.

b. Klasifikasi bat uan beku berdasarkan warnanya yait u:
1. Leucocrat ic rock, kandungan mineral mafic < 30%
2. Mesocrat ic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%
3. Melanocrat ic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%
4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%

c. Berdasarkan kandungan kimianya yait u kandungan SiO2-nya bat uan beku diklasifikasikan
menj adi empat yait u:
1. Bat uan beku asam (acid), kandungan SiO
2
> 65%, cont ohnya Granit , Ryolit .
2. Bat uan beku menengah (int ermediat ), kandungan SiO
2
65% - 52%. Cont ohnya Diorit ,
Andesit
3. Bat uan beku basa (basic), kandungan SiO
2
52% - 45%, cont ohnya Gabbro, Basalt
4. Bat uan beku ult ra basa (ult ra basic), kandungan SiO
2
< 30%

3.3.5 Pengel ompokan Bat uan Beku

Unt uk membedakan berbagai j enis bat uan beku yang t erdapat di Bumi, dilakukan berbagai cara
pengelompokan t erhadap bat uan beku (gambar 3.6). Pengelompokan yang didasarkan kepada
susunan kimia bat uan, j arang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal,
karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi. Dan yang sering digunakan adalah yang
didasarkan kepada t ekst ur dipadukan dengan susunan mineral, dimana keduanya dapat dilihat
dengan kasat mat a.

Pada gambar 3.7 diperlihat kan pengelompokan bat uan beku dalam bagan, berdasarkan susunan
mineralogi. Gabro adalah bat uan beku dalam dimana sebagian besar mineral-mineralnya adalah
olivine dan piroksin. Sedangkan Felsparnya t erdiri dari felspar Ca-plagioklas. Tekst urnya kasar
at au phanerik, karena mempunyai wakt u pendinginan yang cukup lama didalam lit osfir. Kalau dia
membeku lebih cepat karena mencapai permukaan bumi, maka bat uan beku yang t erj adi adalah
basalt dengan t ekst ur halus. Jadi Gabro dan Basalt keduanya mempunyai susunan mineral yang
sama, t et api t ekst urnya berbeda. Demikian pula dengan Granit dan Rhyolit , at au Diorit dan
Andesit . Granit dan Diorit mempunyai t ekst ur yang kasar, sedangkan Rhyolit dan Andesit , halus.
Basalt dan Andesit adalah bat uan beku yang banyak dikeluarkan gunung-berapi, sebagai hasil
pembekuan lava. Bat uan beku j uga dapat dikelompokan berdasarkan bent uk-bent uknya didalam
kerak Bumi. Pada saat magma menerobos lit osfir dalam perj alanannya menuj u permukaan Bumi,
ia dapat menempat i t empat nya didalam kerak dengan cara memot ong st rukt ur bat uan yang t elah
ada, at au mengikut i arah dari st rukt ur bat uan. Yang memot ong st rukt ur disebut bent uk-bent uk
diskordan, sedangkan yang mengikut i st rukt ur disebut konkordan.
Copyright @2009 by Dj auhari Noor

66
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________

Gambar 3.6 Dasar Klasif ikasi Bat uan Beku



Gambar 3.7 Klasifikasi bat uan beku berdasarkan Tekst ur dan Komposisi Mineral

3.3.6 Magma

Dalam daur bat uan dicant umkan bahwa bat uan beku bersumber dari proses pendinginan dan
penghabluran lelehan bat uan didalam Bumi yang disebut magma. Magma adalah suat u lelehan
silikat bersuhu t inggi berada didalam Lit osfir, yang t erdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur
yang mengapung didalamnya, sert a mengandung sej umlah bahan berwuj ud gas. Lelehan t ersebut
diperkirakan t erbent uk pada kedalaman berkisar sekit ar 200 kilomet er dibawah permukaan Bumi,
t erdiri t erut ama dari unsur-unsur yang kemudian membent uk mineral-mineral silikat .

Magma yang mempunyai berat -j enis lebih ringan dari bat uan sekelilingnya, akan berusaha unt uk
naik melalui rekahan-rekahan yang ada dalam lit osfir hingga akhirnya mampu mencapai
permukaan Bumi. Apabila magma keluar, melalui kegiat an gunung-berapi dan mengalir diat as
permukaan Bumi, ia akan dinamakan lava. Magma ket ika dalam perj alanannya naik menuj u ke
permukaan, dapat j uga mulai kehilangan mobilit asnya ket ika masih berada didalam lit osfir dan
membent uk dapur-dapur magma sebelum mencapai permukaan. Dalam keadaan sepert i it u,
magma akan membeku dit empat , dimana ion-ion didalamnya akan mulai kehilangan gerak
bebasnya kemudian menyusun diri, menghablur dan membent uk bat uan beku. Namun dalam
proses pembekuan t ersebut , t idak seluruh bagian dari lelehan it u akan menghablur pada saat
yang sama. Ada beberapa j enis mineral yang t erbent uk lebih awal pada suhu yang t inggi
dibanding dengan lainnya.
Copyright @2009 by Dj auhari Noor

67
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________


Bent uk I nt rusi Dike

Bent uk I nt rusi Sill

Bent uk I nt rusi St ock Bent uk I nt rusi Laccolit h


Bent uk I nt rusi Lopolit h Bent uk I nt rusi Roft pendant


Bent uk I nt rusi Pipe Bent uk I nt rusi Bat holit h


Gambar 3.8 Cont oh cont oh bent uk int rusi bat uan beku

Copyright @2009 by Dj auhari Noor

68
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
Dalam gambar 3.9 diperlihat kan urut an penghabluran (pembent ukan mineral) dalam proses
pendinginan dan penghabluran lelehan silikat . Mineral-mineral yang mempunyai berat -j enis t inggi
karena kandungan Fe dan Mg sepert i olivine, piroksen, akan menghablur paling awal dalam
keadaan suhu t inggi, dan kemudian disusul oleh amphibole dan biot it e. Disebelah kanannya
kelompok mineral felspar, akan diawali dengan j enis felspar calcium (Ca-Felspar) dan diikut i oleh
felspar kalium (K-Felspar). Akibat nya pada suat u keadaan t ert ent u, kit a akan mendapat kan suat u
bent uk dimana hublur-hablur padat dikelilingi oleh lelehan. Bent uk-bent uk dan ukuran dari hablur
yang t erj adi, sangat dit ent ukan oleh deraj at kecepat an dari pendinginan magma. Pada proses
pendinginan yang lambat , hablur yang t erbent uk akan mempunyai bent uk yang sempurna dengan
ukuran yang besar-besar. Sebaliknya, apabila pendinginan it u berlangsung cepat , maka ion-ion
didalamnya akan dengan segera menyusun diri dan membent uk hablur-hablur yang berukuran
kecil-kecil, kadang berukuran mikroskopis. Bent uk pola susunan hablur-hablur mineral yang
nampak pada bat uan beku t ersebut dinamakan t ekst ur bat uan.

Disamping deraj at kecepat an pendinginan, susunan mineralogi dari magma sert a kadar gas yang
dikandungnya, j uga t urut menent ukan dalam proses penghablurannya. Mengingat magma dalam
aspek-aspek t ersebut diat as sangat berbeda, maka bat uan beku yang t erbent uk j uga sangat
beragam dalam susunan mineralogi dan kenampakan fisiknya. Meskipun demikian, bat uan beku
t et ap dapat dikelompokan berdasarkan cara-cara pembent ukan set a susunan mineraloginya.



Gambar 3.9 Urut an pembent ukan mineral pada proses pendinginan
dan Penghabluran dari larut an silikat magma

3.3.7 Pr oses Pembent ukan Magma

Magma dalam kerak Bumi dapat t erbent uk sebagai akibat dari perbent uran ant ara 2 (dua)
lempeng lit osfir, dimana salah sat u dari lempeng yang berint eraksi it u menunj am dan menyusup
kedalam ast enosfir. Sebagai akibat dari gesekan yang berlangsung ant ara kedua lempeng lit osfir
t ersebut , maka akan t erj adi peningkat an suhu dan t ekanan, dit ambah dengan penambahan air
berasal dari sedimen-sedimen samudra akan disusul oleh proses peleburan sebagian dari lit osfir
(gambar 3.10). Sumber magma yang t erj adi sebagai akibat dari peleburan t ersebut akan
menghasilkan magma yang bersusunan asam (kandungan unsur SiO
2
lebih besar dari 55%).
Magma yang bersusunan basa, adalah magma yang t erj adi dan bersumber dari ast enosfir. Magma
sepert i it u didapat di daerah-daerah yang mengalami gej ala regangan yang dilanj ut kan dengan
pemisahan lit osfir.

Berdasakan sifat kimiawinya, bat uan beku dapat dikelompokan menj adi 4 (empat ) kelompok,
yait u: (1) Kelompok bat uan beku ult rabasa/ ult ramafic; (2) Kelompok bat uan beku basa; (3)
Kelompok bat uan beku int ermediat e; dan (4) Kelompok bat uan beku asam. Dengan demikian
maka magma asal yang membent uk bat uan bat uan t ersebut diat as dapat dibagi menj adi 3 j enis,
yait u magma basa, magma int ermediat e, dan magma asam. Yang menj adi persoalan dari magma
adalah :
Copyright @2009 by Dj auhari Noor

69
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
1) Apakah benar bahwa magma t erdiri dari 3 j enis (magma basa, int ermediat e, asam) ?
2) Apakah mungkin magma it u hanya ada sat u j enis saj a dan kalau mungkin bagaimana
menj elaskan cara t erbent uknya bat uan-bat uan yang komposisinya bersifat ult rabasa,
basa, int ermediat e dan asam?



Gambar 3.10 I nt eraksi konvergen lempeng lit osfir yang
menghasilkan pembent ukan magma

Berdasarkan pengelompokan bat uan beku, maka pert anyaan pert ama dapat dibenarkan dan
masuk akal apabila magma t erdiri dari 3 j enis, sedangkan pert anyaan kedua, apakah benar bahwa
magma hanya ada sat u j enis saj a dan bagaimana caranya sehingga dapat membent uk bat uan
yang bersifat ult rabasa, basa, int ermediat e, dan asam?. Unt uk menj awab pert anyaan ini, ada 2
cara unt uk menj elaskan bagaimana bat uan yang bersifat basa, int ermediat e, dan asam it u dapat
t erbent uk dari sat u j enis magma saj a? Jawabannya adalah melalui proses Diferensiasi Magma dan
proses Asimilasi Magma.

DI FERENSI ASI MAGMA adalah proses penurunan t emperat ur magma yang t erj adi secara perlahan
yang diikut i dengan t erbent uknya mineral-mineral sepert i yang dit unj ukkan dalam deret reaksi
Bowen. Pada penurunan t emperat ur magma maka mineral yang pert ama kali yang akan t erbent uk
adalah mineral Olivine, kemudian dilanj ut kan dengan Pyroxene, Hornblende, Biot it e (Deret t idak
kont inu). Pada deret yang kont inu, pembent ukan mineral dimulai dengan t erbent uknya mineral
Ca-Plagioclase dan diakhiri dengan pembent ukan Na-Plagioclase. Pada penurunan t emperat ur
selanj ut nya akan t erbent uk mineral K-Feldspar(Ort hoclase), kemudian dilanj ut kan oleh Muscovit e
dan diakhiri dengan t erbent uknya mineral Kuarsa (Quart z). Proses pembent ukan mineral akibat
proses diferensiasi magma dikenal j uga sebagai Mineral Pembent uk Bat uan (Rock Forming
Minerals).

Pembent ukan bat uan yang berkomposisi ult rabasa, basa, int ermediat e, dan asam dapat t erj adi
melalui proses diferensiasi magma. Pada t ahap awal penurunan t emperat ur magma, maka
mineral-mineral yang akan t erbent uk unt uk pertama kalinya adalah Olivine, Pyroxene dan Ca-
plagioklas dan sebagaimana diket ahui bahwa mineral-mineral t ersebut adalah merupakan mineral
penyusun bat uan ult ra basa. Dengan t erbent uknya mineral-mineral Olivine, pyroxene, dan Ca-
Plagioklas maka konsent rasi larut an magma akan semakin bersifat basa hingga int ermediat e dan
pada kondisi ini akan t erbent uk mineral mineral Amphibol, Biot it e dan Plagioklas yang int ermediat e
(Labradorit e Andesine) yang merupakan mineral pembent uk bat uan Gabro (basa) dan Diorit e
(int ermediat e). Dengan t erbent uknya mineral-mineral t ersebut diat as, maka sekarang konsent rasi
magma menj adi semakin bersifat asam. Pada kondisi ini mulai t erbent uk mineral-mineral K-
Feldspar (Ort hoclase), Na-Plagioklas (Albit ), Muscovit e, dan Kuarsa yang merupakan mineral-
mineral penyusun bat uan Granit e dan Granodiorit e (Proses diferensiasi magma ini dikenal dengan
seri reaksi Bowen).

ASI MI LASI MAGMA adalah proses meleburnya bat uan samping (migling) akibat naiknya magma ke
arah permukaan dan proses ini dapat menyebabkan magma yang t adinya bersifat basa berubah
menj adi asam karena komposisi bat uan sampingnya lebih bersifat asam. Apabila magma asalnya
bersifat asam sedangkan bat uan sampingnya bersifat basa, maka bat uan yang t erbent uk
umumnya dicirikan oleh adanya Xenolit e (Xenolit e adalah fragment bat uan yang bersifat basa
Copyright @2009 by Dj auhari Noor

70
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
yang t erdapat dalam bat uan asam). Pembent ukan bat uan yang berkomposisi ult rabasa, basa,
int ermediat e, dan asam dapat j uga t erj adi apabila magma asal (magma basa) mengalami asimilasi
dengan bat uan sampingnya.

Sebagai cont oh suat u magma basa yang menerobos bat uan samping yang berkomposisi asam
maka akan t erj adi asimilasi magma, dimana bat uan samping akan melebur dengan larut an magma
dan hal ini akan membuat konsent rasi magma menj adi bersifat int ermediat e hingga asam. Dengan
demikian maka bat uan-bat uan yang berkomposisi mineral int ermediat e maupun asam dapat
t erbent uk dari magma basa yang mengalami asimilasi dengan bat uan sampingnya. Klasifikasi
bat uan beku dapat dilakukan berdasarkan kandungan mineralnya, kej adian / genesanya (plut onik,
hypabisal, dan volkanik), komposisi kimia bat uannya, dan indek warna bat uannya. Unt uk berbagai
keperluan klasifikasi, biasanya kandungan mineral dipakai unt uk mengklasifikasi bat uan dan
merupakan cara yang paling mudah dalam menj elaskan bat uan beku.

Berdasarkan kej adiannya (genesanya), bat uan beku dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) Bat uan Volcanic adalah bat uan beku yang t erbent uk dipermukaan at au sangat dekat
permukaan bumi dan umumnya berbut ir sangat halus hingga gelas.
2) Bat uan Hypabysal adalah bat uan beku int rusive yang t erbent uk dekat permukaan bumi
dengan ciri umum bert ekst ur porphyrit ic.
3) Bat uan Plut onic adalah bat uan beku int rusive yang t erbent uk j auh dibawah permukaan
bumi dan umumnya bert ekst ur sedang hingga kasar.
4) Bat uan Ext rusive adalah bat uan beku, bersifat fragment al at au sebaliknya dan t erbent uk
sebagai hasil erupsi ke permukaan bumi.
5) Bat uan I nt rusive adalah bat uan beku yang t erbent uk dibawah permukaan bumi.

3.3.8 Penamaan Bat uan Beku

Penamaan bat uan beku dit ent ukan berdasarkan dari komposisi mineral-mineral ut ama (dit ent ukan
berdasarkan persent ase volumenya) dan apabila dalam penent uan komposisi mineralnya sulit
dit ent ukan secara past i, maka analisis kimia dapat dilakukan unt uk memast ikan komposisinya.
Yang dimaksud dengan klasifikasi bat uan beku disini adalah semua bat uan beku yang t erbent uk
sepert i yang diuraikan diat as (volkanik, plut onik, ext rusive, dan int rusive). Dan bat uan beku ini
mungkin t erbent uk oleh proses magmat ik, met amorfosa, at au krist alisasi met asomat ism.

Penamaan bat uan beku didasarkan at as TEKSTUR BATUAN dan KOMPOSI SI MI NERAL. Tekst ur
bat uan beku adalah hubungan ant ar mineral dan deraj at krist alisasinya. Tekst ur bat uan beku
t erdiri dari 3 j enis (gambar 3.11), yait u Aphanit ics (bert ekst ur halus), Porphyrit ics (bert ekst ur
halus dan kasar), dan Phanerics (bert ekst ur kasar). Pada bat uan beku kit a mengenal deraj at
krist alisasi bat uan: Holohyaline (seluruhnya t erdiri dari mineral amorf/ gelas)), holocryst alline
(seluruhnya t erdiri dari krist al), dan hypocryst alline (sebagian t eridiri dari amorf dan sebagian
krist al). Sedangkan bent uk mineral/ but ir dalam bat uan beku dikenal dengan bent uk mineral:
Anhedral, Euhedral, dan Glass/ amorf.

Gambar 3.11 Tekst ur Bat uan Beku
Copyright @2009 by Dj auhari Noor

71
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
Komposisi mineral ut ama bat uan adalah mineral penyusun bat uan (Rock forming mineral) dari
Bowen series, dapat t erdiri dari sat u at au lebih mineral. Komposisi mineral dalam bat uan beku
dapat t erdiri dari mineral primer (mineral yang t erbent uk pada saat pembent ukan bat uan /
bersamaan pembekuan magma) dan mineral sekunder (mineral yang t erbent uk set elah
pembent ukan bat uan). Dalam Tabel 3.4 diperlihat kan j enis bat uan beku I nt rusif dan bat uan beku
Ekst rusif dan bat uan Ult ramafik besert a komposisi mineral ut ama dan mineral sedikit yang
menyusun pada set iap j enis bat uannya.

Tabel 3.4 Bat uan beku ber dasar kan kandungan mi ner al ut ama dan mi nor mi ner al


GRANI TI S

ANDESI TI S

BASALTI S

ULTRAMAFI S

I nt rusive

Granit e

Diorit e

Gabro

Ext rusive

Rhyolit e

Andesit e

Basalt

Peridot it e

Komposisi Mineral
Ut ama
Kuarsa, K-Feldspar
Na-Plagioclase
I nt ermediat e Plagioclase
Amphibol, Biot it e
Ca-Plagiclase
Pyroxene
Olivine
Pyroxene
Mineral
Sedikit
Muscovit e, Biot it e
Amphibole

Pyroxene
Olivine
Amphibole
Ca-Plagioclase
(Anort hit e)

3. 4 Bat uan Gunungapi

Apabila akhirnya dalam perj alanan keat as magma dapat mencapai permukaan bumi, maka akan
t erj adi gej ala vulkanisma dan membent uk sebuah gunungberapi. I st ilah vulkanisma berasal dari
kat a lat in vul kani smus nama dari sebuah pulau yang legendaris. Vulkanisma dapat
didefinisikan sebagai t empat at au lubang diat as muka Bumi dimana daripadanya dikeluarkan
bahan at au bebat uan yang pij ar at au gas yang berasal dari bagian dalam bumi ke permukaan,
yang kemudian produknya akan disusun dan membent uk sebuah kerucut at au gunung. Adapun
sej umlah bahan-bahan yang dikeluarkan melalui lubang, yang kemudian dikenal sebagai pipa
kepundan, t erdiri dari pecahan-pecahan bat uan yang t ua yang t elah ada sebelumnya yang
membent uk t ubuh gunung-berapi, maupun bebat uan yang baru samasekali yang bersumber dari
magma di bagian yang dalam dari lit osfir yang selanj ut nya disemburkan oleh gas yang t erbebas.
Magma t ersebut akan dapat keluar mencapai permukaan bumi apabila geraknya cukup cepat
melalui rekahan at au pat ahan dalam lit osfir sehingga t idak ada wakt u baginya unt uk mendingin
dan membeku. Terdapat dua sifat dari magma yang dapat memberikan pot ensi unt uk bert indak
demikian, dan it u adalah pert ama kadar gas yang ada didalam magma dan yang kedua adalah
kekent alannya.

Wilayah-wilayah sepanj ang bat as lempeng dimana dua lempeng lit osfir saling berint eraksi akan
merupakan t empat yang berpot ensi unt uk t erj adinya gej ala vulkanisma. Gej ala vulkanisma j uga
dapat t erj adi dit empat -t empat dimana ast enosfir melalui pola rekahan dalam lit osfir naik dengan
cepat dan mencapai permukaan. Tempat -t empat sepert i it u dapat diamat i pada bat as lempeng
lit osfir yang saling memisah-diri sepert i pada punggung t engah samudra, at au pada lit osfir yang
membent uk lant ai samudra. Tidak semua gunung-berapi yang sekarang ada dimuka Bumi ini,
memperlihat kan kegiat annya dengan cara mengeluarkan bahan-bahan dari dalam Bumi. Unt uk it u
gunungapi dikelompokan menj adi gunung berapi akt ip, hampir berhent i dan gunung-berapi yang
t elah mat i. Gunung-berapi yang digolongkan kedalam yang hampir mat i, adalah gunung-gunung-
berapi yang t idak memperlihat kan kegiat annya saat ini, t et api diduga bahwa gunungapi it u
kemungkinan besar masih akan akt ip dimasa mendat ang. Biasanya gunung-berapi ini
memperlihat kan indikasi-indikasi kearah bangunnya kembali, sepert i adanya sumber panas dekat
permukaan yang menyebabkan t imbulnya sumber dan uap air panas, dll. Gunung-berapi yang
t elah mat i at au punah adalah gunung-berapi yang t elah lama sekali t idak menunj ukkan kegiat an
dan j uga t idak memperlihat kan t anda-t anda kearah it u.

3.4.1 Bahan-bahan yang di kel uar kan pada er upsi gunung-ber api

Kegiat an gunung-berapi dapat diikut i dengan keluarnya bahan yang bersifat encer pij ar yang
mengalir dari pusat nya dan dinamakan lava atau berupa fragmen-fragmen bebat uan berukuran
Copyright @2009 by Dj auhari Noor

72
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
bongkah hingga debu yang halus yang disemburkan dengan let usan. Disamping it u j uga
dikeluarkan sej umlah gas dan uap. Produk-produk kegiat an gunung-berapi dapat dikelompokan
menj adi 4 kelompok, yakni : (1). Aliran lava, (2). Gas dan uap, (3). Piroklast ika at au rempah-
rempah gunugapi dan (4). Lahar, yait u rempah-rempah lepas yang t ert imbun pada t ubuh
gunungapi yang kemudian diangkut oleh media air sebagai larut an pekat dengan densit as t inggi.

Aliran Lava adalah lelehan pij ar yang keluar ke permukaan berasal dari magma. Susunan dari lava
dianggap sama dengan magma asalnya, kecuali hilangnya sej umlah gas kedalam at mosfir. Jenis
lava yang paling banyak dij umpai dimuka Bumi adalah j enis basalt , yang sumbernya berasal dari
magma bersusunan mafis. Hal ini disebabkan karena sifat dari magma mafis disamping suhunya
yang t inggi j uga karena sifat fisiknya yang encer, sehingga akan lebih mudah mencapai
permukaan dan mengawali kegiat an vulkanisma. Sedangkan magma yang asam karena suhunya
yang relat ip rendah, akan lebih mudah mendingin dan membeku, sehingga hanya dalam j umlah
yang kecil saj a yang dapat keluar mencapai permukaan dan mengalir. Kenyat aan ini j uga yang
akan menj elaskan mengapa susunan kerak-benua lebih banyak dibangun dari bat uan bersusunan
granit is. Disisi lain andesit mempunyai susunan yang berada diant ara basalt dan rhyiolit . Karena
it u vulkanisma yang mengeluarkan lava andesit is akan lebih sering t erj adi dibandingkan yang
rhyiolit is, namun j auh lebih kurang apabila dibandingkan dengan yang basalt is.

3.4.2 Ti pe- t i pe l ava

Berdasarkan komposisi dan sifat fisik dari magma asalnya, sifat -sifat ekt ernal dari lava sepert i
cara-cara bergerak (mengalir), sebaran dan sifat int ernalnya sepert i bent uk dan st rukt urnya
set elah membeku, t ipe lava dapat dibagi menj adi 3 (t iga) kelompok, yait u : (1). lava basalt is. (2).
Lava andesit is dan (3). Lava rhyiolit is

1. Lava basal t i s :

Merupakan lava yang paling banyak dikeluarkan berasal dari magma yang bersusunan mafis,
bersuhu t inggi dan mempunyai viskosit as yang rendah. Lava ini akan mudah mengalir
mengikut i lembah yang ada dan mampu menyebar hingga mencapai j arak yang sangat j auh
dari sumbernya apabila lerengnya cukup besar, t ipis dan magma yang keluar cukup banyak.
Di Hawaii lava basalt is mampu menempuh j arak 50 Km dari sumbernya dengan ket ebalan
rat a-rat a 5 met er. Di I celand bahkan j araknya dapat mencapai 100 Km lebih, dan di dat aran
Columbia lebih dari 150 Km. Lava basalt is akan membeku menghasilkan 2 macam bent uk
yang khas, yait u bent uk Aa dan Pahoehoe (ist ilah Polynesia di Hawaii, dilafalkan : pa-hoy-hoy
, yang art inya t ali ) .

Lava yang encer akan bergerak mengalir dengan kecepat an 30 Km/ j am, menyebar sehingga
mampu mencapai ket ebalan 1 met er, dan membeku dengan permukaan yang masih elast is
sehingga akan t erseret dan membent uk lipat an-lipat an melingkar sepert i t ali (gambar 3.13).
Semakin j auh dari pusat nya kekent alannya akan meningkat dan membeku dengan permukaan
yang rapuh namun bagian dalamnya yang masih panas dan encer t et ap bergerak dan
menyeret bagian permukaannya yang membeku. Karena bagian dalamnya bergerak lebih
cepat dari permukaannya, maka akibat nya akan membent uk permukaan lava yang kasar,
dengan uj ung-uj ungnya yang runcing-runcing. Bent uk lava sepert i it u disebut Aa (dilafalkan
ah-ah ).

Block lava at au lava bongkah merupakan ist ilah yang dit erapkan unt uk segala j enis lava yang
mempunyai permukaan yang kasar berbongka-bongkah. Kedalamnya j uga t ermasuk lava Aa.
Bent uk bongkah t erj adi karena permukaan lava yang lebih cepat membeku sedang dibagian
dalamnya masih bergerak karena panas dan agak kent al. Sifat khas lainnya yang t erdapat
pada beberapa j enis lava basalt is adalah kehadiran lubang-lubang dari bekas kandungan gas
yang keluar pada saat lava membeku. Gas yang t erlarut didalam magma akan naik ke bagian
at as dari magma pada saat mendingin dan kemudian meninggalkan lubang-lubang
( vesicles ) sebesar kacang pada bagian permukaan lava. Basalt yang mempunyai lubang-
lubang dalam j umlah yang cukup banyak dinamakan scoria.

Copyright @2009 by Dj auhari Noor

73
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________

Rhyolit e Granit e

Syenit e Granodiorit

Andesit Diorit

Basalt Gabro

Pyroxenit e Peridot it

Gambar 3.12 Bat uan beku Ext rusive dan I nt rusive yang berkomposisi asam,
int ermediat e, basa, dan ult rabasa.
Copyright @2009 by Dj auhari Noor

74
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
Lava basalt is pada saat membeku j uga sering membent uk st rukt ur sepert i t iang (Gambar
3.14), dengan penampang segi lima (columnar j oint ing). Apabila keluarnya lava basalt
berlangsung dibawah laut (submarine), lava akan membeku membent uk st rukt ur-st rukt ur
membulat lonj ong dengan permukaan yang licin sepert i permukaan gelas akibat dari
pendinginan yang cepat , dan cembung t et api dengan dasar yang mendat ar. Lava yang
mengalir kemudian diat asnya, akan mengikut i permukaan membulat yang t elah ada
dibawahnya. Disamping bent uknya yang yang menyerupai t umpukan-t umpukan bent uk
lonj ong dengan permukaan membulat , j uga penampangnya memperlihat kan st rukt ur rekahan
radial yang t erbent uk sebagai akibat perenggangan. Ciri khas lainnya dari lava bant al adalah
adanya sedimen yang mengisi ruang diant ara bent uk lonj ongnya, yait u endapan laut yang
t erperangkap pada saat lava mengalir dan membeku.



Gambar 3.13 Lava berbent uk t ali (Lava Pahoe-
hoe)


Gambar 3.14 Lava berbent uk t iang
(Columnar Joint )

2. Lava andesi t i s

Lava ini mempunyai susunan ant ara basalt is dan rhyolit is, at au int ermediat e. Lava andesit is
yang mempunyai sifat fisik kent al, t idak mampu mengalir j auh dari pusat nya. Pada saat
membeku, sepert i halnya lava basalt i j uga dapat membent uk st rukt ur Aa, kekar t iang dan
st rukt ur bant al. Tet api j arang sekali kembent uk st rukt ur Pahoe-hoe.

3. Lava rhyol i t i s

Karena magma j enis ini sifat nya sangat kent al, j arang sekali dij umpai sebagai lava, karena
sudah membeku dibawah permukaan sebelum t erj adi erupsi.

Gas dan uap yang dikeluarkan oleh gunungapi beberapa daripadanya berasal dari permukaan
bumi. Air yang berasal dari permukaan at au dekat permukaan Bumi, akan diubah menj adi uap
pada saat ia bersent uhan dengan permukaan magma dan berkembang menj adi let usan yang
hebat . Jumlah gas yang t erdapat didalam magma, berkisar ant ara 1% hingga set inggi-t ingginya
9%, dimana yang ut ama adalah uap air dan CO
2
dengan sedikit N, SO
2
, Cl dan beberapa yang
lainnya. Pada kedalaman beberapa puluh Km, gas-gas t ersebut t et ap berada dalam kadaan
t erlarut didalam magma yang berada dalam kondisi t ert ekan oleh bat uan sekit arnya. Gas-gas
t ersebut kemudian akan t erkumpul dibagian at as dari magma yang bergerak naik sert a menekan
bat uan yang t erdapat diat asnya. Apabila gas t ersebut samasekali t erhalang j alannya, umpamanya
karena ada sumbat , maka ini akan meningkat kan t ekanan t erhadap bat uan diat asnya dan akhirnya
akan menghancurkannya. Demikian penghalang t ersebut dapat disingkirkan, maka gas akan
mengembang. Let usan awal akan menyeret sert a bahan-bahan bat uan yang ada dan kemudian
diikut i oleh sempalan-sempalan lava keudara.

Piroklast ika at au rempah-rempah gunung-berapi, Pyro berart i pij ar, dan klast ika adalah bent uk
fragmment al. Piroklast ika t erdiri dari fragmen-fragmen pij ar berukuran halus (debu) hingga
berukuran bongkah-bongkah besar yang disemburkan pada saat t erj adi let usan. Fragmen-
Copyright @2009 by Dj auhari Noor

75
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
fragmen t ersebut berasal dari bat uan yang t elah ada yang membent uk pipah t ubuh gunung-berapi
t ersebut , dan yang berasal dari magma yang t urut t erseret ket ika gas dengan t ekanan yang kuat
menghembus keudara. Bongkah-bongkah berukuran besar-besar hingga mencapai 100 t on
mampu dilempar sampai j arak 10Km dari pusat nya.

Piroklast ika dapat diangkut oleh udara, yang kasar kemudian dij at uhkan disekit ar t ubuh gunung
api, sedangkan yang halus akan dibawa angin ket empat yang lebih j auh bahkan dapat berada di
udara hingga mencapai beberapa hari. Gunung-berapi Krakat au yang berada di Selat Sunda pada
saat melet us pada t ahun 1883, t elah mengeluarkan awan piroklast ika set inggi 80 Km keudara,
menghalangi sinar mat ahari sehingga menimbulkan kegelapan sampai t iga hari bert urut -t urut .
Fragmen debunya yang halus t ert iaup angin dan menghambat radiasi sinar mat ahari secara global
hampir sebanyak 10% dan berdampak t erhadap suhu hingga t urun 1 C. Debu yang halus t et ap
t inggal mengambang diudara dan menyebabkan warna yang memudar pada saat mat ahari
t enggelam hingga beberapa t ahun. Disamping oleh udara, piroklast ik yang j at uh disekeliling t ubuh
gunung api, j uga diangkut oleh media air huj an yang mengalir melalui lereng sebagai aliran
lumpur yang pekat dan disebar ke dat aran rendah.


Gambar 3.15 Erupsi mat erial piroklast ik

Piroklast ika dikelompokan berdasarkan (1) susunannya secara umum, (2) cara t erj adinya, (3)
ukuran fragmen, (4) keadaan pada saat disemburkan dan j at uh kepermukaan bumi, dan (5)
berdasarkan t ingkat konsolidasinya. Namun pengelompokan piroklast ika yang paling banyak
digunakan dan paling pent ing adalah yang didasarkan kepada ukuran dan bent uk fragmen dan
t ingkat konsolidasinya.

Bom vul kani k adalah fragmen berukuran lebih besar dari 64 mm. Karena pada saat dilempar
keudara keadaannya masih bersifat lelehan, maka pada saat membeku dan j at uh bent uknya
ada yang t erput ar, dan ada pula yang set elah j at uh bagian dalamnya masih bersifat leleh
pij ar, dan set elah mendingin seluruhnya akan mempunyai permukaan rekah-rekah menyerupai
kerak rot i . Akumulasi bom-bom volkanik (bent uknya agak membundar) yang memadat dan
membent uk sekelompok bat uan, dinamakan aglomerat . Sedangkan unt uk fragmen-fragmen
berukuran bongkah yang bent uknya menyudut akan memadat dan membent uk bat uan
sebagai breksi vulkanik.

Lapi l i adalah fragmen yang berukuran ant ara 64 dan 2 mm dan apabila memadat akan
membent uk bat uan dinamakan lapili aglomerat at au lapili breksia, t ergant ung dari bent uk
fragmennya.

Debu vul kani k adalah fragmen yang berukuran kurang dari 2 mm hingga ukuran debu dan
apabila memadat dan membat u dinamakan t ufa. Tufa dapat j uga mengandung beberapa
fragmen berukuran besar (lapili at au breksi), maka kit a j uga mempunyai ist ilah-ist ilah t ufa-
lapili dan t ufa-breksi. Dilapangan kedua ist ilah ini dapat diamat i sebagai lapili at au breksi
sebagai fragmen, dan t ufa sebagai semennya.

Copyright @2009 by Dj auhari Noor

76
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
3.4.3 Lahar

Lahar adalah ist ilah I ndonesia yang digunakan t erhadap produk gunungapi yang diangkut oleh
media air met eorik (huj an) at au berasal dari danau kepundan. I st ilah ini sudah menj adi
int ernasional yang sebelumnya dikenal sebagai mudflow at au fragment al flow . Lahar bergerak
mengalir sepert inya lava, dikendalikan oleh gayaberat dan t opografi. Di I ndonesia, t erut ama bagi
orang awam, ist ilah lahar dan lava acapkali dikaburkan. Apa yang mereka sebut lahar, sebenarnya
adalah lava yang keluar dari kepundan.

Tidak semua gunung-berapi di I ndonesia menghasilkan aliran lahar. Lahar umumnya kit a j umpai
diwilayah sekit ar gunung-berapi yang secara periodik memperlihat kan kegiat annya dan
mengeluarkan bahan piroklast ika. Gunung Merapi di Jawa Tengah at au G. Semeru di Jawa Timur,
adalah gunung-berapi yang sering diberit akan t erj adinya aliran lahar. Namun demikian endapan-
endapan lahar yang mempunyai ciri-ciri khas, masih dapat dikenali di gunung-gunung-berapi
yang sudah t idak memperlihat kan kegiat annya. Bahkan endapan lahar j uga t erlihat pada produk
gunungapi Tersier. Berdasarkan cara t erj adinya kit a kenal adanya dua j enis lahar, yait u : (1). lahar
dingin dan (2) lahar panas.

1. Lahar di ngi n

Rempah-rempah gunung-berapi yang masih belum t erkonsolidasi, yang t erkumpul dibagian
puncak dan lereng, pada saat at au beberapa saat set elah erupsi kemudian t erj adi huj an, maka
bahan-bahan piroklast ika t ersebut akan diangkut dan bergerak kebawah sebagai aliran pekat
dengan densit as t inggi. Bahan-bahan piroklast ika mulai dari bongkah, bom vulkanik, lapili dan
debu akan bergerak kebawah melalui lembah-lembah pada lereng gunung-berapi. Karena
densit asnya yang besar sert a geraknya dikendalikan oleh t arikan gayaberat dan t opografi,
maka aliran lahar mampu mengangkut bongkah-bongkah ukuran besar (sebesar rumah
sekalipun) hingga j arak yang sangat j auh.

Endapan lahar dingin dicirikan oleh pemilahannya yang sangat buruk, meskipun masih
nampak adanya kecenderungan bahwa fragmen yang besar-besar dan berat akan t erkumpul
dibagian bawah dari endapan. Kadang-kadang endapan lahar dingin sulit dibedakan dari
endapan awan panas, t erut ama endapan yang sudah lama. Set elah perj alannya agak j auh dari
sumbernya, lahar ini akan berangsur menj adi sungai dan mengendapkan bebannya
sebagaimana sungai biasa.

2. Lahar panas

Beberapa gunung-berapi, dasar kepundannya bersifat kedap air sehingga sej umlah air huj an
akan t erkumpul sehingga akan t erbent uk sebuah danau. Di I ndonesia gunung-gunung berapi
yang mempunyai danua diat asnya adalah G. Kelud di Jawa Timur, G. Galunggung di Jawa
Barat dan G. Agung di Bali. Bahan lempung yang menyebabkan dasar kepundan kedap air it u
berasal dari ubahan bat uan yang membent uk dinding kepundan oleh gas-gas yang keluar dari
pipa. Bahan yang halus ini akan diangkut oleh huj an yang t urun dan diendapkan pada dasar
kepundan.

Berdasarkan cat at an pakar gunung-berapi di I ndonesia, G. Galunggung di Jawa-Barat , pada
t ahun 1822 melet us dan memunt ahkan seluruh danau besert a isinya yang sudah t ercampur
bahan-bahan dari magma. Akibat dari let usan t ersebut , t erj adi aliran lahar panas dan mampu
menumpuh j arak 60 Km. G.Kelud di Jawa-Timur yang mempunyai danau pada kepundannya,
pada let usan yang t erj adi pada t ahun 1919 t elah menimbulkan t erj adinya aliran lahar panas
yang merusak 130 Km2 lahan pert anian dan menghilangkan hampir 5000 j iwa. Karena
gunung-berapi ini memperlihat kan kegiat annya secara t erat ur, maka unt uk menghindari
t erj adinya malapet aka sepert i yang berlangsung pada t ahun 1919, pemerint ah Hindia Belanda
wakt u it u membangun t erowonga-t erowongan. Tuj uan dari pembangunan t erowongan
t ersebut adalah unt uk mengurangi volume air yang t erkumpul dalam kepundan sehingga
apabila t erj adi let usan, t idak akan t erlalu banyak mengeluarkan lahar.
Copyright @2009 by Dj auhari Noor

77
Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi
___________________________________________________________________________________________________
Copyright @2009 by Dj auhari Noor

78
3.4.4 Bat uan Pi r okl ast i k
Bat uan piroklast ik adalah bat uan beku ekst rusif yang t erbent uk dari hasil erupsi gunungapi
(volkanisme). Erupsi gunungapi pada umumnya mengeluarkan magma yang dilemparkan
(explosive) ke udara melalui lubang kepundan dan membeku dalam berbagai ukuran mulai dari
debu (ash) hingga bongkah (boulder).
Tuff adalah bat uan gunungapi yang t erbent uk dari suat u campuran fragmen fragmen mineral
bat uan gunungapi dalam mat rik debu gunungapi. Tuff t erbent uk dari kombinasi debu, bat uan dan
fragmen mineral (piroklast ik at au t ephra) yang dilemparkan ke udara dan kemudian j at uh ke
permukaan bumi sebagai suat u endapan campuran. Kebanyakan dari fragmen bat uan cenderung
merupakan bat uan gunungapi yang t erkonsolidasi dari hasil erupsi gunungapi. Kadangkala
mat erial erupsi yang masih panas mencapai permukaan bumi dan kemudian menbeku menj adi
welded t uff . Bat uan piroklast ik secara umum dikelompokan berdasarkan pada ukuran but ir
sepert i halnya dengan bat uan klast ik lainnya / bat uan t errigenous lainnya.
1. Bat upasi r Tuf : Bat uan t uf merupakan bat uan volkaniklast ik berukuran kurang dari 2mm.
Berdasarkan kehadiran hablur (cryst al), lit ik (lit hic) at au kaca/ gelas (vit rik), t uf ini dapat
dikelaskan menj adi: a). Tuf hablur; b).Tuf vit rik; dan c). Tuf lit ik

2. Aggl omer at : Agglomerat adalah bat uan volkaniklast ik (piroklast ik) yang berukuran lebih
besar daripada 64mm. Agglomerat t erbent uk akibat dari let upan gunung api, dan t erbent uk
berdekat an dengan kawah gunung berapi.

Tabel 3.5 Kl asi f i kasi Bat uan Gunungapi

Ukur an
But i r
But i r an
Vol kanokl ast i k
Bat uan
Pi r okl ast i k

> 64mm

Bombs - ej ect ed fluid
Blok - ej ect ed solid

Agglomerat
volcanik breksia

2mm - 64mm


Lapilli

Bat u lapilli (lapillist one)

0.06mm - 2mm


Debu (Ash)

Tuff

< 0.06mm

Dush

Tuff



Gambar 3.16 Kl asi f i kasi bat uan pi r okl ast i k

Anda mungkin juga menyukai