Mineral dapat kit a definisikan sebagai bahan padat anorganik yang t erdapat secara alamiah, yang t erdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan t ert ent u, dimana at om-at om didalamnya t ersusun mengikut i suat u pola yang sist imat is. Mineral dapat kit a j umpai dimana-mana disekit ar kit a, dapat berwuj ud sebagai bat uan, t anah, at au pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral t ersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapat kan dalam j umlah yang besar, sehingga memungkinkan unt uk dit ambang sepert i emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa j enis, memiliki sifat , bent uk t ert ent u dalam keadaan padat nya, sebagai perwuj udan dari susunan yang t erat ur didalamnya. Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibat asi oleh bidang-bidang rat a, dan diasumsikan sebagai bent uk-bent uk yang t erat ur yang dikenal sebagai krist al . Dengan demikian, krist al secara umum dapat di-definisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola int ernal susunan t iga dimensi yang t erat ur. St udi yang khusus mempelaj ari sifat -sifat , bent uk susunan dan cara-cara t erj adinya bahan padat t ersebut dinamakan krist alografi.
Penget ahuan t ent ang mineral merupakan syarat mut lak unt uk dapat mempelaj ari bagian yang padat dari Bumi ini, yang t erdiri dari bat uan. Bagian luar yang padat dari Bumi ini disebut lit osfir, yang berart i selaput yang t erdiri dari bat uan, dengan mengambil lit hos dari bahasa lat in yang berart i bat u, dan sphere yang berart i selaput . Tidak kurang dari 2000 j enis mineral yang kit a ket ahui sekarang. Beberapa daripadanya merupakan benda padat dengan ikat an unsur yang sederhana. Cont ohnya adalah mineral int an yang hanya t erdiri dari sat u j enis unsur saj a yait u Karbon . Garam dapur yang disebut mineral halit, t erdiri dari senyawa dua unsur Nat rium dan Chlorit dengan simbol NaCl. Set iap mineral mempunyai susunan unsur-unsur yang t et ap dengan perbandingan t ert ent u. St udi yang mempelaj ari segala sesuat unya t ent ang mineral disebut Mineralogi , didalamnya j uga mencakup pengetahuan t ent ang Krist al , yang merupakan unsur ut ama dalam susunan mineral. Penget ahuan dan pengenalan mineral secara benar sebaiknya dikuasai t erlebih dahulu sebelum mempelaj ari dasar-dasar geologi at au Geologi Fisik , dimana bat uan, yang t erdiri dari mineral, merupakan t opik ut ama yang akan dibahas. Diat as t elah dij elaskan bahwa salah sat u syarat ut ama unt uk dapat mengenal j enis-j enis bat uan sebagai bahan yang membent uk lit osfir ini, adalah dengan cara mengenal mineral-mineral yang membent uk bat uan t ersebut . Dengan anggapan bahwa pengguna buku ini t elah mengenal dan memahami mineralogi , maka unt uk selanj ut nya akan diulas secara garis besar t ent ang mineral sebagai penyegaran saj a.
3.1.2 Si f at Fi si k Mi ner al
Terdapat dua cara unt uk dapat mengenal suat u mineral, yang pert ama adalah dengan cara mengenal sifat fisiknya. Yang t ermasuk dalam sifat fisik mineral adalah (1) bent uk krist alnya, (2) berat j enis, (3) bidang belah, (4) warna, (5) kekerasan, (6) goresan, dan (7) kilap. Adapun cara yang kedua adalah melalui analisa kimiawi at au analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal dan memakan wakt u yang lama.
Copyright @2009 by Dj auhari Noor
53 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ Berikut ini adalah sifat -sifat fisik mineral yang dapat dipakai unt uk mengenal mineral secara cepat , yait u:
1. Bent uk kr i st al ( cr yst al l f or m) : Apabila suat u mineral mendapat kesempat an unt uk berkembang t anpa mendapat hambat an, maka ia akan mempunyai bent uk krist alnya yang khas. Tet api apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambat an, maka bent uk krist alnya j uga akan t erganggu. Set iap mineral akan mempunyai sifat bent uk krist alnya yang khas, yang merupakan perwuj udan kenampakan luar, yang t erj adi sebagai akibat dari susunan krist alnya didalam. Unt uk dapat memberikan gambaran bagaimana suat u bahan padat yang t erdiri dari mineral dengan bent uk krist alnya yang khas dapat t erj adi, kit a cont ohkan suat u cairan panas yang t erdiri dari unsur-unsur Nat rium dan Chlorit . Selama suhunya t et ap dalam keadaan t inggi, maka ion-ion t et ap akan bergerak bebas dan t idak t erikat sat u dengan lainnya. Namun begit u suhu cairan t ersebut t urun, maka kebebasan bergeraknya akan berkurang dan hilang, selanj ut nya mereka mulai t erikat dan berkelompok unt uk membent uk persenyawaan Nat rium Chlorida . Dengan semakin menurunnya suhu sert a cairan mulai mendingin, kelompok t ersebut semakin t umbuh membesar dan membent uk mineral Halit yang padat .
Mineral kuarsa , dapat kit a j umpai hampir disemua bat uan, namun umumnya pert umbuhannya t erbat as. Meskipun demikian, bent uknya yang t idak t erat ur t ersebut masih t et ap dapat memperlihat kan susunan ion-ionnya yang dit ent ukan oleh st rukt ur krist alnya yang khas, yait u bent uknya yang berupa prisma bersisi enam. Tidak perduli apakah ukurannya sangat kecil at au besar karena pert umbuhannya yang sempurna, bagian dari prisma segi enam dan besarnya sudut ant ara bidang-bidangnya akan t et ap dapat dikenali. Krist al mineral int an, dapat dikenali dari bent uknya yang segi-delapan at au okt ahedron dan mineral grafit dengan segi-enamnya yang pipih, meskipun keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaiut keduanya t erdiri dari unsur Karbon (C). Perbedaan bent uk krist al t ersebut t erj adi karena susunan at om karbonnya yang berbeda. Pada gambar 3.1 diperlihat kan bent uk bent uk krist al I somet r i k dan Non-I somet r i k .
Bent uk Bent uk Kr i st al I somet r i k
Nama Jumlah Bidang
Nama Jumlah Bidang (1) Cube
6 9)Trist et rahedron
12 (2) Oct ahedron
8 (10) Hext et rahedron
24 (3) Dodecahedron
12 (11) Delt oid dodecahedron
24 (4) Tet rahexahedron
24 (12) Gyroid
24 (5) Trapezohedron
24 (13) Pyrit ohedron
12 (6) Trisoct ahedron
24 (14) Diploid
24 (7) Hexoct ahedron
48 (15) Tet art oid
12 (8) Tet rahedron
4
Copyright @2009 by Dj auhari Noor
54 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________
Gambar 3.1 Bent uk kr i st al I somet r i k dan Non- I somet r i k
Krist al mineral int an, dapat dikenali dari bent uknya yang segi-delapan at au okt ahedron dan mineral grafit dengan segi-enamnya yang pipih, meskipun keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaiut keduanya t erdiri dari unsur Karbon (C). Perbedaan bent uk krist al t ersebut t erj adi karena susunan at om karbonnya yang berbeda.
2. Ber at j eni s ( speci f i c gr avi t y) : Set iap mineral mempunyai berat j enis t ert ent u. Besarnya dit ent ukan oleh unsur-unsur pembent uknya sert a kepadat an dari ikat an unsur-unsur t ersebut dalam susunan krist alnya. Umumnya mineral-mineral pembent uk bat uan , Copyright @2009 by Dj auhari Noor
55 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ mempunyai berat j enis sekit ar 2.7, meskipun berat j enis rat a-rat a unsur met al didalamnya berkisar ant ara 5. Emas murni umpamanya, mempunyai berat j enis 19.3.
3. Bi dang bel ah ( f ract ur e) : Mineral mempunyai kecenderungan unt uk pecah melalui suat u bidang yang mempunyai arah t ert ent u. Arah t ersebut dit ent ukan oleh susunan dalam dari at om-at omnya. Dapat dikat akan bahwa bidang t ersebut merupakan bidang lemah yang dimiliki oleh suat u mineral.
4. War na ( col or ) : Warna mineral memang bukan merupakan penciri ut ama unt uk dapat membedakan ant ara mineral yang sat u dengan lainnya. Namun paling t idak ada warna- warna yang khas yang dapat digunakan unt uk mengenali adanya unsur t ert ent u didalamnya. Sebagai cont oh warna gelap dipunyai mineral, mengindikasikan t erdapat nya unsur besi. Disisi lain mineral dengan warna t erang, diindikasikan banyak mengandung aluminium.
5. Kekar asan ( har dness) : Salah sat u kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan menget ahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resist ensi dari suat u mineral t erhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) at au mudah t ergores (scrat ching).
Kekerasan suat u mineral bersifat relat if, art inya apabila dua mineral saling digoreskan sat u dengan lainnya, maka mineral yang t ergores adalah mineral yang relat if lebih lunak dibandingkan dengan mineral lawannya. Skala kekerasan mineral mulai dari yang t erlunak (skala 1) hingga yang t erkeras (skala 10) diaj ukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
Tabel 3.1 Skal a Keker asan Rel at i f Mi ner al ( Mohs)
Keker asan ( Har dness)
Mi ner al
Rumus Ki mi a 1 Talc Mg 3 Si 4 O 10 (OH) 2
2 Gypsum CaSO 4 2H 2 O 3 Calcit e CaCO 3
4 Fluorit e CaF 2
5 Apat it e Ca 5 (PO 4 ) 3 (OH,Cl,F) 6 Ort hoclase KAlSi 3 O 8
7 Quart z SiO 2
8 Topaz Al 2 SiO 4 (OH,F) 2
9 Corundum Al 2 O 3
10 Diamond C
6. Gor esan pada bi dang ( st r eak) : Beberapa j enis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, sepert i pada mineral kuarsa dan pyrit , yang sangat j elas dan khas.
7. Ki l ap ( l ust er ) : Kilap adalah kenampakan at au kualit as pant ulan cahaya dari permukaan suat u mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) j enis, yait u Kilap Logam dan Kilap Non- Logam. Kilap Non-logam ant ara lain, yait u: kilap mut iara, kilap gelas, kilap sut era, kelap resin, dan kilap t anah.
Copyright @2009 by Dj auhari Noor
56 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________
Wul f eni t e Mi met i t e
Sperssat it e Flourit e
Azurit e Gypsum
Quarzt s Pyrit e
Gambar 3.2 Berbagai j enis mineral yang memperlihat kan st rukt ur krist al
Copyright @2009 by Dj auhari Noor
57 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ 3.1.3 Si f at Ki mi awi Mi ner al
Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menj adi mineral Silikat dan mineral Non-silikat . Terdapat 8 (delapan) kelompok mineral Non-silikat , yait u kelompok Oksida, Sulfida, Sulfat , Nat ive elemen, Halid, Karbonat , Hidroksida, dan Phospat (lihat t abel 3.3). Adapun mineral silikat (mengandung unsur SiO) yang umum dij umpai dalam bat uan adalah sepert i t erlihat pada t abel 3.2. Di depan t elah dikemukakan bahwa t idak kurang dari 2000 j enis mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun t ernyat a hanya beberapa j enis saj a yang t erlibat dalam pembent ukan bat uan. Mineral-mineral t ersebut dinamakan Mineral pembent uk bat uan , at au Rock-forming minerals , yang merupakan penyusun ut ama bat uan dari kerak dan mant el Bumi. Mineral pembent uk bat uan dikelompokan menj adi empat : (1) Silikat , (2) Oksida, (3) Sulfida dan (4) Karbonat dan Sulfat .
1. Mi ner al Si l i kat
Hampir 90 % mineral pembent uk bat uan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan ant ara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur met al. Karena j umlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi t erdiri dari mineral silikat , dan hampir 100 % dari mant el Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan bagian ut ama yang membent uk bat uan baik it u sedimen, bat uan beku maupun bat uan malihan. Silikat pembent uk bat uan yang umum adalah dibagi menj adi dua kelompok, yait u kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
Berikut adalah Mineral Silikat : 1. Kuarsa: ( SiO 2 ) 2. Felspar Alkali: ( KAlSi 3 O 8 ) 3. Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSi 3 O 8 ) 4. Mika Muskovit : (K 2 Al 4 (Si 6 Al 2 O 20 )(OH,F) 2
5. Mika Biot it : K 2 (Mg,Fe) 6 Si 3 O 10 (OH) 2 6. Amfibol: (Na,Ca) 2 (Mg,Fe,Al) 3 (Si,Al) 8 O 22 (OH) 7. Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si 2 O 6
8. Olivin: (Mg,Fe) 2 SiO 4
Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah mineral ferromagnesium.
Tabel 3.2 Kel ompok Mi ner al Si l i kat
MI NERAL
RUMUS KI MI A
Olivine (Mg,Fe) 2 SiO 4
Pyroxene (Mg,Fe)SiO 3
Amphibole (Ca 2 Mg 5 )Si 8 O 22 ( OH) 2
Muscovit e KAl 3 Si 3 O 10 ( OH) 2
Mica Biot it e K(Mg,Fe) 3 Si 3 O 10 (OH) 2
Ort hoclase K Al Si 3 O 8
Feldspar Plagioclase (Ca,Na)AlSi 3 O 8
Quart z SiO 2
2. Mi ner al f er r omagnesi um:
Umumnya mempunyai warna gelap at au hit am dan berat j enis yang besar.
Ol i vi ne: dikenal karena warnanya yang olive . Berat j enis berkisar ant ara 3.27 3.37, t umbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.
Copyright @2009 by Dj auhari Noor
58 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ Augi t i t : warnanya sangat gelap hij au hingga hit am. BD berkisar ant ara 3.2 3.4 dengan bidang belah yang berpot ongan hampir t egak lurus. Bidang belah ini sangat pent ing unt uk membedakannya dengan mineral hornblende.
Hor nbl ende: warnanya hij au hingga hit am; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah yang berpot ongan dengan sudut kira-kira 56 dan 124 yang sangat membant u dalam cara mengenalnya.
Bi ot i t e: adalah mineral mika bent uknya pipih yang dengan mudah dapat dikelupas. Dalam keadaan t ebal, warnanya hij au t ua hingga coklat -hit am; BD 2.8 3.2.
3. Mi ner al non-f er r omagnesi um.
Muskovi t : Disebut mika put ih karena warnanya yang t erang, kuning muda, coklat , hij au at au merah. BD. berkisar ant ara 2.8 3.1.
Fel spar: Merupakan mineral pembent uk bat uan yang paling banyak . Namanya j uga mencerminkan bahwa mineral ini dij umpai hampir diset iap lapangan. Feld dalam bahasa Jerman adalah lapangan (Field). Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %. Nama-nama yang diberikan kepada felspar adalah plagioklas dan ort hoklas . Plagioklas kemudian j uga dapat dibagi dua, albit dan anort hit . Ort hoklas adalah yang mengandung Kalium, albit mengandung Nat rium dan Anort hit mengandung Kalsium.
Or t hokl as: mempunyai warna yang khas yakni put ih abu-abu at au merah j ambu. BD. 2.57.
Tabel 3.3 Kel ompok Mi ner al Non-Si l i kat
KELOMPOK
ANGGOTA
SENYAWA KI MI A
Oxides
Hemat it e Magnet it e Corrundum Chromit e I lmenit e Fe 2 O 3
Fe 3 O 4
Al 2 O 3
FeCr 2 O 4
FeTiO 3
Sulfides
Galena Sphalerit e Pyrit e Chalcopyrit e Bornit e Cannabar PbS ZnS FeS 2
CuFeS 2
Cu 5 FeS 4
HgS
Sulfat es
Gypsum Anhydrit e Barit e CaSO 4 ,2H 2 O CaSO 4
BaSO 4
Nat ive Element s
Gold Cooper Diamond Sulfur Graphit e Silver Plat inum Au Cu C S C Ag Pt
Halides
Halit e Flourit e Sylvit e NaCl CaF 2
KCl
Carbonat es
Calcit e Dolomit e Malachit e Azurit e aCO 3
CaMg(CO 3 ) 2
Cu2(OH) 2 CO 3
Cu3(OH) 2 (CO 3 ) 2
Hydroxides Limonit e Bauxit e FeO(OH) .nH 2 O Al(OH) 3 .nH 2 O
Phosphat es Apat it e Turquoise Ca 5 (F,Cl,OH)PO 4
CuAl 6 ( PO 4 ) 4 (OH) 8
Copyright @2009 by Dj auhari Noor
59 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ Kuar sa: Kadang disebut silika . Adalah sat u-sat unya mineral pembent uk bat uan yang t erdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan warna sepert i asap at au smooky , disebut j uga smooky quart z . Kadang-kadang j uga dengan warna ungu at au merah-lembayung (violet ). Nama kuarsa yang demikian disebut amet hyst , merah massip at au merah-muda, kuning hingga coklat . Warna yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur lain yang t idak bersih.
4. Mi ner al oksi da. Terbent uk sebagai akibat perseyawaan langsung ant ara oksigen dan unsur t ert ent u. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat . Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat . Mereka j uga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling ut ama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, t imah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah es (H 2 O), korondum (Al 2 O 3 ), hemat it (Fe 2 O 3 ) dan kassit erit (SnO 2 ).
5. Mi ner al Sul f i da. Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung ant ara unsur t ert ent u dengan sulfur (belerang), sepert i besi, perak, t embaga, t imbal, seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini t erdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, at au bij ih, sepert i pirit (FeS 3 ), chalcocit e (Cu 2 S), galena (PbS), dan sphalerit (ZnS).
6. Mi ner al - mi ner al Kar bonat dan Sul f at . Merupakan persenyawaan dengan ion (CO 3 ) 2 , dan disebut karbonat , umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat , CaCO 3 dikenal sebagai mineral kalsit . Mineral ini merupakan susunan ut ama yang membent uk bat uan sedimen.
Pada gambar 3.3 diperlihat kan mineral-mineral yang umum dij umpai pada bat uan beku, yait u plagioclase feldspar, K-feldspar, quart z, muscovit e mica, biot it e mica, amphibole, olivine, dan calcit e. Mineral mineral t ersebut mudah dikenali, baik secara megaskopis maupun mikroskopis berdasarkan dari sifat sifat fisik mineral masing-masing. Adapun ciri dari mineral mineral t ersebut dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gambar 3.3 Ber bagai j eni s mi ner al yang umum di j umpai sebagai penyusun bat uan: Ol i vi ne, Pyr oxene, Hor nbl ende, Bi ot i t e, Pl agi okl as, Or t hokl as, Mi ka ( Muskovi t e) , Kuar sa, dan Kal si t
Ol i vi ne
Olivine adalah kelompok mineral silikat yang t ersusun dari unsur besi (Fe) dan magnesium ( Mg). Mineral olivine berwarna hij au, dengan kilap gelas, t erbent uk pada t emperat ur yang t inggi. Mineral ini umumnya dij umpai pada bat uan basalt dan ult ramafic. Bat uan yang keseluruhan mineralnya t erdiri dari mineral olivine dikenal dengan bat uan Dunit e.
Copyright @2009 by Dj auhari Noor
60 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________
Amphi bol e/ Hor nbl ende
Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berbent uk prismat ik at au krist al yang menyerupai j arum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi ( Fe), Magnesium (Mg), Kalsium ( Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si) , dan Oksigen (O). Hornblende t ampak pada fot o yang berwarna hij au t ua kehit aman. Mineral ini banyak dij umpai pada berbagai j enis bat uan beku dan bat uan met amorf.
Bi ot i t e
Semua mineral mika berbent uk pipih, bent uk krist al berlembar menyerupai buku dan merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral biot it e. Mineral biot it e umumnya berwarna gelap, hit am at au coklat sedangkan muscovit e berwarna t erang, abu-abu t erang. Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan kuku.
Pl agi ocl ase f el dspar
Mineral Plagioclase adalah anggot a dari kelompok mineral feldspar. Mineral ini mengandung unsur Calsium at au Nat rium. Krist al feldspar berbent uk prismat ik, umumnya berwarna put ih hingga abu-abu, kilap gelas. Plagioklas yang mengandung Nat rium dikenal dengan mineral Albit e, sedangkan yang mengandung Ca disebut An-ort hit e.
Pot assi um f el dspar ( Or t hocl ase)
Pot assium feldspar adalah anggot a dari mineral feldspar. Sepert i halnya plagioclase feldspar, pot assium feldspars adalah mineral silicat e yang mengandung unsur Kalium dan bent uk krist alnya prismat ik, umumnya berwarna merah daging hingga put ih.
Mi ca
Micas adalah kelompok mineral si l i cat e minerals dengan komposisi yang bervariasi, dari pot assium (K), magnesium (Mg), iron (Fe) , aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H 2 O).
Copyright @2009 by Dj auhari Noor
61 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________
Quar t z
Quart z adalah sat u dari mineral yang umum yang banyak dij umpai pada kerak bumi. Mineral ini t ersusun dari Silika dioksida (SiO 2 ), berwarna put ih, kilap kaca dan belahan (cleavage) t idak t erat ur (uneven) concoidal.
Cal ci t e
Mineral Calcit e t ersusun dari calcium carbonat e (CaCO 3 ). Umumnya berwarna put ih t ransparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari binat ang laut t erbuat dari calcit e at au mineral yang berhubungan dengan 'lime' dari bat ugamping.
3 . 2 Bat u an
Penget ahuan at au I lmu Geologi didasarkan kepada st udi t erhadap bat uan. Diawali dengan menget ahui bagaimana bat uan it u t erbent uk, t erubah, kemudian bagaimana hingga bat uan it u sekarang menempat i bagian dari pegunungan, dat aran-dat aran di benua hingga didalam cekungan dibawah permukaan laut . Kemanapun anda menoleh, maka anda selalu akan bert emu dengan benda yang dinamakan bat u at au bat uan. Sebut saj a kerakal di halaman rumah, kemudian di j alan yang landasannya at au bagian t epinya dibuat dari bat u. Di dasar at au t ebing sungai, bahkan menengok bagian dari rumah anda mungkin sebagian besar t erbuat dari bat u. Bat u at au bat uan yang anda lihat dimana-mana it u, ada yang sama warna dan j enisnya, t et api j uga banyak yang berbeda. Tidak mengherankan apabila bat uan merupakan bagian ut ama dari Bumi kit a ini.
Berdasarkan persamaan dan perbedaan t adi, maka kit a berupaya unt uk mengelompokannya. Dari hasil pengamat an t erhadap j enis-j enis bat uan t ersebut , kit a dapat mengelompokkannya menj adi t iga kelompok besar, yait u (1) bat uan beku, (2) bat uan sedimen, dan (3) bat uan malihan at au met amorfis. Penelit ian-penelit ian yang dilakukan oleh para ahli Geologi t erhadap bat uan, menyimpulkan bahwa ant ara ket iga kelompok t ersebut t erdapat hubungan yang erat sat u dengan lainnya, dan bat uan beku dianggap sebagai nenek moyang dari bat uan lainnya. Dari sej arah pembent ukan Bumi, diperoleh gambaran bahwa pada awalnya seluruh bagian luar dari Bumi ini t erdiri dari bat uan beku. Dengan perj alanan wakt u sert a perubahan keadaan, maka t erj adilah perubahan-perubahan yang disert ai dengan pembent ukan kelompok-kelompok bat uan yang lainnya. Proses perubahan dari sat u kelompok bat uan ke kelompok lainnya, merupakan suat u siklus yang dinamakan daur bat uan.
Pada gambar 3.4 diperlihat kan bagaimana perj alanan daur t ersebut . Melalui daur bat uan ini, j uga dapat dirunt ut proses-proses geologi yang bekerj a dan mengubah kelompok bat uan yang sat u ke lainnya. Konsep daur bat uan ini merupakan landasan ut ama dari Geologi Fisik yang diut arakan oleh JAMES HUTTON. Dalam daur t ersebut , bat uan beku t erbent uk sebagai akibat dari pendinginan dan pembekuan magma. Pendinginan magma yang berupa lelehan silikat , akan diikut i oleh proses penghabluran yang dapat berlangsung dibawah at au diat as permukaan Bumi melalui erupsi gunung berapi. Kelompok bat uan beku t ersebut , apabila kemudian t ersingkap dipermukaan, maka ia akan bersent uhan dengan at mosfir dan hidrosfir, yang menyebabkan berlangsungnya proses pelapukan. Melalui proses ini bat uan akan mengalami penghancuran. Selanj ut nya, bat uan yang t elah dihancurkan ini akan dipindahkan/ digerakkan dari t empat nya t erkumpul oleh gayaberat , air yang mengalir diat as dan dibawah permukaan, angin yang bert iup, gelombang dipant ai dan glet ser dipegunungan-pegunungan yang t inggi. Media pengangkut t ersebut j uga dikenal sebagai alat pengikis, yang dalam bekerj anya berupaya unt uk merat akan Copyright @2009 by Dj auhari Noor
62 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ permukaan Bumi. Bahan-bahan yang diangkut nya baik it u berupa fragmen-fragmen at au bahan yang larut , kemudian akan diendapkan dit empat -t empat t ert ent u sebagai sedimen.
Proses berikut nya adalah t erj adinya ubahan dari sedimen yang bersifat lepas, menj adi bat uan yang keras, melalui pembebanan dan perekat an oleh senyawa mineral dalam larut an, dan kemudian disebut bat uan sedimen. Apabila t erhadap bat uan sedimen ini t erj adi peningkat an t ekanan dan suhu sebagai akibat dari penimbunan dan at au t erlibat dalam proses pembent ukan pegunungan, maka bat uan sedimen t ersebut akan mengalami ubahan unt uk menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, dan t erbent uk bat uan malihan at au bat uan met amorfis.
Gambar 3.4 Daur Bat uan (Siklus Bat uan)
Apabila bat uan met amorfis ini masih mengalami peningkat an t ekanan dan suhu, maka ia akan kembali leleh dan berubah menj adi magma. Panah-panah dalam gambar, menunj ukan bahwa j alannya siklus dapat t erganggu dengan adanya j alan-j alan pint as yang dapat dit empuh, sepert i dari bat uan beku menj adi bat uan met amorfis, at au bat uan met amorfis menj adi sedimen t anpa melalui pembent ukan magma dan bat uan beku. Bat uan sedimen dilain pihak dapat kembali menj adi sedimen akibat t ersingkap ke permukaan dan mengalami proses pelapukan.
3.3 Bat uan Beku
3.3.1 Penger t i an Bat uan Beku
Bat uan beku at au bat uan igneus (dari Bahasa Lat in: ignis, "api") adalah j enis bat uan yang t erbent uk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan at au t anpa proses krist alisasi, baik di bawah permukaan sebagai bat uan int rusif (plut onik) maupun di at as permukaan sebagai bat uan ekst rusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari bat uan set engah cair at aupun bat uan yang sudah ada, baik di mant el at aupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan t erj adi oleh salah sat u dari proses-proses berikut : kenaikan t emperat ur, penurunan t ekanan, at au perubahan komposisi. Lebih dari 700 t ipe bat uan beku t elah berhasil dideskripsikan, sebagian besar t erbent uk di bawah permukaan kerak bumi.
3.3.2 St r ukt ur Bat uan Beku
Berdasarkan t empat pembekuannya bat uan beku dibedakan menj adi bat uan beku ext rusive dan int rusive. Hal ini pada nant inya akan menyebabkan perbedaan pada t ekst ur masing masing bat uan Copyright @2009 by Dj auhari Noor
63 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ t ersebut . Kenampakan dari bat uan beku yang t ersingkap merupakan hal pert ama yang harus kit a perhat ikan. Kenampakan inilah yang disebut sebagai st rukt ur bat uan beku
1. St rukt ur bat uan beku ekst rusi f
Bat uan beku ekst rusif adalah bat uan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Bat uan beku ekst rusif ini yait u lava yang memiliki berbagia st rukt ur yang memberi pet unj uk mengenai proses yang t erj adi pada saat pembekuan lava t ersebut . St rukt ur ini diant aranya: a. Masif, yait u st rukt ur yang memperlihat kan suat u masa bat uan yang t erlihat seragam. b. Sheet ing j oint , yait u st rukt ur bat uan beku yang t erlihat sebagai lapisan c. Columnar j oint , yait u st rukt ur yang memperlihat kan bat uan t erpisah poligonal sepert i bat ang pensil. d. Pillow lava, yait u st rukt ur yang menyerupai bant al yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibat kan proses pembekuan t erj adi pada lingkungan air. e. Vesikular, yait u st rukt ur yang memperlihat kan lubang-lubang pada bat uan beku. Lubang ini t erbent uk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan. f. Amigdaloidal, yait u st rukt ur vesikular yang kemudian t erisi oleh mineral lain sepert i kalsit , kuarsa at au zeolit g. St rukt ur aliran, yait u st rukt ur yang memperlihat kan adanya kesej aj aran mineral pada arah t ert ent u akibat aliran
2. St r ukt ur Bat uan Beku I nt r usi f
Bat uan beku ekst rusif adalah bat uan beku yang proses pembekuannya berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya t erhadap perlapisan bat uan yang dit erobosnya st rukt ur t ubuh bat uan beku int rusif t erbagi menj adi dua yait u konkordan dan diskordan.
Konkor dan
Tubuh bat uan beku int rusif yang sej aj ar dengan perlapisan disekit arnya, j enis j enis dari t ubuh bat uan ini yait u : a. Sill, t ubuh bat uan yang berupa lembaran dan sej aj ar dengan perlapisan bat uan disekit arnya. b. Laccolit h, t ubuh bat uan beku yang berbent uk kubah (dome), dimana perlapisan bat uan yang asalnya dat ar menj adi melengkung akibat penerobosan t ubuh bat uan ini, sedangkan bagian dasarnya t et ap dat ar. Diamet er laccolih berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan met er. c. Lopolit h, bent uk t ubuh bat uan yang merupakan kebalikan dari laccolit h, yait u bent uk t ubuh bat uan yang cembung ke bawah. Lopolit h memiliki diamet er yang lebih besar dari laccolit h, yait u puluhan sampai rat usan kilomet er dengan kedalaman ribuan met er. d. Paccolit h, t ubuh bat uan beku yang menempat i sinklin at au ant iklin yang t elah t erbent uk sebelumnya. Ket ebalan paccolit h berkisar ant ara rat usan sampai ribuan kilomet er Di skor dan
Tubuh bat uan beku int rusif yang memot ong perlapisan bat uan disekit arnya. Jenis-j enis t ubuh bat uan ini yait u: a. Dyke, yait u t ubuh bat uan yang memot ong perlapisan disekit arnya dan memiliki bent uk t abular at au memanj ang. Ket ebalannya dari beberapa sent imet er sampai puluhan kilomet er dengan panj ang rat usan met er. b. Bat olit h, yait u t ubuh bat uan yang memiliki ukuran yang sangat besar yait u > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar. c. St ock, yait u t ubuh bat uan yang mirip dengan Bat olit h t et api ukurannya lebih kecil
Copyright @2009 by Dj auhari Noor
64 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________
Gambar 3.5 Bagan St rukt ur Bat uan Beku I nt rusif
3.3.3 Tekst ur Bat uan Beku
Magma merupakan larut an yang kompleks. Karena t erj adi penurunan t emperat ur, perubahan t ekanan dan perubahan dalam komposisi, larut an magma ini mengalami krist alisasi. Perbedaan kombinasi hal-hal t ersebut pada saat pembekuan magma mengakibat kan t erbent uknya bat uan yang memilki t ekst ur yang berbeda. Ket ika bat uan beku membeku pada keadaan t emperat ur dan t ekanan yang t inggi di bawah permukaan dengan wakt u pembekuan cukup lama maka mineral- mineral penyusunya memiliki wakt u unt uk membent uk sist em krist al t ert ent u dengan ukuran mineral yang relat if besar. Sedangkan pada kondisi pembekuan dengan t emperat ur dan t ekanan permukaan yang rendah, mineral-mineral penyusun bat uan beku t idak sempat membent uk sist em krist al t ert ent u, sehingga t erbent uklah gelas (obsidian) yang t idak memiliki sist em krist al, dan mineral yang t erbent uk biasanya berukuran relat if kecil. Berdasarkan hal di at as t ekst ur bat uan beku dapat dibedakan berdasarkan :
1. Tingkat krist alisasi a) Holokrist alin, yait u bat uan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh krist al b) Hipokrist alin, yait u bat uan beku yang t ersusun oleh krist al dan gelas c) Holohyalin, yait u bat uan beku yang hampir seluruhnya t ersusun oleh gelas
2. Ukuran but ir a) Phanerit ic, yait u bat uan beku yang hampir seluruhmya t ersusun oleh mineral-mineral yang berukuran kasar. b) Aphanit ic, yait u bat uan beku yang hampir seluruhnya t ersusun oleh mineral berukuran halus.
3. Bent uk krist al Ket ika pembekuan magma, mineral-mineral yang t erbent uk pert ama kali biasanya berbent uk sempurna sedangkan yang t erbent uk t erakhir biasanya mengisi ruang yang ada sehingga bent uknya t idak sempurna. Bent uk mineral yang t erlihat melalui pengamat an mikroskop yait u: a) Euhedral, yait u bent uk krist al yang sempurna b) Subhedral, yait u bent uk krist al yang kurang sempurna c) Anhedral, yait u bent uk krist al yang t idak sempurna.
4. Berdasarkan kombinasi bent uk krist alnya a) Unidiomorf (Aut omorf), yait u sebagian besar krist alnya dibat asi oleh bidang krist al at au bent uk krist al euhedral (sempurna) b) Hypidiomorf (Hypaut omorf), yait u sebagian besar krist alnya berbent uk euhedral dan subhedral. Copyright @2009 by Dj auhari Noor
65 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ c) Allot riomorf (Xenomorf), sebagian besar penyusunnya merupakan krist al yang berbent uk anhedral.
5. Berdasarkan keseragaman ant ar but irnya a) Equigranular, yait u ukuran but ir penyusun bat uannya hampir sama b) I nequigranular, yait u ukuran but ir penyusun bat uannya t idak sama
3.3.4 Kl asi f i kasi Bat uan Beku
Bat uan beku diklasifikasikan berdasarkan t empat t erbent uknya, warna, kimia, t ekst ur, dan mineraloginya.
a. Berdasarkan t empat t erbent uknya bat uan beku dibedakan at as : 1. Bat uan beku Plut onik, yait u bat uan beku yang t erbent uk j auh di perut bumi. 2. Bat uan beku Hypabisal, yait u bat uan beku yang t erbent u t idak j auh dari permukaan bumi 3. Bat uan beku vulkanik, yait u bat uan beku yang t erbent uk di permukaan bumi Berdasarkan warnanya, mineral pembent uk bat uan beku ada dua yait u mineral mafic (gelap) sepert i olivin, piroksen, amphibol dan biot it , dan mineral felsic (t erang) sepert i Feldspar, muskovit , kuarsa dan feldspat oid.
b. Klasifikasi bat uan beku berdasarkan warnanya yait u: 1. Leucocrat ic rock, kandungan mineral mafic < 30% 2. Mesocrat ic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60% 3. Melanocrat ic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90% 4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%
c. Berdasarkan kandungan kimianya yait u kandungan SiO2-nya bat uan beku diklasifikasikan menj adi empat yait u: 1. Bat uan beku asam (acid), kandungan SiO 2 > 65%, cont ohnya Granit , Ryolit . 2. Bat uan beku menengah (int ermediat ), kandungan SiO 2 65% - 52%. Cont ohnya Diorit , Andesit 3. Bat uan beku basa (basic), kandungan SiO 2 52% - 45%, cont ohnya Gabbro, Basalt 4. Bat uan beku ult ra basa (ult ra basic), kandungan SiO 2 < 30%
3.3.5 Pengel ompokan Bat uan Beku
Unt uk membedakan berbagai j enis bat uan beku yang t erdapat di Bumi, dilakukan berbagai cara pengelompokan t erhadap bat uan beku (gambar 3.6). Pengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia bat uan, j arang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi. Dan yang sering digunakan adalah yang didasarkan kepada t ekst ur dipadukan dengan susunan mineral, dimana keduanya dapat dilihat dengan kasat mat a.
Pada gambar 3.7 diperlihat kan pengelompokan bat uan beku dalam bagan, berdasarkan susunan mineralogi. Gabro adalah bat uan beku dalam dimana sebagian besar mineral-mineralnya adalah olivine dan piroksin. Sedangkan Felsparnya t erdiri dari felspar Ca-plagioklas. Tekst urnya kasar at au phanerik, karena mempunyai wakt u pendinginan yang cukup lama didalam lit osfir. Kalau dia membeku lebih cepat karena mencapai permukaan bumi, maka bat uan beku yang t erj adi adalah basalt dengan t ekst ur halus. Jadi Gabro dan Basalt keduanya mempunyai susunan mineral yang sama, t et api t ekst urnya berbeda. Demikian pula dengan Granit dan Rhyolit , at au Diorit dan Andesit . Granit dan Diorit mempunyai t ekst ur yang kasar, sedangkan Rhyolit dan Andesit , halus. Basalt dan Andesit adalah bat uan beku yang banyak dikeluarkan gunung-berapi, sebagai hasil pembekuan lava. Bat uan beku j uga dapat dikelompokan berdasarkan bent uk-bent uknya didalam kerak Bumi. Pada saat magma menerobos lit osfir dalam perj alanannya menuj u permukaan Bumi, ia dapat menempat i t empat nya didalam kerak dengan cara memot ong st rukt ur bat uan yang t elah ada, at au mengikut i arah dari st rukt ur bat uan. Yang memot ong st rukt ur disebut bent uk-bent uk diskordan, sedangkan yang mengikut i st rukt ur disebut konkordan. Copyright @2009 by Dj auhari Noor
66 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________
Gambar 3.6 Dasar Klasif ikasi Bat uan Beku
Gambar 3.7 Klasifikasi bat uan beku berdasarkan Tekst ur dan Komposisi Mineral
3.3.6 Magma
Dalam daur bat uan dicant umkan bahwa bat uan beku bersumber dari proses pendinginan dan penghabluran lelehan bat uan didalam Bumi yang disebut magma. Magma adalah suat u lelehan silikat bersuhu t inggi berada didalam Lit osfir, yang t erdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung didalamnya, sert a mengandung sej umlah bahan berwuj ud gas. Lelehan t ersebut diperkirakan t erbent uk pada kedalaman berkisar sekit ar 200 kilomet er dibawah permukaan Bumi, t erdiri t erut ama dari unsur-unsur yang kemudian membent uk mineral-mineral silikat .
Magma yang mempunyai berat -j enis lebih ringan dari bat uan sekelilingnya, akan berusaha unt uk naik melalui rekahan-rekahan yang ada dalam lit osfir hingga akhirnya mampu mencapai permukaan Bumi. Apabila magma keluar, melalui kegiat an gunung-berapi dan mengalir diat as permukaan Bumi, ia akan dinamakan lava. Magma ket ika dalam perj alanannya naik menuj u ke permukaan, dapat j uga mulai kehilangan mobilit asnya ket ika masih berada didalam lit osfir dan membent uk dapur-dapur magma sebelum mencapai permukaan. Dalam keadaan sepert i it u, magma akan membeku dit empat , dimana ion-ion didalamnya akan mulai kehilangan gerak bebasnya kemudian menyusun diri, menghablur dan membent uk bat uan beku. Namun dalam proses pembekuan t ersebut , t idak seluruh bagian dari lelehan it u akan menghablur pada saat yang sama. Ada beberapa j enis mineral yang t erbent uk lebih awal pada suhu yang t inggi dibanding dengan lainnya. Copyright @2009 by Dj auhari Noor
67 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________
Bent uk I nt rusi Dike
Bent uk I nt rusi Sill
Bent uk I nt rusi St ock Bent uk I nt rusi Laccolit h
Bent uk I nt rusi Lopolit h Bent uk I nt rusi Roft pendant
Bent uk I nt rusi Pipe Bent uk I nt rusi Bat holit h
Gambar 3.8 Cont oh cont oh bent uk int rusi bat uan beku
Copyright @2009 by Dj auhari Noor
68 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ Dalam gambar 3.9 diperlihat kan urut an penghabluran (pembent ukan mineral) dalam proses pendinginan dan penghabluran lelehan silikat . Mineral-mineral yang mempunyai berat -j enis t inggi karena kandungan Fe dan Mg sepert i olivine, piroksen, akan menghablur paling awal dalam keadaan suhu t inggi, dan kemudian disusul oleh amphibole dan biot it e. Disebelah kanannya kelompok mineral felspar, akan diawali dengan j enis felspar calcium (Ca-Felspar) dan diikut i oleh felspar kalium (K-Felspar). Akibat nya pada suat u keadaan t ert ent u, kit a akan mendapat kan suat u bent uk dimana hublur-hablur padat dikelilingi oleh lelehan. Bent uk-bent uk dan ukuran dari hablur yang t erj adi, sangat dit ent ukan oleh deraj at kecepat an dari pendinginan magma. Pada proses pendinginan yang lambat , hablur yang t erbent uk akan mempunyai bent uk yang sempurna dengan ukuran yang besar-besar. Sebaliknya, apabila pendinginan it u berlangsung cepat , maka ion-ion didalamnya akan dengan segera menyusun diri dan membent uk hablur-hablur yang berukuran kecil-kecil, kadang berukuran mikroskopis. Bent uk pola susunan hablur-hablur mineral yang nampak pada bat uan beku t ersebut dinamakan t ekst ur bat uan.
Disamping deraj at kecepat an pendinginan, susunan mineralogi dari magma sert a kadar gas yang dikandungnya, j uga t urut menent ukan dalam proses penghablurannya. Mengingat magma dalam aspek-aspek t ersebut diat as sangat berbeda, maka bat uan beku yang t erbent uk j uga sangat beragam dalam susunan mineralogi dan kenampakan fisiknya. Meskipun demikian, bat uan beku t et ap dapat dikelompokan berdasarkan cara-cara pembent ukan set a susunan mineraloginya.
Gambar 3.9 Urut an pembent ukan mineral pada proses pendinginan dan Penghabluran dari larut an silikat magma
3.3.7 Pr oses Pembent ukan Magma
Magma dalam kerak Bumi dapat t erbent uk sebagai akibat dari perbent uran ant ara 2 (dua) lempeng lit osfir, dimana salah sat u dari lempeng yang berint eraksi it u menunj am dan menyusup kedalam ast enosfir. Sebagai akibat dari gesekan yang berlangsung ant ara kedua lempeng lit osfir t ersebut , maka akan t erj adi peningkat an suhu dan t ekanan, dit ambah dengan penambahan air berasal dari sedimen-sedimen samudra akan disusul oleh proses peleburan sebagian dari lit osfir (gambar 3.10). Sumber magma yang t erj adi sebagai akibat dari peleburan t ersebut akan menghasilkan magma yang bersusunan asam (kandungan unsur SiO 2 lebih besar dari 55%). Magma yang bersusunan basa, adalah magma yang t erj adi dan bersumber dari ast enosfir. Magma sepert i it u didapat di daerah-daerah yang mengalami gej ala regangan yang dilanj ut kan dengan pemisahan lit osfir.
Berdasakan sifat kimiawinya, bat uan beku dapat dikelompokan menj adi 4 (empat ) kelompok, yait u: (1) Kelompok bat uan beku ult rabasa/ ult ramafic; (2) Kelompok bat uan beku basa; (3) Kelompok bat uan beku int ermediat e; dan (4) Kelompok bat uan beku asam. Dengan demikian maka magma asal yang membent uk bat uan bat uan t ersebut diat as dapat dibagi menj adi 3 j enis, yait u magma basa, magma int ermediat e, dan magma asam. Yang menj adi persoalan dari magma adalah : Copyright @2009 by Dj auhari Noor
69 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ 1) Apakah benar bahwa magma t erdiri dari 3 j enis (magma basa, int ermediat e, asam) ? 2) Apakah mungkin magma it u hanya ada sat u j enis saj a dan kalau mungkin bagaimana menj elaskan cara t erbent uknya bat uan-bat uan yang komposisinya bersifat ult rabasa, basa, int ermediat e dan asam?
Gambar 3.10 I nt eraksi konvergen lempeng lit osfir yang menghasilkan pembent ukan magma
Berdasarkan pengelompokan bat uan beku, maka pert anyaan pert ama dapat dibenarkan dan masuk akal apabila magma t erdiri dari 3 j enis, sedangkan pert anyaan kedua, apakah benar bahwa magma hanya ada sat u j enis saj a dan bagaimana caranya sehingga dapat membent uk bat uan yang bersifat ult rabasa, basa, int ermediat e, dan asam?. Unt uk menj awab pert anyaan ini, ada 2 cara unt uk menj elaskan bagaimana bat uan yang bersifat basa, int ermediat e, dan asam it u dapat t erbent uk dari sat u j enis magma saj a? Jawabannya adalah melalui proses Diferensiasi Magma dan proses Asimilasi Magma.
DI FERENSI ASI MAGMA adalah proses penurunan t emperat ur magma yang t erj adi secara perlahan yang diikut i dengan t erbent uknya mineral-mineral sepert i yang dit unj ukkan dalam deret reaksi Bowen. Pada penurunan t emperat ur magma maka mineral yang pert ama kali yang akan t erbent uk adalah mineral Olivine, kemudian dilanj ut kan dengan Pyroxene, Hornblende, Biot it e (Deret t idak kont inu). Pada deret yang kont inu, pembent ukan mineral dimulai dengan t erbent uknya mineral Ca-Plagioclase dan diakhiri dengan pembent ukan Na-Plagioclase. Pada penurunan t emperat ur selanj ut nya akan t erbent uk mineral K-Feldspar(Ort hoclase), kemudian dilanj ut kan oleh Muscovit e dan diakhiri dengan t erbent uknya mineral Kuarsa (Quart z). Proses pembent ukan mineral akibat proses diferensiasi magma dikenal j uga sebagai Mineral Pembent uk Bat uan (Rock Forming Minerals).
Pembent ukan bat uan yang berkomposisi ult rabasa, basa, int ermediat e, dan asam dapat t erj adi melalui proses diferensiasi magma. Pada t ahap awal penurunan t emperat ur magma, maka mineral-mineral yang akan t erbent uk unt uk pertama kalinya adalah Olivine, Pyroxene dan Ca- plagioklas dan sebagaimana diket ahui bahwa mineral-mineral t ersebut adalah merupakan mineral penyusun bat uan ult ra basa. Dengan t erbent uknya mineral-mineral Olivine, pyroxene, dan Ca- Plagioklas maka konsent rasi larut an magma akan semakin bersifat basa hingga int ermediat e dan pada kondisi ini akan t erbent uk mineral mineral Amphibol, Biot it e dan Plagioklas yang int ermediat e (Labradorit e Andesine) yang merupakan mineral pembent uk bat uan Gabro (basa) dan Diorit e (int ermediat e). Dengan t erbent uknya mineral-mineral t ersebut diat as, maka sekarang konsent rasi magma menj adi semakin bersifat asam. Pada kondisi ini mulai t erbent uk mineral-mineral K- Feldspar (Ort hoclase), Na-Plagioklas (Albit ), Muscovit e, dan Kuarsa yang merupakan mineral- mineral penyusun bat uan Granit e dan Granodiorit e (Proses diferensiasi magma ini dikenal dengan seri reaksi Bowen).
ASI MI LASI MAGMA adalah proses meleburnya bat uan samping (migling) akibat naiknya magma ke arah permukaan dan proses ini dapat menyebabkan magma yang t adinya bersifat basa berubah menj adi asam karena komposisi bat uan sampingnya lebih bersifat asam. Apabila magma asalnya bersifat asam sedangkan bat uan sampingnya bersifat basa, maka bat uan yang t erbent uk umumnya dicirikan oleh adanya Xenolit e (Xenolit e adalah fragment bat uan yang bersifat basa Copyright @2009 by Dj auhari Noor
70 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ yang t erdapat dalam bat uan asam). Pembent ukan bat uan yang berkomposisi ult rabasa, basa, int ermediat e, dan asam dapat j uga t erj adi apabila magma asal (magma basa) mengalami asimilasi dengan bat uan sampingnya.
Sebagai cont oh suat u magma basa yang menerobos bat uan samping yang berkomposisi asam maka akan t erj adi asimilasi magma, dimana bat uan samping akan melebur dengan larut an magma dan hal ini akan membuat konsent rasi magma menj adi bersifat int ermediat e hingga asam. Dengan demikian maka bat uan-bat uan yang berkomposisi mineral int ermediat e maupun asam dapat t erbent uk dari magma basa yang mengalami asimilasi dengan bat uan sampingnya. Klasifikasi bat uan beku dapat dilakukan berdasarkan kandungan mineralnya, kej adian / genesanya (plut onik, hypabisal, dan volkanik), komposisi kimia bat uannya, dan indek warna bat uannya. Unt uk berbagai keperluan klasifikasi, biasanya kandungan mineral dipakai unt uk mengklasifikasi bat uan dan merupakan cara yang paling mudah dalam menj elaskan bat uan beku.
Berdasarkan kej adiannya (genesanya), bat uan beku dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1) Bat uan Volcanic adalah bat uan beku yang t erbent uk dipermukaan at au sangat dekat permukaan bumi dan umumnya berbut ir sangat halus hingga gelas. 2) Bat uan Hypabysal adalah bat uan beku int rusive yang t erbent uk dekat permukaan bumi dengan ciri umum bert ekst ur porphyrit ic. 3) Bat uan Plut onic adalah bat uan beku int rusive yang t erbent uk j auh dibawah permukaan bumi dan umumnya bert ekst ur sedang hingga kasar. 4) Bat uan Ext rusive adalah bat uan beku, bersifat fragment al at au sebaliknya dan t erbent uk sebagai hasil erupsi ke permukaan bumi. 5) Bat uan I nt rusive adalah bat uan beku yang t erbent uk dibawah permukaan bumi.
3.3.8 Penamaan Bat uan Beku
Penamaan bat uan beku dit ent ukan berdasarkan dari komposisi mineral-mineral ut ama (dit ent ukan berdasarkan persent ase volumenya) dan apabila dalam penent uan komposisi mineralnya sulit dit ent ukan secara past i, maka analisis kimia dapat dilakukan unt uk memast ikan komposisinya. Yang dimaksud dengan klasifikasi bat uan beku disini adalah semua bat uan beku yang t erbent uk sepert i yang diuraikan diat as (volkanik, plut onik, ext rusive, dan int rusive). Dan bat uan beku ini mungkin t erbent uk oleh proses magmat ik, met amorfosa, at au krist alisasi met asomat ism.
Penamaan bat uan beku didasarkan at as TEKSTUR BATUAN dan KOMPOSI SI MI NERAL. Tekst ur bat uan beku adalah hubungan ant ar mineral dan deraj at krist alisasinya. Tekst ur bat uan beku t erdiri dari 3 j enis (gambar 3.11), yait u Aphanit ics (bert ekst ur halus), Porphyrit ics (bert ekst ur halus dan kasar), dan Phanerics (bert ekst ur kasar). Pada bat uan beku kit a mengenal deraj at krist alisasi bat uan: Holohyaline (seluruhnya t erdiri dari mineral amorf/ gelas)), holocryst alline (seluruhnya t erdiri dari krist al), dan hypocryst alline (sebagian t eridiri dari amorf dan sebagian krist al). Sedangkan bent uk mineral/ but ir dalam bat uan beku dikenal dengan bent uk mineral: Anhedral, Euhedral, dan Glass/ amorf.
Gambar 3.11 Tekst ur Bat uan Beku Copyright @2009 by Dj auhari Noor
71 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ Komposisi mineral ut ama bat uan adalah mineral penyusun bat uan (Rock forming mineral) dari Bowen series, dapat t erdiri dari sat u at au lebih mineral. Komposisi mineral dalam bat uan beku dapat t erdiri dari mineral primer (mineral yang t erbent uk pada saat pembent ukan bat uan / bersamaan pembekuan magma) dan mineral sekunder (mineral yang t erbent uk set elah pembent ukan bat uan). Dalam Tabel 3.4 diperlihat kan j enis bat uan beku I nt rusif dan bat uan beku Ekst rusif dan bat uan Ult ramafik besert a komposisi mineral ut ama dan mineral sedikit yang menyusun pada set iap j enis bat uannya.
Tabel 3.4 Bat uan beku ber dasar kan kandungan mi ner al ut ama dan mi nor mi ner al
GRANI TI S
ANDESI TI S
BASALTI S
ULTRAMAFI S
I nt rusive
Granit e
Diorit e
Gabro
Ext rusive
Rhyolit e
Andesit e
Basalt
Peridot it e
Komposisi Mineral Ut ama Kuarsa, K-Feldspar Na-Plagioclase I nt ermediat e Plagioclase Amphibol, Biot it e Ca-Plagiclase Pyroxene Olivine Pyroxene Mineral Sedikit Muscovit e, Biot it e Amphibole
Pyroxene Olivine Amphibole Ca-Plagioclase (Anort hit e)
3. 4 Bat uan Gunungapi
Apabila akhirnya dalam perj alanan keat as magma dapat mencapai permukaan bumi, maka akan t erj adi gej ala vulkanisma dan membent uk sebuah gunungberapi. I st ilah vulkanisma berasal dari kat a lat in vul kani smus nama dari sebuah pulau yang legendaris. Vulkanisma dapat didefinisikan sebagai t empat at au lubang diat as muka Bumi dimana daripadanya dikeluarkan bahan at au bebat uan yang pij ar at au gas yang berasal dari bagian dalam bumi ke permukaan, yang kemudian produknya akan disusun dan membent uk sebuah kerucut at au gunung. Adapun sej umlah bahan-bahan yang dikeluarkan melalui lubang, yang kemudian dikenal sebagai pipa kepundan, t erdiri dari pecahan-pecahan bat uan yang t ua yang t elah ada sebelumnya yang membent uk t ubuh gunung-berapi, maupun bebat uan yang baru samasekali yang bersumber dari magma di bagian yang dalam dari lit osfir yang selanj ut nya disemburkan oleh gas yang t erbebas. Magma t ersebut akan dapat keluar mencapai permukaan bumi apabila geraknya cukup cepat melalui rekahan at au pat ahan dalam lit osfir sehingga t idak ada wakt u baginya unt uk mendingin dan membeku. Terdapat dua sifat dari magma yang dapat memberikan pot ensi unt uk bert indak demikian, dan it u adalah pert ama kadar gas yang ada didalam magma dan yang kedua adalah kekent alannya.
Wilayah-wilayah sepanj ang bat as lempeng dimana dua lempeng lit osfir saling berint eraksi akan merupakan t empat yang berpot ensi unt uk t erj adinya gej ala vulkanisma. Gej ala vulkanisma j uga dapat t erj adi dit empat -t empat dimana ast enosfir melalui pola rekahan dalam lit osfir naik dengan cepat dan mencapai permukaan. Tempat -t empat sepert i it u dapat diamat i pada bat as lempeng lit osfir yang saling memisah-diri sepert i pada punggung t engah samudra, at au pada lit osfir yang membent uk lant ai samudra. Tidak semua gunung-berapi yang sekarang ada dimuka Bumi ini, memperlihat kan kegiat annya dengan cara mengeluarkan bahan-bahan dari dalam Bumi. Unt uk it u gunungapi dikelompokan menj adi gunung berapi akt ip, hampir berhent i dan gunung-berapi yang t elah mat i. Gunung-berapi yang digolongkan kedalam yang hampir mat i, adalah gunung-gunung- berapi yang t idak memperlihat kan kegiat annya saat ini, t et api diduga bahwa gunungapi it u kemungkinan besar masih akan akt ip dimasa mendat ang. Biasanya gunung-berapi ini memperlihat kan indikasi-indikasi kearah bangunnya kembali, sepert i adanya sumber panas dekat permukaan yang menyebabkan t imbulnya sumber dan uap air panas, dll. Gunung-berapi yang t elah mat i at au punah adalah gunung-berapi yang t elah lama sekali t idak menunj ukkan kegiat an dan j uga t idak memperlihat kan t anda-t anda kearah it u.
3.4.1 Bahan-bahan yang di kel uar kan pada er upsi gunung-ber api
Kegiat an gunung-berapi dapat diikut i dengan keluarnya bahan yang bersifat encer pij ar yang mengalir dari pusat nya dan dinamakan lava atau berupa fragmen-fragmen bebat uan berukuran Copyright @2009 by Dj auhari Noor
72 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ bongkah hingga debu yang halus yang disemburkan dengan let usan. Disamping it u j uga dikeluarkan sej umlah gas dan uap. Produk-produk kegiat an gunung-berapi dapat dikelompokan menj adi 4 kelompok, yakni : (1). Aliran lava, (2). Gas dan uap, (3). Piroklast ika at au rempah- rempah gunugapi dan (4). Lahar, yait u rempah-rempah lepas yang t ert imbun pada t ubuh gunungapi yang kemudian diangkut oleh media air sebagai larut an pekat dengan densit as t inggi.
Aliran Lava adalah lelehan pij ar yang keluar ke permukaan berasal dari magma. Susunan dari lava dianggap sama dengan magma asalnya, kecuali hilangnya sej umlah gas kedalam at mosfir. Jenis lava yang paling banyak dij umpai dimuka Bumi adalah j enis basalt , yang sumbernya berasal dari magma bersusunan mafis. Hal ini disebabkan karena sifat dari magma mafis disamping suhunya yang t inggi j uga karena sifat fisiknya yang encer, sehingga akan lebih mudah mencapai permukaan dan mengawali kegiat an vulkanisma. Sedangkan magma yang asam karena suhunya yang relat ip rendah, akan lebih mudah mendingin dan membeku, sehingga hanya dalam j umlah yang kecil saj a yang dapat keluar mencapai permukaan dan mengalir. Kenyat aan ini j uga yang akan menj elaskan mengapa susunan kerak-benua lebih banyak dibangun dari bat uan bersusunan granit is. Disisi lain andesit mempunyai susunan yang berada diant ara basalt dan rhyiolit . Karena it u vulkanisma yang mengeluarkan lava andesit is akan lebih sering t erj adi dibandingkan yang rhyiolit is, namun j auh lebih kurang apabila dibandingkan dengan yang basalt is.
3.4.2 Ti pe- t i pe l ava
Berdasarkan komposisi dan sifat fisik dari magma asalnya, sifat -sifat ekt ernal dari lava sepert i cara-cara bergerak (mengalir), sebaran dan sifat int ernalnya sepert i bent uk dan st rukt urnya set elah membeku, t ipe lava dapat dibagi menj adi 3 (t iga) kelompok, yait u : (1). lava basalt is. (2). Lava andesit is dan (3). Lava rhyiolit is
1. Lava basal t i s :
Merupakan lava yang paling banyak dikeluarkan berasal dari magma yang bersusunan mafis, bersuhu t inggi dan mempunyai viskosit as yang rendah. Lava ini akan mudah mengalir mengikut i lembah yang ada dan mampu menyebar hingga mencapai j arak yang sangat j auh dari sumbernya apabila lerengnya cukup besar, t ipis dan magma yang keluar cukup banyak. Di Hawaii lava basalt is mampu menempuh j arak 50 Km dari sumbernya dengan ket ebalan rat a-rat a 5 met er. Di I celand bahkan j araknya dapat mencapai 100 Km lebih, dan di dat aran Columbia lebih dari 150 Km. Lava basalt is akan membeku menghasilkan 2 macam bent uk yang khas, yait u bent uk Aa dan Pahoehoe (ist ilah Polynesia di Hawaii, dilafalkan : pa-hoy-hoy , yang art inya t ali ) .
Lava yang encer akan bergerak mengalir dengan kecepat an 30 Km/ j am, menyebar sehingga mampu mencapai ket ebalan 1 met er, dan membeku dengan permukaan yang masih elast is sehingga akan t erseret dan membent uk lipat an-lipat an melingkar sepert i t ali (gambar 3.13). Semakin j auh dari pusat nya kekent alannya akan meningkat dan membeku dengan permukaan yang rapuh namun bagian dalamnya yang masih panas dan encer t et ap bergerak dan menyeret bagian permukaannya yang membeku. Karena bagian dalamnya bergerak lebih cepat dari permukaannya, maka akibat nya akan membent uk permukaan lava yang kasar, dengan uj ung-uj ungnya yang runcing-runcing. Bent uk lava sepert i it u disebut Aa (dilafalkan ah-ah ).
Block lava at au lava bongkah merupakan ist ilah yang dit erapkan unt uk segala j enis lava yang mempunyai permukaan yang kasar berbongka-bongkah. Kedalamnya j uga t ermasuk lava Aa. Bent uk bongkah t erj adi karena permukaan lava yang lebih cepat membeku sedang dibagian dalamnya masih bergerak karena panas dan agak kent al. Sifat khas lainnya yang t erdapat pada beberapa j enis lava basalt is adalah kehadiran lubang-lubang dari bekas kandungan gas yang keluar pada saat lava membeku. Gas yang t erlarut didalam magma akan naik ke bagian at as dari magma pada saat mendingin dan kemudian meninggalkan lubang-lubang ( vesicles ) sebesar kacang pada bagian permukaan lava. Basalt yang mempunyai lubang- lubang dalam j umlah yang cukup banyak dinamakan scoria.
Copyright @2009 by Dj auhari Noor
73 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________
Rhyolit e Granit e
Syenit e Granodiorit
Andesit Diorit
Basalt Gabro
Pyroxenit e Peridot it
Gambar 3.12 Bat uan beku Ext rusive dan I nt rusive yang berkomposisi asam, int ermediat e, basa, dan ult rabasa. Copyright @2009 by Dj auhari Noor
74 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ Lava basalt is pada saat membeku j uga sering membent uk st rukt ur sepert i t iang (Gambar 3.14), dengan penampang segi lima (columnar j oint ing). Apabila keluarnya lava basalt berlangsung dibawah laut (submarine), lava akan membeku membent uk st rukt ur-st rukt ur membulat lonj ong dengan permukaan yang licin sepert i permukaan gelas akibat dari pendinginan yang cepat , dan cembung t et api dengan dasar yang mendat ar. Lava yang mengalir kemudian diat asnya, akan mengikut i permukaan membulat yang t elah ada dibawahnya. Disamping bent uknya yang yang menyerupai t umpukan-t umpukan bent uk lonj ong dengan permukaan membulat , j uga penampangnya memperlihat kan st rukt ur rekahan radial yang t erbent uk sebagai akibat perenggangan. Ciri khas lainnya dari lava bant al adalah adanya sedimen yang mengisi ruang diant ara bent uk lonj ongnya, yait u endapan laut yang t erperangkap pada saat lava mengalir dan membeku.
Gambar 3.13 Lava berbent uk t ali (Lava Pahoe- hoe)
Gambar 3.14 Lava berbent uk t iang (Columnar Joint )
2. Lava andesi t i s
Lava ini mempunyai susunan ant ara basalt is dan rhyolit is, at au int ermediat e. Lava andesit is yang mempunyai sifat fisik kent al, t idak mampu mengalir j auh dari pusat nya. Pada saat membeku, sepert i halnya lava basalt i j uga dapat membent uk st rukt ur Aa, kekar t iang dan st rukt ur bant al. Tet api j arang sekali kembent uk st rukt ur Pahoe-hoe.
3. Lava rhyol i t i s
Karena magma j enis ini sifat nya sangat kent al, j arang sekali dij umpai sebagai lava, karena sudah membeku dibawah permukaan sebelum t erj adi erupsi.
Gas dan uap yang dikeluarkan oleh gunungapi beberapa daripadanya berasal dari permukaan bumi. Air yang berasal dari permukaan at au dekat permukaan Bumi, akan diubah menj adi uap pada saat ia bersent uhan dengan permukaan magma dan berkembang menj adi let usan yang hebat . Jumlah gas yang t erdapat didalam magma, berkisar ant ara 1% hingga set inggi-t ingginya 9%, dimana yang ut ama adalah uap air dan CO 2 dengan sedikit N, SO 2 , Cl dan beberapa yang lainnya. Pada kedalaman beberapa puluh Km, gas-gas t ersebut t et ap berada dalam kadaan t erlarut didalam magma yang berada dalam kondisi t ert ekan oleh bat uan sekit arnya. Gas-gas t ersebut kemudian akan t erkumpul dibagian at as dari magma yang bergerak naik sert a menekan bat uan yang t erdapat diat asnya. Apabila gas t ersebut samasekali t erhalang j alannya, umpamanya karena ada sumbat , maka ini akan meningkat kan t ekanan t erhadap bat uan diat asnya dan akhirnya akan menghancurkannya. Demikian penghalang t ersebut dapat disingkirkan, maka gas akan mengembang. Let usan awal akan menyeret sert a bahan-bahan bat uan yang ada dan kemudian diikut i oleh sempalan-sempalan lava keudara.
Piroklast ika at au rempah-rempah gunung-berapi, Pyro berart i pij ar, dan klast ika adalah bent uk fragmment al. Piroklast ika t erdiri dari fragmen-fragmen pij ar berukuran halus (debu) hingga berukuran bongkah-bongkah besar yang disemburkan pada saat t erj adi let usan. Fragmen- Copyright @2009 by Dj auhari Noor
75 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ fragmen t ersebut berasal dari bat uan yang t elah ada yang membent uk pipah t ubuh gunung-berapi t ersebut , dan yang berasal dari magma yang t urut t erseret ket ika gas dengan t ekanan yang kuat menghembus keudara. Bongkah-bongkah berukuran besar-besar hingga mencapai 100 t on mampu dilempar sampai j arak 10Km dari pusat nya.
Piroklast ika dapat diangkut oleh udara, yang kasar kemudian dij at uhkan disekit ar t ubuh gunung api, sedangkan yang halus akan dibawa angin ket empat yang lebih j auh bahkan dapat berada di udara hingga mencapai beberapa hari. Gunung-berapi Krakat au yang berada di Selat Sunda pada saat melet us pada t ahun 1883, t elah mengeluarkan awan piroklast ika set inggi 80 Km keudara, menghalangi sinar mat ahari sehingga menimbulkan kegelapan sampai t iga hari bert urut -t urut . Fragmen debunya yang halus t ert iaup angin dan menghambat radiasi sinar mat ahari secara global hampir sebanyak 10% dan berdampak t erhadap suhu hingga t urun 1 C. Debu yang halus t et ap t inggal mengambang diudara dan menyebabkan warna yang memudar pada saat mat ahari t enggelam hingga beberapa t ahun. Disamping oleh udara, piroklast ik yang j at uh disekeliling t ubuh gunung api, j uga diangkut oleh media air huj an yang mengalir melalui lereng sebagai aliran lumpur yang pekat dan disebar ke dat aran rendah.
Gambar 3.15 Erupsi mat erial piroklast ik
Piroklast ika dikelompokan berdasarkan (1) susunannya secara umum, (2) cara t erj adinya, (3) ukuran fragmen, (4) keadaan pada saat disemburkan dan j at uh kepermukaan bumi, dan (5) berdasarkan t ingkat konsolidasinya. Namun pengelompokan piroklast ika yang paling banyak digunakan dan paling pent ing adalah yang didasarkan kepada ukuran dan bent uk fragmen dan t ingkat konsolidasinya.
Bom vul kani k adalah fragmen berukuran lebih besar dari 64 mm. Karena pada saat dilempar keudara keadaannya masih bersifat lelehan, maka pada saat membeku dan j at uh bent uknya ada yang t erput ar, dan ada pula yang set elah j at uh bagian dalamnya masih bersifat leleh pij ar, dan set elah mendingin seluruhnya akan mempunyai permukaan rekah-rekah menyerupai kerak rot i . Akumulasi bom-bom volkanik (bent uknya agak membundar) yang memadat dan membent uk sekelompok bat uan, dinamakan aglomerat . Sedangkan unt uk fragmen-fragmen berukuran bongkah yang bent uknya menyudut akan memadat dan membent uk bat uan sebagai breksi vulkanik.
Lapi l i adalah fragmen yang berukuran ant ara 64 dan 2 mm dan apabila memadat akan membent uk bat uan dinamakan lapili aglomerat at au lapili breksia, t ergant ung dari bent uk fragmennya.
Debu vul kani k adalah fragmen yang berukuran kurang dari 2 mm hingga ukuran debu dan apabila memadat dan membat u dinamakan t ufa. Tufa dapat j uga mengandung beberapa fragmen berukuran besar (lapili at au breksi), maka kit a j uga mempunyai ist ilah-ist ilah t ufa- lapili dan t ufa-breksi. Dilapangan kedua ist ilah ini dapat diamat i sebagai lapili at au breksi sebagai fragmen, dan t ufa sebagai semennya.
Copyright @2009 by Dj auhari Noor
76 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ 3.4.3 Lahar
Lahar adalah ist ilah I ndonesia yang digunakan t erhadap produk gunungapi yang diangkut oleh media air met eorik (huj an) at au berasal dari danau kepundan. I st ilah ini sudah menj adi int ernasional yang sebelumnya dikenal sebagai mudflow at au fragment al flow . Lahar bergerak mengalir sepert inya lava, dikendalikan oleh gayaberat dan t opografi. Di I ndonesia, t erut ama bagi orang awam, ist ilah lahar dan lava acapkali dikaburkan. Apa yang mereka sebut lahar, sebenarnya adalah lava yang keluar dari kepundan.
Tidak semua gunung-berapi di I ndonesia menghasilkan aliran lahar. Lahar umumnya kit a j umpai diwilayah sekit ar gunung-berapi yang secara periodik memperlihat kan kegiat annya dan mengeluarkan bahan piroklast ika. Gunung Merapi di Jawa Tengah at au G. Semeru di Jawa Timur, adalah gunung-berapi yang sering diberit akan t erj adinya aliran lahar. Namun demikian endapan- endapan lahar yang mempunyai ciri-ciri khas, masih dapat dikenali di gunung-gunung-berapi yang sudah t idak memperlihat kan kegiat annya. Bahkan endapan lahar j uga t erlihat pada produk gunungapi Tersier. Berdasarkan cara t erj adinya kit a kenal adanya dua j enis lahar, yait u : (1). lahar dingin dan (2) lahar panas.
1. Lahar di ngi n
Rempah-rempah gunung-berapi yang masih belum t erkonsolidasi, yang t erkumpul dibagian puncak dan lereng, pada saat at au beberapa saat set elah erupsi kemudian t erj adi huj an, maka bahan-bahan piroklast ika t ersebut akan diangkut dan bergerak kebawah sebagai aliran pekat dengan densit as t inggi. Bahan-bahan piroklast ika mulai dari bongkah, bom vulkanik, lapili dan debu akan bergerak kebawah melalui lembah-lembah pada lereng gunung-berapi. Karena densit asnya yang besar sert a geraknya dikendalikan oleh t arikan gayaberat dan t opografi, maka aliran lahar mampu mengangkut bongkah-bongkah ukuran besar (sebesar rumah sekalipun) hingga j arak yang sangat j auh.
Endapan lahar dingin dicirikan oleh pemilahannya yang sangat buruk, meskipun masih nampak adanya kecenderungan bahwa fragmen yang besar-besar dan berat akan t erkumpul dibagian bawah dari endapan. Kadang-kadang endapan lahar dingin sulit dibedakan dari endapan awan panas, t erut ama endapan yang sudah lama. Set elah perj alannya agak j auh dari sumbernya, lahar ini akan berangsur menj adi sungai dan mengendapkan bebannya sebagaimana sungai biasa.
2. Lahar panas
Beberapa gunung-berapi, dasar kepundannya bersifat kedap air sehingga sej umlah air huj an akan t erkumpul sehingga akan t erbent uk sebuah danau. Di I ndonesia gunung-gunung berapi yang mempunyai danua diat asnya adalah G. Kelud di Jawa Timur, G. Galunggung di Jawa Barat dan G. Agung di Bali. Bahan lempung yang menyebabkan dasar kepundan kedap air it u berasal dari ubahan bat uan yang membent uk dinding kepundan oleh gas-gas yang keluar dari pipa. Bahan yang halus ini akan diangkut oleh huj an yang t urun dan diendapkan pada dasar kepundan.
Berdasarkan cat at an pakar gunung-berapi di I ndonesia, G. Galunggung di Jawa-Barat , pada t ahun 1822 melet us dan memunt ahkan seluruh danau besert a isinya yang sudah t ercampur bahan-bahan dari magma. Akibat dari let usan t ersebut , t erj adi aliran lahar panas dan mampu menumpuh j arak 60 Km. G.Kelud di Jawa-Timur yang mempunyai danau pada kepundannya, pada let usan yang t erj adi pada t ahun 1919 t elah menimbulkan t erj adinya aliran lahar panas yang merusak 130 Km2 lahan pert anian dan menghilangkan hampir 5000 j iwa. Karena gunung-berapi ini memperlihat kan kegiat annya secara t erat ur, maka unt uk menghindari t erj adinya malapet aka sepert i yang berlangsung pada t ahun 1919, pemerint ah Hindia Belanda wakt u it u membangun t erowonga-t erowongan. Tuj uan dari pembangunan t erowongan t ersebut adalah unt uk mengurangi volume air yang t erkumpul dalam kepundan sehingga apabila t erj adi let usan, t idak akan t erlalu banyak mengeluarkan lahar. Copyright @2009 by Dj auhari Noor
77 Bab 3. Mi ner al dan Bat uan Pengant ar Geol ogi ___________________________________________________________________________________________________ Copyright @2009 by Dj auhari Noor
78 3.4.4 Bat uan Pi r okl ast i k Bat uan piroklast ik adalah bat uan beku ekst rusif yang t erbent uk dari hasil erupsi gunungapi (volkanisme). Erupsi gunungapi pada umumnya mengeluarkan magma yang dilemparkan (explosive) ke udara melalui lubang kepundan dan membeku dalam berbagai ukuran mulai dari debu (ash) hingga bongkah (boulder). Tuff adalah bat uan gunungapi yang t erbent uk dari suat u campuran fragmen fragmen mineral bat uan gunungapi dalam mat rik debu gunungapi. Tuff t erbent uk dari kombinasi debu, bat uan dan fragmen mineral (piroklast ik at au t ephra) yang dilemparkan ke udara dan kemudian j at uh ke permukaan bumi sebagai suat u endapan campuran. Kebanyakan dari fragmen bat uan cenderung merupakan bat uan gunungapi yang t erkonsolidasi dari hasil erupsi gunungapi. Kadangkala mat erial erupsi yang masih panas mencapai permukaan bumi dan kemudian menbeku menj adi welded t uff . Bat uan piroklast ik secara umum dikelompokan berdasarkan pada ukuran but ir sepert i halnya dengan bat uan klast ik lainnya / bat uan t errigenous lainnya. 1. Bat upasi r Tuf : Bat uan t uf merupakan bat uan volkaniklast ik berukuran kurang dari 2mm. Berdasarkan kehadiran hablur (cryst al), lit ik (lit hic) at au kaca/ gelas (vit rik), t uf ini dapat dikelaskan menj adi: a). Tuf hablur; b).Tuf vit rik; dan c). Tuf lit ik
2. Aggl omer at : Agglomerat adalah bat uan volkaniklast ik (piroklast ik) yang berukuran lebih besar daripada 64mm. Agglomerat t erbent uk akibat dari let upan gunung api, dan t erbent uk berdekat an dengan kawah gunung berapi.
Tabel 3.5 Kl asi f i kasi Bat uan Gunungapi
Ukur an But i r But i r an Vol kanokl ast i k Bat uan Pi r okl ast i k
> 64mm
Bombs - ej ect ed fluid Blok - ej ect ed solid
Agglomerat volcanik breksia
2mm - 64mm
Lapilli
Bat u lapilli (lapillist one)
0.06mm - 2mm
Debu (Ash)
Tuff
< 0.06mm
Dush
Tuff
Gambar 3.16 Kl asi f i kasi bat uan pi r okl ast i k